Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

A DENGAN GANGGUAN SISTEM


INTEGUMEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
GANGGUAN INTEGRITAS KULIT DI RUANG TERATE
RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN

Disajikan Sebagai Tugas


Pada Pembelajaran Stase Keperawatan Medikal Bedah
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Gombong

Disusun Oleh :

ANIEK INDRAMI WALUYO


NIM : A31801104

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN GANGGUAN SISTEM


INTEGUMEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
GANGGUAN INTEGRITAS KULIT DI RUANG TERATE
RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN

Telah disetujui pada Hari/Tanggal

Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( Dadi Santoso, M.Kep ) ( Sri Purwati, S.Kep.Ners )

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian
Kerusakan integritas kulit adalah kerusakan pada dermis atau
epidermis (NANDA 2015-2017).
2. Etiologi
Eksternal : Agen farmaceutikal, cidera kimiawi kulit (Mis; luka bakar,
kapaisin,metilen klorida, agen mustard), Faktorvmekanik (Mis ; daya
gesek, tekanan, imobilitas), Hipertemi, Hipotermi, kelembaban, terapi
radiasi, usia ekstrim.
Internal : Gangguan metabolism, gangguan pigmentasi, gangguan sensasi
(akibat cidera medulla spinalis, diabetes militus), gangguan sirkulasi,
gangguan turgor kulit, gangguan volume cairan, Imunodefesiensi, Nutri
tidak adekuat, perubahan hormonal, Tekanan pada tonjolan tulang.
3. Batasan karakteristik
a. Cedera Jaringan
b. Jaringan Rusak
4. Patofisiologi
a. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah hipersenitivitas
tipe lambat. Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase indukdi (fase
sensitisasi) dan fase elisitasi.
Fase induksi ialah saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai
limfosit mengenal dan memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase
elesitasin ialah saat terjadi pajanan ulang dengan alergen yang sama atau
serupa sampai timbul gejala klinis
Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke dalam kulit
dan berikatan dengan protein barier membentuk anti gen yang lengkap.
Anti gen ini ditangkap dan diproses lebih dahulu oleh magkrofak dan sel
Langerhans, kemudian memacu reaksi limfoisit T yang belum tersensitasi
di kulit, sehingga terjadi sensitasi limposit T, melalui saluran limfe,
limfosit yang telah tersensitasi berimigrasi ke darah parakortikal kelenjar
getah bening regional untuk berdiferensiasi dan berfoliferasi membentuk
sel T efektor yang tersensitasi secara spesifik dan sel memori. Kemudian
sel-sel tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian kembali ke kulit dan
sistem limfoid, tersebar di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan
sensetivitas yang sama di seluruh kulit tubuh.
Pada fase elisitasi, terjadi kontak ulang dengan hapten yang sama atau
serupa. Sel efektor yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang
mampu menarik berbagai sel radang sehingga terjadi gejala klinis.
b. Dermatitis Atopic
Belum diketahui secara pasti. Histamin dianggap sebagai zat penting yang
memberi reaksi dan menyebabkan pruritus. Histamin menghambat
kemotaktis dan emnekan produksi sel T. Sel mast meningkat pada lesi
dermatitis atopi kronis. Sel ini mempunyai kemampuan melepaskan
histamin. Histamin sendiri tidak menyebabkan lesi ekzematosa.
Kemungkinan zat tersebut menyebabkan prutisus dan eritema, mungkin
karena gerakan akibat gatal menimbulkan lesi ekzematosa.
Pada pasien dermatitis atopik kapasitas untuk menghasilkan IgE secara
berlebihan diturunkan secara genetik
c. Neurodermatitis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler,
dengan diameter bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas
relatif jelas, bila kering membentuk krusta. bagian tubuh
d. Dermatitis Statis
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang
dan melebar. Terlihat berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan
intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah edema. Timbul keluhan rasa
berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk.
Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula
tampak merah berubah menjadi hemosiderin. Akibat garukan
menimbulkan erosi, skuama. Bila berlangsung lama, edema diganti
jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna kulit lebih hitam
e. Dermatitis Seboroik
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama
kering, basah atau kasar; krusta kekuningan dengan bentuk dan besar
bervariasi. Tempat kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga,
lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha
dan skrotum. Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai
dandruff dan bila basah disebut pytiriasis steatoides ; disertai kerontokan
rambut.
Pathway

