Makalah ICRC

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

I.

Latar Belakang
Sebuah organisasi kemanusiaan sangat penting bagi kehidupan manusia, karena
kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya ancaman bahaya yang sewaktu-waktu
dapat mengganggu stabilitas suatu tatanan yang telah tercipta seiring dengan
berjalannya waktu. Sehingga keberadaan organisasi kemanusiaan akan terus
dibutuhkan selama adanya peradaban di dunia.
Sedari dulu, telah banyak usaha yang digalakkan untuk mencapai perdamaian diseluruh
dunia setelah adanya dua perang besar. Namun nyatanya, konflik bersenjata tetap saja
eksis sebagai salah satu ciri menonjol dalam kehidupan umat manusia. Penggunaan
senjata tetaplah sebagai cara nomor satu untuk menyelesaikan perbedaan antar bangsa,
antar masyarakat, dan antar kelompok etnis. Sehingga dari peristiwa tersebut banyak
menimbulkan kematian dan penderitaan.
Berawal dari peristiwa ini, kemudian ICRC (the International Committee of the Red
Cross) atau Komite Internasional Palang Merah didirikan, yaitu hampir setengah abad
yang lalu karena menyadari adanya kenyataan menyedihkan tersebut. ICRC berupaya
untuk memelihara kemanusiaan ditengah kancah peperangan tersebut.
II. Rumusan Masalah
1. Apa itu ICRC?
2. Apa itu Palang Merah dan Bulan Sabit Merah?
3. Apa itu Hukum Humaniter Internasional?
III. Pembahasan
A. ICRC (the International Committee of the Red Cross)
1. Pengertian ICRC
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) adalah organisasi yang tidak memihak,
netral, dan independen, yang misinya semata-mata bersifat kemanusiaan, yaitu untuk
melindungi kehidupan dan martabat para korban konflik bersenjata dan situasi-situasi
kekerasan lainnya, dan memberi mereka bantuan.
ICRC juga berusaha mencegah penderitaan dengan mempromosikan dan memperkuat
hukum humaniter dan prinsip-prinsip kemanusiaan universal.1
2. Sejarah ICRC
Pendirian

1 https://blogs.icrc.org/indonesia/tentang-icrc/. Diakses 10 Maret 2019 pukul 16.33


Para pendiri Komite Internasional Palang Merah (ICRC) bertemu untuk pertama
kalinya pada bulan Februari 1863 di Jenewa, Swiss. Salah satu dari kelima anggota
komite pendiri tersebut adalah seorang warga Jenewa bernama Henry Dunant yang
pada tahun sebelumnya menerbitkan sebuah buku berjudul A Souvenir of Solferino, di
mana dia menyerukan perbaikan perawatan prajurit yang terluka dalam perang.2
Pada akhir tahun yang sama, komite tersebut berhasil mengumpulkan perwakilan
pemerintah untuk menyepakati usulan Dunant akan adanya perhimpunan bantuan
nasional guna membantu pelayanan kesehatan militer. Dan pada bulan Agustus 1864,
komite mendorong pemerintah untuk mengadopsi Konvensi Jenewa pertama.
Perjanjian ini mewajibkan angkatan bersenjata untuk merawat tentara yang terluka, dari
pihak manapun mereka berasal, dan memperkenalkan sebuah lambang terpadu untuk
pelayanan kesehatan: sebuah palang merah dengan latar belakang putih.

Peran utama ICRC adalah koordinasi. Namun secara berangsur-angsur, ICRC kian
terlibat dalam operasi lapangan karena kebutuhan akan perantara netral antar pihak
yang berperang semakin nyata. Dalam kurun waktu 50 tahun selanjutnya, ICRC
memperluas kegiatannya, sementara beberapa perhimpunan nasional berdiri (pertama
di Negara Bagian Jerman Württemberg pada bulan November 1863) dan Konvensi
Jenewa diadaptasi untuk memasukkan perang di laut.

Perang Dunia Pertama, 1914-1918


Ketika Perang Dunia Pertama pecah, berdasarkan pengalaman dari konflik lain, ICRC
membuka Badan Tawanan Perang Pusat di Jenewa, untuk memulihkan hubungan
antara tentara yang ditangkap dengan keluarga mereka.

