Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH

PASAR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pengetahuan Lingkungan

Disusun Oleh :

Nama NIM
Anzas Haerun 216441004
Ilham Rafif Muhammad 216442007
Rahman Widyanto 216441017
Zainun Najakh 216441024

TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA


POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
April 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan
rahmatnya, Karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini
sehingga selesai pada waktunya.
Makalah yang berjudul “PENGETAHUAN LINGKUNGAN DAN
LIMBAH PASAR” ini disusun dan dibuat berdasarkan materi yang telah
dirangkum dari sumber yang tepercaya. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengetahuan Lingkungan, pembuatan makalah ini bertujuan agar dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kita semua.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah turut membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Ucapan maaf dari penulis sendiri apabila terjadi
kesalahan pengetikan kata dan isi dalam makalah ini. Oleh karena itu, diharapkan
kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Tim Penyusun.
Bandung, 21 April 2018
Penulis
BAB I
PEBDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pasar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Indonesia. Dengan adanya pasar, masyarakat terbantu dalam
perihal mendapatkan bahan-bahan pangan maupun sandang untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Pasar sudah menjadi bagian perantara dari produsen menuju
konsumen baik itu langsung maupun melalui perantara.
Pasar yang kita ketahui terdiri dari pasar tradisional dan pasar swalayan atau
supermarket. Pada kasus ini, pasar yang menjadi perhatian bukan diantara
keduanya, pasar yang menjadi sorotan beberapa waktu ini adalah tipe pasar
kontemporer. Pasar yang sebelumnya memiliki kesan sebagai tempat jual beli yang
tradisional dan kurang terjaga kebersihannya, diubah menjadi pasar kontemporer
yang seharusnya memberikan kesan yang berbeda. Pada pasar tradisional, banyak
sekali sampah maupun limbah yang berserakan dan memberikan bau yang tidak
sedap, sehingga hal ini membuat kami menetapkan pasar kontemporer sebagai
target topik kali ini untuk mencari tau tentang bagaimana pasar kontemporer
mengolah limbahnya dan kebersihannya sehingga dapat membangun lingkungan
jual beli yang lebih baik dari pasar tradisional.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan limbah?


2. Apa perbedaan limbah dengan sampah?
3. Bagaimana pengelolaan limbah pasar kontemporer Sarijadi?
4. Bagaimana pemilahan limbah pada pasar kontemporer Sarijadi?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN LIMBAH

limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber aktivitas
manuusia maupun proses – proses alam atau belum mempunyai nilai ekomoni
bahkan dapat menpunyai nilai ekonomi yang negative.
Limbah industri adalah salah satu penghasil limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3), yaitu sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun karena sifat atau konsistensinya dan atau jumlahnya baik
secara langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup serta
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
mahkluk hidup lainnya. Adapun limah yang dihasilkan oleh industry farmasi adalah
sebagai berikut:
a. Limbah Cair
b. Limbah Padat
c. Limbah Gas/Udara
d. Limdah suara/getaran
Pengelolaan limbah bertujuan untuk meminimalkan dampak terhadap
lingkungan yang telah dan akan ditimbulkan oleh adanya pengeluaran limbah
terutama yang berpotensi sebagai bahan berbahaya dan beracun (B3).

2.2 BAKU MUTU LINGKUNGAN

Baku mutu lingkungan adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi atau komponen yang ada atau harus ada dan unsur pencemaran yang
ditenggang keberadaanya dalam sumber daya yang merupakan unsur lingkungan
hidup. Sumber daya merupakan unsure lingkungan hidup terdiri atas sumber daya
alam non hayati dan sumber daya buatan.
Baku mutu lingkungan sering disebut juga sebagai standar lingkungan
meliputi baku mutu lingkungan Ambien (ambient standar) dan baku mutu emisi
(Emission standard). Penetapan baku mutu emisi misalnya baku mutu limbah ,
harus dikaitkan dengan kualitas ambient dan baku mutu ambient. Mutu ambien,
biasanya hanya satu golongan saja, namun dapat diubah-ubah tergantung
kebijaksanaan atau toleransi pemerintah.