Sabun, detergen, zat kimia Allergen, zat sensitican

Iritan primer Sensitifitas Sel T oleh saluran


limfe

Mengiritasi kulit M.K Gangguan Sel efektor


Integritas kulit mengeluarkan limfokin
Gejala klinis: gatal,
panas, kemerahan

Peradangan kulit M.K Kurang


atau lesi pengetahuan

M.K Gangguan Pola tidur

M.K M.K M.K


Resiko Nyeri Gangguan
infeksi Citra
Tubuh
5. Masalah Keperawatan yang Muncul
a. Gangguan Integritas Kulit b/d agen cidera kimia (00046)
b. Nyeri Akut b/d agen cidera fisik (00132)
c. Resiko Infeksi b/d kerusakan jaringan kulit (000040
d. Gangguan Pola tidur b/d penyakitnya ( 00198)
e. Gangguan citra tubuh b/d perubahan pada tubuh (00118)
f. Defisiensi pengetahuan b/d kurang informasi (00126)
(NANDA, 2015-2017)
BAB II
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian
Tanggal masuk : Minggu,14 Oktober 2018, pukul 13.15
Tanggal pengkajian : Senin,15 Oktober 2018, pukul 13.45
Ruang : Terate, RSDS Kebumen
Nama pengkajian : Aniek Indrami Waluyo

A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 75 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Bonjok lor, 4/7 Bonorowo, Kebumen
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Tanggal Masuk : 14 Oktober 2018
No. RM : 391422
Diagnosa Medik : Dermatitis Exfoliativa
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.D
Umur : 50 Tahun
Alamat : Bonjok lor, 4/7 Bonorowo, Kebumen
Pekerjaan : Petani.
Hubungan dengan klien : Anak
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Badan gatal diseluruh tubuh
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSDS Kebumen tanggal 14 Oktober 2018 pukul
13.15 diantar oleh anaknya dengan keluhan lemas, gatal , bengkak dan
mengelupas diseluruh tubuh. Kesadaran composmentis GCS 15( E4
M6 V5) ,TD:130/80 mmHg,N:88x/menit,S:36 C, R:20x/menit. Pasien
terpasang infus RL 16 tpm.
Saat dikaji pada tanggal 15 oktober 2018 pukul 13.45 WIB kulit pasien
tampak bengkak, kering dan mengelupas. Kesadaran composmentis
GCS E4 M6 V5 TD: 120/80 mmHg, N 80 x/menit, RR 20x/menit,
pasien mendapat terapi IVFD Rl:D5% 20Tpm, injeksi
Metilprednisolon, 1x62,5mg, Ranitidin injeksi 2x 50mg, Ceftriaxon
injeksi 2x 1gr, Citirizin 2x1tb, Inerzon zalf.
Pengkajian nyeri : P : Saat bergerak
Q : Seperti disayat
R : Semuabagian tubuh
S:5
T : Saat akan bergerak
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama dan kontrol
ke dokter Anton Wbowo,Sp.KK,pasien mengatakan menderita sakit ini
sudah 1,5 tahun, pasien mengatakan tidak punya riwayat alergi obat,
makanan, atau lainnya
4. Riwayat Penyakit keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama seperti
klien dan tidak ada penyakit degeneratif seperti DM, HT pada
keluarga.
C. Pola Pengkajian Fungsional
a. Pola oksigenasi

Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat bernafas dengan spontan, tanpa


menggunakan alat bantu nafas
Saat dikaji : pasien mengatakan tidak sesak napas, dapat bernapas
spontan tanpa menggunakan alat bantu napas O2
b. Pola nutrisi

Sebelum sakit: pasien mengatakan sehari makan 3 x, porsi cukup dengan


menu nasi, sayur, lauk yang sederhana. Minum 6-8
gelas/hari (1500 cc/hari)
Saat dikaji : pasien mengatakan makan sesuai porsi dari diit rumah
sakit (diit TIM TKTP), minum air putih 3 gelas (@ 200
cc)/24 Jam.
c. Pola eliminasi

