Anda di halaman 1dari 4

RoolPlay Etikolegal

Aspek Hukum, Disiplin Hukum dan Peristilahan Hukum


Dalam Praktek Kebidanan

Nama kelompok :
Febby Ontoni
Indah Dwi Purwatih Rono
Telly Huwae

Ketidaktahuan Keluarga Pasien Mengenai Hak-Hak Bidan

Pada suatu hari ada seorang ibu hamil yang mengeluh perutnya sakit kepada suaminya.
Ibu : Pa perutku kok sakit ya, sakit sekali rasanya pa
Bapak : Loh kenapa bu, ya udah kita ke bidan ya
Setelah itu, bapak membawa istrinya dan ditemani ibu mertua ke tempat ibu bidan . .
Setelah sampai di tempat bu bidan bapak mengetuk pintu sambil memanggil ibu bidan
Bapak : permisi bu bidan (sambil mengetuk pintu)
Bidan : (sambil membuka pintunya dan mempersilahkan masuk)
iya mari silahkan masuk pak ,, bu,, silahkan duduk ada yang bisa saya bantu ???
Bapak : ini istri saya mengeluh perutnya sakit bu bidan
Ibu : saya sudah 9 bulan bu bidan, apa saya akan segera melahirkan ??
Bidan : baik bu,, begini karna umur kehamilan ibu sudah memasuki 9 bulan ibu sudah
waktunya melahirkan untuk itu saya akan melakukan pemeriksaan terlebih
dahulu.. sebelumnya apa ibu mempunyai buku KIA ??
Ibu : iya bu bidan tetapi saya lupa membawanya karna tadi saya sudah terburu” untuk
kesini
Bidan : oh yasudah tidak apa”…. Kalua begitu saya langsung melakukan pemeriksaan ya..
Bidan segera melakaukan pemeriksaan.
Setelah melakukan pemeriksaan, bidan memberitahu hasil dari pemeriksaan yang dilakukan.
Bidan : bu,, pak,, saya sudah melakukan pemeriksaan. Dan hasilnya,, pembukaan jalan
lahir ibu sudah 3 cm, namun bagian terbawah janin itu adalah bokong, jadi ibu
tidak bisa dilahirkan disini.. ibu harus dirujuk ke rumah sakit terdekat.
Bapak : oh begitu yaa bu bidan. Tetapi saya mau istri saya melahirkan disini saja … boleh
ya bu bidan
Bidan : begini pak, bukannya saya mau menolak akan tetapi jika ibu tidak dirujuk, nanti
bisa membahayakan diri ibu dan juga janinnya pak
Mertua : tapi kami ini tidak mempunyai uang bu bidan. Sudahlah disini saja, apalagi sama
saja kan..
Bidan : tapi ini bukan kewenangan saya pak,, bu,,
Bapak : bu bidan disini saja ya kami mohon.. karna kami tidak mempunyai uang.
Setelah bidan berfikir panjang, bidan menyetujui dan memberikan bukti persetujuan kepada bapak
dan ibu mertua untuk menandatanganinya sebagaimana jika terjadi sesuatu kepada ibu bidan tidak
akan bertanggung jawab karna bidan sudah memberikan penjelaskan terlebih dahulu.
Bidan : baiklah pak bu, saya akan menolong persalinan ibu dengan semampunya saya.
tapi, ibu dan bapak harus menandatangani surat pernyataan ini terlebih dahulu

(Tanda tangan)
Setelah ditanda tangani inform refusal, lalu bidan dan asisten bidan mulai menangani ibu hamil
tersebut untuk melahirkan, namun karena bukan wewenang bidan, bayi pun lahir namun bayi
tersebut meninggal
Ass bidan : bu Bidan bayinya tidak tertolong
Bidan : kita segera kabari keluarga pasien.. lagi pula kita sudah berusaha melakukan
semua pertolongan terbaik untuk bayinya sebisa kita tapi tuhan berkehendak lain..
dan kita tidak bisa apa”
Bidan dan assiten bidan memberitahu keluarga pasien bahwa ibunya selamat namun bayinya tidak
bias diselamatkan
Bapak,, : bagaimana kondisi istri saya bu bidan ?? apa persalinannya sudah selesai ??
bagaimana keadaan bayi saya apa baik” saja ?? bu bidan tolong dijawab
(menghadap ke arah bidan dengan raut wajah yang penuh kecemasan)
Bidan : pak,, bu,, ibunya selamat
Bapak : Puji Tuhan
Bidan : tapiiii , , , ,
Bapak : tapi apa bu bidan ??
Bidan : tapi bayinya tidak bias kami selamatkan pak..
Mertua : loh kok bisa bu bidan ??? Ini pasti karna kalian tidak bisa bekerja dengan baik
kan. Kenapa bisa cucu saya meninggal ?? Kalian harus tanggung jawab.
Bidan : sabar pak,,, buu,,, kalian harus tenang dulu
Bapak : tidak bisa, kalian harus bertanggung jawab

