Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

SISTEM KARDIOVASKULER: HIPERTENSI DI


PUSKESMAS ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU
TAHUN 2018

OLEH :
GUNAWAN
NIM 20182008

YAYASAN PENDIDIKAN SANTO HIERONYMUS


AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA INSAN
PONTIANAK 2018-2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER: HIPERTENSI DI
PUSKESMAS ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU
TAHUN 2018

A. Konsep Dasar Medis


1. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara terus menerus hinggal
melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg .Adalah
tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau tekanan distoolik
lebih tinggi dari 90mmHg (Manurung, 2016)
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
darah, makin besar resikonya (Price,2000)

(http://artikelkesmas.blogspot.com/2014/09.html)
2. Klasifikasi Hipertensi
a. Klasifikasi tekanan darah untuk yang berumur 18 tahun atau lebih
Katergori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal < 120 < 80


Normal < 130 < 85
Normal – tinggi 130 – 139 85 – 89
Hipertensi
Derajat I 140 – 159 90 – 99
Derajat II 160 – 179 100 – 109
Derajat III  180  110
( Arjatmo Tjokronegoro dan Hendra Utama, 2001. hal 454 )

b. Klasifikasi hipertensi berdasarkan The Joint National Commite on Detection


Evaluation and Treatmen of High Blood Pressure, adalah sebagai berikut :

Kategori Sistolik Diastolik


 Normal tinggi (perbatasan) 130 – 139 85 – 89
 Stadium 1, ringan 140 – 159 90 – 99
 Stadium 2, sedang 160 – 179 100 – 109
 Stadium 3, berat 180 – 209 110 – 119
 Stadium 4, sangat berat 210 > 120 >

3. Anatomi & Fisologi


Anatomi Jantung

(https://pustaka sehatku.blogspot.com/2015/09/penyakit-pada-sistem-peredaran-darah.html)
4. Etiologi
a. Usia
Hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia hipertensi pada yang
berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden panykit arteri dan
kematian premature.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih tinggi daripada
wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada wanita mulai meningkat,
sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi.
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang
berkulit putih.
d. Pola Hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup pasien telah
diteliti, tanpa hasil yang jelas.Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah
dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan
dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi.Obesitas dipandang sebagai
faktor resiko utama.Merokok dipandang sebagai faktor resiko tinggi bagi
hipertensi dan penyakit arteri koroner.Hiperkolesterolemia dan
hiperglikemia adalah faktor – faktor utama untuk perkembangan
arterosklerosis yang berhubungan dengan hipertensi.

5. Patofisiologi
Faktor-faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah, pada
dasarnya merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi rumus dasar: tekanan
darah = curah jantung x resistensi perifer. Tekanan darah dibutuhkan untuk
mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi yang merupakan hasil dari aksi
pompa jantung atau yang sering disebut curah jantung (cardiac output) dan
tekanan dari arteri perifer atau sering disebut resistensi perifer.Kedua penentu
primer adanya tekanan darah tersebut masing-masing juga ditentukan oleh
berbagai interaksi faktor-faktor serial yang sangat kompleks.Berdasarkan rumus
tersebut, maka peningkatan tekanan darah secara logis dapat terjadi karena
peningkatan curah jantung dan atau peningkatan resistensi perifer.Peningkatan
curah jantung dapat melalui dua mekanisme yaitu melalui peningkatan volume
cairan (preload) atau melalui peningkatan kontraktilitas karena rangsangan
neural jantung.Meskipun faktor peningkatan curah jantung terlibat dalam
pemulaaan timbulnya hipertensi, namun temuan-temuan pada penderita
hipertensi kronis menunjukkan adanya hemodinamik yang khas yaitu adanya
peningkatan resistensi perifer dengan curah jantung yang normal.
Adanya pola peningkatan curah jantung yang menyebabkan peningkatan
resistensi secara persisten, sudah diteliti pada beberapa oraang dan pada banyak
hewan coba pada penelitian-penelitian tentang hipertensi. Pada hewan coba,
dengan kondisi jaringan ginjal yang berkurang, ketika diberi penambahan
volume cairan, maka tekaanan darah pada awalnya akan naik sebagai
konsekuensi tinggi curah jantung, namun dalam beberapa hari, resistensi perifer
akan meningkat dan curah jantung akan kembali ke nilai basal. Perubahan
resistensi perifer tersebut menunjukkan adanya perubahan property instrinsik
dari pembuluh darah yang berfungsi untuk mengatur aaliran darah yang terkait
dengan kebutuhan metabolic dari jaringan. (Pikir dkk, 2015)

