Anda di halaman 1dari 53

RESUME KASUS HARIAN

1.Initial Klien : Ny.N

2.Usia : 32 tahun

3.Ruang Perawatan : Rawat inap PKM Entikong

4.Diagnosa Medis : Susp. Typhus Abdominalis

5.Pengkajian Fokus :

Pada saat dikaji suami klien mengatakan isrti saya yakni Ny.N,demam sudah 4 hari
dirumah,mual,muntah 5 kali, sakit kepala,lidah kotor/putih,klien tampak lemah,tidak ada nafsu
makan,perut mulas

Klien terlihat lemah, TTV : TD =100/60 mmHg,N = 72 x/mt,RR=20 x/mt,S = 39,5 ℃

Analisa Data :

NO Data Fokus Etiologi Masalah


1 DS : Penyakit Peningkatan suhu tubuh
Suami klien mengatakan isrti diatas kisaran normal
saya yakni Ny.N,demam 4 hari
dirumah, sakit kepala ,perut
mulas
DO:
klien tampak lemah, lidah
kotor/putih ,
TTV : TD =100/60 mmHg,N =
72 x/mt,RR=20 x/mt,S = 39,5

2 DS : Kehilangan cairan aktif Kekurangan volume cairan


mual,
DO:
klien tampak lemah
muntah 5 kali

3 DS: Penyakit yang ditandai Ketidakseimbangan nutrisi


tidak ada nafsu makan dengan perut mulas kurang dari kebutuhan pokok
DO:
Tampak lemah,muntah,
TTV : TD =100/60 mmHg,N =
72 x/mt,RR=20 x/mt,S = 39,5

6. Diagnosa Keperawatan :

a. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal bd Penyakit


b. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pokok b.d Penyakit yang ditandai dengan
perut mulas

Diagnosa Keperawatan Utama :


Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif

7. Intervensi Diagnosa Utama

NO/ Diagnosa Tujuan dan Intervensi


TGL/ Keperawatan Kriteria Hasil
JAM
1/ Kekurangan volume NOC : NIC :
08- cairan b.d  Fluid balance Fluid management
12- kehilangan cairan  Hydration  Pertahankan catatan
18/ aktif  Nutritional status : food intake dan out put yg
10.35 and fluid intake akurat
WIB  Monitor status hidrasi
Setelah dilakukan asuhan (kelembaban membran
keperawatan selama 1 x mukosa,nadi
24 jam diharapkan adekuat,tekanan darah
kekurangan cairan ortostatik) jika diperlukan
teratasi,dengan  Monitor vital sign
 Monitor masukan
Kriteria hasil : makanan/cairan dan
 Mempertahankan urine hitung intake kalori
output sesuai dengan usia  Kolaborasi pemberian
dan BB,BJ urine cairan IV
normal,HT normal  Dorong masukan oral
 Tidak ada tanda-tanda  Dorong keluarga untuk
dehidrasi membantu klien makan
 Tawarkan snack ( just
buah)
 Kolaborasi dengan dokter
pemberian obat anti
muntah
 Kolaborasi dengan
petugas LAB
Pemeriksaan darah
Malaria dan Widal

8. Implementasi Diagnosa Utama

NO/ Diagnosa INPLEMENTASI EVALUASI


TGL/ Keperawatan
JAM
1 Kekurangan volume Fluid management S:
09-12- cairan b.d  Mempertahankan catatan Demam berkurang ,sakit
18/ kehilangan cairan intake dan out put yg kepala berkurang,perut tidak
10.35 aktif akurat mulas,nafsu makan
WIB Memonitor status hidrasi membaik,mual berkurang
DS : (kelembaban membran O:
Suami klien mukosa,nadi RR: 20 x/menit,TD:100/70
mengatakan isrti adekuat,tekanan darah mmHg,N; 82 x/mt,
saya yakni ortostatik) jika S:37,3℃,klien menghabiskan
Ny.N,demam 4 hari diperlukan ¾ porsi makanan,muntah :
dirumah, sakit  Memonitor vital sign tidak ada,
kepala ,perut mulas  Memonitor masukan Hasil lab belum diambi /
mual, tidak ada makanan/cairan dan diketahui
nafsu makan (1/4 hitung intake kalori A:
porsi terhabiskan)  Kolaborasi pemberian Sebagian besar keluhan
DO : cairan IV berkurang
Tampak lemah,  Dorong masukan oral /Masalah sebagian teratasi
muntah 5 kai,  Dorong keluarga untuk
TTV : TD =100/60 membantu klien makan P :Intervensi dilanjutkan
mmHg,N = 72  Tawarkan snack ( just
x/mt,RR=20 x/mt,S buah)
= 39,5 ℃  Kolaborasi dengan
dokter pemberian obat
anti muntah
 IVFD RL 30 tpm
 Ondansentron 3x1 amp
 Antrain 3x1 amp (Bila
suhu ≥38,5℃
 Ceftriaxon 2x1 gram iv
 Kolaborasi dgn petugas
Lab untuk pemeriksaan
Malaria dan Widal

Entikong,09 Desember 2018

Kepala Puskesmas Entikong,

Dr. HIDAYAT SAMIAJI

NIP. 19750915 200502 1 003


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

INITIAL KLIEN : Ny.N


UMUR : 32 Tahun
JENIS KELAMIN : Perempuan
RUANG PERAWATAN : Ruang Rawat Inap Puskesmas Entikong
DIAGNOSA MEDIS : Susp. Typhus Abdominalis

No Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan


Diagnostik Yang ke...1...
kalinya
1 Malaria Dari hasil pemeriksaan diagnostik tidak 08-12-2018
ditemukan adanya flasmodium semua
jenis malaria
2 Widal S.typhi (O) : 1/100 08-12-2018
S.paratyphi A : 1/100
S.paratyphi B : HB200
S.paratyphi C : 1/100

S.typhi (H) : 1/100


S.paratyphi A : 1/100
S.paratyphi B : HB/100
S.paratyphi C : 1/100

TERAPI FARMAKOLOGIS

INITIAL KLIEN : Ny.N


UMUR : 32 Tahun
JENIS KELAMIN : Perempuan
RUANG PERAWATAN : Ruang Rawat Inap Puskesmas Entikong
DIAGNOSA MEDIS : Susp. Typhus Abdominalis

No Terapi Farmakologis Naratif


1 IVFD RL 30 tpm Indikasi :

Ringer laktat umumnya digunakan sebagai


cairan hidrasi dan elektrolit serta sebagai agen
alkalisator. Obat ini juga diberikan untuk
meringankan beberapa kondisi, diantaranya
adalah:

 Tetani hipokalsemik.
 Ketidakseimbangan elektrolit tubuh.
 Diare.
 Luka bakar.
 Gagal ginjal akut.
 Kadar natrium rendah.
 Kekurangan kalium.
 Kekurangan kalsium.
 Kehilangan banyak darah dan cairan.
 Hipertensi.
 Aritmia (gangguan irama jantung).

Kontra Indikasi :
 Alergi terhadap sodium laktat.
 Obat ini tidak boleh diberikan bersamaan
dengan ceftriaxone pada bayi baru lahir (< 28
hari), meskipun diberikan dari jalur infus yang
terpisah. Pemberian bersamaan dapat
meningkatkan risiko fatal pengendapan garam
kalsium ceftriaxone pada bayi.
 Demikian juga pada anak-anak > 28 hari dan
orang dewasa pemberian ringer laktat dengan
ceftriaxone bersamaan dari satu selang infus
tidak dianjurkan. Jika satu selang infus
digunakan bergantian, selang sebelumnya harus
dibersihkan dengan cairan lain

Efek Samping :
 Nyeri dada.
 Detak jantung tidak normal.
 Turunnya tekanan darah.
 Kesulitan bernapas.
 Batuk.
 Bersin-bersin.
 Ruam kulit.
 Gatal pada kulit.
 Sakit kepala.

2 Ondansentron 3x1 amp Indikasi :

Ondansetron adalah obat yang


digunakan untuk mencegah serta
mengobati mual dan muntah yang
disebabkan oleh efek
samping kemoterapi, radioterapi, atau
operasi

Kontra Indikasi :
Hipersensitivitas pada Ondansetron adalah
sebuah kontraindikasi. Sebagai
tambahan, Ondansetron tidak boleh dikonsumsi
jika Anda memiliki kondisi berikut:
 Gangguan ginjal dan fungsi hati
 Laktasi
 hipersensitivitas
 keganasan lambung
 kehamilan

Efek Samping :

 Sakit kepala dan pusing.


 Mudah mengantuk.
 Kepanasan.
 Pusing ketika berdiri.
 Mudah lelah.
 Konstipasi.
 Sakit perut.
 .

Antrain 3x1 amp Indikasi :

Antrain merupakan obat anti nyeri dan anti


demam yang mengandung natrium metamizole
500 mg dalam sediaan tablet ataupun injeksi
(ampul). Metamizole atau dipiron merupakan
anti nyeri kuat dan anti demam, metamizole
dapat memberikan efek dua hingga empat kali
lebih efektif
dibandingkan ibuprofen atau parasetamol.
Pengunaan metamizole dapat menurunkan
demam secara signifikan dan dapat
mempertahankan suhu tubuh dalam waktu yang
lebih lama dibandingkan ibuprofen. Natrium
metamizole merupakan turunan dari
metansulfonat yang berasal dari aminoprin. Cara
kerja natrium metamizole adalah dengan
menghambat rangsangan nyeri pada susunan
saraf pusat dan perifer.
Penggunaan natrium metamizole diindikasikan
pada pasien dengan rasa nyeri hebat, seperti
pasien yang baru menjalankan operasi, pasien
dengan nyeri kolik. Sebaiknya pemberian
natrium metamizole tidak diberikan pada nyeri
yang disebabkan karena proses peradangan
seperti rematik, nyeri pinggang bawah, maupun
gejala flu.

Kontra Indikasi :
Penggunaan natrium metamizole
dikontraindikasikan pada pasien dalam keadaan
hipersensitivitas metamizole, wanita hamil dan
menyusui, pasien bertekanan darah rendah
(sistolik < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3
bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari 5
kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati
berat, serta gangguan pembekuan darah /
kelainan darah.

