Konsep sumur resapan pada hakekatnya adalah memberi kesempatan pada air
hujan yang jatuh di atap atau lahan yang kedap air untuk meresap ke dalam tanah
dengan jalan menampung air tersebut pada suatu sitem resapan. Sumur resapan ini
merupakan sumur kosong dengan kapasitas tampungan yang cukup besar sebelum
air meresap ke dalam tanah, sehingga pengisian air tanah menjadi optimal.
Berbeda dengan sumur resapan, konsep kolam retensi adalah mengumpulkan dan
menyimpan limpasan air hujan di ujung hulu saluran sebagai kolam pengatur
banjir. Kolam retensi ini mampu menampung limpasan air hujan cukup besar,
sehingga efektifitas pengendalian banjir juga cukup tinggi. Adanya kolam retensi
ini dapat mencegah banjir kiriman dari daerah hulu
VII-1
dengan aman sekaligus untuk menghindari kontaminasi air tanah oleh polutan
yang berasal dari limbah domestik. Perencanaan saluran drainase yang diusulkan
meliputi:
1. Sistem penyaluran dibuat terpisah dengan sistem penyaluran air buangan
domestik.
2. Pola pengaliran dilakukan secara gravitasi mengingat kondisi topografi
Kota Cimahi yang melandai ke arah selatan menuju saluran drainase
induknya, yaitu Sungai Citarum.
3. Jalur saluran dibuat sesuai dengan jalur yang telah ada kecuali saluran
tambahan. Hal ini bertujuan meminimalkan biaya.
4. Bentuk saluran adalah bentuk segiempat dengan dinding saluran terbuat
dari pasangan batu kali isi dan dasar saluran terbuat dari pasangan batu
kali kosong.
5. Bangunan pelengkap yang digunakan, yaitu gorong-gorong, outfall, dan
street inlet.
6. Bentuk gorong-gorong yang dipilih adalah bentuk silinder dari bahan
beton (pipa beton yang tersedia di pasaran maupun beton pracetak).
Bentuk silinder memilki konstruksi lebih stabil dan mudah didapatkan
dipasaran dalam berbagai ukuran.
7. Street inlet dibangun di jalan-jalan bertrotoar. Jenis street inlet yang
dipilih adalah curb inlet. Tabel 7.3 menampilkan rekapitulasi jumlah
street inlet pada jalan-jalan bertrotoar di Kota Cimahi.
8. Outfall dibangun dengan bentuk seperti bangunan terjunan miring yang
terbuat dari konstruksi pasangan batu kali atau batu belah sama seperti
pada konstruksi saluran drainase.
VII-2
Untuk detail perencanaan, dipilih Perumahan KPAD Sriwijaya sebagai daerah
perencanaan sumur resapan. Pada perumahan ini dapat dibangun 2 jenis sumur
resapan, yaitu sumur resapan pekarangan dan sumur resapan komunal untuk tiap 3
rumah. Jumlah air yang dapat teresapakan dari fasilitas sumur resapan ini sebesar
11,302,062.40 m3/tahun. Tabel 7.1 dibawah ini merupakan hasil perhitungan
dimensi berbagai tipe sumur resapan.
Jumlah air yang dapat teresapakan dari fasilitas sumur resapan ini sebesar
574,588.08 m3/tahun.
VII-3
Tabel 7.3 Rekapiltulasi Jumlah Street Inlet
Nama Jalan Jarak Antar Curb Inlet (m) Jumlah Curb Inlet
Jl. Raya Timur 2.79 727
Jl. Cihanjuang 6.12 152
Jl. Kolonel Masturi 6.12 200
Jl. Gatot Subroto 6.12 247
Jl. Raya Baros 6.12 252
Jl. Terusan Tol Baros 3.43 289
Jl. Kerkop 4.29 308
Jl. Nanjung Raya 6.12 190
Jl. Tol Baros - Pasteur 1.91 542
Jl. Tol Padalarang - Cileunyi 1.91 2109
VII-4