6. Tanda & Gejala


a. Mengeluh sakit kepala, pusing dikarenakan peningkatan tekanan darah dan
hipertensi sehingga intrakarnial naik
b. Lemas, kelelahan : karena stress sehingga mengakibatkan ketegangan yang
mempengaruhi emosi, pada saat ketegangan emosi terjadi dan aktivitas saraf
simatis sehingga frekuensi dan krontaktilitas jantung naik, aliran darah
menurun sehingga suplei O2 dan nutrisi otot rangka menurun, dan terjadi
lemas.
c. Susah nafas, kesadaran menurun : karena terjadinya peningkatan
krontaktilitas jantung
d. palpitasi (berdebar-debar): karena jantung memompa terlalu cepat sehingga
dapat menyebabkan berdebar-debar
(Nurarif & Kusuma, 2015)
7. Pemeriksaan Diagnostik
Jenis pemeriksaan diagnostic pada penyakit hipertensi menurut Corwin
(2009) antara lain: pengukuran diagnostic pada tekanan darah menggunakan
sfignomanometer akan memperlihatkan peningkatan tekanan sistolik dan
diastolic diatas batas normal.
Untuk menunjang pemeriksaan diagnostic biasanya dokter akan
menginstruksikan pemeriksaan penunjang, diantaranya :
a. Dijumpai proteinuria pada wanita preklamsia
b. BUN / kreatinin untuk mengetahui keadaan perfusi ginjal
c. Kalsium serum hiperkalsemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron
utama sebagai penyebab utama yang menjadi efek samping terapi diuretic
d. Kolesterol dan triliserin serum peningkatan kadar dapat mengidentifikasikan
pencetus untuk adanya pembentukan plak.
e. Pemeriksaan tiroid, hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokontriksi dan
hipertensi
f. EKG dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
kondusi, peningkatan gelombang P adalah salah satu tanda dari penyakit
jantung hipertensi
g. Urinalisasi, memperhatikan protein sel darah merah, atau sel darah putih.
Glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal atau adanya diabetes.

8. Penatalaksanaan Medik
a. Penatalaksanaan farmakologis / perubahan gaya hidup pengurangan asupan
garam dan upaya penurunan berat badan, menghindari faktor resiko seperti
merokok, minum alcohol, hiperlipidemia dan stress.
b. Penatalaksanaan dengan obat berlandaskan beberapa prinsip
1) Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan kasual.
2) Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk menurunkan tekanan darah
dengan hartapan memperpanjang umur dan mengurangi komplikasi.
3) Upaya menurunkan tekanan darah dicapai denga menggunakan obat anti
hipertensi selain dengan perubahan gaya hidup.
4) Pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan
kemungkinan besar untuk seumur hidup.
5) Pengobatan penggunaan obat golongan diuretic, penyekat beta antagonis
kalsium, dan penghambat enzim koversi angiotensin (penghambat ACE)
merupakan anti hipertensi yang sering digunakan.

9. Komplikasi
a. Stroke
b. Infark miokard
c. Gagal ginjal
d. Ensefalopati
e. Gangguan penglihatan

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna
kulit, suhu dingin
c. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
factor stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan
pola bicara
d. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
e. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
f. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,
berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda :perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan
retinal optik
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
berat, nyeri abdomen
h. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi
napas tambahan, sianosis
i. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi psotural
j.Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga, hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM , penyakit ginjal, Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau
hormon

2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload, vasokonstriksi,
hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
b. Nyeri akut : sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan
iskemia
c. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
d Defisiensi pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit
3. Rencana Keperawatan
a. Penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload, vasokonstriksi,
hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
NOC
1) Cardiac Pump effectiveness
2) Circulation Status
3) Vital Sign Status

Kriteria Hasil:
1) Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
2) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
3) Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
4) Tidak ada penurunan kesadaran

NIC
1) Cardiac Care
a) Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)
b) Catat adanya disritmia jantung
c) Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
d) Monitor status kardiovaskuler
e) Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
f) Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
g) Monitor balance cairan
h) Monitor adanya perubahan tekanan darah
i) Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
j) Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
k) Monitor toleransi aktivitas pasien
l) Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
m) Anjurkan untuk menurunkan stress
2) Vital Sign Monitoring
a) Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
b) Catat adanya fluktuasi tekanan darah
c) Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
d) Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
e) Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
f) Monitor kualitas dari nadi
g) Monitor adanya pulsus paradoksus
h) Monitor adanya pulsus alterans
i) Monitor jumlah dan irama jantung
j) Monitor bunyi jantung
k) Monitor frekuensi dan irama pernapasan
l) Monitor suara paru
m) Monitor pola pernapasan abnormal
n) Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
o) Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
p) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

b. Nyeri akut : sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan
iskemia
NOC : Pain Level, Pain control, Comfort level
Kriteria Hasil :
1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5) Tanda vital dalam rentang normal
NIC :
1) Pain Management
a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
b) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
d) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
e) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
f) Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
g) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
h) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
i) Kurangi faktor presipitasi nyeri
j) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi
dan inter personal)
k) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
l) Ajarkan tentang teknik non farmakologi
m) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
n) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
o) Tingkatkan istirahat
p) Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
2) Analgesic Administration
a) Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
b) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
c) Cek riwayat alergi
d) Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
e) Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
f) Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
g) Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur
h) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
i) Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
j) Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

c. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan


kebutuhan oksigen.
NOC : Energy conservation, Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
1) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
2) Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
NIC
1) Energy Management
a) Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
b) Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap
keterbatasan
c) Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
d) Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
e) Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
f) Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
g) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
2) Activity Therapy
a) Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik
dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
b) Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
dilakukan
c) Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan social
d) Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
e) Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda,
krek
f) Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
g) Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
h) Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
i) Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
j) Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
k) Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual

d. Defisiensi pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit


NOC:
Kowlwdge : disease process
Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar
3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
NIC:
Teaching : disease Process
1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
2) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, proses
penyakit, dengan cara yang tepat
4) Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
5) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
6) Hindari harapan yang kosong
7) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
8) Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
9) Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau diindikasikan
10) Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
11) Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Budi.(2015). Hipertensi Manajemen Komperhensif. Surabaya: AUP Airlangga


University Press.

Haryanto, A., & Rini, S. (2015). Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

Manurung, N. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta:


KDT.

Nugroho, T. (2011). Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurarif, Amin Huda., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction
Jogja.

SDKI.(2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus


Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Wajan, J. (2013). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson, J. M. (2016). Diagnosa Keperawatan Intervensi Nanda Nic Noc. Jakarta:


EGC.

Anda mungkin juga menyukai