Sebelum sakit: pasien mengatakan BAB lancar, konsistensi lembek, 1-2


hari sekali. BAK lancar ± 3-4 x/hari, konsistensi kuning
jernih.
Saat dikaji : konsistensi urine kuning jernih, BAK tiap 4 Jam
sekali,@200cc,Pasien sudah BAB pagi konsistensi lembek
warna kuning.
d. Pola aktifitas

Sebelum sakit: pasien mengatakan aktifitasnya sehari-hari dirumah,


memberihkan kebun.
Saat dikaji : pasien tidak bisa menjalankan aktifitasnya karena
penyakit yang dideritanya
e. Pola tidur dan istirahat
Sebelum Sakit : pasien mengatakan istirahat cukup, tidur malam 7-
8 jam/hari
Saat dikaji : pasien mengatakan tidur 1-2 jam dan sering terbangun
karena gatal dan nyeri pada kulit
f. Pola temperature

Sebelum sakit: pasien mengatakan bahwa suhu normal


Saat dikaji : suhu tubuh pasien 36,60 C
g. Pola berpakaian

Sebelum sakit: pasien mengatakan bahwa dalam sehari-hari mengenakan


pakaian yang sewajarnya dan sopan secara mandiri
Saat dikaji : pasien mengenakan pakaian dibantu oleh keluarga
h. Pola personal hygiene

Sebelum sakit: pasien mengatakan mandi 2 x/hari, menggunakan air


dingin, menggunakan sabun dan gosok gigi, keramas 2
x/minggu.
Saat dikaji : pasien diseka oleh keluarga 2x/hari pada pagi dan sore
hari dibantu oleh perawat.
i. Pola rasa aman dan nyaman

Sebelum sakit: pasien mengatakan merasa aman dan nyaman tinggal


dirumah karena berkumpul bersama keluarganya
Saat dikaji : pasien hanya terbaring di bed Ruang Terate ditemani oleh
anaknya dan keluarganya.
j. Pola komunikasi

Sebelum sakit: pasien mengatakan dapat berkomunikasi menggunakan


bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dengan lancar
Saat dikaji : pasien dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan
bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, pasien kooperatif
k. Pola spiritual

Sebelum sakit: pasien mengatakan rutin menjalankan sholat 5 waktu dan


perintah Tuhan YME.
Saat dikaji : pasien menjalankan ibadah sholat 5 waktu di TT, berdoa
kepada Tuhan YME mohon kesembuhan penyakitnya.
l. Pola rekreasi

Sebelum sakit: pasien mengatakan jarang berekreasi, hanya berkumpul


bersama dengan keluarga mononton TV, dll
Saat dikaji : pasien mengatakan terhibur apabila ada anggota keluarga /
tetangga yang menjenguknya.

m. Pola belajar

Sebelum sakit: pasien mengatakan belum mengerti sepenuhnya tentang


penyakit Dermatitis yang dialaminya
Saat dikaji : pasien mengatakan mengetahui sedikit tentang penyakit
Dermatitis berdasarkan informasi dari dokter dan perawat

D. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/80mmHg.
Nadi : 86x/menit
Suhu : 26 C
RR : 20x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bentuk Mencosepal,tidak terdapat luka,benjolan.
Rambut : Rambut lurus,hitam pendek.
Mata : Reaksi pupil tehadap cahaya +,mata bersih,
Konjungtiva un anemis.
Hidung : Hidung bersih,tidak adanya deformitas, tidak terdapat
polip.
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis.
Gigi : Tidak ada gigi yang berlubang.
Lidah : Tampak bersih.
Telinga : Tidak terdapat benjolan,telinga simetris, tidak
terdapat serumen.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Dada
- Paru-paru
I :bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada, RR:
24x/mnt,
P : tdk ada nyeri tekan.
P : bunyi sonor.
A : suara nafas vesikuler
- Jantung
I : iktus cordis tidak nampak pada intercosta V
A : S1,S2 reguler
P : ictus ccordis teraba di ics 5 midclavicula
P : pekak
-Abdomen
I : Tidak terdapat benjolan.
P : Tidak terdapat pembesaran hati,ginjal dan tidak
adanya nyeri tekan.
P :Timpani
A :Peristaltik usus terdengar 14x/menit.
Ekstermitas

5 5
5 5

Kulit : Turgor kulit tidak elastis, kulit tampak kering dan


mengelupas, warna kemerahan
Genetalia : Normal
E. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium tanggal 15 Oktober 2018
Hematologi Hasil Nilai normal
Hemoglobin 15,1gram % 12-18 gram %
Leukosit 17,9 ribu 5-10 ribu
Trombosit 360 ribu 150-400 ribu
Faal hati Hasil Nilai normal
SGOT 31 ul 0-37 ul
SGPT 26 ul 1-42 ul
Diabetes Hasil Nilai normal
GDS 90 mg/dL 60-200 mg/Dl
Faal ginjal Hasil Nilai normal
Creatinin 0,93 mg/dL 0,6-1,1 mg/dL
Ureum 38 mg/dl 0-50 mg/dl

a. Terapi Obat Yang Diberikan :

Injeksi : inj. Ceftriaxon 1gr/12 Jam 08.00 20.00


Inj. Ranitidin 50mg/12 Jam 08.00 20..00
Inj. Metilprednisolon 62,5mg/24 jam 08.00
Oral : Citirizin 2x 1Tb 08.00 20.00
Infus : RL /D5% 16 tpm
Zalf : Inerson 2x sehari

F. Disharge Planing
1. Perawatan kulit
2. Cara minum obat-obatan dirumah
3. Perawatan dan cara cuci baju yang benar
4. Kontrol ke SP KK
5. Diit Makanan : Tim Tinggi protein dan
sayuran
G. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. Ds : Agen cidera kimiawi Gangguan Intergitas
Pasien mengatakan Kulit
lemas, pasien
mengatakan sudah
1mgg kulit mengelupas
Pasien mengatakan ada
riwayat sakit seperti
ini (dermatitis)
Do:
- Kulit tampak
kering, dan
mengelupas
- Kedua kaki tampak
bengkak dan
kemerahan

2. DS : Agen cidera fisik Nyeri akut


Pasien mengatakan
nyeri pada kulit yang
kering, seperti ditarik
P : Saat bergerak
Q : Seperti disayat
R : Semuabagian
tubuh
S:5
T : Saat akan bergerak
DO :
T : 120/80mmhg
N : 80x/mnt
S ; 36℃
R : 20x/mnt
Px tampak lemah,
Px tampak bedrest
Px tampak meringis
kesakitan

DS :
3 Px mengatakan malam Penyakitnya (gatal) Gangguan Pola tidur
tidak bisa tidur, hanya
1-2 jam
Do :
Px tampak lemah

H. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit b.d agen cidera biologis
2. Nyeri b/d agen cidera fisik
3. Gangguan pola tidur b/d proses penyakitnya
I. Intervensi Keperawatan
No NOC NIC TTD
dx
1. Setelah dilakukan tindakan NIC : Pressure Manangement
keperawatan 3x24 jam kerusakan 1. Anjurkan pasien untuk
integritas kulit teratasi dengan menggunakan pakaian yang
kriteria hasil : longgar
Tissue integrity skin and mucous 2. Hindari kerutan pada
membranes tempat tidur
1. Integritas jaringan yang baik 3. Jaga kebersihan kulit agar
bisa dipertahankan tetap kering dan bersih
2. Tidak ada luka atau lesi 4. Mobilisasi pasien setiap
3. Perfusi jaringan baik 2jam/sekali
4. Mampu melindungi kulit 5. Monitor kulit adanya
5. Menunjukkkan proses kemerahan
terjadinya penyembuhan luka 6. Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
7. Mandikan pasien dengan
sabun dan air hangat
8. Observasi luka,lokasi,
dimensi,kedalaman luka,
karakteristik warna,jaringan
nekrotik

Nyeri akut b/d agen cidera NIC :Pain management :


2.
1. Lakukan pengkajian nyeri
biologis
secra komprehensif
Setelah dilakukan tindakan 2. Observasi reaksi on verbal
dan ketidaknyamanan
keperawatan 3x 24 jam nyeri
3. Gunakan tehnik
berkurang/hilang: komunikasi terapetik
untuk mengetahui
- Pain level
pengalaman nyeri masa
- Pain control lalu
4. Kaji kultur yang
- Pain level comfort
mempengaruhi respon
Dengan kH : nyeri
5. Evaluasipengalaman nyeri
1. Mampu mengontrol nyeri
masa lalu
2. Melaporkan bahwa nyeri 6. Kontrol lingkunganyanng
dapat mempengaruhi
berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri
7.
Kurangi factor presipitasi
3. Mampu mengenali nyeri
8.
Ajarkan tentang tehnik
4. Menyatakan rasa nyeman non farmakologi
9. Tingkatkan istirahat
setelah nyeri berkurang
10. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
nyeri dan tindakan tidak
berhasil
NIC :analgesic Admistration
1. Tentuan lokasi,
karakteristikkualitas dan
derajat nyeri
2. Cek intruksi dokter tenang
dosis,frekuensi
3. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
.
analgesic pertama kali
4. Evaluasi efektifitas
analgesic
Gangguan pola tidur b/d
1.
3 gangguan fisik NIC : Sleep Enhacement
1. Jelaskan pentingnya tidur
2. Setelah dilakukan tindakan
yang adekuat
keperawatan selama 3x 24 jam,
2. Fasilitas untuk
NOC :
mempertahankan aktivitas
- Anxiety reduction
sebelum tidur
- Comfort level 3. Ciptakan lingkungan yang
- Pain level nyaman
- Rest /Sleep : Extent and 4. Kolaborasikan pemberian
Pattern obat tidur
Dengan KH : 5. Diskusikan dengan pasien
1. Jumlah jam tidur 6-8 jam dan keluarga tentang teknik
2. Pola tidur, kualitasdalam batas tidur pasien
normal 6. Monitor waktu makan dan
3. Perasaan tidur sesudah tidur minum dengan waktu tidur
atau istirahat 7. Monitor /catat kebutuhan
4. Mampu mengidentifikasikan
tidur pasien setiap hari dan
hal-hal yang meningkatkan
jam
tidur
A. Implementasi
No Tgl Implementasi Respon TTD
1. 15/10/2018 - Memantau KU dan TTV - S;
Pukul Px mengatakan badan
14.30 lemas

- O:
KU tampak lemah
- TD: 120/90
- N:80x/menit
- RR:20x/menit
-
- Mengkaji luka O:
Terdapat luka lesi
pada kulit yang
kering dan
mengelupas
- S:
Px mengatakan kulit
terasa lembab

- O;
- Melakukan perawatan Kulit tampak bersih
kulit dengan nacl dan dan lembab setelah
dilanjutkan inerson zalf pemberian zalf

2. 15/10/2018 - S;
Pukul - Menganjurkan klien Px dan keluarga
14.30 untuk memakai pakaian mengatakan mengerti
yang longgar. penjelasan yang
diberikan
- O:
Px dan keluarga
tampak kooperatif

- S;
- Melakukan pengkajian Px mengatakan
nyeri secara
P :Kulit yang
komprehensif
mengelupas
Q : seperti tersayat
R : Seluruh kulit
yang mengelupas
ditubuh
S:4
T : Saat bergerak
- O;
- Memberikan lingkungan
yang dapat Bedrest,Px tampak
mempengaruhi nyeri
kesakitan

- O;
3. 15/10/2018 Lingkungan px
Jam 15.00 - Menjelaskan pentingnya tampak tenang,
tidur yang adekuat penunggu px hanya 2
orang.
- S;
Pasien dan Keluarga
mengatakan
mengerti tentang
penjelasan yang
diberikan
- O;
- Menciptakan lingkungan Pasien dan keluarga
yang nyaman tampak kooperatif

- Mendiskusikan dengan - O:
pasien dan keluarga Lingkungan tenang
tentang teknik tidur
pasien