ICRC terus berinovasi: kunjungannya kepada tawanan perang berkembang selama


periode ini dan ICRC bersuara lantang mengenai penggunaan senjata yang
menyebabkan penderitaan berlebihan – pada tahun 1918, ICRC meminta pihak yang
berperang untuk tidak menggunakan gas mustard. Di tahun yang sama, ICRC untuk
pertama kalinya mengunjungi tahanan politik di Hungaria.

2
https://blogs.icrc.org/indonesia Diakses 10 Maret 2019 pukul 16.46
Sementara itu, perhimpunan nasional melakukan mobilisasi yang belum pernah terjadi
sebelumnya, dimana para relawan menjalankan program pelayanan ambulans di medan
perang dan merawat yang terluka di rumah sakit. Bagi Palang Merah di banyak negara,
periode ini adalah yang paling dikenang dalam sejarah mereka.
1918-1939
Pada tahun 1919, Liga Perhimpunan Palang Merah (kini menjadi Federasi Internasional
Palang Merah dan Bulan Sabit merah – IFRC) berdiri pada tahun 1919 dengan tujuan
untuk menjadi badan koordinasi dan pendukung Gerakan di masa mendatang. Namun
konflik yang terus berlangsung pada periode 1920-an dan 1930-an menunjukkan
pentingnya perantara netral, dan ICRC masih aktif – kian aktif di luar Eropa (Etiopia,
Amerika Selatan, Timur Jauh) dan di Negara terjadinya perang saudara (terutama di
Spanyol).

ICRC mendorong pemerintah untuk mengadopsi Konvensi Jenewa baru di tahun 1929
untuk memberikan perlindungan yang lebih besar bagi tawanan perang. Akan tetapi,
kendati ancaman nyata semakin luas yang ditimbulkan oleh perang modern, ICRC tidak
berhasil mendorong mereka untuk menyepakati hukum baru guna melindungi warga
sipil dan mencegah kekejaman Perang Dunia II.

Perang Dunia Kedua, 1939-1945


Perang Dunia II menjadi titik tolak ekspansi besar-besaran kegiatan ICRC ketika
organisasi ini berusaha membantu dan melindungi korban dari semua pihak. Delegasi
ICRC mengunjungi tawanan perang di seluruh dunia dan membantu pertukaran jutaan
Berita Palang Merah (Red Cross Message, RCM) antar anggota keluarga. Bertahun-
tahun setelah perang, ICRC merespon permintaan informasi tentang keluarga mereka
yang hilang.
Namun demikian, periode ini juga merupakan kegagalan terbesar ICRC: minimnya aksi
kemanusiaan bagi korban Holocaust dan kelompok-kelompok teraniaya lainnya. Dasar
hukum spesifik yang kurang memadai, terikat oleh prosedur tradisional, dan terhambat
kemampuannya untuk bertindak akibat hubungannya dengan pemerintah Swiss, ICRC
tidak bisa mengambil tindakan tegas atau berbicara lantang. Yang bisa dilakukan untuk
menyelamatkan kelompok Yahudi tergantung pada masing-masing utusan (delegate)
ICRC.
Sejak tahun 1945
Sejak tahun 1945, ICRC terus mendesak pemerintah untuk memperkuat hukum
humaniter internasional dan menghormatinya. ICRC berusaha mengatasi dampak
kemanusiaan dari konflik yang menandai paruh kedua abad ke-20 – yang dimulai
dengan konflik Israel dan Palestina pada tahun 1948.

Pada tahun 1949, atas inisiatif ICRC, Negara-negara menyepakati revisi atas tiga
Konvensi Jenewa yang ada (yang melindungi korban luka dan sakit di darat, korban
perang di laut, tawanan perang) dan penambahan konvensi keempat: melindungi warga
sipil yang hidup di bawah kendali musuh. Keempat konvensi tersebut memberikan
mandat pokok kepada ICRC dalam situasi konflik bersenjata.

