Anda di halaman 1dari 10

Infeksi tuberkulosa Infeksi spirochaeta Yaws (penyakit patek) Bruselosis Penyakit Caffey

Infeksi jamur

Osteomielitis Hematogen Akut “ Infeksi tulang & sumsum tulang akut yg disebabkan oleh
bakteri piogen dimana mikro-organisma berasal dari fokus ditempat lain & beredar mll
sirkulasi darah ” .  Sering pd anak-anak & sgt jarang pd orang dewasa. INFEKSI BAKTERI
PIOGENIK 1.A. 4 .

tonsilitis). 5 . lingkungan & imunitas yg buruk serta adanya fokus infeksi sebelumnya (abses.
tulang • Nutrisi. bayi & anak-anak • Jenis kelamin . trauma pd metafisis • Lokasi . laki-laki >
wanita • Trauma . tu. sering di metafisis karena daerah aktif tempat tjdnya pertumb.
hematoma ak.Etiologi Faktor predisposisi : • Umur .

tifosa. Pneumokokus. Pseudomonas aerogenus. Salm. Proteus mirabilis.Osteomielitis


hematogen akut dpt disebabkan oleh : • Stafilokokus aureus hemolitikus (90 %) Streptokokus
hemolitikus jarang • Hemofilus influenza (5-50 %) pd anak umur < 4 th • Organisma lain spt
B. Brucella. & bakteri anaerobik yaitu Bakteroides fragilis 6 . Colli. B. Aerogenus kapsulata.

periost • Selulitis akt abses subperiosteal menembus spi dibwh kulit • Penyebaran ke dlm
sendi shg terjadi artritis septik • Penyebaran ke medula tulang sekitarnya shg sistem sirkulasi
dlm tulang terganggu  kematian tulang lokal dgn terbtknya tulang mati (sekuestrum) 7 .
Penyebaran umum • sirkulasi darah  bakteremia & septikemia • embolus infeksi  infeksi
multifokal daerah lain 2.Patologi dan patogenesis Penyebaran osteomielitis melalui 2 cara : 1.
Penyebaran lokal • Subperiosteal abses akt penerobosan abses mll.

Suntik bakteri scr iv  infeksi pd hematoma. 8 . bakteri di fagosit oleh sel fagosit matur. •
Teori fagositosis (Rang) Metafisis merup daerah pembentukan SRE.Teori terjadinya infeksi
pd metafisis : • Teori vaskuler (Trueta) Pembuluh darah pd metafisis berkelok-kelok  sinus
shg aliran darah mjd lambat  memdhkan bakteri berkembang biak. Infeksi . • Teori trauma
Trauma artifisal dilakukan (binatang percobaan)  hematoma di lempeng epifisis. ada sel
fagosit imatur yg tdk memfagosit bakteri  brp bakteri tdk difagositer & berkembang biak.

infeksi menembus periosteum & terbtk abses pd jar. lunak B. Fokus semakin berkembang
membtk jar. Fokus infeksi pd tulang akan berkembang  edema periosteal & pembengkakan
jar. 9 . A. abses mengalir keluar melalui sinus pd permukaan kulit. eksudat inflamasi  abses
subperiosteal serta selulitis di bwh jar. lunak C. lunak.Gambar skematis perjalanan penyakit
osteomielitis. Terjd elevasi periosteum diats daerah lesi. Nekrosis tulang menyebabkan terbtk
sekuestrum & infeksi berlanjut ke dlm kavum medula.

• Infeksi mll aliran darah dr fokus tpt lain pd fase bakteremia & dpt tblkan septikemia.
Peninggian tek pd tlg  tggnya sirkulasi & tbl tromb. 10 . kmd hiperemi & edema di metafisis
disertai pbtkan pus. pd pembuluh darah tulang  nekrosis tulang. sekuestrum didlmnya (akhir
mg ke-2). dlm tulang ↑. dlm periosteum sepanjang diafisis (anak-anak) shg terbtk involucrum
dgn jar. Embolus infeksi msk dlm juksta epifisis metafisis tlg panjang. tulang tdk dpt
ekspansi  tek. lunak & kulit. Jika pus menembus tulang tjd aliran pus dari involucrum keluar
mll lobang (kloaka) atau mll sinus pd jar. • Tbtknya pus dlm tulang dmn jar. • Pembtkan
tulang baru yg ekstensif tjd pd bag.
11 .

foetal  infeksi dari metafisis & epifisis dpt msk ke dlm sendi. lempeng epifisis
merup.Berdsrkan umur & pola vaskularisasi pd metafisis & epifisis. Abses subperiosteal sulit
krn periost melekat erat dgn korteks. barier terhdp infeksi. infeksi intra-artikuler sgt jarang.
Dewasa Osteomielitis akut pd dws jarang tjd ok. risiko infeksi pd epifisis ↓ ok. Lempeng
epifisis lbh resisten thdp infeksi. sel. tulang termsk persendian terkena. Infeksi pd sendi hy
dpt tjd bila ada infeksi intra-artikuler. 12 . Anak Dgn terbtknya lempeng epifisis serta
osifikasi yg sempurna. Proses patologis osteomielitis akut 3 jenis (Trueta) : Bayi Ada pola
vask. lempeng epifisis tlh hilang. Walaupun infeksi dpt menyebar ke epifisis.

nyeri tekan & ggn fungsi anggota gerak Gejala umum akibat bakteremia & septikemia : panas
tinggi. malaise serta nafsu makan ↓.Gambaran klinis OHA berkembang scr cepat. 13 . dpt
ditemukan infeksi bakterial pd kulit & ISPA Gejala lain : nyeri konstan daerah infeksi.

