Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terdapat beberapa alat pengukur volumetri diantaranya pipet volume, labu

takar dan buret. Ketelitian pengukuran merupakan cara pembacaan skala yang tepat

pada alat ukur volumetri (labu takar, pipet gondok, ataupun buret) memperhatikan

angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan ketelitian standar dari alat.
Pembacaan skala pada alat ukur volumetri (buret, pipet gondok, labu takar, labu ukur)

harus benar-benar diperhatikan, dalam hal melihat skala, kedudukan badan, jenis alat

maupun jenis larutan, dengan memperhatikan angka signifikan, toleransi pembacaan

skala, dan sifat ketelitian alat (Walson, 2010; 70)

Kalibrasi dilakukan agar hasil pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur

standar/alat ukur yang sudah ditera. Alat-alat analisis kimia dapat diartikan sebagai

alat-alat yang sering digunakan dalam pekerjaan analisis kimia; seperti: pipet

volumetri, labu takar, buret, labu erlenmeyer, neraca analitik ataupun neraca

listrik/neraca digital, cawan krus, pembakar bunsen (Hadi, Anwar, 2007; 122).

Untuk memperoleh hasil yang baik dalam analisis kimia diperlukan cara-cara
yang khusus dalam pemakaian dan pemeliharaannya. Adapun untuk pekerjaan analisis

kuantitatif anorganik yang perlu ketelitian lebih besar maka sebelum pemakaian alat-

alat volumetri yang terbuat dari gelas sebaiknya dilakukan dahulu kalibrasi alat.

Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan percobaan mengenai peneraan Volumetri

(Hadi, Anwar, 2007; 122).


B. Maksud Dan Tujuan

1. Maksud percobaan

Untuk mengetahui alat-alat volumetrik yang sering digunakan pada

laboratorium kimia dan mengetahui cara mengkalibrasinya.

2. Tujuan percobaan
a. Untuk mengenali peralatan volumetrik khususnya yang berada dilaboratorium

kimia, cara memakai alat, alat volumetrik baik itu soal laboratorium berlangsung

maupun diwaktu praktikum.

b. Untuk mengetahui cara mengkalibrasi alat volumetri.

C. Prinsip percobaan

Prinsip percobaan ini yaitu penyiapan alat laboratorium khususnya peralatan

volumetrik dengan cara kalibrasi sebelum digunakan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap

penentuan kuantitatif. Kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan. Larutan

dalam air encer yang umumnya digunakan sebagai pembanding dalam peneraan gelas

volumetri. Dasar umumnya adalah untuk menentukan berat air yang dimuat atau
dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu. Kemudian densitas air diketahui, maka

volume yang betul dapat dihitung (Cairns, 2009; 123).

Penentuan gravimetri dari volume (kalibrasi) standar volumetrik, air yang

digunakan sebagai cairan kalibrasi. Volume dihitung dari massa dan kepadatan air.

Dalam berbagai perempat, perumusan Wagenbreth dan Blanke digunakan untuk

menghitung kepadatan air. Formulasi baru dari kepadatan air (terutama didasarkan

pada karya Kell) sebagai fungsi temperatur pada 1990 International Skala suhu

disajikan (Cairns, 2009; 124).

Pengukuran yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istimeasurement.

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur. Artinya memberi angka
terhadap sesuatu yang disebut objek pengukuran atau objek ukur Kegiatan mengukur

dapat diartikan sebagai proses perbandingan suatu obyek terhadap standar yang

relevan dengan mengikuti peraturan-peraturan terkait dengan tujuan untuk dapat

memberikan gambaran yang jelas tentang obyek ukurnya (Cairns, 2009; 125).

Kalibrasi bertujuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang benar dan

dalam hal ini dilakukan dengan menentukan nilai faktor kalibrasi yang digunakan

untuk menentukan besarnya sudut putar pada tiga sumbu x, y dan z. Gerak rotasi pada
sumbu x disebut roll rotasi pada sumbu y disebut pitch dan rotasi pada sumbu z

disebut yaw/azimuth (Roth, 1998; 82).

Ketelitian pengukuran merupakan cara pembacaan skala yang tepat pada alat

ukur volumetri (labu takar, pipet gondok, ataupun buret) memperhatikan angka

signifikan, toleransi pembacaan skala, dan ketelitian standar dari alat. Pembacaan

skala pada alat ukur volumetri (buret, pipet gondok, labu takar, labu ukur) harus benar-

benar diperhatikan, dalam hal melihat skala, kedudukan badan, jenis alat maupun jenis
larutan, dengan memperhatikan angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan sifat

ketelitian alat. Kalibrasi dilakukan agar hasil pengukuran selalu sesuai dengan alat

ukur standar/alat ukur yang sudah ditera (Roth, 1998; 82).

