Anda di halaman 1dari 11

Disusun Oleh :

Nama : Yolanda Intan Irawanti

Dosen : Ir. Magit Fitroni, M.Kom


 George R. Terry dalam buku Principles of Management (Sukarna, 2011:3),
juga menyatakan bahwa management is the accomplishing of a
predetemined obejectives through the efforts of otherpeople atau manajemen
adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui atau bersama-
sama usaha orang lain.
Manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu atau kelompok
dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen
berorientasi pada proses (process oriented) yang berarti bahwa manajemen
membutuhkan sumber daya manusia, pengetahuan, dan keterampilan agar
aktivitas menjadi lebih efektif atau dapat menghasilkan tindakan dalam
mencapai kesuksesan. Oleh sebab itu, tidak akan ada organisasi yang akan
sukses apabila tidak menggunakan manajemen yang baik. (Torang, 2013:
165). Manajamen adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari POAC yang
dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasi
atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu
pengetahuan maupun seni .seni adalah suatu pengetahuan bagaimana
mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan
yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.

 George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011:


10) mengemukakan tentang Planning sebagai berikut, yaitu “Planning is the
selecting and relating of facts and the making and using of assumptions
regarding the future in the visualization and formulation to proposed of
proposed activation believed necesarry to accieve desired result”.
“….Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta serta
pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk
masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.”
Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan
penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan.
Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan
matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk
pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk mencapai tujuan.
Perencanaan adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai
selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar
dapat mencapai tujuan-tujuan itu. Harold Koonts and Cyril O’Donnel,
“Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan
memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan
program-program dari alternatif yang ada.Jadi masalah perencanaan adalah
masalah “memilih” yang terbaik dari beberapa alternatif yang ada.
Perencanaan harus mampu menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-
kebutuhan, memprediksi apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan
datang sesuai prakiraan atau analisis yang dilakukan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan menjadi penjelas dari tahap-tahap yang
dikehendaki dengan melibatkan sumber daya pendidikan dalam pembuaan
keputusan.
Banghart dan Trull menjelaskan bahwa perencanaan dalam institusi
pendidikan merupakan kegiatan penyeleksi kebutuhan dana, memilih dan
melatih tenaga dan menilai performance (unjuk kerja) organisasi untuk
memenuhi tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian
perencanaan adalah proses menentukan sasaran, alat, tuntutan-tuntutan,
taksiran, pos-pos tujuan, pedoman dan kesepakatan (comitment) yang
menghasilkan program pendidikan yang terus berkembang.
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan
yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984)
bahwa: planning may be defined as the proses by which manager set
objective, asses the future, and develop course of action designed to
accomplish these objective. Sedangkan T. Hani Handoko (1995)
mengemukakan bahwa:
Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program,
prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.

 Pengorganisasian tidak dapat diwujudkan tanpa ada hubungan dengan yang


lain dan tanpa menetapkan tugas-tugas tertentu untuk masing-masing unit.
George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011:
38) mengemukakan tentang organizing sebagai berikut, yaitu “Organizing is
the determining, grouping and arranging of the various activities needed
necessary forthe attainment of the objectives, the assigning of the people to
thesen activities, the providing of suitable physical factors of enviroment and
the indicating of the relative authority delegated to each respectives
activity.“…Pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokkan, dan
penyusunan macam-macam kegiatan yang dipeelukan untuk mencapai
tujuan, penempatan orang-orang (pegawai), terhadap kegiatan-kegiatan ini,
penyediaan faktor-faktor physik yang cocok bagi keperluan kerja dan
penunjukkan hubungan wewenang, yang dilimpahkan terhadap setiap orang
dalam hubungannya dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan.
Terry (Sukarna, 2011: 46) juga mengemukakan tentang azas-
azas organizing, sebagai berikut, yaitu :

 The objective atau tujuan.