Pada pemeriksaan fisik : • Nyeri tekan • Gangguan pergerakan sendi ok pembengkakan sendi
& ggn ↑ bila spasme lokal. adiksi obat-obatan / pengobatan dgn imunosupresif. malnutrisi.
Bisa ok efusi sendi / infeksi sendi (artritis septik). kencing manis. 14 . torakolumbal akibat
torakosentesis / akibat prosedur urologis & dpt ditemukan adanya riw. Dewasa lokalisasi
infeksi vert.

000) disertai LED ↑  Px titer antibodi anti-stafilokokus  Px kult darah (bakteri.50% +) &
uji sensitivitas • Pemeriksaan feses  Kultur  curiga infeksi bakteri Salmonella 15
.Pemeriksaan laboratorium • Pemeriksaan darah  Lekositosis (30.

lunak.• Pemeriksaan biopsi  Dilakukan pd tempat yang dicurigai • Pemeriksaan radiologis 


Pemeriksaan ultrasound  ada efusi pd sendi  Pemeriksaan foto polos .gbran destruksi tulang
(> H10) rarefaksi tulang bersifat difus pd metafisis & pbtkan tlg baru bwh periosteum yg
terangkat.ditemukan pembengkakan jar. 16 .(< H10) .

otak & paru-paru.Komplikasi • Septikemia • Infeksi yang bersifat metastatik Metastasis ke


tulang/sendi lainnya. (mis. dpt bersifat multifokal. sendi panggul) / melalui infeksi metastatik
17 . Komplikasi tu di metafisis bersifat intra-kaps. tjd pd OS status gizi jelek • Artritis
supuratif Pd bayi krn lempeng epifisis (sbg barier) blm berfungsi dgn baik.

• Gangguan pertumbuhan OHA pd bayi dpt  kerusakan lempeng epifisis yg  ggn pertumb.
dmn tulang menjadi lbh pendek Anak lbh besar akan terjadi hiperemi pd metafisis yang
merup. Keadaan ini tlng bertumb lbh cepat. • Osteomielitis kronis Apabila Dx & Tx yg tepat
tidak dilakukan osteomielitis akut  osteomielitis kronis. 18 . stimulasi bg tulang utk
bertumbuh.

Artritis supuratif akut 19 .Diagnosis banding 1. Selulitis 2.

Pengobatan 1. intra-oseus & di pus sbg bahan utk biakan kuman. 5. Pemberian antibiotik
sesuai penyebab utama yaitu. Drainase bedah. Jika > 24 jam pengobatan lokal & sistemik
antibiotik gagal / perbaikan KU (-). 2. Pemberian cairan iv. 3. slm 3-6 mg dgn melihat KU &
LED penderita. Istirahat & analgesik. Drainase dilakukan slm beberapa hr dgn menggunakan
cairan NaCl & AB 20 . Istirahat lokal dgn bidai / traksi 4. Antibiotik tetap hingga 2 mg
setelah LED normal. Stafilokokus aures sambil menungg biakan kuman. Drainase bedah pus
sub-periosteal dievakuasi utk mengurangi tek.

Sebuah kateter dimasukkan kedlm tab. AB dimasukkan melalui kateter & diisap mll suction.
21 .Gambar skematis drainase bedah. pengisap (suction) yg lbh bsar.

Edema. Anaerob. bengkak pd daerah fraktur. Klostridium. B.2. Pseudomonas. Osteomielitis


akibat fraktur terbuka • paling sering orang dewasa • dpt ditemukan kerusakan jar. Strepto. . •
Kdg bakteri anaerobik . Gambaran klinis Demam. hematoma & hub antr fraktur dgn dunia
luar • Disebabkan Stafilokokus aureus. nyeri. sekresi pus pd luka Pemeriksaan darah
Leukositosis dan LED ↑ 22 . colli. Bakteroides. kerusakan pemblh darah.

Pengobatan Dilakukan utk pencegahan infeksi melalui pembersihan & debridemen luka Luka
dibiarkan terbk dan AB masif 23 .