Efek Samping :
Penggunaan natrium metamizole dapat
menimbulkan ruam pada kulit. Risiko
penggunaan metamizole yang berbahaya adalah
agranulositosis atau pemecahan sel darah putih
non-granul, risiko ini meningkat dengan
penggunaan jangka panjang. Mengkonsumsi
metamizole dan alcohol secara bersamaan dapat
menimbulkan lelah/fatigue yang muncul dengan
cepat dan bertahan lama. Pemberian natrium
metamizole pada pasien yang mengkonsumsi
Chlorpramazine harus diberikan secara seksama
karena dapat menimbulkan hipotermia.

Ceftriaxon 2x1 gram iv Indikasi :

Ceftriaxone adalah obat antibiotik dengan fungsi


untuk mengobati berbagai macam infeksi
bakteri. Ceftriaxone termasuk ke dalam kelas
antibiotik bernama cephalosporin yang bekerja
dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri.

Antibiotik seperti cefoxitin tidak akan bekerja


pada infeksi virus seperti pilek dan flu.
Menggunakan antibiotik saat tidak dibutuhkan
meningkatkan risiko terkena infeksi yang kebal
dengan pengobatan antibiotik. Oleh sebab itu,
konsumsi obat ini sesuai dengan instruksi dokter.

Obat ini mungkin juga hanya digunakan sebelum


prosedur gigi pada pasien dengan kondisi
jantung tertentu (misalnya katup jantung buatan)
untuk mencegah infeksi serius di jantung
(bacterial endocarditis).

Kontra Indikasi :
Penggunaan natrium metamizole
dikontraindikasikan pada pasien dalam keadaan
hipersensitivitas metamizole, wanita hamil dan
menyusui, pasien bertekanan darah rendah
(sistolik < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3
bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari 5
kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati
berat, serta gangguan pembekuan darah /
kelainan darah.

Efek Samping :

Efek samping paling umum dari obat antibiotik


ceftriaxone adalah:

 Bengkak, nyeri, dan kemerahan di tempat


suntikan
 Reaksi alergi
 Mual atau muntah
 Sakit perut
 Sakit kepala atau pusing
 Lidah sakit atau bengkak
 Berkeringat
 Vagina gatal atau mengeluarkan cairan

TERAPI NON FARMAKOLOGIS

INITIAL KLIEN : Ny.N


UMUR : 32 Tahun
JENIS KELAMIN : Perempuan
RUANG PERAWATAN : Ruang Rawat Inap Puskesmas Entikong
DIAGNOSA MEDIS : Susp. Typhus Abdominalis

No Terapi Non Farmakologis Naratif


1 a)Tirah baring (Sakinah dan Indria, 2016)
a)Dilakukan sampai minimal 7 hari
bebas demam atau kurang lebih sampai
b)Diet lunak rendah serat (Sakinah dan 14 hari
Indria, 2016) b) Asupan serat maksimal 8
gram/hari, menghindari susu, daging
berserat kasar, lemak, terlalu manis,
c)Menjaga kebersihan (Upadhyay, et al., asam, berbumbu tajam serta diberikan
2015) dalam porsi kecil.
c)Tangan harus dicuci sebelum
menangani makanan, selama persiapan
makan, dan setelah menggunakan toilet.
RESUME KASUS HARIAN

1.Initial Klien : Ny.T

2.Usia : 42 tahun

3.Ruang Perawatan : Rawat inap PKM Entikong

4.Diagnosa Medis : Susp. typhoid

5.Pengkajian Fokus :

Pada saat dikaji suami klien mengatakan isrti saya yakni Ny.T, demam sudah 2 hari dirumah, lidah
kotor/putih ,muntah 6 kali, pusing, ,klien tampak lemah,tidak ada nafsu makan,perut nyeri, Klien
terlihat lemah, TTV : TD =90/60 mmHg,N = 68 x/mt,RR=20 x/mt,S = 38,5 ℃

Analisa Data :

NO Data Fokus Etiologi Masalah


1 DS : Penyakit Peningkatan suhu tubuh
Suami klien mengatakan isrti diatas kisaran normal
saya yakni Ny.T,demam 2 hari
dirumah, pusing ,perut nyeri,
DO:
klien tampak lemah, lidah
kotor/putih ,muntah 6 kali
TTV : TD =90/60 mmHg,N =
68 x/mt,RR=20 x/mt,S = 38,5

2 DS : mual, Kehilangan cairan aktif Kekurangan volume cairan
DO:klien tampak lemah
muntah 6 kali

3 DS: Penyakit yang ditandai Ketidakseimbangan nutrisi


tidak ada nafsu makan dengan perut nyeri kurang dari kebutuhan
DO: Tampak lemah,muntah, pokok
TTV : TD =90/60 mmHg,N =
68 x/mt,RR=20 x/mt,S = 38,5

6.Diagnosa Keperawatan :

a. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal bd Penyakit


b. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pokok b.d Penyakit yang ditandai dengan
perut nyeri

Diagnosa Keperawatan Utama :


Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
Intervensi Diagnosa Utama

NO Diagnosa Tujuan dan Intervensi


TGL Keperawatan Kriteria Hasil
1 Kekurangan volume NOC : NIC :
cairan b.d  Fluid balance Fluid management
09- kehilangan cairan  Hydration  Pertahankan catatan
12- aktif  Nutritional status : food intake dan out put yg
18 and fluid intake akurat
Setelah dilakukan asuhan  Monitor status hidrasi
Jam: keperawatan selama 1 x (kelembaban membran
13,05 24 jam diharapkan mukosa,nadi
WIB kekurangan cairan adekuat,tekanan darah
teratasi,dengan ortostatik) jika diperlukan
Kriteria hasil :  Monitor vital sign
 Mempertahankan urine  Monitor masukan
output sesuai dengan usia makanan/cairan dan
dan BB,BJ urine hitung intake kalori
normal,HT normal  Kolaborasi pemberian
 Tidak ada tanda-tanda cairan IV
dehidrasi  Dorong masukan oral
 Dorong keluarga untuk
membantu klien makan
 Tawarkan snack ( just
buah)
 Kolaborasi dengan dokter
pemberian obat anti
muntah
 Kolaborasi dengan
petugas LAB
Pemeriksaan darah
Malaria dan Widal

8. Implementasi Diagnosa Utama

NO Diagnosa INPLEMENTASI EVALUASI


TGL Keperawatan
1 Kekurangan volume Fluid management S:
10-12- cairan b.d  Mempertahankan catatan Demam berkurang
2018 kehilangan cairan intake dan out put yg berkurang,sakit kepala
aktif akurat berkurang,perut tidak
JAM Memonitor status hidrasi mulas,nafsu makan
13.05 DS : (kelembaban membran membaik,mual berkurang
WIB Suami klien mukosa,nadi O:
mengatakan isrti adekuat,tekanan darah RR: 20 x/menit,TD:100/70
saya yakni ortostatik) jika mmHg,N; 82 x/mt,
Ny.T,demam 2 hari diperlukan S:37,3℃,klien menghabiskan
dirumah, pusing  Memonitor vital sign ¾ porsi makanan,muntah :tidak
,perut nyeri, tidak  Memonitor masukan ada,
ada nafsu makan makanan/cairan dan Hasil lab belum diambi /
hitung intake kalori diketahui
DO :  Kolaborasi pemberian A:
klien tampak lemah, cairan IV Sebagian besar keluhan
lidah kotor/putih  Dorong masukan oral berkurang
,muntah 6 kali  Dorong keluarga untuk /Masalah sebagian teratasi
TTV : TD =90/60 membantu klien makan
mmHg,N = 68  Tawarkan snack ( just P :Intervensi dilanjutkan
x/mt,RR=20 x/mt,S buah)
= 38,5 ℃  Kolaborasi dengan
dokter pemberian obat
anti muntah
 IVFD RL 30 tp
 Ondansentron 3x1 amp
 Antrain 3x1 amp (Bila
suhu ≥38,5℃
 Ceftriaxon 2x1 gram iv
PO :
Paracetamol 3x500 mg
Roborantia 2 x 1 tab
 Kolaborasi dgn petugas
Lab untuk pemeriksaan
Malaria dan Widal

Entikong,10 Desember 2018

Kepala Puskesmas Entikong,

Dr. HIDAYAT SAMIAJI

NIP. 19750915 200502 1 003


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

INITIAL KLIEN : Ny.T


UMUR : 42 Tahun
JENIS KELAMIN : Perempuan
RUANG PERAWATAN : Ruang Rawat Inap Puskesmas Entikong
DIAGNOSA MEDIS : Susp. Typhus Abdominalis

No Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan


Diagnostik Yang ke...1...
kalinya
1 Malaria Dari hasil pemeriksaan diagnostik tidak 09-12-2018
ditemukan adanya flasmodium semua
jenis malaria
2 Widal S.typhi (O) : 1/0 09-12-2018
S.paratyphi A : 1/0
S.paratyphi B : HB/300
S.paratyphi C : 1/100

S.typhi (H) : 1/0


S.paratyphi A : 1/0
S.paratyphi B : HB/100
S.paratyphi C : 1/0

TERAPI FARMAKOLOGIS

INITIAL KLIEN : Ny.T


UMUR : 42 Tahun
JENIS KELAMIN : Perempuan
RUANG PERAWATAN : Ruang Rawat Inap Puskesmas Entikong
DIAGNOSA MEDIS : Susp. Typhus Abdominalis

No Terapi Farmakologis Naratif


1 IVFD RL 30 tpm Indikasi :

Ringer laktat umumnya digunakan sebagai


cairan hidrasi dan elektrolit serta sebagai agen
alkalisator. Obat ini juga diberikan untuk
meringankan beberapa kondisi, diantaranya
adalah:

 Tetani hipokalsemik.
 Ketidakseimbangan elektrolit tubuh.
 Diare.
 Luka bakar.
 Gagal ginjal akut.
 Kadar natrium rendah.
 Kekurangan kalium.
 Kekurangan kalsium.
 Kehilangan banyak darah dan cairan.
 Hipertensi.
 Aritmia (gangguan irama jantung).