Dan pada tahun 1977, sebuah terobosan besar tercapai dimana dua Protokol Tambahan
pada Konvensi Jenewa diadopsi: yang pertama berlaku untuk konflik bersenjata
internasional dan yang kedua untuk konflik bersenjata non-internasional. Kedua
protokol tambahan itu juga menetapkan aturan-aturan mengenai perilaku permusuhan.
3. Misi dan Mandat ICRC
Pernyataan misi resmi ICRC berbunyi: Komite Internasional Palang Merah (ICRC)
adalah organisasi yang tidak memihak, netral, dan mandiri, yang misinya semata-mata
bersifat kemanusiaan, yaitu untuk melindungi kehidupan dan martabat para korban
konflik bersenjata dan situasi-situasi kekerasan lain dan memberi mereka bantuan.3
Tugas utama ICRC bersumber pada Konvensi Jenewa dan Statuta Gerakan, di mana
dikatakan bahwa tugas ICRC antara lain:

 memantau kepatuhan para pihak yang bertikai kepada Konvensi Jenewa


 mengorganisir perawatan terhadap korban luka di medan perang
 mengawasi perlakuan terhadap tawanan perang (Prisoners of War – POW) dan
melakukan intervensi yang bersifat konfidensial dengan pihak berwenang yang
melakukan penahanan.
 membantu pencarian orang hilang dalam konflik bersenjata (layanan pencarian)
 mengorganisir perlindungan dan perawatan penduduk sipil
 bertindak sebagai perantara netral antara para pihak yang berperang

3
https://id.wikipedia.org/wiki/Komite_Internasional_Palang_Merah Diakses 10 Maret 2019 pukul 17.07
4. Prinsip ICRC

Kegiatan ICRC dipandu oleh tujuh Prinsip Dasar yang ditaati bersama oleh ICRC dan
semua komponen lain Gerakan. Prinsip-prinsip tersebut –yaitu kemanusiaan,
kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan–
dikemukakan dalam Statuta Gerakan dan menjadi nilai bersama yang membedakan
Gerakan dari organisasi-organisasi kemanusiaan lain.4 Ketujuh Prinsip Dasar berikut
ini diproklamasikan dalam Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah ke-20 (Wina, 1965): Kemanusiaan Gerakan, yang lahir dari keinginan untuk
memberikan bantuan tanpa diskriminasi kepada korban luka di medan pertempuran,
berusaha dengan kemampuan internasional maupun nasionalnya untuk mencegah dan
meringankan penderitaan manusia di mana saja.

Kesamaan Gerakan tidak membeda-bedakan kebangsaan, ras, agama, status sosial, atau
pandangan politik korban. Kenetralan Agar tetap dipercaya oleh semua pihak, Gerakan
tidak akan berpihak dalam konflik yang terjadi dan tidak akan terlibat dalam
pertentangan politik, ras, keagamaan, ataupun ideologis. Kemandirian Gerakan bersifat
independen. Setiap Perhimpunan Nasional, sekalipun merupakan pendukung
pemerintah masing-masing di bidang kemanusiaan dan tunduk pada hukum nasional
negaranya, harus mempertahankan otonominya supaya dapat bertindak sesuai prinsip-
prinsip Gerakan. Kesukarelaan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional adalah sebuah gerakan yang memberikan bantuan atas dasar
kesukarelaan, tidak didorong dengan cara apapun oleh keinginan untuk memperoleh
keuntungan tertentu. Kesatuan Hanya boleh ada satu Perhimpunan Palang Merah atau
Bulan Sabit Merah di suatu negara. Perhimpunan itu harus terbuka bagi semua orang.
Perhimpunan itu harus melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah negaranya.
Kesemestaan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, di mana
semua Perhimpunan Nasional mempunyai status yang setara dan tanggung jawab serta
kewajiban yang sama dalam membantu satu sama lain, ada di seluruh dunia.

5. Bentuk kegiatan

4
https://id.wikipedia.org diakses 10 Maret pukul 17.12
Kegiatan ICRC terbagi dalam empat kategori, yakni perlindungan (protection), bantuan
(assistance), pencegahan (prevention) dan kerjasama (cooperation).

Perlindungan ICRC berusaha untuk melindungi manusia dalam situasi konflik atau
kekerasan bersenjata. Kegiatan perlindungan mencakup kunjungan ke tempat-tempat
penahanan dan pemulihan kembali hubungan keluarga.

Bantuan Krisis kemanusiaan sering kali terjadi secara bersamaan dengan krisis-krisis
lain seperti kelaparan, wabah penyakit, dan kekacauan ekonomi. Walaupun demikian,
ICRC selalu berusaha untuk tetap terarah pada tujuan utamanya, yaitu memulihkan
kemampuan orang untuk mencukupi kebutuhannya sendiri atau mandiri. Bantuan bisa
bermacam-macam bentuknya, seperti makanan dan/atau obat-obatan, pembangunan
atau perbaikan sistem penyediaan air atau sarana medis dan pemberian pelatihan kepada
staf kesehatan primer, ahli bedah, dan teknisi prostetik/ortotik.

