Skipsi 18
Skipsi 18
1 Lembar pengesahan
i
Abstrak
ii
Kata pengantar
iii
Daftar isi
iv
Daftar gambar
v
Daftar table
vi
1 Bab 1
Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan pada
skripsi.
Air merupakan sumber kehidupan untuk setiap makhluk hidup. Air juga salah satu
kebutuhan utama dalam kehidupan kita. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap
air tidaklah sebanding dengan ketersediaan air di bumi, karena dari seluruh air yang ada di
bumi 97% adalah air laut, 3% sisanya adalah air tawar dan hanya 1% saja yang tersedia
untuk digunakan seluruh manusia.
Banyaknya pemborosan penggunaan air menyebabkan terjadinya pemborosan pemakaian
air. Hingga saat ini tingkat kebutuhan air semakin tinggi seiring dengan semakin tingginya
tingkat pertambahan penduduk dunia. Maka tidaklah berlebihan jika UNESCO
memprediksikan bahwa pada tahun 2020 dunia akan mengalami krisis air global.
Guna memenuhi kebutuhan air baku masyarakat di Kota Tarakan, Kalimantan Utara,
pemerintah tengah membangun dua embung baru. Keduanya, yakni Embung Rawasari
memiliki luas genangan 3,22 hektar dengan kapasitas tampung 112.000 meter kubik dan
dibangun dengan anggaran Rp 68,44 miliar. dan Embung Indulung memiliki kapasitas
tampungan mencapai 235.000 meter kubik dengan debit pengambilan sebesar 250 liter per
detik utamanya untuk memenuhi kebutuhan air baku domestik dan industri , kebutuhan air
masyarakat setempat yaitu 900 liter per detik yang diperuntukkan bagi 200.000 jiwa
masyarakat yang tinggal di sana. Sementara, kebutuhan yang baru dapat terpenuhi yakni
400 liter per detik. “Di pulau kecil seperti Tarakan kebutuhan airnya tidak bisa
mengandalkan air tanah karena terpengaruh air laut sehingga menjadi payau. Namun
dalam beberapa kasus jika menggunakan air dari keran PDAM orang lupa mematikan
keran air sehingga air terus mengalir dan menyebabkan pemborosan air sehingga tagihan
airpun meningkat. Salah satu kegiatan yang juga banyak membutuhkan air terutama bagi
seorang muslim adalah berwudhu. Kegiatan ini dilakukan minimal 5 kali dalam sehari
dengan rata-rata penggunaan setiap kali berwudhu menghabiskan 5 liter air. Penggunaan
7
air dalam jumlah tersebut tidaklah sesuai dengan ketersediaan air. Maka untuk
menghindari terbuangnya air dengan sia-sia saat berwudhu, perlu dilakukan penelitian
yang dapat mengendalikan penggunaan air agar lebih efisien. Pengendalian penggunaan
air ini adalah dengan membuat sistem yang dapat membuat kran mengalirkan air hanya
saat digunakan untuk berwudhu, dan akan berhenti saat tidak digunakan. Sistem ini sangat
sulit dilakukan ditengah proses berwudhu’ pada fungsi kran manual. Dengan demikian,
sistem ini akan membuat fungsi kran bekerja secara otomatis. Yaitu, keran sebagai katup
saklar akan mengalirkan dan menghentikan aliran air secara otomatis tanpa ada campur
tangan manusia secara langsung untuk membuka dan menutupnya.
Agar penulisan lebih terarah, dan tidak menyebar keluar dari topik masalah, maka
pembahasan penulisan ini dibatasi ruang lingkup pembahasan sebagai berikut :
8
hari.
9
2 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Adjustable Range Infrared Sensor
Gambar 2.1
10
udara yang bertekanan menuju aktuator pneumatik(cylinder). Atau pada sebuah tandon air
yang membutuhkan solenoid valve sebagai pengatur pengisian air, sehingga tandon
tersebut tidak sampai kosong. solenoid valve ini di desain sesuai dari kegunaannya. Mulai
dari 2 saluran, 3 saluran, 4 saluran dan sebagainya. Contohnya pada solenoid valve 2
saluran atau yang sering disebut katup kontrol arah 2/2. Memiliki 2 jenis menurut cara
kerjanya, yaitu NC dan NO. Jadi fungsinya hanya menutup / membuka saluran karena
hanya memiliki 1 lubang inlet dan 1 lubang outlet. Atau pada solenoid 3 saluran yang
memiliki 1 lubang inlet , 1 lubang outlet ,dan 1 exhaust/pembuangan. Dimana lubang inlet
berfungsi sebagai masuknya fluida, lubang outlet berfungsi sebagai keluarnya fluida dan
exhaust berfungsi sebagai pembuangan fluida/cairan yang terjebak. Dan selenoid 3
saluran ini biasanya digunakan atau diterapkan pada aktuator pneumatik( cylinder kerja
tunggal).