Kontra Indikasi :
 Alergi terhadap sodium laktat.
 Obat ini tidak boleh diberikan bersamaan
dengan ceftriaxone pada bayi baru lahir (< 28
hari), meskipun diberikan dari jalur infus yang
terpisah. Pemberian bersamaan dapat
meningkatkan risiko fatal pengendapan garam
kalsium ceftriaxone pada bayi.
 Demikian juga pada anak-anak > 28 hari dan
orang dewasa pemberian ringer laktat dengan
ceftriaxone bersamaan dari satu selang infus
tidak dianjurkan. Jika satu selang infus
digunakan bergantian, selang sebelumnya harus
dibersihkan dengan cairan lain

Efek Samping :
 Nyeri dada.
 Detak jantung tidak normal.
 Turunnya tekanan darah.
 Kesulitan bernapas.
 Batuk.
 Bersin-bersin.
 Ruam kulit.
 Gatal pada kulit.
 Sakit kepala.

2 Ondansentron 3x1 amp Indikasi :

Ondansetron adalah obat yang digunakan untuk


mencegah serta mengobati mual dan muntah
yang disebabkan oleh efek
samping kemoterapi, radioterapi, atau operasi

Kontra Indikasi :
Hipersensitivitas pada Ondansetron adalah
sebuah kontraindikasi. Sebagai
tambahan, Ondansetron tidak boleh dikonsumsi
jika Anda memiliki kondisi berikut:
 Gangguan ginjal dan fungsi hati
 Laktasi
 hipersensitivitas
 keganasan lambung
 kehamilan

Efek Samping :

 Sakit kepala dan pusing.


 Mudah mengantuk.
 Kepanasan.
 Pusing ketika berdiri.
 Mudah lelah.
 Konstipasi.
 Sakit perut.

3 Antrain 3x1 amp Indikasi :

Antrain merupakan obat anti nyeri dan anti


demam yang mengandung natrium metamizole
500 mg dalam sediaan tablet ataupun injeksi
(ampul). Metamizole atau dipiron merupakan
anti nyeri kuat dan anti demam, metamizole
dapat memberikan efek dua hingga empat kali
lebih efektif
dibandingkan ibuprofen atau parasetamol.
Pengunaan metamizole dapat menurunkan
demam secara signifikan dan dapat
mempertahankan suhu tubuh dalam waktu yang
lebih lama dibandingkan ibuprofen. Natrium
metamizole merupakan turunan dari
metansulfonat yang berasal dari aminoprin. Cara
kerja natrium metamizole adalah dengan
menghambat rangsangan nyeri pada susunan
saraf pusat dan perifer.
Penggunaan natrium metamizole diindikasikan
pada pasien dengan rasa nyeri hebat, seperti
pasien yang baru menjalankan operasi, pasien
dengan nyeri kolik. Sebaiknya pemberian
natrium metamizole tidak diberikan pada nyeri
yang disebabkan karena proses peradangan
seperti rematik, nyeri pinggang bawah, maupun
gejala flu.

Kontra Indikasi :
Penggunaan natrium metamizole
dikontraindikasikan pada pasien dalam keadaan
hipersensitivitas metamizole, wanita hamil dan
menyusui, pasien bertekanan darah rendah
(sistolik < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3
bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari 5
kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati
berat, serta gangguan pembekuan darah /
kelainan darah.
Efek Samping :
Penggunaan natrium metamizole dapat
menimbulkan ruam pada kulit. Risiko
penggunaan metamizole yang berbahaya adalah
agranulositosis atau pemecahan sel darah putih
non-granul, risiko ini meningkat dengan
penggunaan jangka panjang. Mengkonsumsi
metamizole dan alcohol secara bersamaan dapat
menimbulkan lelah/fatigue yang muncul dengan
cepat dan bertahan lama. Pemberian natrium
metamizole pada pasien yang mengkonsumsi
Chlorpramazine harus diberikan secara seksama
karena dapat menimbulkan hipotermia.

4 Ceftriaxon 2x1 gram iv Indikasi :

Ceftriaxone adalah obat antibiotik dengan fungsi


untuk mengobati berbagai macam infeksi
bakteri. Ceftriaxone termasuk ke dalam kelas
antibiotik bernama cephalosporin yang bekerja
dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri.

Antibiotik seperti cefoxitin tidak akan bekerja


pada infeksi virus seperti pilek dan flu.
Menggunakan antibiotik saat tidak dibutuhkan
meningkatkan risiko terkena infeksi yang kebal
dengan pengobatan antibiotik. Oleh sebab itu,
konsumsi obat ini sesuai dengan instruksi dokter.

Obat ini mungkin juga hanya digunakan sebelum


prosedur gigi pada pasien dengan kondisi
jantung tertentu (misalnya katup jantung buatan)
untuk mencegah infeksi serius di jantung
(bacterial endocarditis).

Kontra Indikasi :
Penggunaan natrium metamizole
dikontraindikasikan pada pasien dalam keadaan
hipersensitivitas metamizole, wanita hamil dan
menyusui, pasien bertekanan darah rendah
(sistolik < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3
bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari 5
kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati
berat, serta gangguan pembekuan darah /
kelainan darah.

Efek Samping :

Efek samping paling umum dari obat antibiotik


ceftriaxone adalah:

 Bengkak, nyeri, dan kemerahan di tempat


suntikan
 Reaksi alergi
 Mual atau muntah
 Sakit perut
 Sakit kepala atau pusing
 Lidah sakit atau bengkak
 Berkeringat
 Vagina gatal atau mengeluarkan cairan

5 Roborantia / B.Complek Indikasi :

 Untuk mencegah dan mengobati


kekurangan vitamin B Kompleks.
 Kurang nafsu makan.

Kontra Indikasi :

Hipersensitivitas pada Vitamin B Complex


Tablet adalah sebuah kontraindikasi. Sebagai
tambahan, Vitamin B Complex Tablet tidak
boleh dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi
berikut:
 Diabetes mellitus
 Kepekaan
 Penyakit kulit
 aritmia jantung
 gangguan ginjal atau hati
 hipersensitivitas
 hipertiroidisme
 infark miokard akut
 kehamilan
 perokok sesekali
 ulkus peptikum aktif
Efek Saming :

Berikut adalah daftar efek samping yang


memungkinkan yang dapat terjadi dari semua
bahan-bahan konstitusi Vitamin B Complex
Tablet. Ini bukanlah daftar yang komprehensif.
Efek-efek samping ini memungkinkan, tetapi
tidak selalu terjadi. Beberapa efek samping ini
langka tetapi serius.
 Sakit dada
 Sakit dada
 Nafas yg sulit
 Haus meningkat
 Mulut kering

 Tingkat gula darah meningkat


 Penglihatan kabur
 Ruam
 Ketinggian di tes fungsi hati
 Sensasi rasa hangat;
 Reaksi alergi;
 Kebiruan;
 Berkeringat berlebih;
 Rasa lelah;
 Bengkak kulit;
 Gatal kulit, bentol-bentol;
 Mual, muntah;
 Kulit mati rasa;
 Urine berwarna oranye.

TERAPI NON FARMAKOLOGIS

INITIAL KLIEN : Ny.T


UMUR : 42 Tahun
JENIS KELAMIN : Perempuan
RUANG PERAWATAN : Ruang Rawat Inap Puskesmas Entikong
DIAGNOSA MEDIS : Susp. Typhus Abdominalis

No Terapi Non Farmakologis Naratif


1 a)Tirah baring (Sakinah dan Indria, 2016)
a)Dilakukan sampai minimal 7 hari bebas
demam atau kurang lebih sampai 14 hari
b)Diet lunak rendah serat (Sakinah dan b) Asupan serat maksimal 8 gram/hari,
Indria, 2016) menghindari susu, daging berserat kasar,
lemak, terlalu manis, asam, berbumbu tajam
serta diberikan dalam porsi kecil.
c)Menjaga kebersihan (Upadhyay, et al., c)Tangan harus dicuci sebelum menangani
2015) makanan, selama persiapan makan, dan
setelah menggunakan toilet.
RESUME KASUS HARIAN

1.Initial Klien : Nn.K

2.Usia : 17 tahun

3.Alamat : Punti Tapau

3.Ruang Perawatan : Rawat Inap Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis : Asma persisten sedang

5.Pengkajian Fokus :

Keluarga mengatakan Nn.K sesak dirumah sudah 3 hari ,batuk dan dahak tidak dapat keluar ,

tampak sesak napas, susah mengel uarkan dahak, TTV : TD=130/90 mmHg,Nadi=96 x/menit ,RR:
30x/menit,

, S= 36,5℃,nafsu makan berkurang 3 hari ( BB sebelum sakit:50 kg sekarang 47 kg )

Analisa Data :

NO Data Fokus Etiologi Masalah


1 DS: Ketidak mampuan untuk Ketidakefektifan bersihan
Keluarga mengatakan Nn.K mengeluarkan sekresi pada jalan napas
sesak dirumah sudah 3 hari,b jalan napas (Nanda, 2013)
atuk dan dahak tidak dapat
keluar DO:
Pasien tampak sesak napas,
susah mengel uarkan dahak,
RR: 30 x/menit
2 DS: Gangguan suplai oksigen Gangguan pertukaran gas
pasien mengat akan sesak (Nanda, 2013). berhubungan
DO:
Pasien tampak sesak,g elisah,
nadi 110 kali per menit
3 DS: Intake nutrisi yang tidak Resiko ketidakseimbangan
Tidak nafsu makan 3 hari adekuat akibat nafsu nutrisi kurang dari
DO: makan menurun (Nanda, kebutuhan tubuh
BB sebelum sakit:50 kg 2013).
sekarang 47 kg

Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk


mengeluarkan sekresi pada jalan napas (Nanda, 2013)
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen (Nanda, 2013).
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi yang tidak adekuat akibat nafsu makan menurun (Nanda, 2013).
4.
6. Diagnosa Keperawatan Utama :

Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk


mengeluarkan sekresi pada jalan napas (Nanda, 2013)

7. Intervensi Diagnosa Utama

NO Diagnosa Tujuan dan ( NOC ) Intervensi (NIC )


