Anda di halaman 1dari 4

BAB VII USULAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

VII.1 Konsep Umum


Dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Cimahi tahun 2002 disebutkan
bahwa perubahan tata guna lahan di Kota Cimahi berlangsung cepat, yaitu
pembangunan daerah perdagangan dan jasa sebesar 14.42% per tahun dan
pembangunan daerah pemukiman sebesar 10.34% per tahun. Dampak dari
perubahan tata guna lahan ini menyebabkan peningkatan aliran permukaan dan
penurunan air yang meresap ke dalam tanah. Oleh karena itu, saat musim hujan
Kota Cimahi mengalami banjir dan saat musim kemarau sebagian wilayahnya
mengalami kekeringan.

Konsep sistem drainase yang direncanakan adalah konservasi lingkungan dan


meminimalkan kerugian. Prioritas utama kegiatan akan ditujukan untuk mengelola
limpasan permukaan dengan pembangunan fasilitas penampungan air hujan, yakni
sumur resapan dan kolam retensi. Setelah itu akan dilakukan perbaikan dan atau
normalisasi saluran drainase eksisting.

Konsep sumur resapan pada hakekatnya adalah memberi kesempatan pada air
hujan yang jatuh di atap atau lahan yang kedap air untuk meresap ke dalam tanah
dengan jalan menampung air tersebut pada suatu sitem resapan. Sumur resapan ini
merupakan sumur kosong dengan kapasitas tampungan yang cukup besar sebelum
air meresap ke dalam tanah, sehingga pengisian air tanah menjadi optimal.
Berbeda dengan sumur resapan, konsep kolam retensi adalah mengumpulkan dan
menyimpan limpasan air hujan di ujung hulu saluran sebagai kolam pengatur
banjir. Kolam retensi ini mampu menampung limpasan air hujan cukup besar,
sehingga efektifitas pengendalian banjir juga cukup tinggi. Adanya kolam retensi
ini dapat mencegah banjir kiriman dari daerah hulu

VII.2 Usulan Perencanaan Sistem Drainase


VII.2.1 Perencanaan Saluran Drainase
Saluran drainase harus direncanakan untuk dapat melewatkan debit rencana

VII-1
dengan aman sekaligus untuk menghindari kontaminasi air tanah oleh polutan
yang berasal dari limbah domestik. Perencanaan saluran drainase yang diusulkan
meliputi:
1. Sistem penyaluran dibuat terpisah dengan sistem penyaluran air buangan
domestik.
2. Pola pengaliran dilakukan secara gravitasi mengingat kondisi topografi
Kota Cimahi yang melandai ke arah selatan menuju saluran drainase
induknya, yaitu Sungai Citarum.
3. Jalur saluran dibuat sesuai dengan jalur yang telah ada kecuali saluran
tambahan. Hal ini bertujuan meminimalkan biaya.
4. Bentuk saluran adalah bentuk segiempat dengan dinding saluran terbuat
dari pasangan batu kali isi dan dasar saluran terbuat dari pasangan batu
kali kosong.
5. Bangunan pelengkap yang digunakan, yaitu gorong-gorong, outfall, dan
street inlet.
6. Bentuk gorong-gorong yang dipilih adalah bentuk silinder dari bahan
beton (pipa beton yang tersedia di pasaran maupun beton pracetak).
Bentuk silinder memilki konstruksi lebih stabil dan mudah didapatkan
dipasaran dalam berbagai ukuran.
7. Street inlet dibangun di jalan-jalan bertrotoar. Jenis street inlet yang
dipilih adalah curb inlet. Tabel 7.3 menampilkan rekapitulasi jumlah
street inlet pada jalan-jalan bertrotoar di Kota Cimahi.
8. Outfall dibangun dengan bentuk seperti bangunan terjunan miring yang
terbuat dari konstruksi pasangan batu kali atau batu belah sama seperti
pada konstruksi saluran drainase.

VII.2.2 Sumur Resapan


Daerah Aliran Sungai Cimahi memiliki potensi dibangun sumur resapan sebanyak
28,922 buah, kecuali Kelurahan Cibeber dan Kelurahan Leuwigajah. Kelurahan
Cibeber dan Kelurahan Leuwigajah tidak memenuhi syarat kemiringan lereng
untuk dibangun sumur resapan. Tipe geometri sumur resapan yang direncanakan
adalah tipe 6, berbentuk silender dengan diameter 1 m dan kedalaman 3 m.

VII-2
Untuk detail perencanaan, dipilih Perumahan KPAD Sriwijaya sebagai daerah
perencanaan sumur resapan. Pada perumahan ini dapat dibangun 2 jenis sumur
resapan, yaitu sumur resapan pekarangan dan sumur resapan komunal untuk tiap 3
rumah. Jumlah air yang dapat teresapakan dari fasilitas sumur resapan ini sebesar
11,302,062.40 m3/tahun. Tabel 7.1 dibawah ini merupakan hasil perhitungan
dimensi berbagai tipe sumur resapan.

Tabel 7.1 Dimensi Sumur Resapan


Dimensi (m)
Tipe Sumur Resapan
Diameter Kedalaman
Pekarangan (Rumah 110 m2) 1 1.3
2
Pekarangan (Rumah 90 m ) 1 1.1
Pekarangan (Rumah 75 m2) 1 0.9
2
Pekarangan (Rumah 60 m ) 1 0.7
Komunal 1 2.5

VII.2.3 Kolam Retensi


Kolam retensi yang diusulkan berjumlah empat buah yang akan dibangun di
Kelurahan Utama, di Kelurahan Setiamanah, dan Kelurahan Cigugur Tengah.
Tabel 7.2 merincikan kapasitas dan dimensi ke empat kolam retensi.

Tabel 7.2 Kapasitas dan Dimensi Kolam Retensi


Keterangan Kapasitas Panjang Lebar Kedalaman
(m3/s) (m) (m) (m)
Kolam Retensi - 1 3.72 180 90 1
Kolam Retensi - 2 2.51 171 85.5 1
Kolam Retensi - 3 1.88 156 78 1
Kolam Retensi - 4 2.23 193 96.5 1

Jumlah air yang dapat teresapakan dari fasilitas sumur resapan ini sebesar
574,588.08 m3/tahun.

VII-3
Tabel 7.3 Rekapiltulasi Jumlah Street Inlet
Nama Jalan Jarak Antar Curb Inlet (m) Jumlah Curb Inlet
Jl. Raya Timur 2.79 727
Jl. Cihanjuang 6.12 152
Jl. Kolonel Masturi 6.12 200
Jl. Gatot Subroto 6.12 247
Jl. Raya Baros 6.12 252
Jl. Terusan Tol Baros 3.43 289
Jl. Kerkop 4.29 308
Jl. Nanjung Raya 6.12 190
Jl. Tol Baros - Pasteur 1.91 542
Jl. Tol Padalarang - Cileunyi 1.91 2109

VII-4

Anda mungkin juga menyukai