Gambar 2.3
11
2.3 Relay
Relay adalah suatu peralatan elektronik yang berfungsi untuk memutuskan atau
menghubungkan suatu rangkaian elektronik yang satu dengan rangkaian elektronik yang
lainnya, contoh pada rangkaian pengontrol motor mengunakan relay. Pada dasarnya relay
adalah saklar elektromagnetik yang akan bekerja apabila arus mengalir melalui kumparan,
inti besi akan menjadi magnet dan akan menarik kontak-kontak relay. Kontak-kontak
dapat ditarik apabila garis magnet dapat mengalahkan gaya pegas yang melawannya.
Besarnya gaya magnet yang ditetapkan oleh medan yang ada pada celah udara pada
jangkar dan inti magnet, dan banyaknya lilitan kumparan, kuat arus yang mengalir dan
pelawan magnet yang berada pada sirkuit pemagnetan. Untuk memperbesar kuat medan
magnet dibentuk suatu sirkuit. (Wasito pada Utomo, 2010).
gambar 2.4
Kontak-kontak atau kutub-kutub dari relay pada umumnya memiliki tiga dasar
pemakaian yaitu :
a. Bila kumparan dialiri arus listrik, maka kontaknya akan menutup dan disebut
sebagai kontak Normally Open ( NO ).
b. Bila kumparan dialiri arus listrik, maka kontaknya akan membuka dan disebut
dengan kontak Normally Close ( NC ).
c. Tukar-sambung (Change Over/CO), relay jenis ini mempunyai kontak tengah
yang normalnya tertutup tetapi melepaskan diri dari posisi ini dan membuat
kontak dengan yang lain bila relay dialiri listrik.
Berikut ini memperlihatkan beberapa bentuk kontak dari sebuah relay :
12
Gambar 2.5 Jenis Konstruksi Relay (Sumber : Wasito padaUtomo, 2010)
Seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yangn dimilikinya. Pole merupakan
banyaknya contact yang dimiliki oleh relay. Sedangkan Throw adalah banyaknya kondisi (state)
yang mungkin dimiliki contact. berikut ini penggolongan relay berdasarkan jumlah pole dan
tharow :
a. DPST (Double Pole Single Throw)
b. SPST (Single Pole Single Throw)
c. SPDT (Single Pole Double Throw)
d. DPDT (Double Pole Double Throw)
e. 3PDT (Three Pole Double Throw)
f. 4PDT (Four Pole Double Throw)
13
Arduino memiliki kelebihan tersendiri dibanding board mikrokontroler yang lain selain bersifat
open source, arduino juga mempunyai bahasa pemrogramanya sendiri yang berupa bahasa C.
Selain itu dalam board arduino sendiri sudah terdapat loader yang berupa USB sehingga
memudahkan kita ketika kita memprogram mikrokontroler didalam arduino. Sedangkan pada
kebanyakan board mikrokontroler yang lain yang masih membutuhkan rangkaian loader terpisah
untuk memasukkan program ketika kita memprogram mikrokontroler. Port USB tersebut selain
untuk loader ketika memprogram, bisa juga difungsikan sebagai port komunikasi serial. Arduino
menyediakan 20 pin I/O, yang terdiri dari 6 pin input analog dan 14 pin digital input/output. Untuk
6 pin analog sendiri bisa juga difungsikan sebagai output digital jika diperlukan output digital
tambahan selain 14 pin yang sudah tersedia. Untuk mengubah pin analog menjadi digital cukup
mengubah konfigurasi pin pada program. Dalam board kita bisa lihat pin digital diberi keterangan
0-13, jadi untuk menggunakan pin analog menjadi output digital, pin analog yang pada keterangan
board 0-5 kita ubah menjadi pin 14-19. dengan kata lain pin analog 0-5 berfungsi juga sebagi pin
output digital 14-16.
14
2.5 Bahasa Pemrograman
Dalam konteks pemrograman, terdapat sejumlah bahasa pemrograman, seperti Pascal, C, C++, dan
BASIC. Secara garis besar, bahasa-bahasa pemrograman dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
bahasa beraras-tinggi (high- level language) dan bahasa beraras-rendah (low-level language).
Bahasa tingkat tinggi adalah bahasa pemrograman yang berorientasi kepada bahasa manusia.
