Kom
Disusun Oleh :
Fandy Baskara
STIMA IMMI
Pengertian Manajemen Secara Umum, Apa yang dimaksud dengan manajemen?
Pengertian Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang
dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.
Secara etimologi kata manajemen diambil dari bahasa Perancis kuno, yaitu
menagement, yang artinya adalah seni dalam mengatur dan
melaksanakan. Manajemen dapat juga didefinisikan sebagai upaya perencanaan,
pengkoordinasian, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efisien dan efektif.
Efektif dalam hal ini adalah untuk mencapai tujuan sesuai perencanaan dan efisien
untuk melaksanakan pekerjaan dengan benar dan teroganisir.
Fungsi Manajemen adalah sebagai elemen dasar yang harus melekat dalam
manajemen sebagai acuan manajer (seseorang yang mengelola manajemen) dalam
melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan dengan cara merencanakan,
mengorganisir, mengordinasi dan mengendalikan.
Menurut G. R Terry :
1. Pengorganisasian dalam pengertian real (real sense) menunjukkan hubungan antar
manusia sebagai akibat organisasi.
2. Pengorganisasian dalam pengertian abstrak menunjukkan hubungan antara unit-
unit / departemen-departemen kerja.
1.Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah pemikiran yang logis dan rasional derdasarkan data atau
informasi sebagai dasar kegiatan atau aktifitas organisasi, manjemne, maupun
individu dalam upaya mencapai tujuan.
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang
sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah
penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban
kepada enam pertanyaan berikut :
Manfaat Perencanaan
1. Sebagai penerjemah dari kebijakan yang bersifat makro
2. Peramalan, terhadap masa dating yang penuh ketidakpastian
3. Sebagai alat pemersatu arah dari pelaksanaan operasional dari berbagai tingkatan
dan divisi.
4. Sebagai alat untuk melakukan efisiensi penggunaan sumber daya organisasi
5. Untuk menjamin kepastian tujuan
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai
dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan
lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses susunan struktur
organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi adalah
pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis
saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur
formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi.
Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada
organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan. Kedua
aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal
mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara
para anggota organisasi dapat dicapai dengan efisien. Ada beberapa aspek penting
dalam proses pengorganisasian, yaitu :
3. Pengarahan (Actuating)
4. Pengawasan (Contolling)
1. Tereliminasinya penyimpangan
2. Memotivasi kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan
3. Memperbaiki kesalahan
4. Meningkatkan tanggung jawab
5. Diperolehnya umpan balik
6. Mengukur kompetensi personel
1. Observasi langsung
2. Laporan
3. Metode statistical yang diolah secara statistic
Adapun teknik pengawasan adalah :
5. Evaluasi (Evaluating)
Penilaian adalah kegiatan sistematis dan terencana untuk mengukur, menilai dan
klasifikasi pelaksanaan dan keberhasilan program. Penilaian harus dikembangkan
bersama perencanaan suatu program. Penilaian pada kegiatan evaluasi dilakukan pada
komponen input, proses dan input.penilaian selalu terkait dengan proses pengambilan
keputusan.
Tujuan penilaian :
1. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan program dan perencanaan program
yang ada
2. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber daya
3. Sebagai alat untuk memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang sedang berjalan
4. Sebagai alat untuk melaksanakan perencanaan kembali yang lebih baik pada suatu
program
STUDI KASUS
Salah satu masalah kesehatan yang sering muncul di komunitas adalah gizi buruk
pada anak. Data UNICEF tahun 2006 menunjukkan, penderita gizi buruk pada anak
meningkat jumlahnya. Dari 1,8 juta jiwa pada tahun 2005 meningkat menjadi 2,3 juta
jiwa pada tahun 2006. Ini menggambarkan bahwa tingkat kehidupan masyarakat saat
ini masih di bawah garis kemiskinan. (Nurhamidah, 2008) . Berbagai penelitian
membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan
gizi yang jelek. Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar
dibandingkan anak yang normal. WHO memperkirakan bahwa 54% penyebab
kematian bayi dan balita didasari oleh keadan gizi anak yang jelek. (Republika, 4
April 2007) Pengurangan jumlah penderita malnutrisi menjadi salah satu target
Tujuan Perkembangan Milenium (Millenium Development Goals atau MDGs).
