2. Destilasi Fraksionasi
Berikut adalah rancangan alat untuk destilasi fraksinasi. Lihat Gambar 1.
Gambar 1. Rancangan Alat Untuk Destilasi Fraksinasi
3. Destilasi Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki
titik didih yang konstan.Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum
Raoult.
4. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C.
5. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200 °C atau lebih.Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-
senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih.
6. Destilasi kering
Destilasi kering merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara
memanaskan material padat untuk mendapatkan fase uap dan cairnya, biasanya
digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.
B. Metanol
Metanol adalah salah satu senyawa hidrokarbon dari golongan
alkohol(CnH2n+2O) dengan gugus alkil hidroksil (-OH). Alkohol
memiliki keisomeran fungsidengan eter.Rumus umum methanol adalah CH4O atau
sering ditulis CH3-OH.Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada “keadaan
atmosfer” ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah
terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol).
Nama lain yaitu metil alkohol, metal hidrat, metil karbinol, wood alkohol atau spiritus.
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri.
Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah
beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan
sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air.
Metanol mempunyai sifat fisik, berbentuk cairan bening tidak berwarna,
berbau khas; Rumus molekul CH3OH; Berat molekul 32,0; Titik didih 65oC; Titik
lebur -98oC; Berat jenis (air=1) 0,79 g/mL; Tekanan uap 160 mmHg pada 30oC; Titik
nyala 12oC (pada wadah tertutup); Larut dalam air, benzen, etanol, eter, keton, dan
pelarut organik; Mudah larut dalam air dingin dan air panas.
VI. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
B. Bahan
1. Spiritus 100 mL
2. Metanol 95% Secukupnya
3. Metanol 80% Secukupnya
4. Metanol 70% Secukupnya
5. Metanol 60% Secukupnya
6. Metanol 50% Secukupnya
7. Metanol 40% Secukupnya
8. Metanol 30% Secukupnya
9. Aquades Secukupnya
VII. ALUR PERCOBAAN
Selanjutnya labu yang berisi spirtus dipanaskan hingga suhu 64,5 karena metanol
memiliki titik didih 64,5 . Suhu tetap dijaga dan dikontrol agar tidak sampai melebihi titik
didih etanol, yaitu 70. Jika suhu melebihi titik didih etanol maka etanol akan ikut menguap,
akibatnya destilat yang dihasilkan tidak akan murni. Labu ukur yang dipanaskan
dihubungkan dengan refluks. Fungsi dari refluks adalah untuk memperbesar L/V di
enriching section, sehingga mengurangi jumlah equilibrium stage yang diperlukan untuk
product quality yang ditentukan, atau dengan jumlah stage yan sama, akan menghasilkan
product quality yang lebih baik dengan menggandakan kontak kembali antara cairan dan uap
agar panas yang digunakan efisien.
Jenis refluks yang digunakan dalam praktikum ini yaitu refluks yang memiliki kolom
fraksinasi. Dikolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda
pada setiap kolomnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat
yang lebih dari kolom-kolom dibawahnya, sehingga komponen yang memiliki titik didih
yang lebih tinggi akan tetap berada dibawah dan tidak bisa melewati kolom-kolom
fraksionasi tersebut, sedangkan syang titik didihnya paling rendah akan naik dan lolos dari
kolom fraksinasi dan terpisah dari zat lainnya.
Kemudian uap yang dihasilkan dihasilkan melewati kondensor dan menghasilkan destilat
yang tidak berwarna. Destilat yang dihasilkan adalah metanol. Destilat ditampung dalam
gelas ukur. 3 tetes pertama destilat yang dihasilkan dibuang, karena memungkinkan adanya
pengotor dalam destilat tersebut. Setelah itu, destilat yang dihasilkan ditampung dalam gelas
kimia. Destilat pada gelas kimia diukur indeks biasnya menggunakan refraktometer dengan
hasil pengukuran sebagai berikut:
Dengan memasukkan data yang diperoleh kedalam rumus kemurnian destilat, diporoleh
kemurnian destilat sebesar 81,02%.Hal ini menunjukkan bahwa kemurnian metanol sebesar
81,02% dan sisanya adalah etanol sebesar 18,98%. Destilat yang dihasilkan tidak 100%
murni. Hal ini dapat disebabkan oleh pengontrolan suhu yang kurang sempurna, suhu
melebihi dari titik didih etanol, sehingga etanol ikut menguap dan terkondensasi bersama
metanol menjadi destilat. Agar hal ini tidak terjadi, maka ketika melakukan percobaan suhu
harus benar-benar dikontrol dengan teliti agar tidak sampai melebihi titik didih dari etanol
untuk menghindari terjadinya penguapan etanol, sehingga distilat yang dihasilkan murni.