3. distal femur & proks. Patologi Biasanya terdpt kavitas dgn batas tegas pada tulang
kanselosa & mengandung cairan seropurulen. granulasi terdiri sel-sel inflamasi akut & kronik
& terdapat penebalan trabekula 24 . Kavitas dilingkari jar. Osteomielitis hematogen sub akut
Disebabkan oleh Stafilokokus aureus & umumnya berlokasi dibag. tibia.

nyeri lokal. sedikit pembengkakan dpt pula penderita menjadi pincang. • rasa nyeri sekitar
sendi selama bbrp mgg/bulan • Suhu tubuh penderita biasanya normal. 25 .OHSa ditemukan
pada anak-anak & remaja. Gambaran klinis • Atrofi otot.

Pemeriksaan laboratorium • AL umumnya normal. LED ↑ Diagnosis • foto rontgen : kavitas


Ø 1-2 cm terutama daerah metafisis dari tibia & femur / pada daerah diafisis tulang panjang
26 .

Pengobatan • pemberian AB adekuat selama 6 minggu. 27 . dilakukan biopsi & kuretase. bila
diagnosis ragu.

Osteomielitis Sklerosing Osteomielitis sklerosing (osteomielitis Garre) : “ suatu osteomielitis


subakut & terdapat kavitas yg dikelilingi jar. sklerotik pada daerah metafisis & diafisis tulang
panjang “. terdapat rasa nyeri & mungkin sedikit pembengkakan tulang. Penderita biasanya
remaja & dewasa. 28 .4.

Pengobatan • eksisi dan kuretase lesi 29 . Sklerotik tidak ditemukan kavitas yg


sentral.Pemeriksaan radiologis Foto rö : kavitas yang dilingkari oleh jar. hy brp suatu kavitas
yg difus.

Osteomielitis Kronis •Umumnya lanjutan dari osteomielitis akut yang tidak ter-dx atau tidak
di-tx dengan baik. colli. penyebab utama osteomielitis kronik pd ops ortopedi dgn implan 30 .
Stafilokokus epidermidis merup. •Bakteri penyebab terutama Stafilokokus aureus (75 %) atau
E. Proteus.5. •Dpt terjadi setlh fraktur terbuka/setlh ops tulang. Pseudomonas.

Patologi dan patogenesis Infeksi tulang  sekuestrum yg menghambat terjadinya resolusi &
penyembuhan spontan pd tulang. Sekuestrum diselimuti oleh involucrum yg tdk dpt keluar /
dibersihkan dr medula tulang kec. operasi. Proses selanjutnya terjadi destruksi & sklerosis
tulang (foto rö) 31 .
fistel / sikatriks bekas ops dgn nyeri tekan. 32 . bersifat menahun. fraktur terbuka /
osteomielitis. Mungkin dpt ditemukan sekuestrum yg menonjol keluar melalui kulit. • kadang
disertai demam & nyeri lokal yg hilang timbul di daerah anggota gerak tertentu. Px fisik :
adanya sinus. Biasanya ada riw.Gambaran Klinis • sering mengeluhkan adanya cairan yg
keluar dr luka / sinus setlh ops.

• Pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas diperlukan menentukan organisma penyebab


Pemeriksaan radiologis • Foto rö adanya tanda porosis & sklerosis tulang. penebalan periost.
leukositosis serta peningkatan titer antibodi anti-stafilokokus.Pemeriksaan laboratorium •
LED ↑. elevasi periosteum & mungkin sekuestrum 33 .

Pemberian AB Tdk dpt diobati dgn antibiotik semata.Pengobatan Pengobatan osteomielitis


kronis : 1. Pemberian antibiotik ditujukan utk : • Mencegah tjd penyebaran infeksi pd tlg
sehat lainnya • Mengontrol eksaserbasi akut 34 .

Operasi dilakukan bertujuan utk : • Mengeluarkan seluruh jar. 35 . lunak. Tindakan operatif
Bila fase eksaserbasi akut tlh reda stlh pemberian AB yg adekuat. • Sebagai dekompresi pa
tulang & memudahkan AB mencapai sasaran & mencegah penyebaran osteomielitis lbh
lanjut. Selanjutnya drainase & dilanjutkan irigasi scr kontinu selama beberapa hari. nekrotik
(jar.2. sehat sekitarnya. tulang/sekuestrum spi ke jar. jar.

Kontraktur sendi 2. Perubahan menjadi ganas pd jar. ulkus Marjolin) 5. Penyakit amiloid 3.
Fraktur patologis 4. epidermoid.Komplikasi 1. Kerusakan epifisis shg tjd ggn pertumbuhan.
epidermis (ca. 36 .

• Penyebaran osteomielitis kronis yg menembus masuk ke dalam sendi. injeksi / tindakan


artroskopi. Artritis Supuratif Akut Infeksi pada sendi dapat terjadi: • Scr langsung melalui
luka pd sendi baik ok luka trauma.6. 37 . • Metastasis dr tpt lain melalui sirkulasi darah.

colli. E. Proteus.Etiologi • terutama disebabkan oleh Stafilokokus aureus. 38 . pada bayi oleh
Hemofilus influenza. • pd orang dws perlu dicurigai ada infeksi gonokokus. penyebab lainnya
: Streptokokus.