TGL Keperawatan Kriteria Hasil
1 Ketidakefektifan Respiratory status : Airway Management :
bersihan jalan napas
11- berhubungan dengan Airway Patency : 1. Posisikan pasien untuk
12- ketidak mampuan Setelah dilakukan asuhan memaksimalkan ventilasi
18 untuk mengeluarkan keperawatan selama 1 x 24 2.Auskultasi suara nafas , catat
sekresi pada jalan jam diharapkan lendir dapat adanya suara nafas tambahan
09,05 napas (Nanda, 2013) keluar dan sesak nafas 3. Berikan bronkodilator bila
WIB berkurang perlu
4. Anjurkan pasien minum air
Dengan indicator : hangat
menunjukkan jalan nafas
paten ( klien tidak merasa
tercekik , irama nafas ,
frekuensi pernafasan dalam
rentang normal , tidak ada
suara nafas abnormal )
8. Implementasi Diagnosa Utama dan Evaluasi

NO DATA/ INPLEMENTASI EVALUASI


TGL MASALAH
1 DS : Airway Management : S:
12- Keluarga mengatakan 1. Posisikan pasien untuk Klien mengatakan sesak
12- Nn.K sesak dirumah memaksimalkan ventilasi berkurang,batuk
18 sudah 3 hari,b atuk dan 2.Auskultasi suara nafas , berkurang,dahak bisa keluar
JAM dahak tidak dapat keluar catat adanya suara nafas O:
0910 DO: tambahan RR: 25 x/menit,TD:110/70
WIB Pasien tampak sesak , 3. Berikan bronkodilator mmHg,N; 82 x/mt, S:36,7℃
susah mengel uarkan bila perlu A:
dahak, RR: 30 4. Anjurkan pasien minum Sesak mulai
x/menit,TD:110/70 air hangat berkurang/Masalah sebagian
mmHg,N; 80 x/mt, Kolaborasi dengan dokter : teratasi
S:36,5℃ 1.nebulizer :combiven 3x1 P :Intervensi dilanjutkan
vial
2.ceftriaxon 2 x 1 gram iv
3.IVFD RL 20 tpm
PO :
Salbutamol 3 x 4 mg
Ambroxol 3 x 30 mg

Entikong,12 Desember 2018

Kepala Puskesmas Entikong,

Dr. HIDAYAT SAMIAJI

NIP. 19750915 200502 1 003


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.Initial Klien : Nn.K

2.Usia : 17 tahun

3.Alamat : Punti Tapau

3.Ruang Perawatan : Rawat Inap Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis : Asma persisten sedang

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Tidak dilakukan karena keterbatasan sarana dan prasarana

No Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan


Diagnostik Yang ke...1...
kalinya
1

TERAPI FARMAKOLOGIS

1.Initial Klien : Nn.K

2.Usia : 17 tahun

3.Alamat : Punti Tapau

3.Ruang Perawatan : Rawat Inap Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis : Asma persisten sedang

No Terapi Farmakologis Naratif


1 IVFD RL 20 tpm Indikasi :

Ringer laktat umumnya digunakan sebagai


cairan hidrasi dan elektrolit serta sebagai agen
alkalisator. Obat ini juga diberikan untuk
meringankan beberapa kondisi, diantaranya
adalah:

 Tetani hipokalsemik.
 Ketidakseimbangan elektrolit tubuh.
 Diare.
 Luka bakar.
 Gagal ginjal akut.
 Kadar natrium rendah.
 Kekurangan kalium.
 Kekurangan kalsium.
 Kehilangan banyak darah dan cairan.
 Hipertensi.
 Aritmia (gangguan irama jantung).

Kontra Indikasi :
 Alergi terhadap sodium laktat.
 Obat ini tidak boleh diberikan bersamaan
dengan ceftriaxone pada bayi baru lahir (< 28
hari), meskipun diberikan dari jalur infus yang
terpisah. Pemberian bersamaan dapat
meningkatkan risiko fatal pengendapan garam
kalsium ceftriaxone pada bayi.
 Demikian juga pada anak-anak > 28 hari dan
orang dewasa pemberian ringer laktat dengan
ceftriaxone bersamaan dari satu selang infus
tidak dianjurkan. Jika satu selang infus
digunakan bergantian, selang sebelumnya harus
dibersihkan dengan cairan lain

Efek Samping :
 Nyeri dada.
 Detak jantung tidak normal.
 Turunnya tekanan darah.
 Kesulitan bernapas.
 Batuk.
 Bersin-bersin.
 Ruam kulit.
 Gatal pada kulit.
 Sakit kepala.

2 Combiven Indikasi :

Combivent adalah obat yang digunakan untuk


mengatasi penyakit saluran pernapasan,
seperti PPOK atau asma. Obat ini juga
diindikasikan untuk perawatan penyumbatan
hidung, radang selaput lendir dan
bronkospasme.

Obat ini memiliki kandungan albuterol


atau salbutamol sulfat dan ipratropium
bromida. Combivent memiliki cara kerja
dengan membuka saluran udara ke paru-paru
serta melakukan relaksasi atau mengendurkan
otot-otot pada saluran napas.
Kontra Indikasi :
Ipratropium bromide dikontraindikasikan pada
pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap
ipratropium bromide, penggunaan bersamaan
dengan obat golongan atropin dan turunannya,
obstruksi hipertrofikardiomiopati, dan
takiaritmia.[4,7]

Efek Samping :

Combivent mungkin memunculkan efek


samping sebagai berikut:

 Sakit kepala
 Pusing
 Rasa mual
 mulut kering
 Tremor
 Gejala pilek seperti bersin, hidung tersumbat,
batuk-batuk dan sakit tenggorokan

Tidak semua orang mengalami efek samping


saat menggunakan obat ini. Mungkin juga ada
beberapa efek samping yang belum disebutkan
di atas.

Salbutamol tab Indikasi :

albutamol atau albuterol adalah obat


golongan beta-adrenergik yang berfungsi
melebarkan saluran napas, sehingga
diindikasikan untuk asma dan penyakit paru
obstruktif kronik (bronkitis
kronik dan emfisema). Obat ini dapat
meredakan gejala asma ringan, sedang atau
berat dan digunakan untuk pencegahan
serangan asma.
Kontra Indikasi :
Salbutamol tidak boleh digunakan untuk
penderita gangguan jantung dengan nadi cepat.
Selain itu, salbutamol tidak boleh digunakan
pada penderita abortus yang mengancam
selama kehamilan trimester 1 dan 2 serta
penanganan persalinan prematur.
Efek Samping :
Efek samping yang paling sering ditemui
adalah tremor (getaran pada jari – jari yang
tidak dapat dikendalikan), rasa gugup, dan
kesulitan tidur. Efek samping yang lebih jarang
antara lain mual, demam, muntah, sakit kepala,
pusing, batuk, keram otot, reaksi alergi,
mimisan, peningkatan napsu makan, mulut
kering, dan berkeringat.
Ceftriaxon 2x1 gram iv Indikasi :

Ceftriaxone adalah obat antibiotik dengan


fungsi untuk mengobati berbagai macam
infeksi bakteri. Ceftriaxone termasuk ke dalam
kelas antibiotik bernama cephalosporin yang
bekerja dengan cara menghentikan
pertumbuhan bakteri.

Antibiotik seperti cefoxitin tidak akan bekerja


pada infeksi virus seperti pilek dan flu.
Menggunakan antibiotik saat tidak dibutuhkan
meningkatkan risiko terkena infeksi yang kebal
dengan pengobatan antibiotik. Oleh sebab itu,
konsumsi obat ini sesuai dengan instruksi
dokter.

Obat ini mungkin juga hanya digunakan


sebelum prosedur gigi pada pasien dengan
kondisi jantung tertentu (misalnya katup
jantung buatan) untuk mencegah infeksi serius
di jantung (bacterial endocarditis).

Kontra Indikasi :
Penggunaan natrium metamizole
dikontraindikasikan pada pasien dalam keadaan
hipersensitivitas metamizole, wanita hamil dan
menyusui, pasien bertekanan darah rendah
(sistolik < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3
bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari
5 kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati
berat, serta gangguan pembekuan darah /
kelainan darah.

Efek Samping :

Efek samping paling umum dari obat antibiotik


ceftriaxone adalah:

 Bengkak, nyeri, dan kemerahan di tempat


suntikan
 Reaksi alergi
 Mual atau muntah
 Sakit perut
 Sakit kepala atau pusing
 Lidah sakit atau bengkak
 Berkeringat
 Vagina gatal atau mengeluarkan cairan
Ambroxol Indikasi :

Ambroksil dikenal sebagai obat batuk, khusus


untuk batuk berdahak dimana pasien merasa
lendir terlalu kental sehingga sulit dikeluarkan.
Karena sifatnya yang dapat mengencerkan
lendir, ambroksol disebut sebagai
agen mukolitik. Ambroksil bekerja dengan cara
memecah lapisan lendir sehingga lendir
menjadi lebih tipis dan berkurang
kekentalannya. Obat ini mulai bekerja 30 menit
setelah dikonsumsi.
Selain untuk batuk berdahak, ambroksol juga
diindikasikan untuk penyakit atau keadaan
berikut:
1. Bronkitis (radang saluran napas bagian bawah);
2. Asma disertai bronkritis;
3. Mengurangi rasa nyeri pada sakit menelan
(radang tenggorokan).

Kontra Indikasi :

Ambroksol adalah obat yang cukup aman dan


tidak ada kontraindikasi. Namun sejumlah
penelitian menunjukkan ambroksol harus
digunakan secara hati-hati pada pasien dengan
sakit maag yang cukup berat. Ambroksol juga
harus digunakan secara hati-hati pada wanita
hamil trimester pertama (usia kandungan 1-12
minggu).

