Anda di halaman 1dari 23

INTERPERETATION OF COMPLETE BLOOD COUNT RESULT

HAEMATOLOGIC SYSTEM AND DISORDERS AND CLINICAL


ONCOLOGY

Disusun oleh : SGD A6

Ervina Cindranela 1702511025


Ichlazul Ma’ruf 1702511042
Ida Bagus Putra Adyatma 1702511060
Kadek Gyna Yadnya Swari 1702511088
Ni Luh Putu Yunia Dewi 1702511117
I Dewa Made Agus Paramarta Putra 1702511133
I Gusti Ayu Agung Diah Harini 1702511155
Saldi Ardyanswari Pasauran 1702511178
Gede Agung Dhimasena Widyananda 1702511202
Kadek Dwi Pradnyawati 1702511007
Erick Kusuma Tandiono 1702511026
Made Dwiki Pradnyana Harisutha 1702511043

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
INTERPERETATION OF COMPLETE BLOOD COUNT RESULT
HAEMATOLOGIC SYSTEM AND DISORDERS AND CLINICAL
ONCOLOGY

Disusun oleh : SGD A6

Ervina Cindranela 1702511025


Ichlazul Ma’ruf 1702511042
Ida Bagus Putra Adyatma 1702511060
Kadek Gyna Yadnya Swari 1702511088
Ni Luh Putu Yunia Dewi 1702511117
I Dewa Made Agus Paramarta Putra 1702511133
I Gusti Ayu Agung Diah Harini 1702511155
Saldi Ardyanswari Pasauran 1702511178
Gede Agung Dhimasena Widyananda 1702511202
Kadek Dwi Pradnyawati 1702511007
Erick Kusuma Tandiono 1702511026
Made Dwiki Pradnyana Harisutha 1702511043

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan student project yang
berjudul “Interpretation Of Complete Blood Count Result ” tepat waktu. Penulisan
student project ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Interpretation
Of Complete Blood Count Result.
Dalam penyelesaian student project ini, penulis mengalami beberapa kesulitan
terutama dalam penentuan sub bahasan serta pemilihan kosa kata. Namun berkat
bimbingan dari berbagai pihak, tulisan ini akhirnya bisa terselesaikan. Oleh karena
itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Fasilitator kami, dr. I Made Dwija Putra Ayusta, Sp. Rad atas bimbingan dan
motivasi yang selalu diberikan.
2. Evaluator kami, dr. AA Widyana, Sp.A atas bimbingan dan arahan yang
mencerahkan.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar bisa lebih
baik lagi di kemudian hari.

Denpasar, 27 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ............................................................................................ 2
2.2 Indikasi Pemeriksaan Darah Lengkap ............................................ 2
2.3 Proses Pemeriksaan Darah Lengkap ............................................... 3
2.4 Parameter Pemeriksaan ................................................................... 7
A. Leukosit (WBC) .................................................................................. 7
a. Neutrofil ............................................................................................. 7
b. Limfosit .............................................................................................. 8
c. Monosit ............................................................................................... 9
d. Eosinofil ............................................................................................. 9
e. Basofil ................................................................................................ 9
B. Eritrosit ............................................................................................... 10
C. HGB .................................................................................................... 10
D. HCT .................................................................................................... 11
E. MCV ................................................................................................... 12
F. MCH ................................................................................................... 12
G. MCHC ................................................................................................ 13
H. RDW ................................................................................................... 13
I. PLT ...................................................................................................... 13
J. MPV ................................................................................................... 14
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk menunjang diagnosis suatu penyakit yang diderita pasien yang datang
ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan suatu gejala klinis, melihat respon tubuh
terhadap suatu penyakit, maupun melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien
dibutuhkan suatu pemeriksaan penunjang yang disebut pemeriksaan darah lengkap
(Complete Blood Count / CBC).1 Pemeriksaan darah lengkap merupakan hal yang
umum dan penting dilakukan dalam penegakan diagnosis pasien. Terdapat nilai
normal yang ditetapkan sebagai kriteria seorang pasien tidak mengalami gangguan.
Bila hasil pemeriksaan yang didapatkan lebih atau kurang dari nilai normal
biasanya akan dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap
gangguan tersebut sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan.
Oleh karena itu, kami merasa penting untuk membahas tentang interpretasi
pemeriksaan darah lengkap melalui student project ini mengingat pemeriksaan ini
merupakan pemeriksaan yang penting dan umum dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang kami bahas dalam student project ini adalah :
1. Apakah definisi dari interpretasi pemeriksaan darah lengkap?
2. Bagaimana indikasi pemeriksaan darah lengkap?
3. Bagaimana proses pemeriksaan darah lengkap?
4. Bagaimana parameter pemeriksaan darah lengkap?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan student project ini adalah :
1. Mengetahui definisi dari interpretasi pemeriksaan darah lengkap
2. Mengetahui indikasi pemeriksaan darah lengkap
3. Mengetahui proses pemeriksaan darah lengkap
4. Mengetahui parameter pemeriksaan darah lengkap

