Laporan ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Pemesinan 1
Dosen Pengajar :
PURGIYANTO, M.Eng.
Disusun Oleh:
Naufal Ariqi (181211052)
Prodi : D3 – TeknikMesin
Jurusan :TeknikMesin
1. Mesin Bubut
1.1Definisi Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah mesin yang digunakan untuk memotong benda kerja berbentuk silindris
dan berbentuk segi empat yang melibatkan gerakan utama gerakan pemakanan dan kedalaman
pemakanan dalam menyayat benda kerja yang gerakan pemakanan vertical dan horizontal.
Pembubutan adalah proses yang paling sering dilakukan di dalam proses pemberian bentuk
pada suatu elemen mesin. Hal-hal penting mengapa proses pemberian bentuk dengan mesin
bubut adalah banyak bagian konstruksi mesin yang harus dikerjakan dengan proses
pembubutan, seperti; poros, baut dan mur, dan lain-lain.
Eretan memanjang
eretan memanjang berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang sejajar
sumbu benda kerja.
Konstruksi mesin bubut standar mempunyai ukuran lebih besar dan peralatan yang
lebih lengkap. Mesin ini digunakan untuk membuat produk atau memperbaiki
peralatan-peralatan teknik dengan tingkat kekasaran yang standar. Ditinjau dari
transmisi dan daya penggerak sumbu utamanya, terdiri atas :
a) mesin bubut standar dengan transmisi roda sabuk: mesin bubut yang hubungan antara
putaran dari motor penggerak ke sumbu utamanya menggunakan sabuk(belt).
b) Mesin bubut standar dengan transmisi roda rantai: mesin bubut standar yang hubungan
puatran motor penggerak ke poros utamanya menggunakan transmisi rantai dan roda
rantai.
c) Mesin bubut standar dengan transmisi roda gigi: mesin bubut standar yang hubungan
putaran dari motor penggerak kesumbu utamanya diatur dengan roda gigi yang
terpasang pada roda gigi transmisi.
Mesin bubut lintang digunakan untuk membubut benda kerja yang pendek dengan garis tengah
yang besar dan tidak memungkinkan untuk dikerjakan pada mesin bubut senter. Benda kerja
dicekam pada cekam tiga rahang atau empat rahang atau pada cekam yang dapat diatur
(independen chuck).
Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80º dan sudut-sudut bebas lainnya
sebagaimana gambar 26, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang
yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi cekam.
Pahat bubut rata kiri memilki sudut baji 55º, pada umumnya digunakan untuk
membubut memanjang .
Pahat bubut muka
Pahat bubut muka memilki sudut baji 55º, pada umumnya digunakan untuk
pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang pemakanannya dapat dimulai dari
luar benda kerja ke arah mendekati titik senter dan juga dapat dimulai dari titik senter ke
arah luar benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.
Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan
dibuat, sudut puncak 55° adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan untuk
pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60°.
Pahat Alur
Pahat alur digunakan untuk membuat alur pada benda kerja. Macam-macam
pahat alur digunakan sesuai dengan kebutuhan membuat celah alur atau ukuran clip.
3. Pahat bubut dalam
Selain pahat bubut luar, pada proses pembubutan juga sering menggunakan
pahat bubut dalam. Pahat jenis ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau
memperbesar lubang yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor. Bentuknya juga
bermacam-macam dapat berupa pahat potong, pahat alur ataupun pahat ulir, ada yang
diikat pada tangkai pahat. Bentuk ada yang khusus sehingga tidak diperlukan tangkai
pahat. Contoh pemakaian pahat bubut dalam ketika memperbesar lubang dan membubut
rata bagian dalam.
Pahat potong
Pahat potong adalah jenis pahat potong yang menggunakan tangkai digunakan untuk
memotong benda kerja.
Pahat bentuk
Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja, bentuknya sangat
banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki operatornya. adalah jenis-jenis pahat
berbentuk radius.
pembubut bentuk tirus atau juga disebut dengan istilah Taper, adalah suatu proses
pembuatan benda kerja yang berbentuk konis. Bentuk konis yang dimaksud adalah besarnya
diameter ujung dengan diameter ujung lainnya dari suatu poros memiliki ukuran yang berbeda.