Tulang rawan kemudian mengalami erosi. • terjadi efusi pus di dlm sendi.Patologi • dimulai
pd jar. bayi : kerusakan epifisis (sbgn bsr tulang rawan) anak-anak : oklusi vaskuler 
nekrosis epifisis dewasa : kerusakan tulang rawan sendi. destruksi & desintegrasi
(kondrolisis) disebabkan enzim bakteri & enzim leukosit. granulasi (panus) yg menutupi
tulang rawan & menghambat nutrisi ke jar. P • selanjutnya timbul jar. sinovia brp reaksi
inflamasi akut dgn cairan serosa / cairan seropurulen. 39 . sinovia shg terjadi kerusakan
tulang rawan.

Sembuh sempurna 2.• Proses selanjutnya beberapa kemungkinan. Terjadi kerusakan pd sebag
tulang rawan sendi disertai fibrosis sendi 3. yaitu : 1. Hilangnya tulang rawan sendi & tjd
ankilosis tulang 4. Destruksi tulang 40 .

menyusui (-) disertai panas tinggi. Px scr teliti pd sendi tu pd sendi panggul adanya
kemungkinan sumber infeksi dari tali pusat. .septikemia. sendi terbts/sama sekali hilang ok
nyeri & spasme. rewel. .mengenai lutut. gerakan sendi terbatas & nyeri tekan. anak .
pergelangan tangan & pergelangan kaki. pembengkakan serta gejala inflamasi sendi yg
terkena. infeksi Go/adiksi obat-obatan. bayi . 2. ger. dewasa .nyeri sendi besar (tu panggul).
41 . 3. ditanyakan.Anamnesis riw. mk disertai panas tinggi.Gambaran Klinis Gambaran klinis
menurut umur penderita : 1.gejala nyeri.

Lunak sekitar sendi. Pemeriksaan radiologis • foto rö sendi mungkin ada pembengkakan jar. •
tk ljt baru terlihat destruksi tulang & tulang rawan 42 . pelebaran ruang sendi akibat efusi
sendi atau tanda-tanda subluksasi.Pemeriksaan laboratorium • leukositosis & LED ↑ • px
kultur darah mungkin positif.

Transient sinovitis 43 . Sinovitis traumatik atau hemartrosis 3. Osteomielitis akut 2.Diagnosis


banding 1.

Pengobatan Aspirasi cairan sendi yang dicurigai utk px pewarnaan & kultur sel agar
pemberian AB sesuai dgn penyebab 44 .

4.Pengobatan Aspirasi cairan sendi yang dicurigai utk px pewarnaan & kultur sel agar
pemberian AB sesuai dgn penyebab 1. Pemasangan bidai  istirahatkan sendi. 2. Pemberian
AB sesuai dgn bakteri penyebab terbanyak sambil menunggu hasil px bakteriologis. 45 . 3.
Terapi suportif . Oleh cairan seropurulen / purulen. analgetik / cairan iv bila dehidrasi.
Drainase sendi jika ditemukan efusi sendi tu. Untuk cegah dislokasi mungkin perlu dilakukan
traksi dlm posisi abduksi & fleksi 30°.

46 . Komplikasi lanjut : • Degenerasi sendi di kemudian hari • Dislokasi yg menetap •


Ankilosis yg bersifat fibrosa • Ankilosis karena kerusakan tulang • Ggn pertumbuhan ok
kerusakan lempeng epifisis. Komplikasi dini : • Kematian karena septikemia • Destruksi
tulang rawan sendi • Dislokasi sendi • Nekrosis epifisis.Komplikasi 1. tu pd sendi panggul 2.

INFEKSI BAKTERI GRANULOMATOSA “ infeksi kronik yang terutama disebabkan oleh


mikobakterium tuberkulosa. brucella dan jamur. Karakteristik inflamasi kronik pd infeksi
granulomatosa yaitu ada reaksi sel-sel histiosit & sel-sel epiteloid pd jar. setpt membentuk
lesi granuler dgn ukran 1-2 mm. “ Reaksi peradangan merup. 47 . Mikobakterium tuberkulosa
 organisma penyebab terbanyak infeksi granulomatosa. proses peradangan kronik yg
didominasi oleh eksudat.B. sifilis.

Meksiko. Nutrisi & sanitasi jelek 2. sering umur 2-10 th. Trauma pd tulang merupakan lokus
minoris 4.1. tu > 1 tahun. Infeksi Tuberkulosa Tuberkulosis tulang dan sendi Faktor
predisposisi tuberkulosis : 1. Masa pubertas & kehamilan dpt mengaktifkan tb 48 . byk orang
Asia. Indian 3. morbili & varisela memprovokasi kuman 6. Pykit sblm. 5. Umur . Ras .

