2. Manfaat PDRB
Data pendapatan nasional adalah salah satu indikator makro yang dapat
menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh
dari data ini antara lain adalah:
PDRB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya
ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan
kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya.
PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori dari tahun ke tahun.
Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan struktur
perekonomian atau peranan setiap kategori ekonomi dalam suatu wilayah. Kategori-
kategori ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu
wilayah.
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB dan PNB per
satu orang penduduk.
PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan
nyataekonomi per kapita penduduk suatu negara.
2,000.00
1,800.00
1,600.00
1,400.00
1,200.00
ADHB
1,000.00
ADHK
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
7. Struktur Ekonomi
Sebagaimana halnya terjadi pada sebagian besar negara-negara berkembang, perekonomian
Jawa Barat juga memperlihatkan pergeseran struktur perekonomian. Pada beberapa dekade
sebelumnya, struktur perekonomian Jawa Barat masih bertumpu pada kategori Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan. Namun kini telah bergeser ke kategori ekonomi lainnya seperti
yang terlihat pada peranan masing-masing kategori terhadap kontribusi sektor PDRB Jawa
Barat baik itu berdasarkan harga berlaku maupun berdasarkan harga konstan. Pada Tahun 2018,
peranan terbesar perekonomian yang ditunjukkan oleh peranan PDRB atas Dasar Harga Berlaku
disumbangkan oleh kategori Industri Pengolahan (42,161 persen), disusul kemudian kategori
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor (14,868 persen), kategori
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (8,673 persen), kategori Konstruksi (8,44 persen), serta
kategori Transportasi dan Pergudangan (5,688 persen), adapun peranan kategori-kategori di
luar yang telah disebutkan masing-masing masih berada di bawah 5 persen. Sedangkan, peranan
terbesar perekonomian yang ditunjukkan oleh peranan PDRB atas Dasar Harga Konstan pada
tahun 2018 disumbangkan oleh Industri Pengolahan (43,421 persen), disusul kemudian kategori
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor (15,258 persen), kategori
Konstruksi (8,404 persen), serta kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (7,169 persen),
adapun peranan kategori-kategori di luar yang telah disebutkan masing-masing masih berada
di bawah 7 persen.
Berdasarkan 17 sektor yang terpadat pada Provinsi Jawa Barat, dengan menggunakan
Presentase Konstribusi menggunakan harga berlaku kami menyimpulkan bahwa dalam 9 tahun
terakhir sektor yang memiliki kontribusi terbesar di Jawa Berat ialah sektor industri pengolahan
sebesar 44,5 % - 42,1% dan yang memiliki kontribusi paling seidikit ialah sektor pengadaan air,
pengolaan sampah limbah dan daur ulang yaitu sebesar 0,07% - 0,09%. Dari data tersebut kita
dapat menyimpulkkan bahwa provinsi Jawa Barat memiliki spesialisasi sektor Industri
Pengolahan, sektor industri pengolahan mempunyai keterkaitan yang tinggi dengan sektor-sektor
pengguna output dan juga penyedia input. Ini yang membuat pendapatan di sektor tersebut besar.
Untuk mendorong peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan di Provinsi Jawa Barat,
Pemerintah Provinsi Jawa Barat hendaknya memprioritaskan kebijakan untuk mengembangkan
subsektor industri pengolahan yang mampu mengahadapi permasalahan yang sedang dihadapi
karena berperan besar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat.
Sedangkan Presentase Konstribusi menggunakan harga konstan kami menyimpulkan
bahwa dalam 9 tahun terakhir sektor yang memiliki kontribusi terbesar di Jawa Berat ialah sektor
Industri pengolahan sebesar 44,5 % - 43,4% dan yang memiliki kontribusi paling seidikit ialah
sektor pengadaan air, pengolaan sampah limbah dan daur ulang yaitu sebesar 0,07% - 0,08%.
Dari data tersebut kita dapat menyimpulkkan bahwa provinsi Jawa Barat memiliki spesialisasi
sektor Industri Pengolahan. Tingginya kontribusi yang diberikan oleh sektor industri pengolahan
mencerminkan bahwa peran sektor industri dalam perekonomian ekonomi Jawa Barat
sangat penting karena sebagai pendorong atau penggerak utama perekonomian daerah.
8. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator makro ekonomi yang dapat
menggambarkan kinerja ekonomi di suatu wilayah. Secara umum, pertumbuhan ekonomi
tersebut diukur berdasarkan peningkatan PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Pertumbuhan yang
positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif
menunjukkan penurunan. Secara umum, perekonomian Provinsi Jawa Barat selama kurun waktu
2011-2018 tumbuh di atas 5 (lima) persen. Apabila dicermati, Perekonomian Jawa Barat Tahun
2014 tumbuh sebesar 5,09 persen, melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2013.
8.00%
6.00%
4.00%
2.00%
0.00%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat setahun terakhir tepatnya pada 2018 yang ditunjukkan
oleh pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan mencapai 5,64 persen, lebih cepat bila
dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 5,36 persen. Pertumbuhan tersebut didukung oleh
peningkatan kinerja hampir seluruh kategori kecuali pertambangan dan penggalian yang
mengalami kontraksi menjadi sebesar minus 4,29 persen. Penurunan tersebut terutama
disebabkan oleh penurunan produksi hasil tambang migas. Adapun pertumbuhan ekonomi
tertinggi dicapai oleh kategori Real Estate sebesar 8,79 persen. Sementara itu, kategori-kategori
lainnya yang mencatat pertumbuhan positif adalah kategori Informasi dan Komunikasi sebesar
8,38 persen; kategori Jasa Perusahaan sebesar 7,95 persen; kategori Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum sebesar 7,53 persen; kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 7,32
persen; kategori Konstruksi sebesar 6,96 persen; kategori Jasa Lainnya sebesar 6,27 persen;
kategori Industri Pengolahan sebesar 6,09 persen; kategori Jasa Pendidikan sebesar 5,4 persen;
kategori Transportasi dan Pergudangan sebesar 5,09 persen; kategori Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 4,72 persen; kategori Jasa Keungan dan
Asuransi sebesar 4,33 persen; kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor sebesar 4,02 persen; kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 2,07
persen; kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 1,56
persen; serta kategori Pengadaan Listrik dan Gas Sebesar 0,01 persen.
Sehingga dapat kami simpulkan bahwa dari data Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa
Barat Berdasarkan Harga Konstan, kita dapat melihat bahwa pertumbuhan ekonomi di Jawa
Berat mengalami penurunan dari 6,5% tahun 2011 ke 5,64% tahun 2018. Menurut pendapat
kelompok kami, ini terjadi karena kontribusi sektor industri pengolahan turun dari tahun ke
tahunnya. Karena di Jawa Barat sektor Industri Pengolahan merupakan penopang ekonomi di
provinsi itu, seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih khusus lagi ke sektor ini.
Karena spesialisasi suatu provinsi merupakan kunci kesuksesan ekonomi di Indonesia.