Pengertian akurasi adalah seberapa dekat suatu angka hasil pengukuran

terhadap angka sebenarnya. Jadi, akurat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

angka hasil pengukuran, yaitu nilai z dari metode Mamdani dan metode Sugeno yang

menunjukkan hasil output yang benar berdasarkan nilai standar yang ditetapkan (Day,

1981;92).

Dasar umum dalam peneraan adalah untuk menentukan berat air yang dimuat

atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu, kemudian dengan densitas air yang
diketahui volume yang betul dapat dihitung. National Bureau of Standaris telah

menetapkan 20oC sebagai suhu untuk mengadakan kalibrasi peralatan gelas, karena

suhu Laboratorium biasanya tidak akan tepat 20oC. Maka peralatan gelas pada

hakikatnya, harus dikoreksi apabila digunakan pada suhu lain (James R. Evans,2007;

139)

Alat perngukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap

penentuan kuantitatif dari sifat dan fungsi dapat dibedakan : pipet, buret, dan labu
takar. Pipet merupakan alat untuk mengukur volume kecil, pipet volume digunakan

untuk mengukur volume tertentu. Pipet harus ditera sebelum digunakan, yaitu pada

penggunaan pipet volume tertentu cairan harus mengalir keluar secara kuantitatif.

Buret mempunyai ujung pelepasan yang dapat diatur, berupa tabung kaca dengan

ukuran isi, 5, 10, 20, atau 50 mL yang bagian bawahnya ditutup dengan keran gelas.

Buret ditera melalui pelepasannya (James R. Evans, 2007; 139).

Hasil akhir analisis kimia secara kuantitatif biasanya menunjukkan konsentrasi


suatu senyawa di dalam sampel, hasil ini biasanya tidak selalu tepat. Oleh karena itu

diperlukan cara untuk mengurangi ketidaktepatan tersebut agar hasilnya bisa

dipertanggungjawabkan. Akurasi merupakan tingkat ketepatan antara nilai terukur

dengan nilai yang sebenarnya. Presisi adalah tingkat atau derajat ketepatan atau

menghasilkan nilayi yang sama untuk setiap pengukuran yang dilakukan secara

berulang (James R. Evans,2007; 140)

Ada dua kelompok kesalahan dapat mempengaruhi akurasi atau presisi dari

nilai terukur. Kesalahan pasti adalah suatu kesalahan yang dapat ditentukan dan dapat

dihindari atau koreksi. Kesalahan ini biasanya konstan, misalnya pada kasus

timbangan yang tak terkalibrasi yang biasanya digunakan untuk penimbangan.


Kesalahan ini kadang-kadang bervariasi, tetapi dapat dihitung dan dikorekksi, seperti

suatu buret yang mempunyai kesalahan pada pembacaan volumenya. Kesalahan tak

pasti atau kesalahan acak yaitu suatu kesalahan pengukuran yang terjadi secara tak

tentu. Kesalahan ini tak dapat diramalkan atau diduga. Kesalahan ini mengikuti pola

distribusi acak, jadi persamaan matematika mengenai probabilitas dapat diterapkan

pada beberapa kesimpulan dari hasil pengukuran yang mungkin pada sederetan
pengukuran. Kesalahan tak pasti sesungguhnya dikarenakan kemampuan yang

terbatas dari analis (Khopkar, 2002;156).

Prasyarat pertama untuk pengukuran yang tepat dan membuatnya sampai

volume tertentu adalah alat gelas yang memenuhi syarat. Hal-hal yang harus

diperhatikan dalam penetapan volume sebenarnya dari wadah gelas adalah: (Khopkar,

2002;156)

1. Berat jenis air tergantung pada suhu, sehingga berat satu liter air bukan 1000
gram untuk semua suhu.

2. Oleh karena gaya tekan udara, yang pada suhu tertentu tergantung pada tekanan

barometer, satu wadah dengan volume besar beratnya akan lebih kecil, dibanding

apabila ini ditimbang dalam hampa, dan seharusnya diadakan koreksi.