Setelah kematian bayi tersebut, keluarga inipun menceritakan kepada masyarakat setempat bahwa
bidan tidak professional dalam mengerjakan tugas
Mertua : hey ibu-ibu kalau kalian ingin melahirkan jangan di bidan itu ya
Masy 1 : emang kenapa bu ??
Mertua : cucu saya melahirkan ditempat bidan itu tidak selamat (meninggal) ibu-ibu, awas
nanti bayi kalian juga senasib sama seperti cucu saya. Mmmmmm dasar memang
bidan itu tidak professional kerjanya
Masy 1 : apa benar yang dikatakan ibu ?? duuuh jadi takut nih kita ke bidan
Masy 2 : ya ampuun, bidan itu kan seharusnya menjaga,,, kok malah bisa ya
Masy 1 : bagaimana kalau kita laporkan saja bidannya ke polisi
Masy 2 : iya setuju, bagaimana kalau sekarang saja ibu”
Masy 1 : iya benar. nanti kalau dibiarin bisa bertambah korban lagi ibu”
Setelah itu masyarakat melaporkan bidan tersebut ke kantor polisi. Polisi langsung segera datang
ke tempat bidan tersebut untuk mencari keterangan. Disitu juga hadir ketua IBI untuk menyelidiki
yang sebenarnya. dan bidanpun mulai menjelaskan apa yang telah terjadi serta menentukan apa
yang salah.
Polisi : jadi bagaimana kronologinya bubidan ?
Bidan : begini pak, kemerin ibu yang ingin melahirkan ini datang bersama suami dan
mertuanya, ibu ini sudah pembukaan 3 cm namun, janin letaknya sungsang atau
bokong, saya sudah memberitahu keluarga untuk merujuk ibu agar supaya bias
mendapatkan pelayanan yang terjangkau. Tapi, keluarga tidak menyetujuinya, ini
ada bukti inform refusalnya / bukti penolakan dari keluarga pak.. disini sudah
tertera tanda tangan dari keluarga. Bapak bisa tanya langsung ke keluarga
tersebut.
IBI : oh jadi begitu kronologinya, berarti bidan sudah melakukan sesuai prosedur yang
seharusnya dilakukan.
Bidan : iya bu, saya sudah melakukan tindakan sesuai peosedur
IBI : jadi begini pak polisi, apabilah bidan sudah melakukan tindakan sesuai prosedur
dan memiliki bukti penolakan rujukan dari keluarga yang menolak untuk dirujuk
maka apabilah terjadi seperti ini, itu adalah tanggung jawab keluarga tersebut
bukan dari pihak bidannya.
Polisi : ohh seperti itu yaa, baiklah,,,, karena bukti akuratnya sudah ditangan saya maka
kejadian ini tidak perlu diperpanjang ke meja hijau.
Bidan : iya pak terima kasih. tapi bagaimana dengan keluarganya yang masih
menyalahkan saya atas kematian anaknya
IBI : kalau masalah itu biar saya sendiri yang menjelaskan kepada keluarga tersebut
agar permasalah ini tidak diperpanjamg lagi. dan saya akan menjelaskan
mengenai inform consent, refusal dan choice kepada warga disini agar
masyaraakat disini bisa paham tentang hal tesebut
Bidan : terima kasih banyak ya Ibu atas bantuannya..
IBI : iya sama-sama bu, selagi tindakan ibu masih dalam prosedur maka masih aman
untuk ibu, kalau begitu kami pamit pulag ya bu..
Bidan : iyaa bu, sekali lagi terima kasih atas bantuannya.. hati-hati dijalan
IBI : Iya permisi…
Kesimpulan dari cerita ini adalah sebelum melakukan suatu tindakan baik itu tindakan apapun
harus meberikan persetujuan untuk pasien atau keluarga pasien baik inform consent, refusal dan
choice karna seperti cerita di atas bila dari pihak keluarga melaporkan bidan dengan tindakan yang
tidak menguntungkan mereka maka,, bidan punya hak untuk membela dirinya karna mempunyai
bukti-bukti yang kuat dimana bidan tidak dinyatakan bersalah karna sudah melakukan tindakan
sesuai prosedur yang berlaku.
Itulah roolplay dari kelompok kami..

“Terima Kasih”

Anda mungkin juga menyukai