Indonesia berkomitmen untuk mengurangi hingga setidaknya tinggal 18% penduduk
yang mengalami malnutrisi pada tahun 2015, di mana angka tahun ini masih 28%,
sementara pelaksanaan MDGs tahun ini sudah memasuki periode sepertiga terakhir.
Program
perbaikan gizi masyarakat dalam beberapa tahun ini sudah masuk dalam program
tugas wajib Pemerintah Daerah. (Antonius Wiwan Koban, 2008)
Salah satu sasaran dari MDGs kaiatannya pada masalah gizi buruk nampak pada poin
4 yaitu upaya menurunkan angka kematian balita. Angka kematian balita memiliki
hubungan yang erat dengan masalah gizi buruk pada anak.
Dari studi kasus diatas, maka dibuat program Keluarga Binaan dalam Mengatasi
Masalah Gizi Buruk pada Anak. Kerangka programnya dapat dibuat sebagai berikut :
1. Planning
Program Keluarga Binaan dalam mengatasi permasalahan gizi buruk yang mana akan
dikirim seorang perawat yang disebut juga perawat komunitas yang akan membantu
dalam Praktik yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam
melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan mempertahankan kesehatan.
2. Organizing
a. Pemerintah atau dinas kesehatan setempat mengirim tenaga perawat komunitas
pada setiap puskesmas di tiap daerah.
b. Setiap puskesmas memberikan informasi yang dibutuhkan perawat komunitas
tentang keluarga yang hidup didaerah sekitar puskesmas setempat.
c. Setiap perawat komunitas memberikan pengarahan pada keluarga binaan.
d. Keluarga binaan melaksanakan kegiatan sesuai arahan perawat komunitas tentang
kesehatan gizi pada keluarganya terutama pada bayinya.
3. Actuating
a. Melakukan pengkajian fisik dan psikososial
b. Menetapkan masalah kesehatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Menetapkan tingkat kemandirian keluarga melalui 7 dari 9 peran perawat keluarga:
sebagai pendidik,
pemberi pelayanan, penemu kasus, kolaborator, fasilitator, pengelola, dan advocator
e. Melakukan rujukan terhadap kasus yang ditemukan untuk pemeriksaan lebih lanjut
(bila perlu)
4. Controlling
a. Mengamati proses kegiatan (apakah sudah sesuai prosedur atau tidak) yang
dilakukan oleh keluarga binaan.
b. Mengontrol keluarga binaan agar tetap melaksanakan kegiatan untuk hidup sehat
sesuai arahan.
c. Mengawasi pelaksanaan kegiatan agar konsisten terhadap waktu yang telah
ditentukan, misalnya jika memang waktu pelaksanaan telah ditentukan sebelumnya.
5. Evaluating
a. Melakukan penilaian terhadap proses kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.
b. Melaksanakan evaluasi terhadap program keluarga binaan oleh perawat komunitas
(apakah telah dapat dilaksanakan secara terus-menerus oleh keluarga binaan).
c. Memberi penilaian pada keluarga binaan mengenai apa yang telah dicapainya.
d. Mereview kekurangan kegiatan agar tahun berikutnya dapat diperbaiki dan
ditingkatkan lagi
KESIMPULAN
Manajemen (GR. Terry) adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari POAC yang
dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggunakan manusia dan sumber daya lain. Dan satu tahap akhir yang juga perlu
dilakukan tidak lain adalah evaluasi sebagai fungsi akhir dari suatu manajemen.
suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu
kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni
adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam
kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan
pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Program kesehatan di jalankan dengan berdasarkan fungsi – fungsi manajemen.
Dengan harapan, program kesehatan dapat berjalan dengan lancar dan dapat
meningkatkan derajat kesehatan mayarakat