2.3 DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


Setiap rencana usaha/kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup wajib dengan dokumen AMDAL (Analisi
Dampak Lingkungan)termasuk industry farmasi.
Dalam penyusunan Dokuman Pengelolaan Lingkungan, terdapat beberapa
istilah yang sering dijumpai. Berikut adalah pengertian beberapa istilah tersebut :
a. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) adalah Kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
b. Dampak Lingkungan Hidup, Pengaruh perubahan pada lingkungan hidup
yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.
c. Dampak Besar dan Penting, Perubahan lingkungan hidup yang sangat
mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. Kriteria

Dampak Besar dan Penting tersebut tergantung dengan:


1. Jumlah manusia yang terkena dampak
2. Luas wilayah sebaran dampak
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yg terkena dampak
5. Sifat Kumulatif dampak
6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak

d. Dokumen AMDAL terdiri dari :

1. KA-ANDAL (Kerangka Acuan ANDAL) adalah ruang lingkup studi


AMDAL yang merupakan hasil pelingkupan yang disepakati oleh
pemrakarsa/penyusun AMDAL dan komisi AMDAL
2. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) Adalah telaah secara cermat
dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang
direncanakan
3. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) Adalah dokumen yg memuat
upaya mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak besar dan
penting terhadap lingkungan akibat suatu kegiatan.
4. RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) Adalah dokumen yg memuat
upaya pemantauan komponen lingkungan yang terkena dampak besar
dan penting akibat kegiatan yang direncanakan dengan menggunakan
indikator tertentu yg ditentukan oleh peraturan per-UU-an (baku mutu
lingkungan).
5. UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan/Upaya
Pemantauan Lingkungan) UKL/UPL (Upaya Pengelolaan
Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan) adalah dokumen
pengelolaan lingkungan yang digunan bagi rencana usaha atau kegiatan
yang tidak ada dampauk besar usaha atau kegiatan penting, dan/atau
secara teknologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya.
6. SPPL (Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan) merupakan dokumen
pengelolaan lingkungan untuk kegiatan Non AMDAL & UKL/UPL

2.4 SUMBER PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI FARMASI

1. Limbah Gas/Pencemaran udara


Pencemaran udara adalah masuknya gas dan senyawa asing kedalam udara
sehingga menyebabkan kwalitas udara menurun atau membahayakan kehidupan
makhluk hidup atau tidak sesuai lagi peruntukannya. Penyebab terjadinya
pencemaran udara dibedakan mennjadi dua yaitu aktivitas alamiah, misalnya
letusan gunung berapi, keadaan klimatogis dan gas-gas yang timbul akibat kegiatan
alamiah. Yang kedua aktivitas manusia seperti pencemaran akibat kegitan industry,
rumah tangga, sumber tenaga atau perang. Limbah udara di industry farmasi
dihasilkan oleh debu selama produksi, uap lemari asam dilaboratorium, uap
solventnproses film coating, dan asap steam boiler, generator listrik dan incinerator.
Upaya Pengelolaan Limbah gas atau pencemaran udara yaitu:
1. Lemari asam dilengkapi dgn exhaust fan dan cerobong + 6 m dilengkapi
dengan absorbent
2. Solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system)
3. Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector
unit
4. Asap dari Genset dan Incenerator dibuat cerobong asap + 6 meter (
Pemantauan Kualitas udara di dalam dan diluar lingkungan industri,
meliputi kadar H2S, NH3, SO2, CO, NO2, O3, Total Solid Particle
(TSP/debu), Pb (timbale)

2. Limbah Padat
Pencemaran limbah padat adaalah mesuknya benda-bebda padat ke dalam
lingkungan sehingga menyebabkan kualitas lingkungan menurun atau
membahayakan kehidupan makhluk hidup atau tidak sesuai lagi dengan
peruntukannya. Sumber Pencemaran yang dihasilkan antara lain :
a. Obat kadaluarsa
b. Kegiatan produksi meliputi debu bahan formulasi yang terkumpul dari Dust
Collector dan Vaccum Cleaner, bekas kemasan bahan baku,pembantu dan
kemasan yang rusak
c. Kegiatan laboratorium meliputi sampah medis agar dan sampel kadaluarsa
d. Kegiatan kantin karyawan berupa kotoran atau sampah dapur
e. Kegiatan administrasi perkantoran berupa arsip-arsip kadaluarsa
f. Sampah kebun atau halaman
Adapun Upaya Pengelolaan limbah padat yaitu Lingkungan:
a. Limbah padat Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
Ø Limbah padat B3 berupa sisa granul, bahan baku rejected, produk
jadi rejected nonbetalactam, debu dari dust collector. Limbah tersebut
dimusnahkan dengan double burner incerinator. Dengan pembakaran ganda,
asap sisa pembakaran tidak lagi mengandung bahan berbahaya yang bisa
mencemari udara.
Ø Limbah padat non B3
a. Sampah domestik dibuatkan tempat sampah
b. Sisa – sisa kertas, karton, plastik dan aluminium foil dikumpulkan
kemudian dijual ke pengumpul sampah (perusahaan daur ulang sampah)