(perhatikan pada gambar). Cara membubut tirus dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1) memutar posisi eretan atas (perletakan majemuk) sebesar derajat tertentu,
2) pergerseran kepala lepas (tail stock) dalam arah melintang dengan jarak tertentu, dan
Metode dengan eretan atas
Eretan atas merupakan bagian dari eretan mesin bubut yang tidak bisa digerakkan secara
otomatis.Oleh karena itu maka kelemahan dari membubut tirus dengan eretan atas ini adalah proses
pembubutannya yang tidak bisa dilakukan secara otomatis,harus manual.Sedangkan kelebihannya
adalah mampu membubut tirus dengan sudut yang besar hampir mendekati 90 derajat.Hal ini karena
eretan atas mesin bubut dapat diputar secara penuh yaitu 360 derajat.Tidak seperti membubut tirus
dengan menggeser tail stock yang tidak bisa membubut tirus dalam,kelebihan lain dari membubut tirus
dengan menggeser eretan atas ini adalah mampu/bisa digunakan untuk membubut tirus dalam/lubang.
Untuk proses penggeseran eretan atas ini pun sangat mudah,tinggal mengendurkan baut yang
mengikat eretan atas ini kemudian kita putar sesuai dengan sudut yang kita inginkan.Jika kita melihat
gambar diatas maka disana terdapat dua buah baut yang mengikat eretan atas.Disana juga terdapat
garis-garis yang menunjukkan nilai dari berapa derajat eretan atas ini kita geser,pada mesin bubut
biasanya terdapat angka-angka yang menunjukkan nilai/besaran sudutnya.Besaran sudut eretan atas ini
akan sama dengan besaran sudut benda kerja yang dibubut.Sebagai gambaran akan saya jelaskan
langkah-langkah untuk membubut tirus dengan eretan atas ini.
a. Kita asumsikan bahwa benda kerja sudah terpasang dengan benar pada ragum dan siap
untuk dibubut tirus.
b. Pada langkah kedua ini tentunya kita akan menggeser eretan atas,maka matikanlah mesin
dan jauhkan eretan dari ragum untuk memberikan jarak aman.
c. tentukan sudut yang kita inginkan,misalnya 30 derajat.
d. Ambil kunci yang sesuai dengan baut yang mengikat eretan atas.
e. kendurkan semua baut yang mengikat eretan atas,biasanya ada dua baut atau empat baut
untuk mesin bubut ukuran besar.
f. Pegang handel eretan atas ( atau bagian lainnya ) dan putarlah eretan atas sesuai dengan
sudut yang diinginkan,30 derajat.
g. Kencangkan kembali baut pengikat eretan atas dan letakkan kunci pada tempat yang
aman.
h. Cobalah memutar handel eretan atas,jika terasa berat maka bisa jadi eretan ini masih
dalam keadaan terkunci.Usahakanlah agar eretan atas ini bisa begerak dengan ringan
layaknya eretan lintang.
i. Nyalakan mesin,dekatkan pisau ke benda kerja dan mulailah membubut tirus dengan
eretan atas
LANGKAH KERJA
Gambar Kerja adalah objektivitas / tujuan. Gambar kerja merupakan petunjuk yang
bertujuan untuk memberikan instruksi kepada yang bekerja yang dinyatakan dalam bentuk
gambar.Di dalam gambar kerja terdapat ukuran gambar kerja,bentuk gambar kerja,jenis
kekasaran benda kerja,toleransi benda kerja dan langkah-langkah pengerjaannya
Alat dan Bahan
Alat :
1. Gambar kerja
2. Kacamata safety
3. Pahat bubut rata kanan
4. Pahat alur
5. Center putar
6. Center drill
7. Drill chuck
8. Jangka sorong
9. Kunci L
10. Kuas
11. Kunci chuck
12. Job sheet
13. Plat pelindung benda kerja
Bahan : ST 37
3.2.2 Memasang Center Putar
Penggunanaan center putar harus diikat kuat kuat dengan cara melepaskan
tuas berlawanan arah jarum jam dan mengikat searah jarum jam
3.2.3 Memasang Pahat Bubut
Pada saat memasang center putar langkah pertama pasang center putar,lalu buka
tuas pengunci hendel,lalu putar hendel ke arah kanan hingga tailstock keluar.