3. Volume wadah gelas berubah-ubah dengan suhu.

National Bureau of Standart telah menetapkan suhu untuk mengadakan

kalibrasi peralatan gelas. Karena suhu laboratorium biasanya tidak akan tepat 20ºC,

maka alat gelas pada hakekatnya harus dikoreksi bila digunakan pada suhu lain, oleh

karena kesalahan yang disebabkan oleh pemuaian (atau kontraksi) baik dari bejana itu

sendiri maupun larutan yang ada didalamnya (Day, 1981; 85).


Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap

penentuan kualitatif. Dari sifat dan fungsi dapat dibedakan atas pipet, buret, labu ukur,

dan gelas ukur. Dalam penggunaan alat ukur volume ini dapat terjadi kesalahan. Salah

satunya adalah kesalahan kalibrasi karena volume yang tertera tidak sesuai dengan

volume yang sebenarnya (Roth, 1988; 90).

Dasar umum dalam peneraan adalah untuk menentukan berat air yang dimuat

atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu, kemudian dengan densitas air yang
diketahui volume yang betul dapat dihitung. National Bureau of Standaris telah

menetapkan 20oC sebagai suhu untuk mengadakan kalibrasi peralatan gelas. Karena

suhu Laboratorium biasanya tidak akan tepat 20oC, maka peralatan gelas pada

hakikatnya, harus dikoreksi apabila digunakan pada suhu lain (Fatimah, 2003;79).

Oleh karena kesalahan yang disebabkan oleh pemuaian (atau kontraksi) dari

baik bejana sendiri maupun larutan yang berada di dalamnya, koefisien muai panjang

cukup kecil sehingga pembetulan yang diperlukan untuk faktor ini untuk kebanyalan
pekerjaan boleh diabaikan (bejumlah setingkat satu bagian per 10000 untuk suatu

perubahan sebesar 5oC). Perubahan dalam volume larutan sendiri, sebaliknya adalah

lebih penting, tetapi masih dapat dihiraukan dalam banyak keadaan. Jika suhu bekerja

tidak jauh dari 20oC (perubahan setingkat satu bagian per 1000 pada setiap jarak

5oC (Underwood, 1981; 567).

Alat perngukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap

penentuan kuantitatif. Dari sifat dan fungsi dapat dibedakan : pipet, buret, dan labu

takar. Pipet merupakan alat untuk mengukur volume kecil. Pipet volume digunakan

unuk mengukur volume tertentu. Pipet harus ditera sebelum digunakan, yaitu pada

penggunaan pipet volume tertentu cairan harus mengalir keluar secara kuantitatif.
Buret mempunyai ujung pelepasan yang dapat diatur, berupa tabung kaca dengan

ukuran isi, 5, 10, 20, atau 50 mL yang bagian bawahnya ditutup dengan keran gelas.

Buret ditera melalui pelepasannya (Barus, Emanuel, 2003; 33).

Labu takar atau labu ukur adalah labu berleher panjang yang mempunyai bagian

bundar (perut) dengan volume 10, 25, 50, 100, 250 atau 1000 mL, yang ditutup dengan

sumbat gelas yang diasah atau sumbat dari zat sinafsis. Ruang isinya ditandai denga

batas garis pada lehernya (Herman, 1988; 146-147).


Hasil akhir analisis kimia secara kuantitatif biasanya menunjukkan konsentrasi

suatu senyawa di dalam sampel, hasil ini biasanya tidak selalu tepat. Oleh karena itu

diperlukan cara untuk mengurangi ketidaktepatan tersebut agar hasilnya bisa

dipertanggungjawabkan. Akurasi merupakan tingkat ketepatan antara nilai terukur

dengan nilai yang sebenarnya. Presisi adalah tingkat atau derajat ketepatan antara

ukuran-ukuran ulangan pada nilai yang sama, jadi presisi merupakan derajat

kedapatulangan suatu hasil pengukuran (Hadi, Anwar, 2007; 122).


Ada dua kelompok kesalahan dapat mempengaruhi akurasi atau presisi dari

nilai terukur. Kesalahan pasti adalah suatu kesalahan yang dapat ditentukan dan dapat

duhindari atau koreksi. Kesalahan ini biasanya konstan, misalnya pada kasus

timbangan yang tak terkalibrasi yang biasanya digunakan untuk penimbangan.

Kesalahan ini kadang-kadang bervariasi, tetapi dapat dihitung dan dikorekksi, seperti

suatu buret yang mempunyai kesalahan pada pembacaan volumenya. Kesalahan tak

pasti atau kesalahan acak yaitu suatu kesalahan pengukuran yang terjadi secara tak

tentu. Kesalahan ini tak dapat diramalkan atau diduga. Kesalahan ini mengikuti pola

distribusi acak, jadi persamaan matematika mengenai probabilitas dapat diterapkan

pada beberapa kesimpulan dari hasil pengukuran yang mungkin pada sederetan
pengukuran. Kesalahan tak pasti sesungguhnya dikarenakan kemampuan yang terbatas

dari analis (Hadi, Anwar, 2007; 122).


B. Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen Pom, 1979; 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Aquadest, air suling

Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18,02

Rumus struktu : O
H H

Pemerian : Cairan jenuh, tidak berbau tidak berwarna, dan tidak

berasa

Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pelarut


BAB III

METODE KERJA

A. Alat Dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaaan ini adalah buret, botol labu ukur, pipet

volumetrik (skala dan timbangan)

2. Bahan
Bahan yang digunakan percobaan ini adalah aquadest

B. Cara Kerja

1. Labu ukur

a. Dibersihkan dan dikeringkan labu ukur

b. Ditimbang labu ukur

c. Diisi dengan aquadest sampai tanda batas

d. Ditimbang kembali labu ukur yang telah diisi aquadest

e. Ditentukan nilai Wo, Wf, Vo, dan Vf

f. Dihitung nilai penyimpangan


g. Dibandingkan dengan farmakove Indonesia

2. Pipet tetes

a. Dibersihkan dan dikeringkan botol yang digunakan, lalu dimbang

b. Diisap air murni dengan pipet tetes sampai tanda batas

c. Dimasukkan air dan pipet kedalam botol dan ditimbang

d. Ditentukan nilai Wo, Wf, Vo, dan Vf

3. Kalibrasi buret
a. Dibersihkan dan dikeringkan alat yang digunakan kemudian ditimbang botol

b. Ditambahkan aquadest kedalam buret sampai tanda batas

c. Dimasukkan air dan buret kedalam botol dan ditimbang

d. Ditentukan nilai Wo, Wf, Vo, dan Vf

e. Dihitung nilai penyimpangannya

f. Dibandingkan data yang diperoleh dengan farmakove Indonesia

g. Diulangi utnuk volume 20, 30 dan 40 ml


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No. Jenis Kalibrasi Alat yang digunakan Massa rata-rata (gr)

Kalibrasi labu ukur Labu ukur + air 155,635 gr


1
ukuran 100 ml Labu ukur + kosong 56,440 gr

Erlenmeyer + 5 ml air 96,89 gr

Erlenmeyer + 10 ml air 101,84 gr

Erlenmeyer + 15 ml air 106,81 gr

2 Kalibrasi buret Erlenmeyer + 20 ml air 111,98 gr

Erlenmeyer + 25 ml air 116,98 gr

Erlenmeyer + 92,37 gr

kosong

B. Perhitungan

1. Labu ukur 100 ml

Dik : Labu ukur kosong = 56,44 gr

Labu ukur + air = 155,635 gr

 Massa air = (Massa labu ukur + air) – (Massa labu ukur kosong)

= 155,635 – 56,44

= 99,195 gr

 Volume ukur = Massa air x suhu

= 99,195 gr x 1,00o51
= 99,7088 ml

 Penyimpangan = Volume labu ukur – labu ukur yang digunakan

= 99,7008 ml – 100 ml

= - 0,29

(toleransi yang diizinkan 0,08 dan 0,16)

2. Buret

a. Buret (5 ml)

Dik: Erlenmeyer + air = 96,89 gram

Erlenmeyer kosong = 92,37 gram

Suhu = 30o C = 1,0051

 Massa air = (Erlenmeyer + air (5 ml) – Erlenmeyer kosong)

= 96,89 gr – 92,37 gr

= 4,52 gram

 Volume buret = massa air x suhu

= 4,52 x 1,0051
= 4,543 ml

 Penyimpangan = volume buret – buret yang dipakai 50 ml

= - 45,46

(toleransi yang diizinkan adalah 0,01)

b. Buret (10 ml)

Dik : Erlenmeyer + air (10 ml) = 101,84 gram

Erlenmeyer kosong = 92,37 gram


Suhu 30oC = 1,0051

 Massa air = (Erlenmeyer + air ) – (Erlenmeyer kosong)

= 101,84 gram – 92,37 gram

= 9,47 gram

 Volume buret = massa air x suhu

= 9,47 x 1,0051

= 9,518 ml
 Penyimpangan = volume buret – buret yang digunakan

= 9,518 ml – 50 ml

= - 40,482 ml

(toleransi yang diizinkan adalah 0,01)

c. Buret (15 ml)