Patologi 1. reg. berakhir sbg tb sendi & tulang. 5 % tb paru akan menyebar. dpt tjd stlh bbrp
bln / thn & bakteri di deposit pd jar. tempat lesi tersier. faring / usus melalui sal. 2.  primer
kompleks. 3. limfe menyebar ke lnn. Primer kompleks Lesi primer paru-paru. Lesi tersier
Tulang & sendi merup. ekstra-pulmoner. Penyebaran sekunder KU OS ↓ penyebaran mll
sirkulasi darah  tb milier & meningitis. 49 .

Predileksi
Tb sendi & tulang tu mengenai daerah tlg belakang (50-70%) & sisanya sendi-sendi besar spt
panggul, lutut, pergelangan tangan, sendi bahu & daerah persendian kecil.

50
Osteomielitis Tuberkulosa • selalu merup. penyebaran sekunder dr kelainan tb. di tempat lain,
tu dari paru-paru. • penyebaran infeksi juga tjd scr hematogen biasanya mengenai anak-anak.
OHA umumnya daerah metafisis, osteomielitis tb. tu. mengenai daerah tulang belakang.

51

Spondilitis Tuberkulosa (Penyakit Pott)


Tuberkulosis tulang belakang (spondilitis tuberkulosa) “ peradangan granulomatosa yg
bersifat kronik destruktif oleh mikobakterium tuberkulosa ” • merup. infeksi sekunder dari
fokus di tempat lain dlm tubuh. Percivall Pott (1793) menyatakan terdapat hub. antara pykt
ini dgn deformitas tlg blkg yg terjadi.

52

Insidens • 50 % dari seluruh tb tulang & sendi yang terjadi. • ditemukan pd umur 2-10 th •
wanita = pria 53 .

Etiologi
• merup. infeksi sekunder dr tb di tpt lain di tubuh, • 90-95 % disebabkan mikobakterium tb
tipik 5-10 % oleh mikobakterium tb atipik. • Lokalisa tu vertebra torakal bawah & lumbal
atas, shg diduga adanya infeksi sekunder dari suatu tb traktus urinarius, yg penyebarannya
mll pleksus Batson pd vena paravertebralis.

54

Patofisiologi
• umumnya mengenai lebih dari satu vertebra. Infeksi dari bag. sentral, depan/epifisial korpus
vertebra.  hiperemi & eksudasi menyebabkan osteoporosis & perlunakan korpus. 
kerusakan korteks epifisis, diskus intervertebralis dan vertebra sekitarnya. Kerusakan bag.
depan korpus menyebabkan kifosis

55

 eksudat (serum, leukosit, kaseosa, tulang yang fibrosis serta basil tb) menyebar ke depan, di
bawah ligamentum longitudinal anterior.  eksudat menembus lig. & berekspansi ke berbagai
arah sepanjang garis lig. yg lemah. - daerah servikal, eksudat terkumpul di belakang fasia
paravertebralis, menyebar ke lateral di belakang m. sternokleidomastoideus. Eksudat
mengalami protrusi ke depan dan menonjol ke dalam faring  abses faringeal.

56

57 . medial paha. Eksudat juga dpt menyebar ke daerah krista iliaka & mungkin dpt
mengikuti pembuluh darah femoralis pd trigonum skarpei / regio glutea. berbtk massa yg
menonjol & fusiform.. .Abses lumbal dpt menyebar masuk mengikuti muskulus psoas &
muncul di bwh lig. inguinal pd bag.Abses vertebra torakalis biasanya tetap tinggal pada
daerah toraks stpat menempati daerah paravertebral. Abses dpt menekan medula spinalis shg
timbul paraplegia.

. jika KU OS ↓ . . pd daerah paradiskus & daerah sentral vertebra (anak) 2. Stadium destruksi
awal . 58 .Terbtk tulang baji tu sblh depan (wedging anterior) ok kerusakan korpus vertebra 
kifosis / gibus.Tjd destruksi masif.Tjd destruksi korpus vertebra serta penyempitan ringan pd
diskus (3-6 mg).3 bln). . bakteri duplikasi  koloni (6-8 mg).Terbtk sekuestrum + kerusakan
diskus intervertebralis. Stadium implantasi . 3.Kumar membagi perjalanan penyakit 5
stadium yaitu: 1. kolaps vertebra & massa kaseosa + pus  cold abses ( 2 .Bakteri dlm tulang.
Stadium destruksi lanjut.

yg membatasi gerak aktivitas penderita serta hipoastesia / anestesia. derajat IV : paraplegia.