3.2.4 Setting Keinggian Pahat
Pada saat menyeting ketinggian pahat
Benda kerja
Pahat bubut
langkah pertama adalah miringkan
toolpost (rumah pahat) kearah kanan
sekitar 15 atau 20 ,lalu dekatkan ujung
pahat dengan ujung center putar dengan
jarak setebal kertas tapi tidak
menyentuh,lalu atur ketinggian pahat
setinggi ujung center putar.
Letak ujung mata potong pahat bubut harus sesuai atau setinggi sumbu benda
kerja pada gerakan sumbu benda kerja.
3.2.5 Ukur Bahan
Ukurlah benda kerja dengan menggunkan jangka sorong dan ukurlah besar
benda kerja awal.lihat skala utama dan skala nonius lalu tandai benda kerja
dengan panjang dan diameter tertentu
3.2.6 Hitung Kecepatan Putaran Mesin
Dalam menghitung putaran terdapat rumus:
𝜋.𝑑.𝑛 1000.𝑉𝑐
Vc= 1000 n= 𝜋.𝐷
Bahan benda kerja yang digunakan terbuat dari bahan ST 37 jadi kecepatan potong
(Vc)=20 - 25 𝑚⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 dan kecepatan yang saya ambil kecepatan rata – rata yaitu 23
𝑚⁄
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡. Diameter bahan 38 mm dan panjang 138 mm,maka perhitungannya:
1000.𝑉𝑐
n= = 1000.23/3.14x38.1=23000/119,634=192,75 Rpm
𝜋.𝐷
Setelah menghitung putaran mesin,lalu kita setting putaran mesin sesuai perhitungan
yang sudah dihitung. Menurut perhitungan putaran mesin didapat 192,75 Rpm ,lalu kita
lihat tabel yang berada di mesin bubut.Sesuai tabel putaran mesin 192 Rpm Maka 190
rpm dipilih yang paling dekat dengan 192,75 Rpm
3.3 Pengerjaan
3.3.1 Gambar 1 Poros Bertingkat
1) Faching
1. Putaran mesin R 2 (190 rpm)
2. Masukan center putar ke tailstock dan putar roda yang ada di tailstock dengan
3. Pasang pahat bubut pada dudukan pahat lalu centerkan pada center putar sampai pahat setinggi
center diri
4. Putarkan dudukan pahat bubut pada benda kerja membentuk sudut 15 derajat ke Benda Kerja
lalu kunci rumah pahat
5. Cekam benda kerja pada chuck,jangan terlalu kencang, dan jangan sampai benda kerja
terlalu panjang keluar dari chuck (kurang lebih 15-20 mm)
6. Hidupkan mesin dan lihat benda kerja bergoyang atau tidak jika iya maka pencekam kurang
kuat maka kuatkan chuck dengan kunci T
7. Hidupkan mesin dan dekatkan pahat bubut kemudian goreskan pada permukaan benda kerja
8. Setting posisi awal eretan atas dengan memuat skala nonius ke angka 0
9. Jauhkan pahat menggunakan eretan bawah putar spindle ke arah kiri kemudian putar spindle
eretan atas ke arah kanan sebanyak (±)0,3mm
10. Faching permukaan benda kerja dengan cara memutar eretan bawah ke arah kanan sampai
melebihi titik pusat sebanyak 0,1 mm
3) Membubut Memanjang 1 - 6
Membubut Memanjang Tahap 1
Langkah – langkah dalam membubut memanjang tahap 1 antara lain:
1) Membubut Memanjang 1 – 5
Membubut Memanjang Tahap 1
Langkah – langkah dalam membubut memanjang tahap 1 antara lain:
1. Cekam benda kerja pada permukaan berdiameter 24 dengan memutar chuck dengan kunci
chuck ke kanan. Geser tailstock sehingga mata center putar masuk ke lubang hasil center drill,
lalu kencangkan tuas tailstock ke kanan. Putar tuas stailstock ke arah kiri lalu putar spindelnya
ke kanan sehingga mata center putar benar-benar masuk ke lubang yang ada pada benda.