 Departementation atau pembagian kerja.
 Assign the personel atau penempatan tenaga kerja.
 Authority and Responsibility atau wewenang dan tanggung jawab.
 Delegation of authority atau pelimpahan wewenang.

Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan


orang-orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan
keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.Organizing
(Pengorganisasian) Terry menjelaskan bahwa pengorganisasian merupakan
kegiatan dasar manajemen. Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun
dan menyusun semua sumber yang disyaratkan dalam rencana, terutama
sumber daya manusia.sedemikian rupa sehingga kegiatan pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.Dengan
pengorganisasian, orang-orang dapat disatukan dalam satu kelompok atau
lebih untuk melakukan berbagai tugas.Tujuan pengorganisasian adalah
membantu orang-orang untuk bekerjasama secara efektif dalam wadah
organisasi atau lembaga.Pengaplikasian organisasi ke ranah pendidikan
karena adanya hubungan antara keduanya.Dalam organisasi sekolah
(pendidikan) yang besar, hubungan-hubungan itu secara garis besar
mencakup aspek sasaran, fungsi atau perangkat tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan akuntabilitasnya. Misalnya seperti adanya hubungan garis
(vertikal), hubungan staff, hubungan konsultatif, hubungan koordinatif.

Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan


kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja
sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melak-
sanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna
mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Pengorganisasian dalam pengertian real (real sense) menunjukkan
hubungan antar manusia sebagai akibat organisasi. Pengorganisasian dalam
pengertian abstrak menunjukkan hubungan antara unit-unit / departemen-
departemen kerja..
Menurut G. R. Terry dalam bukunya, Principle of Management :
• Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron / teratur untuk menyediakan
jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk
menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran
yang telah ditentukan.
Menurut tinjauan manajemen, koordinasi menurut Terry meliputi :
1. Jumlah usaha baik secara kuantitatif, maupun secara kualitatif
2. Waktu yang tepat dari usaha-usaha tersebut
3. Directing atau penentuan arah usaha-usaha tersebut

 Menurut George R. Terry dalam bukunya Principles of


Management (Sukarna, 2011: 82) mengatakan bahwa Actuating is setting all
members of the group to want to achieve and to strike to achieve the
objective willingly and keeping with the managerial planning and organizing
efforts. “….Penggerakan adalah membangkitkan dan mendorong semua
anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan keras
untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan
usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan.
Definisi diatas terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan tergantung
kepada bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelompok manajemen, mulai
dari tingkat atas, menengah sampai kebawah. Segala kegiatan harus terarah
kepada sasarannya, mengingat kegiatan yang tidak terarah kepada
sasarannya hanyalah merupakan pemborosan terhadap tenaga kerja, uang,
waktu dan materi atau dengan kata lain merupakan pemborosan
terhadap tools of management. Hal ini sudah barang tentu merupakan mis-
management.
Tercapainya tujuan bukan hanya tergantung kepada planning
dan organizing yang baik, melainkan juga tergantung pada penggerakan dan
pengawasan.Perencanaan dan pengorganisasian hanyalah merupakan
landasan yang kuat untuk adanya penggerakan yang terarah kepada sasaran
yang dituju. Penggerakan tanpa planning tidak akan berjalan efektif karena
dalam perencanaan itulah ditentukan tujuan, budget, standard, metode kerja,
prosedur dan program. (Sukarna, 2011: 82-83).
Faktor-faktor yang diperlukan untuk penggerakan yaitu:

 Leadership (Kepemimpinan)  Incentive (Perangsang)


 Attitude and morale (Sikap  Supervision (Supervisi)
dan moril)  Discipline (Disiplin)
 Communication (Tatahubunga
n)
Actuating (Menggerakkan) diartikan sebagai penggerakan adalah
manajemen untuk membuat orang lain suka dan dapat bekerja secara ikhlas
serta bergairah untuk bekerjasama dalam rangka untuk mencapai tujuan
organisasi sesuai dengan rencana dan pengorganisasian. G.R Terry
mengatakan bahwa penggerakan merupakan kegiatan yang berkaitan erat
dengan manusia dan merupakan masalah yang sangat kompleks serta yang
paling sulit dilakukan dari semua fungsi manajemen.

Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan


sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakan seluruh
sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa memcapai tujuan.

Tingkah laku pimpinan yang menggerakkan organisasi secara efektif adalah


melakukan peran aktif dalam kegiatan pengembangan staf, memperbaiki unjuk
kerja, melakukan kepemimpinan pengajaran langsung, meyakinkan bahwa unjuk
kerja para pengajar di kelas harus di evaluasi dan guru adalah merupakan model
tokoh yang efektif.

Dalam institusi sekolah, semua ini dapat dilihat dari kwalitas manajemen
sekolah dan manajemen instruksional, sehingga pelayanan belajar dan evaluasi
kemajuan belajar dapat dilaksanakan memenuhi standar kwalitas yang
kompetitif.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa
hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan
dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu
juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan


upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui
berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan
tanggung jawabnya.

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini


adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu
jika :

(1) merasa yakin akan mampu mengerjakan,

(2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,

(3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih
penting, atau mendesak,

(4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan

(5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.


 Control mempunyai perananan atau kedudukan yang penting sekali dalam
manajemen, mengingat mempunyai fungsi untuk menguji apakah
pelaksanaan kerja teratur tertib, terarah atau tidak.
Walaupun planning, organizing, actuating baik, tetapi apabila pelaksanaan
kerja tidak teratur, tertib dan terarah, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak
akan tercapai. Dengan demikian control mempunyai fungsi untuk mengawasi
segala kegaiatan agara tertuju kepada sasarannya, sehingga tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
Untuk melengkapi pengertian diatas, menurut George R. Terry (Sukarna,
2011: 110) mengemukakan bahwa Controlling, yaitu:Controlling can be
defined as the process of determining what is to accomplished, that is the
standard, what is being accomplished. That is the performance, evaluating
the performance, and if the necessary applying corrective measure so that
performance takes place according to plans, that is conformity with the
standard.“…Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa
yang harus dicapai yaitu standard, apa yang sedang dilakukan yaitu
pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bilaman perlu melakukan perbaikan-
perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras
dengan standard (ukuran).
Terry (Sukarna, 2011: 116), mengemukakan proses pengawasan sebagai
berikut, yaitu:

 Determining the standard or basis for control (menentukan standard atau


dasar bagi pengawasan)
 Measuring the performance (ukuran pelaksanaan)
 Comparing performance with the standard and ascerting the difference, it
any (bandingkan pelaksanaan dengan standard dan temukan jika ada
perbedaan)
 Correcting the deviation by means of remedial action (perbaiki penyimpangan
dengan cara-cara tindakan yang tepat).
Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari
organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum.Serta mengawasi
penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif
dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.
Controlling (Mengawasi) Yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuan-
tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan
mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu.Suatu hal yang sangat
penting dalam pengelolaan pendidikan, baik yang dikelola oleh pemerintah
maupun swasta adalah bagaimana manajemennya dilaksanakan secara
berkwalitas.Pengawasan dilingkungan pendidikan sering juga diartikan
sebagai evaluasi ada juga yang menyebut dengan istilah supervisi. Baik
pengawasan, evaluasi maupun supervisi memeiliki arti yang sama, yaitu
menilai hasil kerja. Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh pihak-pihak
yang kedudukannya lebih senior dari yang melaksanakan pekerjaan atau
tugas.Demikian di lingkungan pendidikan dikenal petugas-petugas pengawas
pendidikan.Dari pengawas tingkat sekolah Taman Kanak-kanak sampai
skolah menengah atas.Mereka adalah pejabat-pejabat fungsional yang
bertugas untuk melaksanakan pengawasan di lingkungan sekolah.
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah
pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan
efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan
David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai :
“… the process by which manager determine wether actual operation are
consistent with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani
Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya
memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa:
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan–tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai