FEB
PIE MAKRO
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini. Untuk itu
kami mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan di dalamnya, dan oleh karenanya saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Kelompok 10
1
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
c. Tujuan ........................................................................................................................ 2
d. Metode Penulisan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Uang.......................................................................................................... 3
b. Pengertian penawaran uang........................................................................................ 3
c. Jenis-Jenis Teori Penawaran Uang.............................................................................. 4
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang................................................ 5
e. Kurva Penawaran Uang.............................................................................................. 6
f. Pergeseran Kurva Penawaran Uang............................................................................ 7
g. Pengertian Kebijakan Moneter.................................................................................... 7
1. Kebijakan Moneter Ekspansif............................................................................... 8
2. Kebijakan Moneter Kontraktif.............................................................................. 8
h. Instrumen Kebijakan Moneter ................................................................................... 9
1. Instrumen Kebijakan Moneter Secara Langsung.................................................. 9
2. Instrumen Kebijakan Moneter Secara Tidak Langsung........................................ 10
i. Mekanisme Kebijakan Moneter............................................................... ..................
11
BAB III PENUTUPAN
a. Kesimpulan .......................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Uang merupakan sesuatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat, sehingga
untuk melakukan transaksi ekonomi tidak mengalami kesulitan, karena salah satu fungsi dari
uang adalah sebagai standart nilai, maka seluruh barang atau jasa dinilai dengan satuan uang.
Uang merupakan unsur terpenting dalam suatu sistem perekonomian modern. Kehadiran uang
sudah melembaga dalam masyarakat, sehingga segala aktivitas masyarakat dipengaruhi, diukur
dan banyak ditentukan oleh uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia
menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak terlalu dibatasi lagi oleh dimensi waktu.
Peranan uang dalam perekonomian antara lain dapat meningkatkan efisiensi baik bagi
produsen, konsumen dan kegiatan ekonomi pada umumnya. Dalam perkembangannya, jumlah
uang yang beredar yang ada di Indonesia tidak tertutup kemungkinan untuk mengalami kenaikan
atau penurunan jumlah uang beredar. Gejala bertambahnya jumlah uang beredar merupakan
fenomena ekonomi, karena berkaitan dengan fungsi uang sebagai alat tukar, yang semakin
dibutuhkan pada saat perekonomian semakin berkembang. Ekonomi yang tumbuh dan
berkembang mempunyai konsekuensi meningkatkan transaksi, yang membutuhkan uang guna
mempermudah proses pembayaran.
Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong peningkatan harga
melebihi tingkat yang diharapkan sehingga dalam jangka panjang dapat mengganggu
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah uang beredar rendah maka
kelesuan ekonomi akan terjadi. Apabila hal ini berlangsung terus menerus, kemakmuran
masyarakat secara keseluruhan akan mengalami penurunan. Kondisi tersebut antara lain melatar
belakangi upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas-otoritas moneter dalam
mengendalikan jumlah uang beredar dalam perekonomian. Kegiatan mengendalikan jumlah
uang beredar tersebut lazimnya disebut kebijakan moneter, yang pada dasarnya merupakan salah
satu bagian integral dari Kebijakan ekonomi makro yang ditempuh oleh otoritas moneter.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penawaran uang ?
2. Bagaimana pergerakan kurva penawaran?
3. Apa saja yang berada dalam kebijakan moneter ?
4. Bagaimana mekanisme serta instrument yang ada dalam kebijakan moneter ?
5. Bagaimana permintaan agregat untuk uang dalam model keseimbangan portofolio?
3. Tujuan
1. Mengetahui arti dari penawaran uang
2. Mengetahui bgaimana kurva penawaran uang
3. Mengetahui lebih dalam mengenai kebijakan moneter, mekanisme serta instrument apa saja
yang ada dalam kurva penawaran uang.
4. Metode Penulisan
Untuk mempermudah dan membantu kelancaran penulisan yang dilaksanakan, maka penulis
menggunakan beberapa referensi :
a. Penulis mencari berbagai referensi buku sebagai sumber penulis
b. Penulis juga mencari sumber lainnya melalui situs-situ internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Uang
Uang adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.
Berikut ini merupakan jenis jenis uang :
1. Uang kartal atau dapat disebut sebagai mata uang (currency) yaitu jumlah uang kertas dan
uang logam yang beredar. Uang kartal adalah alat pembayaran yang sah dan wajib
diterima oleh masyarakat dalam melakukan jual beli dalam kegiatan transaksi sehari-hari.
2. Uang giral (uang turutan) tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat
akan adanya sebuah alat tukar. Bentuk uang giral dapat berupa cek ataupun giro. Namun
uang giral bukan alat pembayaran yang sah. Sehingga masyarakat boleh menolak dibayar
dengan uang giral.
3. Uang kuasi adalah surat surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran.
Biasanya uang kuasi ini terdiri dari atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening
valuta asing milik swasta domestic.
Pengertian Penawaran Uang
Penawaran uang adalah jumlah uang yang beredar dalam perekonomian suatu Negara
pada rentan periode tertentu atau lebih sederhananya adalah jumlah uang yang beredar.
Penawaran uang lebih populer dinyatakan dengan istilah jumlah uang yang beredar.
Biasanya jumlah uang beredar dilambangkan dengan huruf M. Disini ada beberapa definisi
yang berbeda mengenai jumlah uang yang beredar tergantung dari tingkat likuiditasnya.
Pada umumnya uang beredar didefinisikan sebagai berikut.
M1 adalah uang kertas dan logam (kartal) ditambah simpanan dalam bentuk rekening
koran (uang giral/ demand deposit)
M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank-bank umum.
M3 adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga keuangan bukan
bank.
Secara sederhana penawaran uang atau jumlah uang yang beredar terdiri atas uang logam,
uang kertas, simpanan giro, deposito berjangka, berbagai macam tabungan, dan rekening valuta
asing milik swasta domestik. Penawaran uang dipengaruhi oleh pemerintah dengan berbagai
kebijakan yang ditetapkan. Lembaga yang biasanya bertanggungjawab mengatur dan
menjalankan kebijakan khususnya kebijakan moneter adalah bank sentral.
Jenis-Jenis Teori Penawaran Uang :
1. Teori penawaran uang modern
Dalam perekonomian modern digunakan sistem standart kertas dan sebagai sumber
terciptanya uang beredar adalah otorita moneter (pemerintah dan bank sentral) dan lembaga
keuangan. Otorita moneter sebagai sumber penawaran uang inti dan lembaga keuangan sebagai
sumber penawaran uang sekunder. JUB merupakan proses pasar, artinya hasil interaksi anatara
permintaan dan penawaran, dan bukan ahanya pencetakan uang atau merupakan keputusan
pemerintah saja. Apabila suatu waktu permintaan uang inti tidak sesuai dengan penawaran uang
inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing akan melakukan “penyesuaian” berupa
tindakan-tindakan (mengubah struktur/komposisi dari kekayaan) di sub-pasar uang inti sehingga
terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Demikian juga jika terjadi
ketidakseimbangan di pasar uang sekunder. Kedua sub-pasar ini harus mencapai keseimbangan
secara bersama-sama.
Sebagai contoh, ketika pasar dalam posisi keseimbangan, pemerintah penambah penawaran uang
inti kepada masyarakat (ada kenaikan gaji pegawai).
Pertama: tambahan uang inti akan diterima masyarakat sebagai tambahan uang tunai
(kartal). Hal ini dapat mengganggu keseimbangan karena masyarakat akan merasa terlalu
banyak memegang uang tunai.
Misalkan tindakan penyesuaian yang dilakukan masyarakat adalah dengan menyimpan
kelebihan tersebut dalam rekening giro, maka berarti bahwa cadangan bank menjadi lebih
besar.
Bank pada gilirannya merasa kelebihan cadangan (uang tunai), dan bank mungkin akan
menanamkan kelebihan cadangan tersebut dengan membeli SBI
Dalam transaksi tersebut, bank menerima SBI dan BI menerima uang tunai
Kesimpulan: tambahan uang inti oleh pemerintah, kembali ke BI sebagai otorita moneter.
Uang kartal yang dipegang masyarakat tetap, tetapi ada tambahan uang giral, sehingga
M1 bertambah.
Secara ringkas proses pelipatan uang tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
M1 = B ; dimana c = C/M1 dan r = R/DD
Persamaan tersebut menunjukkan bagaimana uang inti B dilipatkan menjadi uang beredar
M1,Sedangkan 1/c+r(1-r) adalah koefisien pelipat uang (money multiplier).Nilai koefisien pelipat
uang biasanya lebih dari satu. Semakin kecil nilai c dan r,akan semakin besar nilai koefisien
pelipat uang.Nilai c yang rendah artinya,masyarakat lebih suka menyimpan uang tunainya di
bank daripada dirumah dan bank memiliki banyak uang inti yang akan dilipatkan.Sedangkan
nilai r yang rendah artinya,lebih banyak uang giral yang bias diciptakan dari setiap rupiah uang
inti yang dipegang olah bank. Nilai c dan r mencerminkan perilaku masyarakat dan bank.
Besarnya uang beredar yang dipegang oleh masyarakat dalam bentuk tunai mencerminkan
keinginan dan perilaku masyarakat .
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah sebagai berikut.
1. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin sedikit jumlah uang yang beredar. Semakin
rendah tingkat bunga, semakin banyak jumlah uang yang beredar.
2. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin banyak uang yang beredar karena
semakin sering melakukan transaksi.
3. Semakin banyak (padat) jumlah penduduk, semakin banyak dan semakin cepat uang
beredar.
4. Keadaan geografis di perkotaan lebih cepat dan lebih banyak jumlah uang yang beredar
dibanding di pedesaan.
5. Struktur ekonomi, negara agraris berbeda dengan negara industri, negara industri
peredaran uang lebih cepat dan lebih banyak.
6. Penguasaan IPTEK penduduk. Iptek negara yang lebih maju lebih banyak dan lebih cepat
uang beredar dibandingkan dengan negara yang menerapkan teknologi yang sederhana.
7. Globalisasi industri di lingkungan dunia usaha. Semakin global dan arus modal ekonomi
antarnegara yang semakin meningkat, uang yang beredar juga dipengaruhi oleh transaksi-
transaksi internasional dalam hal ini kurs uang mempengaruhi peredaran.
2. Tingkat Inflasi
Inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah dan
perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.
5. Nilai Tukar Rupiah, Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah
rupiah yang beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat
bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat.
Pengertian kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah salah satu factor yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dan
merupakan factor yang dapat dikontrol oleh pemerintah sehingga sehingga dengan demikian
dapat dipakai untuk mencapai sasaran kegiatan ekonomi. Kebijakan moneter juga kebijakan
ekonomi yang digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang berkaitan dengan
pengendalian jumlah uang beredar, pengaturan tingkat suku bunga, dan kredit.
Instrument kebijakan moneter langsung yang biasa digunakan oleh bank sentral atau otoritas
moneter terutama di negara-negara berkembang antara lain sebagai berikut:
a. Credit Ceiling / Pagu Kredit
Credit Ceiling : penentuan jumlah batas maksimal kredit yang diperbolehkan untuk
disalurkan oleh masing-masing bank yang ditetapkan oleh bank sentral.
Penentuan jumlah pagu kredit yang dapat disalurkan setiap bank antara lain dapat ditetapkan
berdasarkan jumlah modal yang dimiliki oleh bank atau dikaitkan dengan jumlah dana pihak
ketiga yang dikelola.
Kebijakan pagu kredit ini diadopsi oleh Bank Indonesia sebagai instrument pengendalian
langsung sampai era deregulasi atau kebijakan moneter dan perbankan 1 Juni 1983. Instrumen ini
dapat dikatakan cukup efektif menekan laju kenaikan harga (inflasi) pasa saat itu, namun dari sisi
lain instrument tersebut sangat tidak efektif dan bahkan menjadi disinsentif bagi perbankan
dalam upaya mobilisasi dana masyarakat. Disamping itu, instrument ini dapat menyebabkan
terjadinya distorsi sumber-sumber daya karena adanya kecenderungan bank-bank mengalami
ekses likuiditas akibat fungsi intermediasi tidak dapat dilakukan secara optimal.
b. Jalur Kekayaan
Pengaruhperubahan jumlah uang yang beredar terhadap pendapatan nasional dapat juga di
tenrangkan melalui jalur kekayaan. Pengertian kekayaan disini meluputi :
- Barang fisik ( tabah, rumah, dan sebagainya )
- Surat berharga
- Uang tunai
Hubungan kekayaan dengan pengeluaran total ( seperti yang di terangkan oleh pigou ) adalah
sebagai berikut :
Perubahan nilai uang rill (real cash balance) disebabkan oleh karena turunnya harga (
dengan jumlah uang yang tetap ) ataupun naiknya jumlah uang ( dengan harga tetap ) akan
mempengaruhi tingkat konsumsi yang merupakan bagian dari pengeluaran total. Perubahan
pengeluaran uang total ini pada gilirannya akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan.
Dengan demikian kebijaksanaan moneter disini akan akan mempengaruhi konsumsi melalui apa
yang disebut real sach balance atau pigou effect. Secara skematis perubahan jumlah uang beredar
melalui jalur kekayaan ini adalah sebagai berikut :
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Penawaran uang adalah jumlah uang yang beredar dalam perekonomian suatu Negara
pada rentan periode tertentu atau lebih sederhananya adalah jumlah uang yang beredar. Penaran
uang lebih populer dinyatakan dengan istilah jumlah uang yang beredar. Beredarnya jumlah uang
tidak dapat dilakukan dengan semena mena. Melainkan harus melihat faktor-faktor apa saja yang
akan menyebabkan pemerintah dan bank sentral untuk mengambil sebuah kebijakan.
Kebijakan yang dimaksud disini adalah kebijakan yang berada di dalam kebijakan
moneter. Kebijakan moneter adalah salah satu factor yang dapat mempengaruhi kegiatan
ekonomi dan merupakan factor yang dapat dikontrol oleh pemerintah sehingga sehingga dengan
demikian dapat dipakai untuk mencapai sasaran kegiatan ekonomi. Kebijakan moneter juga
kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang berkaitan
dengan pengendalian jumlah uang beredar, pengaturan tingkat suku bunga, dan kredit
Kebijakan moneter dapat ditempuh adalah kebijakan moneter ekspansif atau yang lebih
dikenal sebagai kebijakan uang longgar (easy money policy). Sebaliknya, jika pemerintah ingin
mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat, kebijakan moneter yang ditempuh adalah
kebijakan moneter kontraktif atau yang lebih dikenal dengan nama kebijakan uang ketat (tight
money policy)