2. Hidupkan mesin untuk mengecek benda kerja dengan cara melihat benda kerja dan center
putar apabila berputar bersamaan berarti fungsi penyanggaan sudah benar.
3. Hitung dan atur Rpm sesuai dengan diameter benda kerja yaitu menjadi 219rpm
4. Setting langkah pemakanan pahat harus bisa maju mundur di permukaan benda kerja sampai
batas yang kita tentukan dengan cara keluarkan mata pahat di luar benda kerja kira – kira 1
mm.
5. Sentuhkan mata pahat ke permukaan benda kerja berdiameter 29.
6. Setting skala nonius pada spindel eretan bawah ke angka nol.
7. Hindarkan mata pahat kira – kira 1 mm diluar benda kerja dan geser ke ujung benda kerja
yang akan dimakan lalu setiap akan memakan lagi majukan 1mm.
8. Hidupkan mesin.
9. Lakukan langkah pemakanan dengan cara memutar spindel carried ke arah kiri sampai batas
yang kita buat dengan sekali memakan yaitu 0,5.
10. Lakukan langkah ke 7 dan 9 lalu berhenti pada saat diameter benda mendekati 26
11. Ukur kembali diameter benda kerja (mesin dalam keadaan mati), didapat ukurannya adalah
26.5.
12. Setting kembali skala nonius pada spindel eretan bawah menjadi 0.4 ke kanan.
13. Lakukan pemakanan sepanjang 5 – 10 mm, hentikan mesin, ukur kembali diameter benda
kerja apakah sudah 26 atau belum. Bila sudah tepat maka lakukan langkah pemakanan sampai
batas permukaan berdiameter 36.
14. Hindarkan pahat dari benda kerja.
15. Matikan mesin bubut.
Membubut Memanjang Tahap 2
Langkah – langkah dalam membubut memanjang tahap 2 antara lain:
1. Hitung dan atur Rpm sesuai dengan diameter benda kerja yaitu menjadi 244rpm
2. Setting langkah pemakanan pahat harus bisa maju mundur di permukaan benda kerja sampai
batas yang kita tentukan dengan cara keluarkan mata pahat di luar benda kerja kira – kira 1
mm.
3. Sentuhkan mata pahat ke permukaan benda kerja berdiameter 25.
4. Setting skala nonius pada spindel eretan bawah ke angka nol.
5. Hindarkan mata pahat kira – kira 1 mm diluar benda kerja dan geser ke ujung benda kerja
yang akan dimakan lalu setiap akan memakan lagi majukan 1mm.
6. Hidupkan mesin.
7. Lakukan langkah pemakanan dengan cara memutar spindel carried ke arah kiri sampai batas
yang kita buat dengan sekali memakan yaitu 0,5.
8. Lakukan langkah ke 5 dan 7 lalu berhenti pada saat diameter benda mendekati 21.
9. Geser pahat dengan memutar spindle carried kearah kanan sampai disamping benda
berdiameter 21.
10. Lanjutkan langkah 5 dan 7 lalu berhenti pada saat diameter benda mendekati 19.
11. Ukur kembai diameter benda kerja (mesin dalam keadaan mati), didapat ukurannya adalah
19.5.
12. Setting kembali skala nonius pada spindel eretan bawah menjadi 0.4 ke kanan.
13. Lakukan pemakanan sepanjang 5 – 10 mm, hentikan mesin, ukur kembali diameter benda
kerja apakah sudah 19 atau belum. Bila sudah tepat maka lakukan langkah pemakanan sampai
batas permukaan berdiameter 26 ditambah 0.5mm sehingga panjang permukaan berdiameter
26 menjadi 31,5.