Pemantauan Kualitas lingkungan (kebersihan) di dalam area industry, tidak


ada limbah B3 yang tercecer di area pabrik, dan sebagiannya, derajat kebauaan
(kadar H2S) disekitar area pabrik

3. Limbah Suara dan Getaran


Pencemaran suara atau kebisingan dan/atau getaran adalah masuknya suara
dan/atau getaran yang tidak diinginkan kedalam limgkungan sehingga kualitas
limgkungan menurun atau tidak sesuai dengan peruntukannya. Suara dan getaran
dari mesin-mesin pabrik, genset, dan steam boiler
Adapun Upaya Pengelolaan limbah suara dan getaran yaitu :
a. Untuk menanggulangi kebisingan yg ditimbulkan oleh genset, dibuat
ruangan berdinding dua (double cover) dan dilakukan perawatan mesin
secara berkala.
b. Untuk menanggulangi getaran yg ditimbulkan oleh mesin genset dan
mesin-mesin lain, mesin-mesin ditempatkan pada lantai yang telah dicor
beton dan diberi penguat (pengunci antara mesin dan lantai).
Pemantauan Angka kebisingan dan getaran di dalam dan diluar area pabrik
Kebisingan : max 65 dB
Getaran : max 7,5 Hz

4. Limbah Cair
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya sesuatu kedalam air
yang menyebabakan menurunya kualitasnya atau tidak sesuai dengan
peruntukannya.

a. Sumber Pencemaran yang dihasilkan antara lain :


1) Kegiatan produksi meliputi pencucian mesin, alat-alat produksi,
pencucian kemasan, sanitasi kemasan, sanitasi karyawan produksi.
2) Kegiatan laboratorium meliputi pencucian alat, sanitasi ruangan,
sanitasi karyawan, limbah cair sisa pembakaran dan pelarut bekas
reagen.
3) Kegiatan sarana penunjang berupa oli bekas mesin serta solar bekas
cucian alat atau mesin yang diperbaiki
4) Kegiatan sanitasi pabrik atau kantor
b. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi limbah yang dihasilkan adalah :
1) Pembuatan saluran drainase sesuai sumber limbah:
 Saluran air hujan langsung dialirkan ke selokan umum dan
dibuat sumur resapan
 Saluran dari kamar mandi/wc dialirkan ke septi tank.
 Saluran dari tempat pencucian produksi dan laboratorium di
alirkan ke IPAL.
2) Membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
3) Khusus untuk limbah cair yang berasal dari golongan beta laktam :
sebelum dicampur dengan limbah non beta laktam ditambahkan NaOH
untuk memecah cincin bêta laktam.

c. Dalam pengolahan limbah cair terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Karakteristik dari limbah sangat berbeda antara industry yang satu
dengan yang lain. Misalnya limbah cair industry farmasi memiliki
kandungan COD dan BOD serta adar fenol yang tinggi, tetapi kadar
limbah logamnya rendahdengan debit air limbah yang tinggi . oleh
karena itu agar memperoleh gambaran spesifik tentang karakteristik dari
limbah yang akan diolah maka harus dilkukan pengamatan atau survey
dari limbah yang dihasilkan oleh industry tersebut.
2) Kemampuan badan air (Assimilative capacity). Pengolahan limbah cair
sangat tergantung dari kemampuan badan air (sungai, dan lain)untuk
menerima beban yang berupa limbah tanpa mengakibatkan pencemaran.
Kemampuan ini sangat berbeda-beda tergantung dari beberapa factor
misalnya debit air, kedalama, klimatologi, dan lain-lain. Semakin kecil
polutan berate semakin besar pula assimilative capacity dari badan air
tersebut
3) Peraturan tentang limbah yang berlaku peraturan mengenai baku mutu
lingkungan dapat berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. Hali ini
terkait dengan karakteristik daerah yang besangkutan.