Stadium gangguan neurologis. Derajat I-III : paraparesis. 59 . Derajut III : Tdpt kelemahan pd
anggota gerak bawah. Derajat II : Tdpt kelemahan anggota gerak bawah. disertai gangguan
defekasi & miksi. tapi penderita msh dpt melakukan pekerjaannya. derajat kerusakan :
Derajat I : Kelemahan anggota gerak bawah tjd stlh melakukan aktivitas / stlh berjalan jauh.
abses ke kanalis spinalis (10 % dr komplikasi). Gangguan neurologis ditentukan oleh tek.
Blm terjadi gangguan saraf sensoris. Derajat IV : Tjd gangguan saraf sensoris & motoris.4.

paraplegia tjd scr perlahan. 60 . Tjd ± 3-5 tahun stlh tblnya stad implantasi.aktif. 5. tdk aktif
(sembuh). ekstradural dr abses paravertebral / akbt kerusakan lgsg sumsum tlg blk krn ada
granulasi jar. paraplegi ok tek. Stadium deformitas residual. Kifosis / gibus sifat permanen ok
kerusakan vert. paraplegi ok tek. pd kanalis spinalis / oleh pembtkan jar. fibrosis yg progresif
dr jar. yg masif di sblh depan. dpt tjd destruksi tulang disertai angulasi & gangguan vaskuler
vertebra. granulasi tb.

61 .

poplitea / glutea. vertebra servikal dpt ditemukan nyeri di daerah blk kepala. paraplegia. nafsu
makan ↓. BB ↓. serta sakit pada punggung. abdominal. keluhan gangguan pergerakan tlg blk
akibat spasme / gibus. • Sinus daerah paravertebral / OS dgn gejala paraparesis. • Abses pd
daerah paravertebral. suhu subfebril. inguinal. gangguan menelan & gangguan pernapasan
akibat adanya abses retrofaring. • Tb.Gambaran Klinis • badan lemah lesu. 62 .

Px biakan kuman mungkin mikobakterium. 63 . LED ↑. 3. 5. Px histopatologis dpt ditemukan


tuberkel. mungkin leukositosis 2. 4. granulasi / kelenjar limfe regional. Biopsi
jar.Pemeriksaan laboratorium 1. Uji Mantoux positif.

• Foto AP. penyempitan DIV. 64 . Pd stad lanjut tjd destruksi vertebra yg hebat  kifosis • Px
foto dgn zat kontras. torakal  bulbus dan lumbal  fusiform. • Px MRI. osteolitik & destruksi
korpus vert. abses paravertebral servikal  sarang burung (bird's nets). • Foto polos vertebra 
osteoporosis. • Px CT scan / CT dgn mielografi. mielografi dilakukan bila ada gejala
penekanan sumsum tlg.Pemeriksaan radiologis • Px rö toraks  tuberkulosis paru.massa abses
paravertebral.

65 . Uji Mantoux.Diagnosis • ditegakkan berdsr gambaran klinis & px rö. 2. Foto polos toraks
posisi PA. Biakan sputum & pus utk menemukan basil tb. 5. • standar px penderita
tuberkulosis tulang & sendi : 1. Foto tulang belakang posisi AP & lateral. 3. Pemeriksaan
klinik & neurologis yg lengkap. 4.

Pemasangan brace.Pengobatan • harus segera mungkin utk menghentikan progresivitas


penyakit serta mencegah paraplegia. Memperbaiki KU penderita c. Tirah baring b.
Pengobatan terdiri atas: Terapi konservatif berupa: a. Pemberian obat antituberkulosa 66 .
baik yg dioperasi / yg tdk dioperasi d.
Obat-obatan yang diberikan terdiri atas : • • • • • INH. oral 15 . Asam para amino salisilat.
anak 10 mg/kg BB. oral 5 mg/kg BB/hr. 300 . 300 mg. Rifampisin. Etambutol. maks.25
mg/kg BB/hr.400 mg/hr (dws) Streptomisin inj 67 .12 mg/kg BB. oral 10 mg/kg BB (anak).
oral 8 .

Rifamp 450 mg.500 mg. hy 2 bl pertama (60 kali) dan obat lainnya selama 3 bl (90 kali).
Obat diberikan setiap hari selama 2 bl. INH 600 mg. Streptomisin 750 mg (inj). INH 300 mg.
Rifampisin 450 mg & Etambutol 1. • Kategori 2 Penderita baru BTA (+) sdh pernah minum
obat slm lbh sebulan. INH 300 mg & Pirazinamid 1. 68 . Rifampisin 450 mg dan INH 600
mg. pertama (60 kali). Thp II. Pirazinamid 1. diberikan 2 tahap : Thp I. Streptomisin inj. Obat
diberikan 3 x seminggu (intermiten) slm 5 bl (66 kali).Standar pengobatan di Indonesia
program P2TB paru : • Kategori 1 Penderita baru BTA (+) & BTA (-)/rö (+). termasuk
penderita dgn BTA (+) yg kambuh/gagal. Obat diberikan 3 x seminggu (intermiten) slm 4 bl
(54 kali). Rifampisin 450 mg.500 mg dan Etambutol 750 mg. diberikan 2 tahap : Thp I.250
mg. Etamb 750 mg. Obat diberikan setiap hari. Tahap II.

bila terdapat cold abses (abses dingin). paraplegia & kifosis. 69 .Kriteria penghentian
pengobatan yaitu apabila: • • • • Keadaan umum penderita bertambah baik LED ↓ dan
menetap Gejala klinis brp nyeri & spasme ↓ Gambaran rö adanya union pd vertebra 2. lesi
tuberkulosa. Terapi Operatif .

