Anda di halaman 1dari 5

Praktikum ke-8 Hari/tanggal : Rabu/ 27 maret 2019

m.k Fisika Kimia Perairan Kelompok :4

Biochemical Oksigen Demand

Disusun oleh :
Yoga Gonti
C14170031

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
METODOLOGI

Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 27 February 2019 bertempat di
Laboratorium Lingkungan Lt.1, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan berupa botol sampel, botol air mineral, Tabung
Erlenmeyer,gelas ukur, pipet tetes, buret. Bahan yang digunakan berupa air kolam
dari berbagai sisi, NaOH, Murexide, Natrium Etilen Diamin Tetra Acid(Na-
EDTA).

Prosedur Kerja
Teknik Bekerja di Laboratorium
1. Menggunakan atribut laboratorium lengkap
(Sandal Lab, Jas Lab, NameTag)
2. Mematuhi aturan Lab
3. Menggunakan barang seizin asisten
4. Tidak melakukan percobaan diluar yang seharusnya
5. Memperhatikan dan bekerja sesuai instruksi asisten
6. Menjaga keselamatan
Teknik Pengambilan Sampel Air
1. Air diambil menggunakan botol sampel tanpa menghasilkan
gelembung(bubling), sebaiknya menggunakan botol sampel yang tidak
tembus cahaya sebanyak 1-2 liter.
2. Cara mengambil air agar tidak bubling adalah memasukkan botol dalam
air tanpa dibuka tutup terlebih dahulu, setelah mulut botol masuk
seluruhnya dalam air maka buka tutup botol dan isi hingga penuh
3. Pastikan bahwa botol telah terisi penuh, sedikit goyang botol sampel
hingga gelembung tidak keluar lagi
4. Tutup botol ketika berada dalam air,
Teknik pengukuran BOD
1. Air diencerkan sebanyak 400-500 ml sebanyak 5-100 kali dengan akuades
bila air terlalu keruh. Bila air tidak keruh maka langsung saja dilakukan
aerasi selama kurang lebih 5 menit. Hal ini dimaksudkan agar tersedia
oksigen cukup untuk dekomposisi hingga hari ke 5.
2. Air sampel dipindah dalam botol gelap terang sampai penuh.
3. Air dalam botol terang langsung dianalisa kadar DO nya sebagai DO1
4. Botol BOD gelap yang sudah diisi air di inkubasi pada suhu 20oC
5. Pada hari ke 8 DO botol gelap di ukur (DO5)
𝐵𝑂𝐷5(𝑝𝑝𝑚) = (DO2 − DO5) X Faktor Pengencer
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pengukuran DO menggunakan sampel air kolam yang diambil dari kolam


5 BDP. Hal ini bertujuan untuk mengetahui BOD pada kolam tersebut
Tabel 1. Hasil pengukuran DO
Meja DO2 ppm DO5 ppm SuhuoC BOD ppm
1(Inlet) 7,8 10,7 29,8 2,9
2(Tengah) 7 10,9 29,2 3,9
3(Outlet) 7,7 10,7 29,6 3