Efek Samping :

Ambroksol memiliki efek samping yang ringan


dan jarang terjadi. Efek samping yang pernah
dilaporkan adalah rasa mual, muntah, nyeri
perut. Karena sifatnya mengencerkan dahak
dan lendir, ambroksol dapat menyebabkan pilek
seolah-olah menjadi bertambah banyak
lendirnya.
TERAPI NON FARMAKOLOGIS

1.Initial Klien : Nn.K

2.Usia : 17 tahun

3.Alamat : Punti Tapau

3.Ruang Perawatan : Rawat Inap Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis : Asma persisten sedang

No Terapi Non Farmakologis Naratif


1 a) Edukasi a.1.) Meningkatkan pemahaman (mengenai
Edukasi kepada pasien maupun penyakit asma secara umum dan pola penyakit
keluarga perlu diberikan. asma sendiri), a.2.) Meningkatkan ketrampilan
(kemampuan dalam penanganan asma
sendiri/asma mandir),
a.3.) Meningkatkan kepuasan dan rasa percaya
diri pasien,
b) Pengukuran Peak Flow Meter) a.4.) Meningkatkan kepatuhan dan
penanganan mandiri,
a.5.) Membantu pasien dan keluarga agar
c ) Identifikasi dan mengendalikan faktor dapat melakukan penatalaksanaan dan
pencetus, mengontrol asma.
d.) Pemberian oksigen,
e.) Banyak minum untuk menghindari b.1) ) Penanganan serangan akut di instalasi
dehidrasi terutama pada anak-anak gawat darurat, klinik, praktek dokter dan oleh
f.) Kontrol secara teratur, pasien di rumah,
g.) Pola hidup sehat dapat dilakukan b.2) Pemantauan berkala di rawat jalan, klinik
dengan penghentian merokok, dan praktek dokter,
h.) Menghindari kegemukan, b.3) Pemantauan sehari-hari di rumah,
i.) Kegiatan fisik misalnya senam asma. idealnya dilakukan pada asma persisten usia >
5 tahun, terutama bagi pasien setelah
perawatan di rumah sakit, pasien yang
sulit/tidak mengenal perburukan melalui
gejala padahal beresiko tinggi untuk mendapat
serangan yang mengancam jiwa.
RESUME KASUS HARIAN

1.Initial Klien : Tn.Y

2.Usia : 65 tahun

3.Alamat : Batas,Entikong

3.Ruang Perawatan : Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis : PPOK Eksase

rbasi Akut dengan Infeksi Sekunder

5.Pengkajian Fokus :

Keluarga mengatakan Tn.Y, Batuk, sesak ±2 hari ,dahak berwarna putih, TTV : TD=130/90
mmHg,N=82 x/mt,S=36,7℃,RR=30 x/mt, tidak bisa tidur

K/U : tampak sesak napas, susah mengel uarkan dahak

Analisa Data :

NO Data Fokus Etiologi Masalah


1 DS: Keluarga mengatakan Ketidak mampuan untuk Ketidakefektifan bersihan
Tn.Y, Batuk, sesak ±2 hari , mengeluarkan sekresi jalan napas
susah mengel uarkan dahak, pada jalan napas (Nanda,
DO: K/U : tampak sesak napas, 2013)
dahak berwarna putih, TTV :
TD=130/90 mmHg,N=82
x/mt,S=36,7℃,RR=30 x/mt

2 DS: Keluarga mengatakan Tn.Y Proses penyakit Gangguan pola tidur


tidak bisa tidur berhubungan dengan
DO: Pasien tampak sesak, proses penyakit
batuk
3 DS: Dispneu Intoleransi aktifitas
Keluarga mengatakan Tn.Y
sesak ±2 hari
RR=30 x/mt

Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk


mengeluarkan sekresi pada jalan napas (Nanda, 2013)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses penyakit

3. Intoleransi aktifitas berhubungan Dispneu


6. Diagnosa Keperawatan Utama :

Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk


mengeluarkan sekresi pada jalan napas (Nanda, 2013)

7. Intervensi Diagnosa Utama

NO Diagnosa Tujuan dan ( NOC ) Intervensi (NIC )


TGL Keperawatan Kriteria Hasil
1 Ketidakefektifan Respiratory status : Airway Management :
11- bersihan jalan napas
12- berhubungan dengan Airway Patency : 1. Posisikan pasien untuk
18 ketidak mampuan Setelah dilakukan asuhan memaksimalkan ventilasi
untuk mengeluarkan keperawatan selama 1 x 24 2.Auskultasi suara nafas , catat
JAM sekresi pada jalan jam diharapkan lendir dapat adanya suara nafas tambahan
10.10 napas (Nanda, 2013) keluar dan sesak nafas 3. Berikan bronkodilator bila
WIB berkurang perlu
4. Anjurkan pasien minum air
Dengan indicator : hangat
menunjukkan jalan nafas
paten ( klien tidak merasa
tercekik , irama nafas ,
frekuensi pernafasan dalam
rentang normal , tidak ada
suara nafas abnormal )
8. Implementasi Diagnosa Utama dan Evaluasi

NO DIAGNOSA INPLEMENTASI EVALUASI


TGL KEPERWATAN
1 Ketidakefektifan Airway Management : S:
12-12-18 bersihan jalan napas Klien mengatakan sesak
berhubungan dengan  Posisikan pasien untuk berkurang,batuk
JAM ketidak mampuan memaksimalkan berkurang,dahak bisa keluar
10.10 untuk mengeluarkan ventilasi O:
WIB sekresi pada jalan  Auskultasi suara nafas , RR: 25 x/menit,TD:110/70
napas (Nanda, 2013) catat adanya suara nafas mmHg,N; 82 x/mt, S:36,7℃
tambahan A:
DS: Keluarga  Berikan bronkodilator Sesak mulai
mengatakan Tn.YS, bila perlu berkurang/Masalah sebagian
Batuk, sesak ±2 hari ,  Anjurkan pasien minum teratasi
susah mengel uarkan air hangat P :Intervensi dilanjutkan
dahak,tidak bisa tidur Kolaborasi dengan dokter :
1.nebulizer :Combiven 1
DO: K/U : tampak vial
sesak napas, dahak 2.ceftriaxon 2 x 1 gram iv
berwarna putih, PO :
TTV : TD=130/90 Salbutamol 3 x 4 mg
mmHg,N=82 Ambroxol 3 x 30 mg
x/mt,S=36,7℃,RR=30
x/mt

Entikong,12 Desember 2018

Kepala Puskesmas Entikong,

Dr. HIDAYAT SAMIAJI

NIP. 19750915 200502 1 003


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.Initial Klien : Tn.Y

2.Usia : 65 tahun

3.Alamat : Batas,Entikong

3.Ruang Perawatan : Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis : PPOK Eksaserbasi Akut dengan Infeksi Sekunder

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG


Tidak dilakukan karena keterbatasan sarana prasarana

No Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan


Diagnostik Yang ke...1...
kalinya

TERAPI FARMAKOLOGIS

1.Initial Klien : Tn.Y

2.Usia : 65 tahun

3.Alamat : Batas,Entikong

3.Ruang Perawatan :Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis : PPOK Eksaserbasi Akut dengan Infeksi Sekunder

No Terapi Farmakologis Naratif


1 Combiven Indikasi :

Combivent adalah obat yang digunakan untuk


mengatasi penyakit saluran pernapasan,
seperti PPOK atau asma. Obat ini juga
diindikasikan untuk perawatan penyumbatan
hidung, radang selaput lendir dan
bronkospasme.

Obat ini memiliki kandungan albuterol


atau salbutamol sulfat dan ipratropium
bromida. Combivent memiliki cara kerja
dengan membuka saluran udara ke paru-paru
serta melakukan relaksasi atau mengendurkan
otot-otot pada saluran napas.
Kontra Indikasi :
Ipratropium bromide dikontraindikasikan pada
pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap
ipratropium bromide, penggunaan bersamaan
dengan obat golongan atropin dan turunannya,
obstruksi hipertrofikardiomiopati, dan
takiaritmia.[4,7]

Efek Samping :

Combivent mungkin memunculkan efek


samping sebagai berikut:

 Sakit kepala
 Pusing
 Rasa mual
 mulut kering
 Tremor
 Gejala pilek seperti bersin, hidung tersumbat,
batuk-batuk dan sakit tenggorokan

Tidak semua orang mengalami efek samping


saat menggunakan obat ini. Mungkin juga ada
beberapa efek samping yang belum disebutkan
di atas.

2 Salbutamol Indikasi :

albutamol atau albuterol adalah obat


golongan beta-adrenergik yang berfungsi
melebarkan saluran napas, sehingga
diindikasikan untuk asma dan penyakit paru
obstruktif kronik (bronkitis
kronik dan emfisema). Obat ini dapat
meredakan gejala asma ringan, sedang atau
berat dan digunakan untuk pencegahan
serangan asma.
Kontra Indikasi :
Salbutamol tidak boleh digunakan untuk
penderita gangguan jantung dengan nadi cepat.
Selain itu, salbutamol tidak boleh digunakan
pada penderita abortus yang mengancam
selama kehamilan trimester 1 dan 2 serta
penanganan persalinan prematur.
Efek Samping :
Efek samping yang paling sering ditemui
adalah tremor (getaran pada jari – jari yang
tidak dapat dikendalikan), rasa gugup, dan
kesulitan tidur. Efek samping yang lebih jarang
antara lain mual, demam, muntah, sakit kepala,
pusing, batuk, keram otot, reaksi alergi,
mimisan, peningkatan napsu makan, mulut
kering, dan berkeringat.
3 Ceftriaxon 2x1 gram iv Indikasi :

Ceftriaxone adalah obat antibiotik dengan


fungsi untuk mengobati berbagai macam
infeksi bakteri. Ceftriaxone termasuk ke dalam
kelas antibiotik bernama cephalosporin yang
bekerja dengan cara menghentikan
pertumbuhan bakteri.

Antibiotik seperti cefoxitin tidak akan bekerja


pada infeksi virus seperti pilek dan flu.
Menggunakan antibiotik saat tidak dibutuhkan
meningkatkan risiko terkena infeksi yang kebal
dengan pengobatan antibiotik. Oleh sebab itu,
konsumsi obat ini sesuai dengan instruksi
dokter.

Obat ini mungkin juga hanya digunakan


sebelum prosedur gigi pada pasien dengan
kondisi jantung tertentu (misalnya katup
jantung buatan) untuk mencegah infeksi serius
di jantung (bacterial endocarditis).