70 . Pada abses yg besar dilakukan drainase bedah. Kosto-transveresektomi c.Abses dingin


(Cold Abses) Cold abses yg kecil tdk memerlukan tindakan operatif ok dpt tjd resorpsi
spontan dgn pemberian obat tuberkulostatik. Ada 3 cara untuk menghilangkan lesi
tuberkulosa : a. Debrideman lokal radikal yg disertai bone graft di bag depan. Debrideman
lokal b.

Kosto-transveresektomi d. Pengobatan dengan kemoterapi semata-nata b. Osteotomi pada


tulang baji secara tertutup dari belakang.Paraplegia Penanganan yg dpt dilakukan pd
paraplegia : a. 71 . Operasi radikal e. Laminektomi c.

72 . Biasanva 3 mg sblm tindakan operasi dilakukan. setiap spondilitis tuberkulosa diberikan


obat tuberkulostatik.Indikasi operasi a. Bila dgn tx konservatif tdk tejadi perbaikan paraplegia
atau malah semakin berat. Adanya abses yg besar shg diperlukan drainase abses scr terbuka
& sekaligus debrideman serta bone graft. b. mielografi / px CT & MRI ditemukan adanya
penekanan lsg pd medula spinalis. Pada px rö baik dgn foto polos. c.

TUBERKULOSIS SENDI Merup. Sendi yang terserang : sendi lutut. pergelangan kaki &
kadang sendi bahu. Umumnya monoartikuler (80%) dan poliartikuler (20%). 73 . penyebaran
dari tuberkulosis pd epifisis. Artritis tuberkulosa selalu disertai osteomielitis tb yang merup.
manifestasi lokal penyakit tb dari fokus di tpt lain. panggul.

Apley . tuberkulosis sendi 3 stadium : 1. Basil menembus tulang rawan sendi serta tulang
subkondral & terjadi erosi yg hebat pd sendi. blm kerusakan tulang rawan. edema. membran
sinovia membengkak. 74 . Stadium aktif • peradangan lokal brp kemerahan & pembengkakan
sendi serta atrofi otot. • Fokus pd epifisis/metafisis menyebar ke permukaan sendi shg tjd
panus (jar. • terjadi peradangan sinovium (sinovitis). lunak sekitarnya / melalui sinus
menembus ke permukaan kulit. pembengkak an sinovium. menebal & berwarna abu-abu.
Apbl berlanjut  kaseosa pada sendi yang dapat menyebar ke jar. granulasi) pd permukaan
sendi. foto rö rarefaksi tulang.
Gejala klinis panas & nyeri menghilang serta terjadi kalsifikasi pd tulang. Stadium
penyembuhan Terjadi penyembuhan scr berangsur.2.  penyembuhan sempurna. Stadium
residual Bila penyembuhan terjadi sbl ada kerusakan sendi. tlh terjadi kerusakan pd tulang
rawan sendi  gejala sisa / sekuele yang bersifat permanen brp fibrosis & deformitas pd sendi
75 . 3.

Pd tk lanjut pembengkakan & nyeri bertambah berat & terdpt deformitas sendi. dapat pula
atrofi otot. 76 .Tuberkulosis Sendi Panggul Gejala tergantung derajat patologis yang terjadi.
mungkin hanya ditemukan nyeri & pembengkakan sendi panggul serta penderita sedikit
pincang. Pd tk awal gejala sangat minimal. Pada stadium lanjut pincang kelainan yg sering
ditemukan.

mungkin ditemukan cold abses / fistel di daerah panggul.Gambaran klinis sering anak umur
2-5 th & anak remaja. Gerakan sendi panggul terbatas pd tk lanjut terjadi ankilosis /
deformitas yg menetap pd panggul. destruksi kaput femoris & asetabulum. lunak di sekitar
panggul Tk ljt penyempitan ruang sendi. Foto rö rarefaksi & mk penebalan jar. osteoporosis.
osteolitik & mk dislokasi panggul 77 .

Istirahat slm 3 . Px klinik 2. Px radiologis Pengobatan Pengobatan meliputi: 1. Traksi kulit 4.


78 .Diagnosis Ditegakkan berdasarkan: 1.6 mgg 2. Artrodesis panggul apbl ada kerusakan
sendi yang lanjut. Px laboratorium 3. Pemberian obat tuberkulostatika slm 9-12 bl 3.

4. Transient sinovitis Artritis akut Artritis subakut Artritis hemoragik Dislokasi panggul
bawaan. 79 .Diagnosis banding 1. 3. 2. 5.

Pada tk awal efusi cairan/abses dlm sendi. tk lanjut mungkin ditemukan fistel pd
kulit.Tuberkulosis Sendi Lutut • Insidens tb sendi lutut urutan kedua stlh tb sendi panggul.
Gejala klinis • pembengkakan & nyeri sendi lutut. gerakan sendi terbatas serta atrofi otot. 80 .
Px foto rö tk awal rarefaksi seluruh daerah persendian & tk lanjut penyempitan ruang sendi
serta gbran osteolitik akibat erosi pd tulang sutikondral.