1
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Definisi
Pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan
penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon
tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat
kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.1
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu : 1
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
4. Trombosit (platelet)
5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
9. Platelet Disribution Width (PDW)
10. Red Cell Distribution Width (RDW)
Pemeriksaan darah lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang datang ke suatu
Rumah Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar nilai
normal biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut,
sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan
suatu laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.1

2.2 Indikasi Pemeriksaan Darah Lengkap


Pemeriksaan darah lengkap merupakan pemeriksaan yang umum dilakukan
dengan indikasi sebagai berikut:2
a. Untuk meninjau kesehatan secara menyeluruh
Pemeriksaan darah lengkap adalah salah satu pemeriksaan medis rutin untuk
memantau kesehatan secara umum dan untuk menskrining beragam penyakit
seperti anemia atau leukemia.
b. Untuk mendiagnosis kondisi medis tertentu
Penegakan diagnosis merupakan aspek fundamental dalam suatu pengobatan.
Pemeriksaan darah lengkap umumnya dilakukan untuk membantu proses
penegakkan diagnosis pasien pada kondisi medis tertentu seperti adanya

2
3

kelemahan (weakness), kelelahan, demam, peradangan, memar, atau


pendarahan.
c. Untuk memonitor kondisi medis
Pemeriksaan darah lengkap mampu memonitor kondisi pasien yang
terdiagnosis mengalami blood disorder yang dapat memengaruhi jumlah sel
darah.
d. Untuk memonitor pengobatan
Pemeriksaan darah lengkap dapat digunakan untuk memantau kesehatan
pasien yang sedang mengonsumsi obat yang dapat memengaruhi jumlah sel
darah

2.3 Proses Pemeriksaan Darah Lengkap


Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter
pemeriksaan, yaitu:3
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
4. Trombosit (platelet)
5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
9. Platelet Disribution Width (PDW)
10. Red Cell Distribution Width (RDW)
Pemeriksaan darah lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang
datang ke suatu Rumah Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika
didapatkan hasil yang diluar nilai normal biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan
yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut, sehingga diagnosa dan terapi yang
tepat bisa segera dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium
untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.3

Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi
sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi
4

yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Dalam


menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus
memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium
klinik, yaitu:3
 Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
 Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
 Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
 Anak anak : 11-13 gram/dl
 Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
 Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
 Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
 Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia.
Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan,
kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit
sistemik (kanker, lupus,dll). Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat
dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa
penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi, dll.3

Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah
merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal
hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar
36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus
dengan kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi
pada penyakit-penyakit yang sama.3

Leukosit (White Blood Cell / WBC)


Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi
infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
5

Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi
virus, penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada
penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia,
gagal ginjal, dll.3

Trombosit (platelet)
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam
proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam
morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet
clumping (trombosit bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya
tidak ada keluhan. Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa
ditemukan pada kasus demam berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura
(ITP), supresi sumsum tulang, dll.3

Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)


Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling
banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk
diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke
paru-paru.Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah,
sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi
bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif
kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang
rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik
seperti kanker dan lupus, dll.3

Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)


Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu
kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya
dipakai antara lain :3
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER),
yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
Hematokrit
MCV = x 10
Eritrosit
6

Nilai normal = 82-92 fl


MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata
(HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
Hemoglobin
MCH = x 10
Eritrosit

Nilai normal = 27-31 pg


MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi
Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per
eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
Hemoglobin
MCHC = x 100
Hematokrit

Nilai normal = 32-37 %

Laju Endap Darah


Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah
kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan
mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama
proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis),
penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya
kehamilan).
International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH)
merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan
LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet
Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen : laki-laki : 0 – 15 mm/jam, perempuan
: 0 – 20 mm/jam.3

Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)


Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis
leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi
yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit,
eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih
spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya
menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan
jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah
7

leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl. Nilai normal : Eosinofil 1-3%,
Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8%.3

Platelet Disribution Width (PDW)


PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi dapat
ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis, sedangkan kadar PDW yang
rendah dapat menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil.3

Red Cell Distribution Width (RDW)


RDW merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. RDW yang tinggi
dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan biasanya ditemukan
pada anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12,
sedangkan jika didapat hasil RDW yang rendah dapat menunjukan eritrosit yang
mempunyai ukuran variasi yang kecil.3

2.4 Parameter Pemeriksaan


A. Leukosit (WBC)
a. Neutrofil

Sumber: Junqueira’s Basic Histology 13th Edition.4


Gambar 1. Fitur Struktural Leukosit

Neutrofil atau disebut juga dengan polimorfonuklear merupakan jenis sel


darah putih yang paling banyak, ada sekitar 60% sampai 70% dari total jenis
leukosit lainnya. Neutrofil memiliki diameter 9 m hingga 12 m dengan inti yang
berlobus-lobus (3-5 lobus). Neutrofil tergolong dalam sel darah putih granulosit,
dimana terdapat tiga tipe granula yaitu granula spesifik, azulifilik dan tersier
8

(gambar 1). Neutrofil berfungsi sebagai fagositosis dan menghancurkan bakteri


dengan masa hidup kurang dari 7 hari.5
Rentang nilai normal neutrofil pada pemeriksaan CBC sekitar 50-70%,
dinama nilai ini digunakan sebagai nilai rujuk untuk mendiagnosis penyakit
tertentu. Nautrofil sedikit meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Peningkatan nilai neurtofil disebut dengan neutrofilia dan penurunan nilai neutrofil
disebut dengan neutropenia. Keadaan yang bisa menyebabkan peningkatan
neutrofil yaitu stres fisik atau emosional; infeksi akut supuratif; leukemia
mielositik; trauma; sindrom cushing; kelainan inflamatorik seperti demam rematik,
tiroiditid, artritis reumatoid; kelainan metabolik seperti ketoasidosis, piral/gout dan
eklampsia. Penurunan neutrifil terjadi ada keadaan seperti anemia aplastik;
defisiensi zat besi; infeksi bakteri hebat terutama pada orang tua lanjut usia; infeksi
virus seperti hepatitis, influenza, campak; terapi radiasi; penyakit addison dan
pengaruh obat-obatan mielotoksik seperti pada orang kemoterapi.6

b. Limfosit
Limfosit merupakan sel darah putih agranulosit yang mencakup 20% hingga
25% dari total keseluruhan leukosit yang beredar. Limfosit memilki diameter 8 m
sampai 10m, memiliki inti besar yang bulat meliputi hampir seluruh sel (gambar
1). Sel limfosit di bagi menjadi 3 yaitu sel limfosit B, sel limfossit T dan sel Null,
secara morfologis ketiga sel tersebut tidak dapat dibedakan namun dapat dikenali
melalui perbedaan penanda pemurkaannya. Sel limfosit T dan B merupakan sel
yang berperan dalan sistem imun.5
Normalnya sel limfosit memiliki nilai rujuk yaitu 25-40%. Peningkatan nilai
limfosit disebut dengan limfositosis dan penurunannya disebut dengan limfopenia.
Ada beberapa keadaan yang bisa menyaebabkan peningkatan limfosit diantaranya
yaitu infeksi bakteri kronis; infeksi virus seperti campak, rubella, dan hepatitis;
leukemia limfositik; mieloma multiple; mononuklear infeksiosa dan radiasi.
Adapun keadaan yang menyebabkan penurunan limfosit diantaranya leukemia;
sepsis; penyakit imunodefisiensi; lupus eritematosa; fase lanjutan infeksi HIV;
pengaruh obat-obatan kortikosteroid, antineoplastik dan terapi radiasi.6
9