d. Prinsip pengolahan limbah cair


1) Pengolahan limbah primer, tujuan pengolahan limbah pada tahap ini
menghilangkan buangan yang tidak larut, ada empat tahap, yaitu:
 Screening pada tahap ini berisi usaha-usaha untuk mengurangi
atau menghilangkan bahan buangan besar seperti sampah,
plastic, botol, kayu, barang ronsokan lain berukuran besar.
Untuk menghilangkan limbah ini dapat menggunakan kasa atau
ijuk.
 Canal longitudinal, benda-benda yang masih bisa melewati kas
besi atau ijuk (misalnya pasir) diendapkan dengan
menggunakan emacam kanal yang bagian bawahnya dibuat
agak melebar.
 Penghilangan lemak,minyak dan sejenisnya. Tahap ini
mempunyai prinsip bahwa lemak, minyak dan sejenisnya
memiliki berat jenus yang lebih kecil dari air sehingga akan
mengapung di bagian atas air. Untuk menghilangkan jenis
kotoran ini, air imbah dialirkan kekolam yang berukuran
relative luas dan memiliki aliran rendah dan tenang.
 Menghilangkan zat padat tersuspensi. Pada tahap ini dilakukan
dengan cara mengalirkan limbah cair kedalam suatu saluran
yang dilengkapi dengan penyaring-penyaring dari kasa yang
diperuntukkan untuk menyaring zat tersuspensi.

2) Pengolahan limbah sekunder

Prinsip pengolahan limbah pada tahap ini adalah untuk


menghilangkan kontamina-kontaminan lain yan tidak terproses pada
pengolahan primer. Secara garis besar kontaminan yang dapat
dihilangkan dalam 3 macam yaitu padatan tersuspensi, senyawa organic
terlarut senyawa anorganik terlarut. Terdapat beberapa cara untuk
menghilangkan kontaminan-kontaminan ini dengan cara filtrasi
sederhana, penambahan suatu koagulator, penambahan arang aktif
(terutama untuk menurunkan kadar fenol).
3) Pengolahan limbah tersier

Prinsip pengolahan ini adalah untuk menurunkan COD dan BOD


serta menambahkan oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO). Terdapat
beberapa metode, baik secara fisik, biologis maupun mekanis-biologis.
Secara fisik penambahan oksigen terlarut dilakukan dengan
menyemburkan udara bebas kedalam limbah pada bak /kolam aerasi.
Secara biologis dlakukan dengan car menggunakan activated sludge,
dimana limbah dialirkan ke dalam bak/kolam penampungan, yang
berisi mikroorganisme yang akan merubah zat-zat organic menjadi
biomassa (energy) dan gas co2. Sedangkan pengolahan secara mekanis-
biologis dapat dilakukan dengan menyemprotkan air limbah
kepermukaan benda padat (misalnya lantai beton) yang diberi
mikroorganisme.
2.5 PENGOLAHAN LIMBAH DI PT.KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk

1. Sumber limbah
a. Limbah padat
Terdiri dari Limbah :
1) Obat kadaluarsa
2) Kegiatan produksi meliputi debu bahan formulasi yang
terkumpul dari Dust Collector dan Vaccum Cleaner, bekas kemasan
bahan baku, pembantu dan kemasan yang rusak
3) Kegiatan laboratorium meliputi sampah medis agar dan sampel
kadaluarsa
4) Kegiatan kantin karyawan berupa kotoran atau sampah dapur
5) Kegiatan administrasi perkantoran berupa arsip-arsip kadaluarsa
6) Sampah kebun atau halaman
b. Limbah Cair
Terdiri dari limbah :
1) Kegiatan produksi meliputi pencucian mesin, alat-alat produksi,
pencucian kemasan, sanitasi kemasan, sanitasi karyawan produksi.
2) Kegiatan laboratorium meliputi pencucian alat, sanitasi
ruangan,sanitasi karyawan, limbah cair sisa pembakaran dan pelarut
bekas reagen.
3) Kegiatan sarana penunjang berupa oli bekas mesin serta solar bekas
cucian alat atau mesin yang diperbaiki
4) Kegiatan sanitasi pabrik atau kantor
c. Cemaran debu atau gas
Terdiri atas limbah :
1) Kegiatan sarana penunjang berupa gas yang berasal dari sisa
pembakaran bahan bakar
2) Kegiatan produksi meliputi debu yang berasal dari kegiatan proseS
produksi antara lain terdiri dari proses granulasi, proses massa
kapsul, proses pencetakn tablet dan proses penyalutan Buangan gas
atau debu tersebut akan menyebabkan meningkatnya kadar debu dan
gas pencemar di udara, hal ini akan mempengaruhi komponen
komponenkomponenlingkungan disekitarnya seperti manusia,
binatang, dan makhluk hidup lainnya.

2. Pengolahan Limbah
Upaya pengolahan limbah atau cemaran yang dilakukan oleh PT. Kimia
Farma (Persero) Tbk. Adalah sebagai berikut :
a. Limbah padat, cair maupun debu yang masuk limbah Bahan Beracu
Berbahaya (B-3) diolah keluar kerjasama dengan pengolah limbah B-3
yaitu:
1) PT. Prasada Pemusnah Limbah Industri di Cileungsi, Bogor untuk limbah
B-3 padat.
2) PT. Dongwoo Environmental Indonesia di cikarang, Bekasi untuk limbah
b. Limbah cair selain B-3 diolah sendiri dalam Instalasi Pembuangan Air
Limbah (IPAL)

Proses yang diperlukan dalam pengelolahan limbah cair meliputi proses


fisika, kimia,dan biologi yaitu sebagai berikut :

a. Proses Fisika
Pada proses ini air limbah hanya dikenakan pada proses
penyaringan saja, yakni menyaring kotoran-kotoran kasar antara lain
plastik, karet, dan sebagainya.
b. Proses Kimia
Untuk limbah betalaktam setelah melalui proses fisika dilakukan
proses pembasaan untuk memecah cincin betalaktam dengan
menambahkan larutan kapur sampai mencapai pH diatas 11 kemudian
dilanjutkan proses pengendapan sebelum air limbah tersebut dialirkan
menuju pengolahan limbah induk untuk diproses secara bersama-sama
dengan limbah non betalaktam. Proses selanjutnya adalah proses
netralisasi dengan penambahan air kapur sampai mencapain pH 7-8.
Penambahan larutan kapur ini dengan cara memasukkan dalam bak
penampungan dan dilakukan sirkulasi terus menerus. Pada waktu
sirkulasi kran air limbah menuju bak anerob ditutup, setelah
diperkirakan air limbah di bak penampungan homogeny maka kran
menuju ke bak anerob dibuka dan diatur debitnya.
c. Proses Biologi
Proses ini merupakan penghilangan kontaminan-kontaminan oleh
adanya aktivitas biologis. Pengolahan secara biologis dimaksudkan
oleh adanya aktivitas biologis. Pengolahan secara biologis dimaksud
untuk menghilangkan zat-zat organik biodegradable (mudah terurai
secara biologi). Prinsip dari pengolahan dari biologi ini adalah
penguraian zat organik oleh mikroorganisme baik oleh bakteri
anaerobik maupun bakteri aerobik. Sebagai nutrien dipakai pupuk
NPK. Dalam proses biologi dibagi menjadi 2 yaitu : proses aerob dan
anaerob.
Ø Proses Aerob
Overflow air limbah yang berasal dari proses anaerob akan
mengalir ke dalam bak aerob, sehingga zat organik yang masih
ada diuraikan kembali oleh bakteri aerobik. Sebagai nutrisi
ditambahkan pupuk NPK secara kontinu sesuai dengan
kebutuhan. Proses aerobic dilakukan pada bak terbuka dengan
kedalaman kurang dari 3 m yang dilengkapi dengan aerator tipe
injection, dengan lumpur aktif sebanyak kurang dari 20 % dari
volume limbah dan proses berlangsung secara kontinu.
Ø Proses anaerob
Air limbah setelah dinetralkan kemudian dipompakan ke bak
anaerobik, dalam proses ini melibatkan bakteri anaerob untuk
menguraikan zat-zat organik yang tekandung dalam air limbah
tersebut menjadi zat0zat yang sederhana. Proses anaerobik
dilakukan pada bak tertutup dengan kedalam >3m dan berjalan
secara kontinu. Sebagai nutrisi ditambahkan pupuk NPK secara
kontinu sesuai kebutuhan.
d. Proses Pengendapan Proses ini bertujuan untuk mengendapkan partikel-
partikel yang berasal dari proses aerobik. Endapan yang terbentuk
dipompakan ke dalam bak aerasi yang bertujuan untuk
mempertahankan jumlah lumpur yang ada, sedangkan beningan
dialirkan ke bak biokontrol yang berfungsi sebagai pemantau sebelum
air limbah tersebut dibuang ke badan air
e. Bak Biokontrol
Bak ini berfungsi sebagai pemantau sebelum air limbah tersebut
digunakan untuk menyiram tanaman dengan memelihara ikan mas
sebagai indikator. Air yang mengalir ke dalam bak biokontrol, diperiksa
secara rutin dua kali seminggu sesuai SK GUB. KDKI NO 582/1995
parameter yang diperiksa antara lain kendungan Chemical Oxygen
Demand (COD), Biological Oxygen Demand (BOD), Total Solid
Suspensi (TSS), pH, phenol dan zat organik (KmnO4)
.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber aktivitas
manuusia maupun proses – proses alam atau belum mempunyai nilai ekomoni
bahkan dapat menpunyai nilai ekonomi yang negative
2. Adapun limah yang dihasilkan oleh industry farmasi adalah Limbah Cair,
Limbah Padat, Limbah Gas/Udara, Limbah suara/getaran
3. Proses yang diperlukan dalam pengelolahan limbah cair meliputi proses
fisika, kimia,dan biologi.
4. Pengelolaan limbah bertujuan untuk meminimalkan dampak terhadap
lingkungan yang telah dan akan ditimbulkan oleh adanya pengeluaran limbah
terutama yang berpotensi sebagai bahan berbahaya dan beracun (B3).