Pencegahan Kegiatan ICRC yang bersifat preventif dirancang untuk membatasi efek
buruk dari konflik dan menjaga agar efek-efek semacam itu sekecil mungkin. Karena
itu, ICRC berusaha untuk menyebarluaskan seluruh rangkaian prinsip-prinsip
kemanusiaan dalam rangka mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi akses-akses
terburuk dari peperangan.

Kerjasama,tujuan kegiatan kerja sama ICRC adalah untuk meningkatkan kemampuan


Perhimpunan-perhimpunan Nasional memenuhi tanggung jawab mereka sebagai
lembaga Palang Merah atau Bulan Sabit Merah dalam memberikan pelayanan
kemanusiaan di negara masing-masing. ICRC terutama membantu dan mendukung
Perhimpunan-perhimpunan Nasional dalam kegiatan mereka untuk memberikan
bantuan kepada para korban konflik dan ketegangan dalam negeri (kesiapan dan
tanggapan); mempromosikan Hukum Humaniter Internasional dan menyebarluaskan
pengetahuan mengenai Prinsip-Prinsip Dasar, cita-cita, dan kegiatan-kegiatan Gerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional; dan memulihkan hubungan antara
anggota keluarga yang tercerai berai sebagai bagian dari jaringan kerja pencarian
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di seluruh dunia.

B. Palang merah dan Bulan Sabit Merah


Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional hadir dan aktif pada
hampir semua negara dan mencakup sekitar 100 juta anggota dan relawan. Dalam
kegiatannya, Palang Merah dan Bulan Sabit Merah memiliki satu tujuan pokok, yaitu
untuk mencegah dan meringankan penderitaan manusia, secara tanpa diskriminasi, dan
melindungi martabat manusia.5

ICRC, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, serta
Perhimpunan Nasional masing-masing negara adalah organisasi-organisasi yang
masing-masing berdiri sendiri. Mereka memiliki status sendiri dan tanpa memiliki
kewenangan terhadap yang lain. Organisasi-organisasi tersebut bertemu setiap dua
tahun sekali dalam sebuah pertemuan yang disebut Dewan Delegasi (the Council of
Delegates). Selain itu, mereka juga mengadakan pertemuan dengan para wakil negara-
negara peserta Konvensi-konvensi jenewa setiap empat tahun sekali, dalam sebuah
Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (the International
Conference of the Red Cross and Red Crescent).

C. Hukum Humaniter Internasional

Hukum Humaniter Internasional (HHI) yang juga dikenal sebagai hukum perang adalah
sekumpulan aturan yang berlaku di masa perang untuk melindungi orang yang tidak
atau tidak lagi ikut serta dalam permusuhan. HHI membatasi cara dan alat berperang,
tujuan utamanya adalah untuk mengurangi dan mencegah penderitaan manusia ketika
berlangsung konflik bersenjata. HHI harus dipatuhi oleh pemerintah-pemerintah
beserta angkatan bersenjatanya maupun oleh kelompok oposisi bersenjata dan setiap
pihak yang terlibat konflik.

Keempat Konvensi Jenewa Tahun 1949 dan kedua Protokol Tambahannya tahun 1977
adalah instrument-instrumen utama HHI. Instrumen HHI lainnya seperti Protokol
Jenewa 1925 tentang Pelarangan Penggunaan gas, Konvensi 1980 tentang Senjata
Konvensional Tertentu, dan Konvensi Ottawa 1997 tentang Pelarangan Ranjau Darat
Antipersonil.

5
https://ibnurohaniblog-wordpress-com.cdn.ampproject.org. Diakses 10 Maret pukul 17.44
IV. Daftar Pustaka
1. Parlindungan Moses.. Sejarah dan Dinamika Organisasi Kemanusiaan di Dunia.
Makalah
2. International Committee Of the Red Cross. 2017. “Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.” Diakses pada 10 Maret.
https://blogs.icrc.org/indonesia
3. R.Ibnu. 2014 . Makalah ICRC (the International Committe of the Red Cross) .
Dikutip dari https://ibnurohaniblog-wordpress-com.cdn.ampproject.org. 10 Maret
4. Wikipedia. 2019. “Komite Internasional Palang Merah.” Di ubah terakhir pada 23
Februari. https://id.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai