Anda di halaman 1dari 3

Fadhli Rahman Fauzi

1651301071110008
2016 A

Evaluasi Toksisitas Ekstrak Daun Bambu terhadap


Fungsi Reproduksi Jantan dan Betina

1. Efek Aborsi pada Ekstrak Daun Bambusa vulgaris


Ekstrak daun Bambusa vulgaris digunakan untuk induksi aborsi di Nigerian Folk Medicine.
Larutan ekstrak daun Bambusa vulgaris mengandung alkaloid, tannin, fenol, glycosides,
saponin, flavonoid, dan anthraquinones, yang dapat meningkatkan frekuensi aborsi (60-100%)
dan mengurangi fetal survival rate pada kelinci hamil dengan dosis 250-500 mg/kg BB per hari
(Yakubu dan Bukoye, 2009). Dosis ini berhubungan dengan peningkatan indeks resorpsi dan
kehilangan postimplantasi, penurunan serum progesteron, FSH dan LH, dan penurunan aktivitas
alkalin fosfat dan konsentrasi gukosa di uterus (Yakubu et al., 2009). Menariknya, daun
Bambusa vulgaris juga digunakan sebagai postpartum cleanser pada ternak (Lans et al., 2007).
2. Dampak Ekstrak Bambu pada Fertilitas Pejantan
Pada Fertilitas Pejantan : telah dilaporkan bahwa ekstrak etanol pada tunas Bambusa
arundinacea (dosis 300 mg/kg BB per hari) merubah struktural dan fungsi epididimis dan
mengurangi fertilitas tikus jantan. Pada hari ke-7 perlakuan ditandai dengan berkurangnya
jumlah dan motilitas sperma, dan mengurangi indeks fertilitas sebesar 85% (Panee, 2015).
Ditambahkan oleh (Gideon et all., 2015), perlakuam pemberian ekstrak larutan metanol daun
Bambusa vulgaris dengan dosis 250 mg/kg dan 500 mg/kg selama 14 hari pada tikus jantan
wistar, keduanya terjadi penurunan motilitas spermatozoa, penurunan jumlah sperma 42-60 %.

3. Lain-Lain
Terhadap Fungsi Tiroid : Hormon tiroid seperti Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3),
berperan penting dalam regulasi neuronal cortical cerebral selama pertumbuhan otak fetus.
Ekstrak tunas Bambusa arundinacea bekerja dengan cara menghambat aktivitas Thyroid
Peroxidase (TPO). TPO merupakan enzim tiroid untuk memproduksi T3 dan T4. Sehingga
terjadi hypothyroxinemia maternal, selama periode pembentukan sel neuronal fetus (minggu 8-
12 kebuntingan) yang ditandai dengan perubahan morfologi otak fetus yang memicu kecacatan
kelahiran (autism) (Chandra et all., 2004; Roman, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Chandra AK, Ghosh D, Mukhopadhyay S, Tripathy S. Effect of bamboo shoot, Bambusa


arundinacea (Retz) Willd on thyroid status under conditions of varying iodine intake in rats.
Indian J Exp Biol. 2004; 42:781–786. [PubMed: 15573527]
Gideon O. Alade, Tolulope O. Alade, Olanrewaju R. O., Jones O. Moody. 2015. Antifertility
Activity of Bambusa vulgaris var. vulgaris Aqueous Methanolic Leaf Extract in Male
Wistar Rats. Nigeria : Departement of Pharmacognosy, Faculty of Pharmacy, University of
Ibadan.
Lans C, Georges K, Brown G. Non-experimental validation of ethnoveterinary plants and
indigenous knowledge used for backyard pigs and chickens in Trinidad and Tobago. Trop
Anim Health Prod. 2007; 39:375–385. [PubMed: 17944308]
Panee, Jun. 2015. Potential Medicinal Application and Toxicity Evaluation of Extracts from
Bamboo Plant. Hanolulu : Departement of Cell and Molecular Biology, University of
Hawaii
Román GC. Autism: transient in utero hypothyroxinemia related to maternal flavonoid ingestion
during pregnancy and to other environmental antithyroid agents. J Neurol Sci. 2007;
262:15–26. [PubMed: 17651757]
Yakubu MT, Bukoye BB, Oladiji AT, Akanji MA. 2009. Toxicological Implications of Aqueous
Extract of Bambusa vulgaris Leaves in Pregnant Dutch Rabbit. Hum Exp Toxicol. 28: 591-
598. [PubMed: 19755439]
Yakubu MT, Bukoye BB. Abortifacient potentials of the aqueous extract of Bambusa vulgaris
leaves in pregnant Dutch rabbits. Contraception. 2009; 80:308–313. [PubMed: 19698826]

Anda mungkin juga menyukai