Kontra Indikasi :
Penggunaan natrium metamizole
dikontraindikasikan pada pasien dalam keadaan
hipersensitivitas metamizole, wanita hamil dan
menyusui, pasien bertekanan darah rendah
(sistolik < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3
bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari
5 kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati
berat, serta gangguan pembekuan darah /
kelainan darah.

Efek Samping :

Efek samping paling umum dari obat antibiotik


ceftriaxone adalah:

 Bengkak, nyeri, dan kemerahan di tempat


suntikan
 Reaksi alergi
 Mual atau muntah
 Sakit perut
 Sakit kepala atau pusing
 Lidah sakit atau bengkak
 Berkeringat
 Vagina gatal atau mengeluarkan cairan
4 Ambroxol Indikasi :

Ambroksil dikenal sebagai obat batuk, khusus


untuk batuk berdahak dimana pasien merasa
lendir terlalu kental sehingga sulit dikeluarkan.
Karena sifatnya yang dapat mengencerkan
lendir, ambroksol disebut sebagai
agen mukolitik. Ambroksil bekerja dengan cara
memecah lapisan lendir sehingga lendir
menjadi lebih tipis dan berkurang
kekentalannya. Obat ini mulai bekerja 30 menit
setelah dikonsumsi.
Selain untuk batuk berdahak, ambroksol juga
diindikasikan untuk penyakit atau keadaan
berikut:
4. Bronkitis (radang saluran napas bagian bawah);
5. Asma disertai bronkritis;
6. Mengurangi rasa nyeri pada sakit menelan
(radang tenggorokan).

Kontra Indikasi :

Ambroksol adalah obat yang cukup aman dan


tidak ada kontraindikasi. Namun sejumlah
penelitian menunjukkan ambroksol harus
digunakan secara hati-hati pada pasien dengan
sakit maag yang cukup berat. Ambroksol juga
harus digunakan secara hati-hati pada wanita
hamil trimester pertama (usia kandungan 1-12
minggu).

Efek Samping :

Ambroksol memiliki efek samping yang ringan


dan jarang terjadi. Efek samping yang pernah
dilaporkan adalah rasa mual, muntah, nyeri
perut. Karena sifatnya mengencerkan dahak
dan lendir, ambroksol dapat menyebabkan pilek
seolah-olah menjadi bertambah banyak
lendirnya.
TERAPI NON FARMAKOLOGIS

1.Initial Klien : Tn.Y

2.Usia : 65 tahun

3.Alamat : Batas,Entikong

3.Ruang Perawatan :Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis : PPOK Eksaserbasi Akut dengan Infeksi Sekunder

No Terapi Non Farmakologis Naratif


1 Terapi non farmakologis : 1.Merehabilatasi keadaan faktor penyebab pyk
2).Melaui konseling nutrisi diharapkan bisa
1). Rehabilitasi mengurangi penyakit dan tingkat kekambuhan
3).Edukasi mengenai manajemen PPOK
2). Konseling nutrisi seacara mandiri diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran pasien agar dapat
3). Edukasi menghindari faktor pencetus.
Terapi herbal dan metode lain seperti
akupuntur dan hemopati) juga tidak ada yang
efektif bagi pengobatan PPOK
RESUME KASUS HARIAN

1.Initial Klien : Ny.BS

2.Usia : 52 tahun

3.Alamat : Mangkau

3.Ruang Perawatan : Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis : Hipertensi Urgency

5.Pengkajian Fokus :

Suami mengatakan Ny.BS, mengeluh kepala pusing rasa berputar sudah 2 hari,tengkuk agak
kaku,mual,muntah 3 kali, TTV : TD=185/100 mmHg,N=84 x/mt,S=36,7℃,RR=21 x/mt, tidak bisa
tidur, K/U : CM, klien tampak lemah baring ditempat tidur

Suami ny.BS mengatakan istrinya baru ini mengalami penyakit ini,sering suntik KB dengan bidan,
selama ini normal TD : 110/70 mmHg,beberapa hari yang lalu ny.BS banyak mengkomsumsi buah
durian dan gorengan.

Muntah 3 kali (ditempat tidur)

Analisa Data :

NO Data Fokus Etiologi Masalah


1 DS: Hipertensi Resiko penurunan perfusi
Suami mengatakan Ny.BS, jaringan jantung
mengeluh kepala pusing rasa
berputar sudah 2 hari,tengkuk
agak kaku,mual,tidak bisa tidur,
beberapa hari yang lalu ny.BS
banyak mengkomsumsi buah
durian dan gorengan
DO:
K/U : CM, klien tampak lemah
baring ditempat tidur,muntah 3
kali, TTV : TD=185/100
mmHg,N=84
x/mt,S=36,7℃,RR=21 x/mt

2 DS: Intake yg tidak adekuat Volume cairan kurang dari


Suami mengatakan Ny.BS, dan out put cairan yg kebutuhan tubuh
mengeluh kepala pusing rasa berlebihan (mual dan
berputar sudah 2 hari , mual muntah)
DO:
klien tampak kesakitan,posisi
tidur melengkung, muntah 8
kali
TTV : TD=185/100
mmHg,N=84
x/mt,S=36,7℃,RR=21 x/mt
3 DS: Kelemahan fisik Intoleransi aktifitas
Suami mengatakan Ny.BS,
mengeluh kepala pusing rasa
berputar sudah 2 hari,tengkuk
agak kaku,mual
DO:
K/U : CM, klien tampak lemah
baring ditempat tidur
TTV : TD=185/100
mmHg,N=84
x/mt,S=36,7℃,RR=21 x/mt

Diagnosa Keperawatan

a. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung bd Hipertensi

b. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh bd Intake yg tidak adekuat dan out put cairan yg

berlebihan (mual dan muntah)

c. Intoleransi aktifitas bd Kelemahan fisik

Diagnosa Keperawatan Utama :

Resiko penurunan perfusi jaringan jantung bd Hipertensi

7.Intervensi Diagnosa Utama

NO Diagnosa Tujuan dan ( NOC ) Intervensi (NIC )


TGL Keperawatan Kriteria Hasil
1 Resiko penurunan NOC : NIC
04- perfusi jaringan  Cardiac Pump Cardiac care :
12- jantung bd Hipertensi effectiveness  Evaluasi adanya nyeri dada
18 DS:  Circulation Status (intensitas,lokasi,durasi)
Suami mengatakan  Vital sign Status  Catat adanya disaritma jantung
JAM Ny.BS, mengeluh  Catat adanya tanda dan gejala
11.00 kepala pusing rasa Kriteria hasil : penurunan cardiac output)
WIB berputar sudah 2  Tekanan Sistole dan  Monitor status cardiovasculer
hari,tengkuk agak Diastole dalam rentang  Monitor status pernafasan yg
kaku,mual,tidak bisa yg diharapkan menandakan gagal jantung
tidur, beberapa hari  CVP dalam batas  Monitor abdomen sebagai
yang lalu ny.BS normal indikator penurunan perfusi
banyak  Nadi feriper kuat dan  Monitor balance cairan
mengkomsumsi buah simestris  Monitor adanya perubahan
durian dan gorengan  Tidak ada oedem tekanan darah respon pasien
perifer dan acites terhadap efek pengobatan
DO: Denyut antiaritma
K/U : CM, klien jantung,AGD,Ejeksi  Atur periode latihan dan
tampak lemah fraksi dalam batas istirahat untuk menghindari
baring ditempat tidur normal kelelahan
TTV : TD=185/100  Bunyi jantung  Monitor toleransi aktivitas
mmHg,N=84 abnormal tidak ada pasien
x/mt,S=36,7℃,RR=21  Nyeri dada tidak ada  Monitor adanyadyspneu,
x/mt  Kelelahan yg ekstrem  fatigue,
tidak ada tekipneu,dan ortopneu
 Anjurkan untuk menurunkan
stress
 Kolaborasi dengan dokter
pemberian anti hipertensi

Fluid managemen
 Pertahankan catatan intake dan
out put yg akurati
 Pasang urin kateterr jika
diperlukan
 Monitor status hidrasi
 Monitor TTV
 Kolaborasi dgn dokter untuk
pemberian cairan sesuai
program
 Dorong masukan oral
 Monitor status nutrisi berikan
cairan
 Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan porsi
kecil

Fluid Monitoring :
 Catat secara akurat intake dan
output
 Berikan cairan sesuai
kebutuhan

Vital sign Monitoring :


 MonitorTTV
 Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
 Auskultasi TD pada kedua l
engan dan bandingkan
 Monitor TD,nadi,RR,sebelum
atau selama dan setelah
beraktivitas
 Monitor pola pernapasan
abnormal
7. Implementasi Diagnosa Utama dan Evaluasi

NO DIAGNOSA INPLEMENTASI EVALUASI


TGL KEPERWATAN
1 Resiko penurunan Cardiac care : S:
perfusi jaringan  Monitor abdomen sebagai Klien mengatakan
05-12- jantung bd Hipertensi indikator penurunan perfusi pusingnya dan rasa berputar
18 DS:  Anjurkan untuk berkurang,tengkuk tidak
Suami mengatakan menurunkan stress kaku lagi,mual tidak
JAM Ny.BS, mengeluh  Kolaborasi dengan dokter lagi,malam bisa tidur,
11.10 kepala pusing rasa pemberian anti hipertensi O :KU/CM
WIB berputar sudah 2 TTV : TD=140/80
hari,tengkuk agak Fluid managemen mmHg,N=84
kaku,mual,tidak bisa  Monitor TTV x/mt,S=36,5℃,RR=20 x/mt
tidur, beberapa hari  Kolaborasi dgn dokter A:
yang lalu ny.BS untuk pemberian cairan Keluhan sebagian besar
banyak sesuai program berkurang dan hilang
mengkomsumsi buah  Dorong masukan oral /Masalah sebagian teratasi
durian dan gorengan  Dorong keluarga untuk P :Intervensi dilanjutkan
membantu pasien makan
DO: porsi kecil
K/U : CM, klien
tampak lemah Fluid Monitoring :
baring ditempat tidur  Berikan cairan sesuai
TTV : TD=185/100 kebutuhan
mmHg,N=84
x/mt,S=36,7℃,RR=21 Vital sign Monitoring :
x/mt  Monitor TTV
 Monitor bunyi jantung
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan
abnormal