c. Monosit
Monosit merupakan sel darah putih terbesar dalam sirkulasi darah, dengan
diameter penampangnya yaitu 10-12 µm. Jumlah monosit yang beredar dalam
sirkulasi yaitu 3-8% dari total keselurah sel darah putih. Masa hidup monosit
berkisar antara jam hingga tahun setelah beredar dalam sirkulasi.7
Dalam cek darah lengkap, nilai absolut monosit yang digunakan adalah 400-
1000 sel/mL sementara nilai persentase monosit yang digunakan adalah 1-10%.
Apabila hasil cek darah lengkap menunjukkan di bawah nilai monosit yang
digunakan, kemungkinan terdapat suatu keadaan imunosupresi, kegagalan sumsum
tulang, ataupun efek dari kemoterapi. Apabila hasil cek darah lengkap
menunjukkan di atas nilai monosit yang digunakan, kemungkinan terdapat suatu
keadaan infeksi kronis, penyakit autoimun, ataupun leukemia.8

d. Eosinofil
Eosinofil memiliki diameter penampang sebesar 10-12 µm dan menyusun 2-
4% dari total keselurah sel darah putih yang beredar dalam sirkulasi darah. Masa
hidup eosinofil mencapai kurang dari 2 minggu setelah beredar dalam sirkulasi
darah.7
Dalam cek darah lengkap, nilai absolut eosinofil yang digunakan adalah 0-
800 sel/mL sementara nilai persentase monosit yang digunakan adalah 0-7%.
Apabila hasil cek darah lengkap menunjukkan di bawah nilai eosinofil yang
digunakan, umumnya bukan merupakan suatu masalah. Apabila hasil cek darah
lengkap menunjukkan di atas nilai eosinofil yang digunakan, kemungkinan terdapat
suatu keadaan infeksi parasite.8

e. Basoffil
Basofil adalah sel darah putih yang memiliki banyak granula sitoplasma yang
gelap hingga menutupi inti. Granula ini mengandung heparin dan histamin.
Didalam jaringan, basophil menjadi sel mast. Basofil mempunyai lokasi pengikatan
immunoglobulin E (IgE) dan degranulasinya disertai pelepasan histamin.9 Dalam
differential blood count, nilai hitung basofil secara normal adalah 0-100 sel/mcL
atau 0-0.5%, dimana peningkatan dari jumlah ini menandakan keadaan alergi.8
Pengecekan basofil umumnya dilakukan untuk mengetahui keadaan chronic
10

myeloid leukemia, myelodysplastic syndrome, suspek rhinitis alergika, dan curiga


adanya infeksi parasite. Jumlah basophil meningkat dalam darah menandakan
keadaan ulcerative colitis, hipotiroidisme, pasca splenektomi, nefrosis, dan
leukemia. Sementara jumlah basofil yang menurun menandakan keadaan ovulasi,
kehamilan, hipertiroidisme, stres, dan reaksi alergi akut.10

B. Eritrosit (RBC)
Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel darah yang berfungsi untuk
membawa oksigen dan karbondioksida. Eritrosit hidup dan beredar dalam darah
tepi rata-rata selama 120 hari. Setelah 120 hari eritrosit akan mengalami penuaan
(senescence) kemudian akan dikeluarkan dari sirkulasi melalui sistem RES.11 Sel
darah merah berdiameter 8 μm dan menghasilkan energi secara anaerob untuk
menghantarkan oksigen dan karbon dioksida.9
Red blood cell (RBC) count adalah jumlah eritrosit dalam satu mm3 darah.
Nilai hitung RBC akan rendah dalam keadaan defisiensi besi, perdaraharan,
keadaan hemolisis, dan gangguan pada sumsum tulang. Peningkatan RBC dapat
mengindikasikan bahwa seseorang tinggal di daerah ketinggian, melakukan
olahraga dalam waktu yang lama, atau mengindikasikan kompensasi tubuh
terhadap keadaan hipoksia.12 Nilai normal hitung RBC pada laki-laki adalah 4.7-
6.1 x103/ mcL, sementara pada perempuan 4.2-5.4 x103/mcL.8