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk saran atau pun kritik dari pembaca sangat dibutuhkan untuk memperbaiki
dan menambah literatur yang dapat digunakan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Hasmawati, 2011. Laporan praktek kerja profesi apoteker di pt. Kimia farma
(persero) Tbk. Jakarta: Universita Indonesia
Priyambodo.b, 2007. Manajemen Farmasi Industri.Yogyakarta: Global pustaka
Utama.

Widjajanti, 1999. Baku mutu lingkungan makalah pelatihan penyusunan


RKL-RPL.Yogyakarta.

PERTANYAAN & JAWABAN

1. Khaerunnisa : bagaimana proses pengolahan limbah cair?


JAWABAN
Haswika : limbah biasa atau limbah yang dihasilkan dari limbah bekas cuci
tangan, mandi dibuang atau dalirkan kesaluran drainase biasa karena tidak dianggap
membahayakan bagi lingkungan. Sementara limbah di hasilkan selama produksi
ada dua macam yaitu ada limbah non betalactam dan limbah betalactam.
Limbah betalactam sebelum digabungkan atau dicampur dengan limbah non
betalactam terlebuh dahulu di pecahkan cincin betalactamnya yaitu dengan cara
penambahan basa kuat yaitu NaOH, untuk meningkatkan Ph limbah mencapai Ph
10-12, selanjutnya ditambahkan lagi HCl untuk membuat air limbah menjadi ph 7
atau netral.
Selanjutnya dilakukan Proses Biologi ini merupakan penghilangan
kontaminan-kontaminan oleh adanya aktivitas biologis. Pengolahan secara biologis
dimaksudkan oleh adanya aktivitas biologis. Pengolahan secara biologis dimaksud
untuk menghilangkan zat-zat organik yang mudah terurai secara biologi. Prinsip
dari pengolahan dari biologi ini adalah penguraian zat organik oleh mikroorganisme
baik oleh bakteri anaerobik maupun bakteri aerobik. proses anaerob akan mengalir
ke dalam bak aerob, sehingga zat organik yang masih ada diuraikan kembali oleh
bakteri aerobik. Proses anaerob Air limbah setelah dinetralkan kemudian
dipompakan ke bak anaerobik, dalam proses ini melibatkan bakteri anaerob untuk
menguraikan zat-zat organik yang tekandung dalam air limbah tersebut menjadi
zat-zat yang sederhana.
Kemudia Proses Pengendapan Proses ini bertujuan untuk mengendapkan
partikel- partikel yang berasal dari proses aerobik., sedangkan beningan dialirkan
ke bak biokontrol yang berfungsi sebagai pemantau sebelum air limbah tersebut
dibuang ke badan air. Bak ini berfungsi sebagai pemantau sebelum air limbah
tersebut digunakan untuk menyiram tanaman dengan memelihara ikan mas sebagai
indikator. Air yang mengalir ke dalam bak biokontrol, diperiksa secara rutin .