Dik : Erlenmeyer + air (15 ml) = 106,81 gram

Erlenmeyer kosong = 92,37 gram

Suhu 30oC = 1,0051

 Massa air = (Erlenmeyer + air ) – (Erlenmeyer kosong)

= 106,81 gram – 92,37 gram


= 14,44 gram

 Volume buret = massa air x suhu

= 14,44 gram x 1,0051

= 14,513 ml

 Penyimpangan = volume buret – buret yang digunakan

= 14,513 ml – 50 ml

= - 35,487 ml
(toleransi yang diizinkan adalah 0,02 dan 0,04)

d. Buret (20 ml)

Dik : Erlenmeyer + air (20 ml) = 111,98 gram

Erlenmeyer kosong = 92,37 gram

Suhu 30oC = 1,0051

 Massa air = (Erlenmeyer + air ) – (Erlenmeyer kosong)

= 111,98 gram – 92,37 gram


= 19,61 gram

 Volume buret = massa air x suhu

= 19,61 x 1,0051

= 19,7101 ml

 Penyimpangan = volume buret – buret yang digunakan

= 19,7101 ml – 50 ml

= - 30,289 ml

(toleransi yang diizinkan adalah 0,02 dan 0,04)

e. Buret (25 ml)

Dik : Erlenmeyer + air (25 ml) = 116,98 gram


Erlenmeyer kosong = 92,37 gram

Suhu 30oC = 1,0051

 Massa air = (Erlenmeyer + air ) – (Erlenmeyer kosong)

= 116,98 gram – 92,37 gram

= 24,61 gram

 Volume buret = massa air x suhu

= 24,61 x 1,0051
= 24,735 ml

 Penyimpangan = volume buret – buret yang digunakan

= 24,735 ml – 50 ml

= - 25,265 ml

(toleransi yang diizinkan adalah 0,02 dan 0,04)

C. Pembahasan

Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai


penunjukan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar

ukur yang mampu telusur ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukur

atau internasional dan bahan acuan tersertifikasi. Fungsi dari kalibrasi adalah

membandingkan dari satu alat ukur atau system yang memiliki hubungan yang sudah

diketahui dengan standar nasional dibandingkan dengan alat atau system lain yang

hubungannya dengan standar nasional tidak diketahui. Pengukuran menggunakan

peralatan tidak atau kurang kalibrasi dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang

salah serta berbahaya. Tujuan kalibrasi adalah menentuka deviasi atau penyeimbangan

kebenaran nilai konvensional menunjukkan suatu instrument ukur, menjamin hasil-

hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional maupun internasional. Manfaat


kalibrasi ini adalah mnjaga kondisi instrument ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai

dengan spesifikasinya. Kemampuan untuk tetap mengukur volume larutan sangat

penting untuk akurasi dalam kimia analisis (Fatimah, 2003; 82).

Percobaan pengalibrasian ini dilakukan dengan mengkalibrasian alat ukur seprti

labu ukur, 100 ml dan buret 50 ml. dengan menggunakan air sebagai bahannya, karena

kecepatannya yang telah diketahui. Prinsip kerja dan labu ukur adalah labu ukur

memiliki ketelitian yang tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur larutan
secara teliti. Sedangkan pada prinsip kerja buret adalah harus berada dalam keadaan

bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan. Untuk mengetahui nilai

penyimbangan dari alat ukur maka harus diketahui terlebih dahulu massa air dan faktor

koreksinya.

Percobaan pertama yaitu dilakukan pengkalibrasian labu ukur 100ml yang

menghasilkan massa labu ukur kosong yaitu 56,44 gram dan massa labu ukur yang

berisi air adalah 155,635 gram. Massa air yang diperoleh sebesar 99,195 gram. Volume
labu ukur adalah sebesar 99,7008 dan nilai penyeimbangannya adalah – 0,29

sedangkan toleransi yang diizinkan adalah 0,08 dan 0,16 sehingga pengujian ini tidak

memenuhi syarat kelas A maupun kelas B.