14. Hindarkan pahat dari benda kerja.
15. Matikan mesin bubut.
Membubut Memanjang Tahap 3
Langkah – langkah dalam membubut memanjang tahap 3 antara lain:
1. Geser tailstock ke kanan dengan memutar tuas tailstock ke kiri sampai jangka sorong mampu
masuk sejajar benda kerja.
2. Ukur benda kerja 17 mm dengan menggunakan jangka sorong sambil diperjelas dengan pahat
pada mesin bubut supaya terdapat goresan (tanda).
3. Geser kembali tailstock sampai mata center putar masuk kembali ke benda kerja, lalu
kencangkan tuas tailstock ke kanan. Putar tuas silinder stailstock ke arah kiri lalu putar
spindelnya ke kanan sehingga mata center putar benar-benar masuk ke lubang yang ada pada
benda kerja hasil melubangi menggunakan center drill tadi. Kunci kembali tuas tuas silinder
tailstock ke kanan
4. Hidupkan mesin untuk mengecek benda kerja dengan cara melihat benda kerja dan center
putar apabila berputar bersamaan berarti fungsi penyanggaan sudah benar.
5. Hitung dan atur Rpm sesuai dengan diameter benda kerja yaitu menjadi 335rpm
6. Setting langkah pemakanan pahat harus bisa maju mundur di permukaan benda kerja sampai
batas yang kita tentukan dengan cara keluarkan mata pahat di luar benda kerja kira – kira 1
mm.
7. Sentuhkan mata pahat dari ujung permukaan benda.
8. Setting skala nonius pada spindel eretan bawah ke angka nol.
9. Hindarkan mata pahat kira – kira 1 mm diluar benda kerja dan geser ke ujung benda kerja
yang akan dimakan lalu setiap akan memakan lagi majukan 1mm.
10. Hidupkan mesin.
11. Lakukan langkah pemakanan dengan cara memutar spindel carried ke arah kiri sampai batas
yang kita buat dengan sekali memakan yaitu 0,5.
12. Lakukan langkah ke 9 dan 11 lalu berhenti pada saat diameter benda mendekati 13.
13. Ukur kembai diameter benda kerja (mesin dalam keadaan mati), didapat ukurannya adalah
13.5.
14. Setting kembali skala nonius pada spindel eretan bawah menjadi 0.4 ke kanan.
15. Lakukan pemakanan sepanjang 5 – 10 mm, hentikan mesin, ukur kembali diameter benda
kerja apakah sudah 13 atau belum. Bila sudah tepat maka lakukan langkah pemakanan sampai
tanda yang telah ditentukan.
16. Hindarkan pahat dari benda kerja.
17. Matikan mesin bubut.
Membubut Memanjang Tahap 4
Langkah – langkah dalam membubut memanjang tahap 4 antara lain:
1. Geser tailstock ke kanan dengan memutar tuas tailstock ke kiri sampai jangka sorong mampu
masuk sejajar benda kerja.
2. Buka benda kerja dari chuck dengan menggunakan kunci chuck di putar ke kiri.
3. Masukan kembali benda kerja ke chuck namun yang di cengkram yaitu pada permukaan yang
diammeternya 26 dengan dilapisi plat silinder yang bisa menyesuaikan saat di kencangkan.
4. Kencangkan kembali chuck dengan kunci chuck dengan memutar ke kanan.
5. Amati bahwa benda tidak bergoyang saat berputar dan jika bergoyang maka atur dengan di
palu menggunakan palu plastik.
6. Hitung dan atur Rpm sesuai dengan diameter benda kerja yaitu menjadi 176rpm
7. Setting langkah pemakanan pahat harus bisa maju mundur di permukaan benda kerja sampai
batas yang kita tentukan dengan cara keluarkan mata pahat di luar benda kerja kira – kira 1
mm.
8. Sentuhkan mata pahat ke permukaan benda kerja.
9. Setting skala nonius pada spindel eretan bawah ke angka nol.
10. Hindarkan mata pahat kira – kira 1 mm diluar benda kerja dan geser ke ujung benda kerja
yang akan dimakan lalu setiap akan memakan lagi majukan 1mm.