2. Iis rahima j : apakah hanya NaOH yang dapat digunakan sebagai pemecah cincin
betalactam?
JAWABAN
Ira lusiana :limbah cincin beta laktam sebelum di buang ke lingkungan terlebih
dahulu harus memecah cincin beta laktam karena dapat membahayakan
lingkungan. Cara pemecahan cincin betalaktam ada tiga cara yaitu :
a. Hidrolisa dengan menaikkan pH sampai 10-12 (bisa dengan NaOH, KOH,
larutan kapur atau basa kuat lainnya).
b. Hidrolisa dengan penambahan asam.
c. Hidrolisa dengan penambahan mercuri chloride.
Penggunaan cara dengan menahikkan pH sampai 10-12 menjadi salah satu
alternative sebagian besar perusahaan karena dianggap lebih aman bagi peralatan
unit pengolahan dan juga aman bai lingkungan serta mudah dalam penangannya.
Jika hidrolisa dengan asam dikhawatirkan dapat merusak peralatan unit pengelohan
karena sifat asam yang dapat mengakibatkan korosif, dan jika dengan mercuri
chloride dikhawatirkan mercurynya tidak ramah atau tidak aman bagi lingkungan.
Jadi bukan hanya NaOH yang bisa memecah cincin beta lactam, tetapi cara dan
senyawa yang sering dingunakan adalan NaOH karna mudah, dan aman bagi
lingkungan.

3. Fatriawati : bagaimana cara mengolah limbah udara?

JAWABAN
Fatmawati : Limbah udara di industry farmasi dihasilkan oleh debu selama
produksi, uap lemari asam dilaboratorium, uap solventnproses film coating, dan
asap steam boiler, generator listrik dan incinerator.
Upaya Pengelolaan Limbah gas atau pencemaran udara yaitu:
a. Lemari asam dilengkapi dgn exhaust fan dan cerobong + 6 m dilengkapi
dengan absorbent.
b. Solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system).
c. Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector
unit.
d. Asap dari Genset dan Incenerator dibuat cerobong asap + 6 meter.
Serta disetiap ruang produksi menggunakan dust collector system yang akan
mengolah limbah udara yang terdapat di industry farmasi. Sehingga untuk
mengetahui apakah sudah layak untuk dibuang ke lingkungan yaitu harus meliputi
kadar H2S, NH3, SO2, CO, NO2, O3, Total Solid Particle (TSP/debu), Pb (timbale)
dengan menggunakan alat HVAC.

4. Masita imas : bagaimana fungsi dari dust collector system?

JAWABAN
Ira lusiana dan faharuddin hamuru : dust collector system merupakan alat
berfungsi untuk mengolah limbah udara agar aman bagi lingkunagan. Seperti kita
ketahui di industry farmasi terdapat banyak sumber pencemaran udara baik dari
proses produksi maupun dalam pengolahan limbah sehinnga membutuh sebuah alat
yang dapat mengolah limbah udara menjadi udara yang aman untuk lingkungan.

5. Luh ayu kensi : cara mengetahui apabila lingkungan sudah tercemar limbah udara?

JAWABAN:
Haswika : pada suatu industry pasti telah memiliki dust collector system untuk
mengolah limbah udara agar aman bagi lingkungan. Tetapi ada kemungkinan jika
suatu system atau alat tidak bekerja dengan baik (rusak), maka akan ada tanda-tanda
awal atau pertanda bahwa telah terjadi pencemaran yaitu terciumnya bau busuk,
akan terlihat kabut asap pada incinerator, adanya debu berterbangan, serta dapat
menimbulkan bersin-bersin bagi yang alergi debu.

Anda mungkin juga menyukai