Terapy medik :
 IVFD RL 20 tpm
 Captopril 25 mg 1 tab
 Furosemid 1 tab
 Ranitidin 2x1 amp
PO :
 Paracetamol 3x1
tab
 Roborantia 1x1 tab

Entikong,05 Desember 2018

Kepala Puskesmas Entikong,

Dr. HIDAYAT SAMIAJI

NIP. 19750915 200502 1 003


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.Initial Klien : Ny.BS

2.Usia : 52 tahun

3.Alamat : Mangkau

3.Ruang Perawatan : Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis : Hipertensi Urgency

Pemeriksaan Diagnostik Penunjang


Tidak dilakukan karena keterbatasan sarana prasarana

No Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan


Diagnostik Yang ke...1...
kalinya

TERAPI FARMAKOLOGIS

1.Initial Klien : Ny.BS

2.Usia : 52 tahun

3.Alamat : Mangkau

3.Ruang Perawatan : Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis : Hipertensi Urgency

No Terapi Farmakologis Naratif


1 IVFD RL 30 tpm Indikasi :

Ringer laktat umumnya digunakan sebagai


cairan hidrasi dan elektrolit serta sebagai agen
alkalisator. Obat ini juga diberikan untuk
meringankan beberapa kondisi, diantaranya
adalah:

 Tetani hipokalsemik.
 Ketidakseimbangan elektrolit tubuh.
 Diare.
 Luka bakar.
 Gagal ginjal akut.
 Kadar natrium rendah.
 Kekurangan kalium.
 Kekurangan kalsium.
 Kehilangan banyak darah dan cairan.
 Hipertensi.
 Aritmia (gangguan irama jantung).

Kontra Indikasi :
 Alergi terhadap sodium laktat.
 Obat ini tidak boleh diberikan bersamaan
dengan ceftriaxone pada bayi baru lahir (< 28
hari), meskipun diberikan dari jalur infus
yang terpisah. Pemberian bersamaan dapat
meningkatkan risiko fatal pengendapan garam
kalsium ceftriaxone pada bayi.
 Demikian juga pada anak-anak > 28 hari dan
orang dewasa pemberian ringer laktat dengan
ceftriaxone bersamaan dari satu selang infus
tidak dianjurkan. Jika satu selang infus
digunakan bergantian, selang sebelumnya
 harus dibersihkan dengan cairan lain

Efek Samping :
sangat umum: gangguan elektrolit, dehidrasi,
hipovolemia, hipotensi, peningkatan kreatinin
darah. Umum:hemokonsentrasi, hiponatremia,
hipokloremia, hipokalemia, peningkatan
kolesterol darah, peningkatan asam urat
darah, gout, enselopati hepatik pada pasien
dengan penurunan fungsi hati, peningkatan
volume urin. Tidak umum:trombositopenia,
reaksi
alergi pada kulit dan membran mukus,
penurunan toleransi glukosa dan
hiperglikemia, gangguan pendengaran, mual,
pruritus, urtikaria, ruam, dermatitis bulosa,
eritema multiformis, pemfigoid, dermatitis
eksfoliatif, purpura,
fotosensitivitas. Jarang: eosinofilia,
leukositopenia, anafilaksis berat dan reaksi
anafilaktoid, parestesia, vakulitis, muntah,
diare, nefritis tubulointerstisial,
demam. Sangat jarang: anemia hemolitik,
anemia aplastik, agranulositosis, tinnitus,
pankreatitis akut, kolestasis intrahepatik,
peningkatan transaminase. Tidak diketahui
frekuensinya: hipokalsemia, hipomagnesemia,
alkalosis metabolik, trombosis,
sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis
epidermal toksik, pustulosis eksantema
generalisata akut (Acute Generalized
Exanthematous Pustulosis/AGEP), reaksi
obat dengan eosinofilia dan gejala sistemik
(Drug Reaction with Eosinophilia and
Systemic Symptom/DRESS), peningkatan
natrium urin, peningkatan klorida urin,
peningkatan urea darah, gejala gangguan
fungsi mikturisi, nefrokalsinosis dan/atau
nefrolitiasis pada bayi prematur, gagal ginjal,
peningkatan risiko persistent ductus
arteriosus pada bayi prematur usia seminggu,
nyeri lokal pada area injeksi.

2 Purosemid Indikasi :

udem karena penyakit jantung, hati, dan


ginjal. Terapi tambahan pada udem
pulmonari akut dan udem otak yang
diharapkan mendapat onset diuresis yang
kuat dan cepat.

Kontra Indikasi :
gagal ginjal dengan anuria, prekoma dan
koma hepatik, defisiensi elektrolit,
hipovolemia, hipersensitivitas

Efek Samping :

sangat umum: gangguan elektrolit, dehidrasi,


hipovolemia, hipotensi, peningkatan kreatinin
darah. Umum:hemokonsentrasi,
hiponatremia, hipokloremia, hipokalemia,
peningkatan kolesterol darah, peningkatan
asam urat darah, gout, enselopati hepatik
pada pasien dengan penurunan fungsi hati,
peningkatan volume urin. Tidak
umum:trombositopenia, reaksi alergi pada
kulit dan membran mukus, penurunan
toleransi glukosa dan hiperglikemia,
gangguan pendengaran, mual, pruritus,
urtikaria, ruam, dermatitis bulosa, eritema
multiformis, pemfigoid, dermatitis eksfoliatif,
purpura, fotosensitivitas. Jarang: eosinofilia,
leukositopenia, anafilaksis berat dan reaksi
anafilaktoid, parestesia, vakulitis, muntah,
diare, nefritis tubulointerstisial,
demam. Sangat jarang: anemia hemolitik,
anemia aplastik, agranulositosis, tinnitus,
pankreatitis akut, kolestasis intrahepatik,
peningkatan transaminase. Tidak diketahui
frekuensinya: hipokalsemia,
hipomagnesemia, alkalosis metabolik,
trombosis, sindroma Stevens-Johnson,
nekrolisis epidermal toksik, pustulosis
eksantema generalisata akut (Acute
Generalized Exanthematous
Pustulosis/AGEP), reaksi obat dengan
eosinofilia dan gejala sistemik (Drug
Reaction with Eosinophilia and Systemic
Symptom/DRESS), peningkatan natrium urin,
peningkatan klorida urin, peningkatan urea
darah, gejala gangguan fungsi mikturisi,
nefrokalsinosis dan/atau nefrolitiasis pada
bayi prematur, gagal ginjal, peningkatan
risiko persistent ductus arteriosus pada bayi
prematur usia seminggu, nyeri lokal pada
area injeksi.

Ranitidin Indikasi :

Ranitidin adalah obat yang diindikasikan


untuk sakit maag. Pada penderita sakit maag,
terjadi peningkatan asam lambung dan luka
pada lambung. Hal tersebut yang sering kali
menyebabkan rasa nyeri ulu hati, rasa
terbakan di dada, perut terasa penuh, mual,
banyak bersendawa ataupun buang gas.
Di dalam lambung, ranitidin akan
menurunkan produksi asam lambung tersebut
dengan cara memblok langsung sel penghasil
asam lambung. Ranitidin sebaiknya diminum
sebelum makan sehingga saat makan, keluhan
mual penderita telah berkurang. Ranitidin
dianggap lebih potensial dibandingkan
antasida (obat maag yang sering ditemui
dijual bebas di apotek ataupun warung). Bila
sakit maag cukup berat atau gejala tidak
membaik dengan antacida,
biasanya ranitidin akan diresepkan.
Selain untuk sakit maag, ranitidin juga dapat
digunakan untuk pengobatan radang
saluranan pencernaan bagian atas
(kerongkongan), dan luka lambung. Ranitidin
termasuk kedalam obat maag yang aman.

Kontra Indikasi :
1. Riwayat alergi terhadap ranitidin;
2. Ibu yang sedang menyusui;
3. Pemberian ranitidin juga perlu diawasi pada
kondisi gagal ginjal.

Efek Samping :

 Nyeri dada, demam, napas pendek, batuk


dengan lendir hijau atau kuning
 Mudah lebam atau berdarah, tubuh lemas
tanpa sebab
 Detak jantung lambat atau cepat
 Masalah dengan penglihatan
 Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala
disertai ruam kulit yang merah, mengelupas,
dan melepuh
 Mual, sakit perut, demam ringan, hilang
napsu makan, urin berwarna gelap, tinja
berwarna gelap, jauncide (mata dan kulit
menguning)

Efek samping yang tak terlalu serius dari


ranitidine meliputi:

 Sakit kepala (bisa cukup parah)


 Mengantuk, pusing
 Masalah tidur (insomnia)
 Gairah seks menurun, impotensi, atau
kesulitan meraih orgasme; atau
 Mual, muntah, sakit perut
 Diare atau konstipasi

Tidak semua orang mengalami efek samping


ini

Paracetamol Indikasi :

Parasetamol atau asetaminofen diindikasikan


untuk mengurangi rasa nyeri ringan sampai
sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri
otot, dan nyeri setelah pencabutan gigi serta
menurunkan demam. Selain itu, parasetamol
juga mempunyai efek anti-radang yang
lemah.

Kontra Indikasi :
arasetamol tidak boleh diberikan pada orang
yang alergi terhadap obat anti-inflamasi non-
steroid (AINS), menderita hepatitis, gangguan
hati atau ginjal, dan alkoholisme. Pemberian
parasetamol juga tidak boleh diberikan
berulang kali kepada penderita anemia dan
gangguan jantung, paru, dan ginjal.

Efek Samping :
Efek samping parasetamol jarang ditemukan.
Efek samping dapat berupa gejala ringan
seperti pusing sampai efek samping berat
seperti gangguan ginjal, gangguan hati, reaksi
alergi dan gangguan darah. Reaksi alergi
dapat berupa bintik – bintik merah pada kulit,
biduran, sampai reaksi alergi berat yang
mengancam nyawa. Gangguan darah dapat
berupa perdarahan saluran cerna, penurunan
kadar trombosit dan leukosit, serta gangguan
sel darah putih. Penggunaan parasetamol
jangka pendek aman pada ibu hamil pada
semua trimester dan ibu menyusui.