Berdasarkan data diatas terlihat BOD masing-masing sample berbeda


namun berada pada kisaran tiga semua atau tidak berbeda nyata. BOD terbesar
ditunjukkan bagian tengah kolam yang artinya konsumsi oksigen disana paling
besar
Pembahasan
Sebelum pengukuran BOD dilakukan maka terlebih dulu diambil sampel
dengan wadah tertutup dan hindarkan dari difusi oksigen dan dari terkontaminasi
oleh senyawa lain agar pengukuran mendapatkan hasil yang sesuai dengan
lingkungan aslinya(Hamzah & Trenggono 2014). BOD(Biochemical Oxygen
Demand) merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerob
untuk mengurai bahan organik pada suatu perairan. Dalam hal ini bahan organik
yang dimaksud adalah bahan organik yang siap diurai. Ukuran oksigen yang
digunakan untuk mengurai inilah yang dinamakan BOD, oksigen menjadi bentuk
respon bagi lingkungan perairan karena adanya bahan organik yang masuk
kedalamnya sehingga harus mengurai bahan organik tersebut dengan bantuan
bakteri(Atima 2015)
Prinsip pengukuran BOD adalah sederhana, dimana kita mengukur DO
awal suatu sampel. Lalu sampel tersebut dimasukkan dalam botol gelap untuk
dilakukan inkubasi selama kurang lebih 7-20 hari. Namun, dalam hal ini
dilakukan inkubasi selama 5 hari saja dengan harapan sudah sekitar 70% bahan
organik dalam air sampel tersebut yang terurai. Menurut Susilo et al. (2014) pada
hari ke-20 seluruh bahan organik dalam sampel telah terurai, namun untuk
melakukan pengukuran tidak perlu dilakukan hingga 20 hari. Tujuh hari
perkiraannya bahan organik telah terurai kurang lebih 70% bila oksigen
mencukupi untuk proses tersebut, karenanya dalam uji coba ini dilakukan aerasi
terlebih dahulu.
Dari dua puluh hari pengurain seluruh bahan organik 7 hari dapat
disimpulkan sudah mampu mempresentasikan BOD perairan tersebut karena
penguraian telah mencapai 70%. Untuk memaksimalkan hal tersebut pula
dilakukan inkubasi pada suhu 20o yang menurut Garno (2000) merupakan suhu
optimum penguraian bahan organik. Pada suhu ini bakteri aerob mampu
berkembang dengan pesat disertai kerja enzim yang maksimum.
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa rata-rata nilai BOD adalah
sekitar 3 ppm. BOD terbesar berada pada tengah kolam, hal ini menunjukkan
bahwa konsumsi oksigen terbesar berada disana. Sesuai dengan pernyataan Yulis
et al. (2018) bahwasanya konsumsi oksigen terbesar berada pada tengah kolam.
Hal ini terjadi akibat akumulasi bakteri pada bagian tengah kolam, yang
mempengaruhinya adalah adanya cahaya matahari yang mendukung berkembang
biaknya(produksi) bakteri disana. Banyaknya bakteri disana menyebabkan
konsumsi oksigen untuk keperluan mengurai bahan organik meningkat.
Pengaruh BOD terhadap parameter lain cukup besar, misalnya saja bila
BOD besar maka produksi CO2 juga besar. CO2 yang terakumulasi pada perairan
akan menyebabkan pH pada air meningkat karena adanya reaksi CO2 dengan air
yang menyebabkan terbentukya H2CO3 yang bersifat asam. Bila suatu perairan
bersifat asam maka akan mempengaruhi populasi plankton, sedang plankton
adalah dasar rantai makanan pada perairan(Irham et al. 2017).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

BOD merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, hal ini


menggambarkan jumlah bahan organik pada suatu perairan.

Saran Praktikum

Semoga lebih baik lagi, kita sama-sama dapat ilmu yang bermanfaat
Daftar Pustaka

Atima W. 2015. BOD dan COD sebagai parameter pencemaran air dan baku mutu
air limbah. Jurnal Biologi Science dan Education. 4(1) : 83-90.
Garno YS. 2000. Uji BOD, indikator kekuatan limbah yang masih bermasalah.
Jurnal Teknologi Lingkungan. 1(1) : 95-100.
Hamzah F, Trenggono M. 2014. Oksigen terlarut di selat lombok. Jurnal Biologi.
1(1):54-77.
Irham M, Abrar F, Kurnianda V. 2017. Analisis BOD dan COD di perairan
estuaria sungai krueng cut, banda aceh. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan,
Pesisir, dan Perikanan. 3(5) : 87-90.
Susilo FAP, Suharto B, Susanawati LD. 2014. Pengaruh variasi waktu tinggal
terhadap kadar BOD dan COD limbah tapioka dengan metode rotating
biological contractor. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 2(2) :
34-39.
Yulis PAR, Desti D, Febliza A. 2018. Analisis kada DO, BOD, dan COD air
sungai kuantan terdampak penambangan emas tanpa izin. Jurnal
Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah. 6(3) : 67-78.

Anda mungkin juga menyukai