- S:
16/10/2018 - Memantau KU dan TTV
Px dan Keluarga
1 Jam 15.00
mengerti tentang
penjelasan yang
dberikan
- O;
Px dan keluarga tampak
kooperatif
- S;
Px mengatakan badan
sudah enakan
- Mengkaji luka
- O:
KU tampak baik
- TD: 126/80
- N:76x/menit
- RR:20x/menit
- S 36℃
O:
Luka pada kulit
- Melakukan perawatan
tampak mengecil,
kulit dengan cairan Nacl
kulit tampak lembab
dan inerson zalf
- S:
Px mengatakan kulit
terasa lembab

- O;
Kulit tampak lembab
setelah pemberian
zalf

- Menganjurkan klien - S;
untuk memakai pakaian Px dan keluarga
yang longgar. mengatakan mengerti
penjelasan yang
diberikan
- O:
Px dan keluarga
tampak kooperatif

- S;
2 16/10/2018 - Melakukan pengkajian Px mengatakan kulit
nyeri secara
Jam 15.30 lembab,P : kulit
komprehensif
yang mengelupas,
Q :seperti tersayat, R
: lipatan tangan, S : 3
nyeri 3, T ; nyeri
jarang
dirasakan,dirasakan
saat menekuk
- O;
Px tampak sudah
mobilisasi duduk
- Memberikan lingkungan - O;
16/10/2018 yang dapat
3 Lingkungan px
Jam mempengaruhi nyeri
16.00 tampak tenang,
penunggu px hanya 2
orang.
- S;
- Menjelaskan pentingnya
Pasien dan Keluarga
tidur yang adekuat
mengatakan
mengerti tentang
penjelasan yang
diberikan
- O;
Pasien dan keluarga
tampak kooperatif

- O:
- Menciptakan lingkungan
Lingkungan tenang
yang nyaman

- S:
- Mendiskusikan dengan Px dan Keluarga
pasien dan keluarga mengerti tentang
tentang teknik tidur penjelasan yang
pasien dberikan
- O;
Px dan keluarga
tampak kooperatif
- S;
17/102018 - Memantau KU dan TTV
Px mengatakan badan
Jam 14.30
1. baikan
- O:
KU tampak baik
- TD: 126/80
- N:76x/menit
- RR:20x/menit
- S 36℃

- Mengkaji luka - O:
kulit tampak lembab,
retakan pada kulit
kering berkurang
- Melakukan perawatan - S :
kulit dengan cairan Nacl Px mengatakan kulit
dan inerson zalf terasa lembab
Keluarga mengerti
cara menggunakan
zalf
- O;
Kulit tampak lembab
setelah pemberian
zalf
- Menganjurkan klien - S;
untuk memakai pakaian Px dan keluarga
yang longgar. mengatakan mengerti
penjelasan yang
diberikan
- O:
Px dan keluarga
- HE : Tentang Disharge tampak kooperatif
planing : - S:
17/10/2018 Perawatan kulit, pentingnya Px Dan keluarga
Jam 15.00
nutrisi, menghindari bahan- mengatakan paham
bahan yang mengandung tentang penjelasan
kimia dan bersifat yang diberikan
mengiritasi kulit, waktu -O:
kontrol Keluarga dapat
menjelaskan kembali
apa yang sdah
dijelaskan
- Melakukan pengkajian - S;
nyeri secara
17/10/2018 Px mengatakan
komprehensif
2 Jam 15.10
Nyeri pada kulit
berkurang, skala
nyeri 2, kulit terasa
lembab
- O;
Px tampak sudah
mobilisasi duduk

- Memberikan lingkungan - O;
yang dapat
Lingkungan px
mempengaruhi nyeri
tampak tenang,
penunggu px hanya 2
orang.
- Menciptakan lingkungan
- O:
yang nyaman
Lingkungan tenang

- Mengkaji ulang kualitas


S:
17/10/2018
tidur pasien
Jam 16.00 Px mengatakan tidur
sudah 4-5 jam saat
malam hari,gatal sudah
berkurang
O ; Px tampak segar
S:
- Menganjurkan pasien Px dan keluarga
minum obat pengurang mengatakan mengerti
rasa gatal pada sore hari penjelasan yang
sihingg malam bias tidur diberikan
O:
Px dan keluarga mampu
menjelaskan kemabali
apa yang sudah
dijelaskan.
H. Evaluasi

Waktu No Evaluasi TTD


DX
15/10/2018 1 S : pasien mengatakan lemah
16.00 O : lesi dikulit tampak basah, kulit tampak kering
dan mengelupas
A : Masalah keperawatan gangguan intergitas kulit
blm teratasi
P: lanjutkan intervensi
Pantau KU dan TTV
Mengkaji luka
Melakukan medikasi

15/10/2018 2 S : pasien mengatakan


16.00 P :Kulit yang mengelupas
Q : seperti tersayat
R : Seluruh kulit yang mengelupas ditubuh
S:4
T : Saat bergerak

O : Ku:lemah.
Kesadaran Composmentis
Px tampak bedrest,px tampak meringis kesakitan
A :masalah keperawatan nyeri belum teratasi
P :lanjutkan intervensi
- Monitor nyeri
- Ajarkan tehnik untuk mengurangi nyeri

15/10/2018 3 S: pasien mengatakan badannya masih lemes,tidur


Jam 16.00 hanya 1-2 jam
O:pasien tampak berbaring di bed, px tampak lesu
A: masalah keperawatan gangguan pola tidur belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
Anjurkan klien melakukan aktifitas ringan
sebelum tidur
Anjurkan klien minum obat gatal pada sore hari

16/10/2018 S : pasien mengatakan lemas berkurang


Jam 16.00 O : Luka tampak menunjukan perbaikan jaringan
A : Masalah keperawatan gangguan intergitas kulit
1 blm teratasi
P :lanjutkan intervensi
Pantau KU dan TTV
kaji luka
Kolaborasi pemberian antibiotik

16/10/2018 2 S : pasien mengatakan nyeri pada


16.00 P : kulit yang mengelupas, Q :seperti tersayat,
R : lipatan tangan, S : 3 nyeri 3, T ; nyeri jarang
dirasakan,dirasakan saat menekuk
O : Ku: baik.
Kesadaran Composmentis
Px tampak mobilisasi duduk, wajah px tampak
rileks
A :masalah keperawatan nyeri belum teratasi
P :lanjutkan intervensi
- Monitor nyeri
16/10/2018 3 - Ajarkan tehnik untuk mengurangi nyeri
16.00
S: pasien mengatakan badannya masih lemes,tidur
hanya 4-5 jam
O:pasien tampak mobilisasi duduk
A: masalah keperawatan gangguan pola tidur belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
Anjurkan klien melakukan aktifitas ringan
sebelum tidur
1 Anjurkan klien minum obat gatal pada sore hari
17/10/2018
Jam 16.00 S : pasien mengatakan lemas berkurang
O : Luka tampak menunjukan perbaikan jaringan
A : Masalah keperawatan gangguan integritas kulit
teratasi dengan perawatan kulit
P :Disharge planning ulang tentang perawatan kulit
dan control ke Sp.KK

2 S : pasien mengatakan nyeri pada kulit menurun


Skala nyeri 2
17/10/2018 O : Ku: baik.
Jam 16.00 Kesadaran Composmentis
Px tampak mobilisasi duduk, wajah px tampak
rileks
A :masalah keperawatan nyeri teratasi
P : Disharge planing tentang penanganan nyeri saat
dirumah

17/10/2018 S: pasien mengatakan badannya enakan, tidur 4-5


jam 16.00 3 jam
O:pasien tampak segar
A: masalah keperawatan gangguan pola tidur
teratasi
P: Discharge planing
Anjurkan klien melakukan aktifitas ringan
sebelum tidur
Anjurkan klien minum obat gatal pada sore hari
BAB III
PEMBAHASAN

Pada kasus yang penulis ambil pada Tn. A saat pengkajian dilakukan
tanggal 16 oktober 2018 penulis menemukan adanya data bahwa klien
mengeluhkan nyeri pada kulit, kulit kering dan mengelupas dan gangguan pola
tidur yang diakibatkan oleh adanya rasa gatal,kemudian penulis melakukan
analisa data dan didapatkan 3 diagnosa yang pertama gangguan integritas kulit,
nyeri akut dan gangguan pola tidur, kemudian penulis membuat rencana intervensi
keperawatan dari masing-masing diagnosa dan melakukan implementasi
keperawatan kepada masing-masing diagnose dan mengevaluasinya.setelah 3hari
perawatan didaptkan bahwa kulit tampak lembab, dengan kulit lembab maka rasa
nyeri pada diagnose ke dua juga teratasi karena luka kibat kulit kering berkurang,
hal itu juga terjad pada diagnose ke tiga yaitu gangguan pola tidur mulai mmbaik
dikarenakan kulit lembab jadi rasa gatal yang dirasakan berkurang,sehingga klien
bias tidur dan masalah gangguan pola tidur dapat teratasi.
Dalam melakukan perawatan luka pada klien dermatitis penulis
menggunakan cairan Nacl untuk membersihkan kulit yang kering dan luka, seperti
peneliatian yang dilakukan oleh Tavip Dwi wahyuni tahun 2014 bahwa cairan
normal salin sangat bagus untuk perawatan luka pada pasien dengan dermatitis
atopic dari ringan sampai berat, disamping untuk membersihkan kulit juga untuk
membunuh mikroorganisme yang ada pada luka disamping itu cairan normal salin
harganya murah dan terjangkau. Dan saat dilakukan evaluasi didapatkan bahwa
dengan pemberian perawatan menggunakan cairan Nacl sebelum pemberian zalf
kortikosteroid dapt mempercepat pembersihan dan regenerasi kulit pada Tn. A,
setelah dilakukan perawatan kulit menggunakan nacl selama 3 hari kulit menjadi
llembab dan rasa nyeri yang dirasakan berkurang dari 4 menjadi 2.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan bahwa penyakit dermatitis
merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon
terhadap factor endogen, menimbulkan kelainan klinis kulit.
Kemudian asuhan keperawatan dilakuakan sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan dasar klien dan mengembalikan kondisi klien seoptimal
mungkin dengan cara memberikan beberapa tindakan dan perawatan
professional.Sesuai jurnal Tavip Dwi wahyuni bahwa pemberian cairan
nacl dapat membersihakan kulit pada dermatitis atopic, maka penulis
memberikan implementasi perawatan kulit pada tn A menggunakan cairan
nacl sebelum dilakukan pemberian obat kortikosteroid setelah dievaluasi
didapatkan bahwa kulit menjadi lembab dan rasa nyeri berkurang.
B. Saran
Bagi Pasien dan keluarga
Diharapkan dalam asuhan keperawatan pasien dengan dermatitis untuk
memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentinggnya
menjaga kebersihan kulit untuk mencegah apenyakit dermatitis, serta
memberikan pendidikan kesehatan tentang pola diit yang baik
Bagi Rumahsakit
Perawatan kulit dengan menggunakan Nacl memberikan prognosis yang
baik untuk regenerasi kulit, mungkit hal ini bisa dijadikan menjadi standar
operasional prosedur (SOP) untuk perawatan kulit pada pasieen dermatitis
atopik
DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2008. Tentang penyakit eksim dan dermatitis (diakses tanggal 17 oktober
2018)
Arif Mansyur, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, EGC : Jakarta.
Judit M. Wilkinson Nancy R Ahern. 2012. Buku saku diagnose Keperawatan
edisi 9. EGC. Jakarta
Smetzer, 2001 Keperawatan Medikal Bedah, EGC : Jakarta.
NANDA International,2015, Diagnosis keperawatan Definisi &Klasifikasi 2015
-2017,alih bahasa Budi Annna keliat,dkk, Buku Kedokteran EGC, jakarta
NOC edisi kelima,2016, Edisi bahasa Indonesia, Alih bahasa Intansarisari Nurjannah,dkk,
MocoMedia, Jakarta
NIC edisi keenam, 2013, edisi bahasa Indonesia,alih bahasa Intanari
Nurjannah,dkk,Mocomedia, Jakarta
.

Anda mungkin juga menyukai