5 Roborantia / Neurobion Indikasi :

Neurobion merupakan salah satu nama


produk vitamin yang banyak beredar di
masyarakat. Neurobion memiliki
komposisi beberapa vitamin B, antara lain
vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12.
Vitamin B1 juga dikenal sebagai tiamin,
sementara B6 sebagai piridoksin, dan vitamin
B12 memiliki nama lain
sianokobalamin. Suplemen neurobion
diproduksi oleh salah satu perusahaan farmasi
besar, yaitu Merck.
Vitamin B kompleks dikenal sebagai vitamin
neurotropik, yang artinya berfungsi untuk
melindungi sel-sel saraf. Kekurangan
vitamin-vitamin tersebut menyebabkan gejala
seperti, pegal-pegal atau tegang pada otot,
atau badan terasa kaku. Pada kekakuan otot,
pasien merasa badan sangat berat sehingga
diperlukan tenaga lebih untuk bergerak.
Vitamin B kompleks dapat digunakan untuk
mengurangi gejala di atas.
Neurobion juga digunakan untuk
memperbaiki metabolisme tubuh dan
memenuhi kebutuhan sehari-hari akan
vitamin B kompleks. Khusus pada vitamin B6
dan B12, vitamin ini diperlukan dalam
pembentukan dan kematangan sel darah
merah. Keuntungan-keuntungan dari
pemakaian neurobion, yaitu mengatur
metabolisme saraf terutama pada saraf tepi,
membantu proses pembentukan energi,
memaksimalkan kinerja, menjaga
kerja jantung dan nafsu makan.

Kontra Indikasi :

Kontraindikasi dalam pemakaian neurobion


terutama bila ada riwayat alergi sebelumnya
dan adanya gangguan pembekuan darah.
Penggunaan pada wanita hamil dan menyusui
diperbolehkan dengan memperhatikan dosis
yang dianjurkan. Neurobion tidak dianjurkan
untuk dikonsumsi oleh anak-anak, karena
perbedaan dosis. Untuk anak-anak, terdapat
suplemen khusus dengan dosis yang
disesuaikan.

Efek Samping :

Walaupun neurobion merupakan suplemen


vitamin, namun neurobion dapat
menimbulkan efek samping pula. Beberapa
gejala efek samping dari neurobion, yaitu
reaksi alergi (gatal-gatal, timbul biduran pada
seluruh tubuh), perdarahan, serta rasa
berdebar-debar dan nyeri pada dada.
Umumnya efek samping yang timbul hanya
berupa gejala ringan. Bila efek samping
mengganggu aktifitas, segera memeriksakan
diri ke dokter.

6 CAPTOPRIL INDIKASI :

Captopril adalah obat tekanan darah tinggi


atau hipertensi. Obat ini merupakan obat
pilihan pertama untuk penderita hipertensi
tanpa komplikasi. Terdapat bayak golongan
obat antihipertensi. Captopril termasuk dalam
golongan obat inhibitor enzim angiotensin
konverter (angiotensin-converting enzyme
inhibitor, ACEI).
Captopril cepat bekerja dalam tubuh sehingga
sering diberikan untuk hipertensi gawat-
darurat. Selain untuk hipertensi, captopril
juga berkhasiat untuk penyakit berikut:
1. Gagal jantung kronik;
2. Kelainan jantung kiri pascaserangan jantung;
3. Penyakit ginjal terkait penyakit gula
(diabetes)

KONTRA INDIKASI :

Captopril tidak boleh diberikan pada kondisi


berikut:
1. Alergi (hipersensitif) terhadap obat golongan
ACEI;
2. Pasien tidak dapat berkemih (anuria);
3. Penyempitan pembuluh darah ginjal (stenosis
bilateral arteri renal);
4. Kehamilan trimester 2 dan 3 karena berisiko
menyebabkan kecacatan atau kematian janin.

EFEK SAMPING :

Secara umum, captopril merupakan obat yang


aman untuk hipertensi. Beberapa efek
samping dan persentase kemunculan efek
samping yang pernah dilaporkan adalah:
1. Hiperkalemia (1-11%);
2. Reaksi alergi (4-7%);
3. Kemerahan pada kulit (4-7%);
4. Tekanan darah rendah (hipotensi) (1-2,5%);
5. Gatal (2%);
6. Batuk kering (0,5-2%);
7. Detak jantung cepat (takikardi) (1%);
8. Nyeri dada (1%).

Bila muncul efek samping, captopril biasanya


akan diganti dengan obat hipertensi dari
golongan lain
TERAPI NON FARMAKOLOGIS

1.Initial Klien : Ny.BS

2.Usia : 52 tahun

3.Alamat : Mangkau

3.Ruang Perawatan : Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis : Hipertensi Urgency

No Terapi Non Farmakologis Naratif


1 Mengurangi berat badan 1).Kelebihan berat badan dapat
meningkatkan tekanan darah,lipid (lemak
darah) tinggi yg abnormal,diabetes
melitus,penyakit jantung
koroner,menurunkan berat badan
mempercepat turunnya tekanan darah dalam
2 Membatasi alkohon dan olah raga pengobatan.
teratur
2).Jika tekanan darah tinggi,aktifitas fisik yg
teratur dapat mengurangi tekanan darah
3 ,tetapi sebaliknya hindari olah raga yang
Membatasi asupan natrium kompetitif

3).Menghindari / mengurangi konsumsi


4 garam dapur adalah salah satu cara contoh
Berhenti merokok cara mengurangi natrium ,meskipun tidak
menjamin seseorang tidak terkena hipertensi.
4).Merokok memang tidak menyebabkan
5 hipertensi tetapi merupakan salah satu faktor
Mengurangi lemak resiko utama penyakit kardiovaskuler ,juga
menghambat efek obat antihipertensi
5).Seseorang hipertensi dengan kadra lemak
6 yg tinggi memerlukan modifikasi diet atau
Peranan kalium terapi obat untuk menormalkannya,batasan
utama lemak adalah < 30 % total kalori
6).Dalam diet peranan kalium membantu
mengurangi tekanan darah,mengkonsumsi
sayuran dan buah yg kaya akan kalium akan
dapat mengontrol tekanan darah.
DAFTAR TARGET PRAKTEK KLINIK KMB I
Mahasiswa RPL AKPER Dharma Insan Pontianak, Semester I

I: Gangguan Kebutuhan Oksigen akibat Patologis


Sistem Pernapasan dan Cardiovaskuler
No Tindakan Pasien Tanggal Nama & TTD KET
CI/Dosen

1 Melakukan Perekaman 1...................... 1...................... 1......................


EKG 2...................... 2...................... 2......................
3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
2 Pengambilan Spesimen 1...................... 1...................... 1......................
Darah : Vena 2...................... 2...................... 2......................
3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
3 Pengambilan Spesimen 1...................... 1...................... 1......................
Darah : Arteri 2...................... 2...................... 2......................
3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
4 Melakukan Pemeriksaan 1...................... 1...................... 1......................
Fisik Pasien yang 2...................... 2...................... 2......................
Mengalami 3...................... 3...................... 3......................
Gangguan Diatas 4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
5 Menyiapkan Pasien untuk 1...................... 1...................... 1......................
Pemeriksaan 2...................... 2...................... 2......................
Echocardiographi dan 3...................... 3...................... 3......................
atau Treadmil Test 4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
6 Memberi Pasien Semi 1...................... 1...................... 1......................
Fowler 2...................... 2...................... 2......................
3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................

7 Memberi Oksigen Simple 1...................... 1...................... 1......................


Mask 2...................... 2...................... 2......................
3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
8 Melatih Pasien Nafas 1...................... 1...................... 1......................
Dalam 2...................... 2...................... 2......................
3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
9 Melatih Pasien Batuk 1...................... 1...................... 1......................
Efektif 2...................... 2...................... 2......................
3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
10 Melakukan Postural 1...................... 1...................... 1......................
Drainase 2...................... 2...................... 2......................
3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
11 Melakukan Suction atau 1...................... 1...................... 1......................
Penghisapan Lendir 2...................... 2...................... 2......................
3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
12 Memasang dan 1...................... 1...................... 1......................
Memonitor Tranfusi 2...................... 2...................... 2......................
Darah 3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
13 Memberikan Obat Sesuai 1...................... 1...................... 1......................
Program Teraphi untuk 2...................... 2...................... 2......................
Gangguan Diatas 3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5..................... 5...................... 5......................
.

14 Memberikan Pendidikan 1...................... 1...................... 1......................


Kesehatan pada Pasien 2...................... 2...................... 2......................
yang Mengalami 3...................... 3...................... 3......................
Gangguan Diatas 4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
III: GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

No Tindakan Pasien Tanggal Nama & TTD KET


CI/Dosen
1 Melakukan Persiapan 1...................... 1...................... 1......................
Pasien yang akan 2...................... 2...................... 2......................
dilakukan pemeriksaan
USG Abdomen
2 Melakukan Persiapan 1...................... 1...................... 1......................
Pasien yang akan 2...................... 2...................... 2......................
dilakukan pemeriksaan
Endoskopi
3 Melakukan Pemeriksaan 1...................... 1...................... 1......................
Fisik Pasien 2...................... 2...................... 2......................
3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
4 Memasang NGT 1...................... 1...................... 1......................
2...................... 2...................... 2......................
3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
5 Memberi makan pasien 1...................... 1...................... 1......................
NGT 2...................... 2...................... 2......................
3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
6 Memberi Obat Sesuai 1...................... 1...................... 1......................
Program Therapy untuk 2...................... 2...................... 2......................
gangguan diatas 3...................... 3...................... 3......................
4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
7 Memberi Pendidikan 1...................... 1...................... 1......................
Kesehatan pada Pasien 2...................... 2...................... 2......................
yang Mengalami 3...................... 3...................... 3......................
Gangguan Diatas 4...................... 4...................... 4......................
5...................... 5...................... 5......................
TARGET TAMBAHAN PRAKTEK KLINIK KMB I

No Tindakan Pasien Tanggal Nama & TTD K ET


CI / Dosen
1 Melakukan injeksi IC

2 Melakukan injeksi SC

3 Melakukan injeksi IM

4 Melakukan injeksi IV

Anda mungkin juga menyukai