11. Hidupkan mesin.
12. Lakukan langkah pemakanan dengan cara memutar spindel carried ke arah kiri sampai batas
yang kita buat dengan sekali memakan yaitu 0,5.
13. Lakukan langkah ke 10 dan 12 lalu berhenti pada saat diameter benda mendekati 33
14. Ukur kembali diameter benda kerja (mesin dalam keadaan mati), didapat ukurannya adalah
33.5.
15. Setting kembali skala nonius pada spindel eretan bawah menjadi 0.4 ke kanan.
16. Lakukan pemakanan sepanjang 5 – 10 mm, hentikan mesin, ukur kembali diameter benda
kerja apakah sudah 33 atau belum. Bila sudah tepat maka lakukan langkah pemakanan sampai
batas yang kita buat.
17. Hindarkan pahat dari benda kerja.
18. Matikan mesin bubut.
Membubut Memanjang Tahap 5
Langkah – langkah dalam membubut memanjang tahap 5 antara lain:
1. Hitung dan atur Rpm sesuai dengan diameter benda kerja yaitu menjadi 266rpm
2. Setting langkah pemakanan pahat harus bisa maju mundur di permukaan benda kerja sampai
batas yang kita tentukan dengan cara keluarkan mata pahat di luar benda kerja kira – kira 1
mm.
3. Sentuhkan mata pahat ke ujung permukaan benda kerja berdiameter 24.
4. Setting skala nonius pada spindel eretan bawah ke angka nol.
5. Hindarkan mata pahat kira – kira 1 mm diluar benda kerja dan geser ke ujung benda kerja
yang akan dimakan lalu setiap akan memakan lagi majukan 1mm.
6. Hidupkan mesin.
7. Lakukan langkah pemakanan dengan cara memutar spindel carried ke arah kiri sampai batas
yang kita buat dengan sekali memakan yaitu 0,5.
8. Lakukan langkah ke 5 dan 7 lalu berhenti pada saat diameter benda mendekati 21.
9. Ukur kembai diameter benda kerja (mesin dalam keadaan mati), didapat ukurannya adalah
21.5.
10. Setting kembali skala nonius pada spindel eretan bawah menjadi 0.4 ke kanan.
11. Lakukan pemakanan sepanjang 5 – 10 mm, hentikan mesin, ukur kembali diameter benda
kerja apakah sudah 21 atau belum. Bila sudah tepat maka lakukan langkah pemakanan sampai
batas permukaan berdiameter 26 ditambah 1mm sehingga panjang permukaan berdiameter 33
menjadi 6mm.
12. Hindarkan pahat dari benda kerja.
13. Matikan mesin bubut.
2) Membuat Celah (Alur)
1. Atur kecepatan mesin menjadi 167 rpm atau RIV 1/RIII 2
2. Pasang center putar ke tail stock
3. Ganti pahat tepi rata kanan dengan pahat celah dan kunci tool holder
4. Pastikan pahat celah lurus dengan center putar
5. Pasang benda kerja pada chuck dan cekam benda kerja pada chuck (jangan terlalu kencang).
6. Hidupkan mesin. Pastikan benda kerja tidak goyang.
7. Matikan mesin lalu cekam chuck sampai benar-benar kencang
8. Hidupkan mesin
9. Lakukan pemakan pada yg berdiameter 19 mm dan yang panjang 68 mm sebesar 5 mm
dengan kedalaman 3 mm atau berdiameter 16 mm dengan cara pemakanan maju-mundur
10. Lalu, lakukan pemakan pada yg berdiameter 33 mm dan yang panjang 51,5 mm sebesar 1,5
mm dengan kedalaman 2 mm atau berdiameter 31 mm dengan cara pemakanan maju-
mundur
11. Lakukan pemakan pada yg berdiameter 21 mm dan yang panjang 10,5 mm sebesar 1,5 mm
dengan kedalaman 2 mm atau berdiameter 19 mm dengan cara pemakanan maju-mundur