Px laboratorium 3. Px radiologis 4.Diagnosis Diagnosis didasarkan pada: 1. Px klinik 2.


dilakukan sinovektomi serta artrodesis pd lutut 81 . slm 8 mgg Rifampisin + INH slm 6 .
berupa : Rifampisin + INH + Etambutol / Pirazinamid.12 bl Lutut diistirahatkan dgn
menggunakan gips / bidai • Tk lanjut . OAT. bila penebalan sinovia yg hebat. Px biopsi
Pengobatan • Tk awal .

3. 2. 82 . Osteoartritis Artritis septik Artritis oleh kausa gonokokus Sinovitis pasca


trauma.Diagnosis banding 1. 4.

2. Px foto rö ada pembentukan periosteal brp tulang baru Penyakit ini sering disalah-artikan
dgn osteomielitis / penyakit scurvy. Penyakit Caffey “ salah satu jenis periostitis yg mengenai
anak umur 6 bln & penyebabnya blm diketahui dgn pasti ”. kadangkala pd mandibula &
skapula. 83 . nyeri disertai pembengkakan tulang panjang. Gejala klinis malaise. Pengobatan
sembuh secara spontan dlm bbrp bln. Penisilin 10-14 hr memberikan hasil yg memuaskan.

Infeksi Spirochaeta Sifilis Kongenital “ infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum”
yang.3. Gejala pd tulang : pembengkakan pd tlg panjang tu pd tibia & sukar digerakkan ok
sakit (pseudoparalisis) 84 . kelihatan sakit & sgt rewel . Gamharan klinis • pada bayi. dpt
memberikan gejala klinis sbg suatu penyakit sifilis kongenital. ditemukan splenomegali.
Pemeriksaan laboratorium • ditemukan px serologis positif baik pd bayi maupun pd ibu
penderita (Wassermann) Pemeriksaan radiologis • Ada 2 kelainan yaitu periostitis
(pembentukan tulang baru pd periost sepanjang diafisis dgn gbr onion peel) & pada metafisis
brp metafisitis serta erosi trabekuler pd daerah juksta epifisial. berupa punched out pd diafisis
dgn daerah destruksi serta penebalan & sklerosis dari tulang panjang yg disertai dgn
pembentukan tulang endosteal & periosteal (sabre tibia). sifilis tk lanjut. 85 .

4. Gambaran klinis & radiologik yg dpt ditemukan hampir sama dgn sifilis kongenital pd
tulang.Pengobatan Penisilin 10-14 hr memberikan hasil yg memuaskan. Yaws (Penyakit
Patek) “Penyakit ini disebabkan oleh Treponema pertenue”. 86 .

biasanya tdpt pd petani yg sering kontak dgn binatang. 87 . Infeksi melalui susu & produknya
/ melalui kulit & permukaan mukosa menyebar melalui pembuluh limfe & dialirkan ke dlm
darah.5. Bruselosis “ suatu infeksi sub-akut / kronik granumalomatosa pd tulang dan sendi ”.
Brucella abortus dan Brucella suis. Sering di Mediteranian / Afrika & India. Tiga macam
spesies pd manusia : Brucella melitensis.

rasa sakit pd sendi & tulang blk. Abses dapat menyebar ke jar. lainnya. badan lemah/lesu. 88
. khas adanya granuloma yg disertai dgn infiltrasi sel bulat & sel raksasa. Mungkin dpt
ditemukan adanya nekrosis & pembentukan kaseosa spt pada tb. pembengkakan serta rasa
nyeri pd sendi disertai keterbatasan gerak sendi ke sgl arah. sekitarnya.Patologi Fokus infeksi
pd korpus vertebra / sinovia sendi besar. sakit kepala. Gambaran klinis • Demam.

Tulang blk mungkin ditemukan kolaps korpus vert serta penyempitan DIV Pemeriksaart
laboratorium 1. Biopsi & aspirasi sendi utk pemeriksaan biakan 89 .Pemeriksaan radiologis
.Tahap lanjut destruksi tulang & osteoporosis peri artikular. Uji aglutinasi positif diatas 1/80
2. .Tanda artritis subakut & penyempitan ruang sendi.

90 . Pemeriksaan radiologis Diagnosis banding 1.4 mg. Pemeriksaan klinik 2. Penyakit


Reiner Pengobatan • Kombinasi tetrasiklin & streptomisin slm 3 . Pemeriksaan laboratorium
3. Tuberkulosis 2. • Abses dilakukan drainase utk mengeluarkan jar nekrotik.Diagnosis Dapat
ditegakkan berdasarkan : 1.

Infeksi Jamur Infeksi granulomatosa oleh jamur kadang ditemukan pd tulang & sendi. tu
disebabkan oleh jamur jenis maduromikosis & aktinomikosis 91 .6.

Anda mungkin juga menyukai