C. HGB (Haemoglobin)
Haemoglobin berfungsi mengangkut oksigen ke jaringan. Molekul
haemoglobin tersusun dari haem dan globin. Haem terbentuk dari Fe dan
protoporphyrin yang terbentuk di mitokondria. Globin terbentuk dari rantai asam
amino dalam ribosom.13
Daya ikat Hb terhadap O2 menurun : mudah melepaskan O2 terjadi dalam
keadaan:
- bila kadar 2,3–DPG menurun
- kadar H+ atau CO2 meningkat.
Nilai normal Hb ( bervariasi ):
Laki-laki : 13,4 – 17,7 g/dl
Wanita : 11,4 – 15,1 g/dl
Neonatus : 16,5 + 3 g/dl
11

Anak : 3 bln : 12,0 + 1,5 g /dl


Manfaat pemeriksaan Hb:
1. Pemeriksaaan penyaring utk tegakkan diagnosa
2. Pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit
3. Petunjuk kemajuan terapi
Kadar Hb normal bervariasi tergantung :
1) Umur
2) Jenis Kelamin
3) Geografi (tinggi rendahnya daerah)
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia.
Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan,
kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit
sistemik (kanker, lupus,dll). Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat
dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa
penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi, dll.13

D. HCT (Haematocrit)
Presentase volume sel darah merah terhadap volume darah seluruhnya (Darah
+ anticoagulan à dipusingkan).13
Normal : Dewasa Laki-laki : 45 – 47 %, Dewasa Wanita : 40 – 42 %
Hematokrit meningkat pada :
- Peningkatan Juml RBC : Policitemia
- Penurunan vol plasma
- Makrositosis
Hematokrit menurun pada :
- Anemia
- Micrositosis
- Dilusi = hidrasi
Penyebab kesalahan pemeriksaan:
1. Sample darah diambil setelah terjadi perdarahan (Hematocrit cenderung tinggi)
2. Anticoalugan berlebih
3. Kecepatan & waktu pemusingan (Macro 30’, Mikro 5-10’)
4. Terlalu lama Vena terbendung.13
12

E. MCV (Mean Corpuscular Volume)


MCV atau dalam bahasa Indonesia sering disebut VER (Volume Eritrosit
Rata-rata) adalah indeks untuk menentukan volume sel darah merah atau eritrosit.
MCV menunjukkan ukuran sel darah merah tunggal apakah sebagai Normositik
(ukuran normal), Mikrositik (ukuran kecil), atau Makrositik (ukuran besar).14
Parameter yang satu ini mempunyai rentang normal 80 sampai dengan 95 femtoliter
(10-15 liter). Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung Mean Corpuscular
Volume ialah MCV (fL) = Nilai Hematokrit (%) x 10 : Jumlah sel darah merah
(juta/μL).8,15
Nilai MCV yang menurun menandakan bahwa volume dari sel darah merah
tunggal menurun pula. Kondisi yang menyebabkan hal ini, antara lain anemia
mikrositik, anemia pernisiosa, defisiensi besi, arthritis rheumatoid, thalasemia,
anemia sel sabit, hemoglobin C, keracunan timah, dan radiasi. Diketahui bahwa
pada anemia sel sabit, nilai MCV diragukan karena bentuk eritrosit yang abnormal.
Sedangkan nilai MCV yang meningkat menandakan bahwa volume dari sel darah
merah tunggal yang meningkat pula. Kondisi yang menyebabkan hal ini, antara lain
anemia aplastik, anemia hemolitik, anemia penyakit hati kronik, alkoholisme,
hipotiroidisme, defisiensi vitamin B12 atau folat, efek obat vitamin B12, anti
konvulsan (Valproat), Zidovudin (AZT), dan anti metabolik.14,15

F. MCH (Mean Corpuscular Haemoglobin)


MCH atau dalam bahasa Indonesia sering disebut HER (Hemoglobin Eritrosit
Rata-rata) adalah nilai yang mengindikasikan berat Hb rata-rata di dalam sel darah
merah. Ini dapat menentukan kuantitas warna sel darah merah, apakah itu
normokromik (normal), hipokromik, ataupun hiperkromik (kemenkes). Parameter
ini mempunyai rentang normal antara 23 sampai dengan 31 pikogram (10-12 gram).
Rumus yang dapat digunakan untuk mendapatkan Mean Corpuscular Hemoglobin
ialah MCH (pg) = Nilai Hemoglobin (gr%) x 10 : Jumlah sel darah merah
(juta/μL).8,15
Nilai MCH yang menurun menandakan bahwa jumlah Hemoglobin yang
terdapat dalam sel darah merah mengalami penurunan. Kondisi yang menyebabkan
hal ini, antara lain defisiensi besi, anemia mikrositik dan anemia hipokromik.
Sedangkan peningkatan dari MCH sendiri menandakan bahwa jumlah Hemoglobin
13

yang terdapat dalam sel darah merah mengalami peningkatan. Kondisi yang
menyebabkan hal ini, antara lain anemia makrositik.14,15

G. MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration)


MCHC, atau Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration adalah ukuran
dari rata-rata konsentrasi hemoglobin untuk setiap volume sel darah merah
(eritrosit). Nilai rujukan dari MCHC di Amerika Serikat adalah 32 – 36 g/dL. Nilai
ini digunakan untuk mengklasifikasikan sel darah merah menjadi 2, yaitu
Normochromic jika memiliki nilai MCHC di antara rentangan nilai rujukan, dan
Hypochromic apabila memiliki nilai MCHC di bawah 32 g/dL. Nilai MCHC yang
di bawah nilai rujukan bisa menjadi penanda jika tubuh sedang mengalami
defisiensi besi. Sedangkan nilai MCHC yang di atas nilai rujukan bisa menjadi
penanda dari beberapa penyakit, misalnya gangguan sel sabit (Sickle Cell Disease),
dan Hereditary Spherocytosis.8

H. RDW (Red Cell Distribution Width)


RDW atau Red cell Distribution Width adalah parameter yang digunakan
untuk menilai variasi ukuran dari sel darah merah (eritrosit). Nilai rujukan dari
RDW di Amerika Serikat adalah 11 – 15 %. Nilai RDW di atas 15 % menandakan
adanya peningkatan dari segi variasi ukuran eritrosit, yang disebut Anisocytosis.
Nilai RDW yang di bawah nilai rujukan umumnya tidak menjadi perhatian,
sedangkan nilai RDW yang di atas nilai rujukan bisa menandakan adanya defisiensi
besi, defisensi vitamin B12 dan asam folat, serta kehilangan darah dalam jumlah
yang signifikan.8

I. PLT (Platelet)
Fungsi parameter pemeriksaan PLT (Platelet Count) adalah untuk mengukur
jumlah platelet yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah dan
menjaga intergritas vaskuler. Nilai normal platelet berkisar antara 150.000 –
400.000 sel/ul darah, jika jumlah platelet diatas atau dibawah nilai normal beberapa
kemungkinan akan terjadi meliputi:8
- Platelet diatas nilai normal
a) Leukimia
b) Myleloprolliferative disorders
14

c) Inflammatory conditions
- Platelet dibawah nilai normal
1) Bone marrow failure
2) Lupus
3) Pernicious anemia (VIT B12 Deficiency)
4) Leukimia
5) Lymphoma

J. MPV (Mean Platelet Volume)


Fungsi parameter pemeriksaan MPV adalah sebagai suatu penilaian
terhadapan ukuran rata-rata platelet. Ukuran rata-rata platelet akan lebih besar bila
tubuh memproduksi platelet dalam jumlah besar yang dimana hasilnya akan
digunakan untuk menentukan gangguan terhadap produksinya di sumsum tulang.
Nilai normal MPV berkisar 7.0-11.0 Fl, jika jumlah MPV diatas atau dibawah nilai
normal beberapa kemungkinan akan terjadi meliputi
MPV diatas nilai normal:8
a) Gangguan bawaan tertentu
MPV dibawah nilai normal :
1. Aplastic anemia
2. Thrombocytopenia
BAB III
PENUTUP

Pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count/CBC) yaitu suatu jenis


pemeriksaan penyaring untuk menunjang diagnosis suatu penyakit dan atau untuk
melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Pemeriksaan darah
lengkap dilakukan dengan indikasi yakni untuk meninjau kesehatan secara
menyeluruh, untuk mendiagnosis kondisi medis tertentu, untuk memonitor kondisi
medis, untuk memonitor pengobatan. Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa
jenis parameter pemeriksaan diantaranya hemoglobin, hematokrit, leukosit (White Blood
Cell / WBC), trombosit (platelet), eritrosit (Red Blood Cell / RBC), indeks eritrosit (MCV,
MCH, MCHC), laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR), hitung
Jenis Leukosit (Diff Count), Platelet Disribution Width (PDW) dan
Red Cell Distribution Width (RDW). Kesemua jenis parameter diatas memiliki
rentang nilai normal yang berbeda-beda. Jika didapatkan hasil yang diluar nilai
normal biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap
gangguan tersebut sehingga diagnosis dan terapi yang tepat dapat diberikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Agrawal, D., Sarode, R. 2017. Complete Blood Count or Complete Blood


Count with Differential: What's the Difference?
DOI: https://doi.org/10.1016/j.amjmed.2017.03.049. Volume 130, Issue 8,
Pages 915–916.
2. Mayo Clinic. 2018. Complete blood count (CBC). Arizona: Mayo Clinic
3. Imaduddin B. Apa Itu Hematologi. 2018. Tersedia di:
https://education.microsoft.com/Story/Lesson?token=x4Mw8. Diakses pada
tanggal 27 November 2018.
4. Mescher A.L. Junqueira’s Basic Histology Taxt and Atlas 13th Edition.
McGraw Education; 2013. Hal:139.
5. Gartner L.P & Hiatt J.L,. Color Atlas and Text of Histology 3nd Edition.
Saunders Elsevier; 2014. Hal: 219-32.
6. Atmadja A.S., Kusuma R., & Dinata F. Pemeriksaan Laboratorium untuk
Membedakan Infeksi Bakteri dan Infeksi Virus. CDK-241; 2016. vol.43 no.
6.
7. Gartner LP, Hiatt JL. Color Atlas and Text of Histology [Internet]. Wolters
Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins; 2012. (Online access:
Lippincott LWW Health Library: Integrated Basic Sciences Collection).
Available from: https://books.google.co.id/books?id=5v2MX_g37u4C
8. International Waldenstrom’s Macroglobulinemia Foundation. Blood Tests.
Sarasota: IWMF 2018. [cited 2018 November]. Available from
https://www.iwmf.com/about-wm/blood-tests

9. Hoffbrand A, Moss P. Kapita Selekta Hematologi. 6th ed. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC; 2011.
10. Lab Test: Basophil Count (Blood) [internet]. Embconsult.com. 2018 [cited
29 Nvember 2018]. Available from: https://www.ebmconsult.com/
article/lab-test-basophil-count
11. Bakta I. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2006.
12. Interpreting the Complete Blood Count and Differential | Laboratory
Manager [internet]. Laboratory-manager.advanceweb.com 2018 [cited 29

16
17

November 2018]. Available from: http://laboratory-manager-


advanceweb.com/interpreting-the-complete-blood-count-and-differential/

13. Lukman H. 2014. Pemeriksaan Darah Lengkap. [Online] tersedia di:


https://www.academia.edu/16691972/PEMERIKSAAN_DARAH_LENGK
AP. [di unduh: 26 November 2018]
14. Herawati F, Umar F, Andrajati R. Pedoman Interpretasi Data Klinik.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011.
15. Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinis. Jakarta: Dian Rakyat. 2013

Anda mungkin juga menyukai