X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Indeks bias destilat dari hasil pengukuran dengan menggunakan refraktometer sebesar
1,457306.
2. Persentase kemrunian destilat yang didapatkan 81,02%.
= 0,068 × 15 + 80
= 1,02 + 80
= 81,02%
LAMPIRAN FOTO
ALUR
FOTO KETERANGAN
PERCOBAAN
Mengukur 100 ml
spirtus dengan
100 ml spirtus berupa menggunakan gelas
larutan berwarna biru ukur. Kemudian
dimasukkan ke dalam
labu dasar bulat
Suhu pemanasan
Destilat dipindahkan
ke dalam gelas kimia
Pengukuran indeks
bias destilat
Destilat yang telah
ditampung dalam
gelas kimia, diukur
indeks biasnya
menggunakan
refraktometer.
Hasil pengukuran
indeks bias
MSDS METANOL
1. Pengidentifikasi produk
Identifikasi bahan METHANOL
Nomor barang 8388
Nomor registrasi (REACH) 01-2119433307-44-xxxx
No indeks 603-001-00-X
Nomor EC 200-659-6
CAS nomor 67-56-1
2. Penggunaan bahan atau campuran teridentifikasi yang relevan dan penggunaan yang dilarang
Penggunaan teridentifikasi:
kimiawi laboratorium penggunaan industri penggunaan profesional formulation [mixing] of
preparations and/or repackaging (excluding alloys) Penggunaan dalam bahan pembersih
3. Rincian pemasok lembar data keselamatan
Carl Roth GmbH + Co KG
Schoemperlenstr. 3-5
D-76185 Karlsruhe
Germany
Telepon: +49 (0) 721 - 56 06 0
Telefaks: +49 (0) 721 - 56 06 149
e-mail: sicherheit@carlroth.de
Situs web: www.carlroth.de
Petugas berkompeten yang bertanggung jawab atas lembar data keselamatan : Department Health,
Safety and Environment
e-mail (petugas berkompeten) : sicherheit@carlroth.de
4. Nomor telepon darurat
Layanan informasi darurat Poison Centre Munich: +49/(0)89 19240
5. Deskripsi mengenai tindakan pertolongan pertama
Catatan umum
Lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum dipakai kembali.
Setelah terhirup
Beri udara segar. Jika ragu, atau bila gejala tetap berlanjut, minta nasihat medis.
Setelah kontak dengan kulit
Dapat terjadi keracunan berat pada kontak dengan kulit dengan permukaan luas. Dalam kasus apa
pun, panggil dokter.
Setelah kontak dengan mata
Basuhlah hati-hati dengan air untuk beberapa menit. Jika ragu, atau bila gejala tetap berlanjut, minta
nasihat medis.
Setelah tertelan
Basuh mulut. Hubungi dokter jika kamu merasa tidak sehat.
6. Gejala dan efek paling penting, baik akut maupun lambat
Setelah kontak mata: Merah pada konjungtiva mata, Edema konjungtiva (kemosis) mata,
Konjungtivitis (mata merah), Persentuhan kulit berikut: Merah lokal, Setelah proses pencernaan:
Tidak enak badan, Pusing, Muntah-muntah, Efek narkotik, Dosis besar dapat berakibat pada koma
dan kematian, Sakit kepala dan pusing bisa terjadi, dan berlanjut dengan pingsan atau tidak sadar,
Risiko kebutaan, Setelah terhirup: Batuk
7. Media pemadam api
Media pemadam api yang cocok
Koordinasikan pengukuran pemadaman api di lingkungan api semprotan air, busa, busa tahan alkohol,
bubuk pemadam api kering, karbon dioksida (CO2)
Media pemadam api yang tidak cocok
jet air
8. Bahaya khusus yang timbul dari bahan atau campuran
Mudah terbakar. Uap lebih berat daripada udara, menyebar di tanah dan membentuk campuran yang
dapat meledak dengan udara. Dalam penggunaannya, memungkinkan terbentuknya campuran uap
mudah menyala/meledak.
Produk pembakaran yang berbahaya
Jika terjadi kebakaran dapat terjadi: karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2)
9. Nasihat untuk pemadam kebakaran
Padamkan kebakaran dengan hati-hati/waspada yang normal dari jarak yang masuk akal/aman.
Kenakan alat pernapasan yang mengisi-sendiri.
Peralatan protektif khusus bagi pemadam kebakaran
Pakaian yang melindungi dari bahan kimia cair dan gas, termasuk aerosol cair dan partikel padat.
Alat pernapasan yang mengisi-sendiri (SCBA). Alat pernapasan yang mengisi-sendiri (EN 133).