Program dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman yang mudah dipahami oleh manusia,
biasanya menggunakan kata-kata bahasa Inggris; misalnya IF untuk menyatakan jika dan AND
untuk menyatakan dan. Yang termasuk dalam kelompok bahasa ini adalah bahasa C, C++, Pascal,
dan BASIC. Bahasa tingkat rendah adalah bahasa pemrograman yang berorientasi kepada mesin.
Bahasa ini menggunakan kode biner (yang hanya mengenal kode 0 dan 1) atau suatu kode
sederhana untuk menggantikan kode-kode tertentu dalam sistem biner. Adapun yang tergolong
dalam kelompok bahasa ini adalah bahasa mesin dan bahasa rakitan. Bahasa-bahasa seperti itu ini
sangat sulit untuk dipahami oleh orang awam dan sangat membosankan bagi pemrogram yang
sudah terbiasa dengan bahasa beraras tinggi. Pemrogram harus benar-benar menguasai operasi
komputer secara teknis. Namun bahasa generasi ini memberikan eksekusi program yang sangat
cepat. Selain itu bahasa mesin sangat bergantung pada mesin (machine dependent) yang artinya
bahasa mesin antara satu mesin dengan mesin yang lain jauh berbeda (Heriyanto dan Prasetyanto
pada Eddi Kurniawan, dkk, 2013).
Saat ini, bahasa pemrograman C++ telah mengalami evolusi melalui suatu proses standarisasi
yang dilakukan oleh ANSI (American National Standards Intitute) dan ISO (International
Standards Organization), yaitu dengan menambahkan fitur-fitur baru yang belum didukung oleh
C++ klasik (original). Keistimewaan bahasa C++ dikarenakan bahasa ini diantaranya mendukung
pemrograman berorientasi objek atau yang lebih sering dikenal dengan istilah Object Oriented
Programing (OOP), telah membuat bahasa C++ ini banyak disukai di lingkungan programer
sampai dengan mahasiswa.
15
3 Bab 3
Metodologi Penelitian
3.1. Prosedur Penelitian
Dalam pengerjaan tugas akhir ini dilakukan beberapa tahapan, seperti
yang terlihat pada gambar 3.1, yaitu :
1. Studi Literatur
Studi literatur digunakan sebagai landasan dalam penulisan dan untuk
beberapa pustaka yang terkait dalam perancangan sistem aplikasi sensor PIR
untuk efisiensi pemakaian energli listrik .
2. Merancang Sistem
Perancangan sistem pengaplikasian sensor PIR berbasis Arduino untuk
efisiensi pemakaian energi lsitrik.
3. Pengujian Sensor dan Alat
Hasil perancangan sistem akan diuji berdasarkan tahapan pengujian yang
akan dibahas pada sub bab prosedur pengujian.
4. Analisa Hasil Pengujian
Analisa hasil pengujian untuk memperoleh spesifikasi dari sistem yang
telah dirancang secara keseluruhan. Sistem yang telah dirancang harus
memenuhi tujuan yang ingin dicapai.
5. Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan hasil pengujian sistem maka dapat melakukan
penarikan kesimpulan, dimana penarikan kesimpulan harus mencakup seluruh
gagasan yang diusulkan telah berhasil dan memenuhi tujuan penelitan.
6. Penyusunan Skripsi
Tahapan ini merupakan langkah terakhir dari penelitian, yang dilakukan
pada tahapan ini adalah penulisan tugas akhir dalam bentuk karya ilmiah
dengan tujuan seluruh kegiatan yang telah dilakukan dapat terdokumentasi.
16
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
b) Bahan
1. Sensor infrared adjustable
2. Selonoid valve 12 VDC
1
3. Relay 5 V
4. Arduino uno
5. Program arduino uno
6. Timah
7. Kran air
8. Konektor male-female
2
3.3. Perancangan perangkat lunak
Mulai
Inisialisasi
Tidak
Sensor
mendeteksi
gerak
Ya
Relay Berkerja
Katup Selonoid
Aktif
Selesai
3
4
4 Kesimpulan
5
5 Daftar pustaka
https://properti.kompas.com/read/2017/10/09/124116121/penuhi-kebutuhan-air-pemerintah-
bangun-dua-embung-di-tarakan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/62403/Chapter%20I.pdf?sequence=4
&isAllowed=y
http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-dan-prinsip-kerja-solenoid-valve/
Ginggin Bayu W. N (1) Rika Wahyuni A(2) (2017) APLIKASI SENSOR PIR (PASSIVE
INFRA RED) UNTUK EFISIENSI PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK Fakultas
Teknik,Universitas Borneo Tarakan,
6
6 Lampiran