Percobaan kedua yaitu dilakukan pengkalibrasian buret juga Erlenmeyer. Berat

Erlenmeyer kosong yang ditimbang adalah 92,37 gram dan didapatkan massa air

sebesar 4,52 gram. Volume untuk buret adalah 4,543 ml dan nilai penyeimbangannya

– 45,46, sementara toleransi yang diizinkan adalah 0,01 pada pengulangan kedua

dengan memasukkan air kedalam Erlenmeyer sebanyak 10 ml lalu ditimbang dan

diperoleh hasil sebesar 101,84 gram. Massa air sebanyak 9,47 gram sedangkan volume

buret adalah 9,518 ml nilai penyeimbangan adalah – 40,482. Toleransi yang diizinkan
hanya sebesar 0,02 dan 0,04 pengulangan yang ketiga denga memasukkan air sebanyak

15 ml kedalam Erlenmeyer dan menghasilakan massa sebanyak 106,81 dan massa air

yang diperoleh adalah 14,44. Volume buret 15 ml adalah 14,513 sedangkan

penyeimbangan yang didapatkan adalah sejumlah -35,487. Pengulangan kalibrasi yang

keempat dengan menggunakan air sebanyak 20 ml yang dimasukkan kedalam

Erlenmeyer untuk ditimbang dana memnghasilkan massa air dan Erlenmeyer sebanyak

111,98 gram, massa air yang diperoleh adalah sebesar 19,61 gram, dan volume buret
adalah 19,7101. Nilai penyeimbangannya sejumlah -30,289 dan berbeda jauh dengan

toleransi yang diizinkan yaitu sebesar 0,02 dan 0,04. Pengulangan ke lima dngan

menggunakan air sebanyak 25 ml yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer untuk

ditimbang dan menghasilkan 116,98 gram. Massa air sebanyak 24,61 gram sedangkan

volume buret adalah 24,735 penyeimbangan yang didapatkan adalah sejumlah -25,265.

Toleransi yang diizinkan yaitu 0,02 dan 0,04. Yang berarti pengujian ini juga tidak

memenuhi syarat kelas A dan kelas B.


Pengkalibrasian sebaiknya dilakukan secara berulang agar diperoleh data yang

akurat. Hasil tang didapatkan dari kalibrasi labu ukur, labu ukur dan buret sangatlah

berbeda dengan toleransi yag diizinkan. Hal ini disebabkan karna praktikum yang

kurang teliti pada saat melakukan penimbangan. Suhu yang diukur dalam kalibrasi labu

ukur dan buret adalah 30oC atau 1,0051. Pengaruh suhu pada percobaan ini adalah

semakin tinggi suhu maka nilai volume yang diperoleh juga maka akan semakin tinggi.

Grafik yang dapat dibuat dari percobaan ini dapat berbentuk garis linear karena pada

pengkalibrasian buret, semakin banyak air yang digunakan seperti 50 ml maka

penyeimbangannya akan semakin kecil, begitu juga sebaliknya.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa, kalibrasi adalah tindakan

untuk memastikan nilai-nilai yang ditunjukkan olah instrument ukur. Salah satunya

adalah peralatan volumetric. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah suatu alat

masih layak pakai atau tidak untuk memastikan suatu praktikum.

Labu ukur maupun buret sudah tidak layak dipakai lagi apakah buret dan labu
ukurnya layak atau tidak.

B. Saran

1. Laboratorium

Peralatan yang belum memadai sangat menghambat alur praktikum, saya

berharap agar alt-alat dilaboratorium dapat dilengkapi.

2. Asisten

Diharapkan agar mendampingi dan lebih membimbing praktikan di

laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA
Barus, Emanuael, 2003. Pengendalian gulma diperkebunan. Kasinus: Yogyakarta

Cairns, 2009. Fisika kedokteran . EGC: Yogyakarta

Day. R.A. 1988. Analisi kimia kuantitatif. Erlangga: Yogyakarta

Fatimah, soja. 2003. Kalibrasi dan perawatan spektrofotometer UV-VIS. Bandung:

FMIPA UPI

Hadi, anwar. 2018. Kimia dasar. Erlangga: Yogyakarta


James R. Evans. 2007. An Introduction to six sigma dan process improvemen.

Salemban empat: Jakarta

Khopbar. S. M. 2002. Konsep dasar kimia analitik. UI Press: Jakarata

Roth, 1998. Analisis farmasi. UGM: Yogyakarta

LAMPIRAN
A. Skema Kerja

1. Labu Ukur

Timbang labu ukur kering A

Tambahkan air

Ukur suhu

Timbang labu ukur + air


B
Volume : (A – B + X) – Y = 2 ml

2. Buret
Timbang 10 botol A

Buret

5 ml 10 ml 15ml, 20ml, 25 ml

Tunggu 30 detik

Timbang B

Volume : (A – B + X) – Y =….ml

Jika faktor koreksi ≠ ≥ 0,04

Memenuhi syarat

B. Gambar

Anda mungkin juga menyukai