NESTLE DANCOW
Disusun Oleh:
17215527
UNIVERSITAS GUNADARMA
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
TANGERANG
2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan tugas “Analisis Strategi pada PT.
Nestle Dancow”. Laporan ini diajukan untuk memenuhi nilai tugas pada mata kuliah
Manajemen Pemasaran Global.
Dengan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya maka melalui kesempatan ini kami
menyampaikan rasa hormat kepada:
1. Armaini Akhirson, Dr selaku dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran Global yang
telah memberikan masukkan kepada praktikan untuk menyusun laporan ini.
2. Pihak-pihak yang turut membantu kelancaran penulisan laporan ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Praktikan menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan
rincian sekaligus pembelajaran bagi kita sekalian.
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………...........................…………..1
3.2Tahap Analisis....................................................................................................................3
3.3 Tahap Pengambilan Keputusan....................................................................................4
iii
5.5 The Grand Strategy (TGS) Matrix..............................................................................24
5.6 Matriks Grand Strategy....................................................................................................25
5.7 Analisis Strategy Matrix........................................................................................
BAB IX KESIMPULAN.......................................................................................................37
REFERENSI..............................................................................................................................39
LAMPIRAN...............................................................................................................................40
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.4.2 Misi
Adapun misi yang dimiliki oleh PT Nestle Dancow ini adalah :
1. Memperbaiki nutrisi masa pertumbuhan anak-anak Indonesia
2
3. Mengurangi impor makanan yang telah diproses khususnya produk susu
bubuk
4. Turut serta membangun kesehatan dan kecerdasan bayi dan anak-anak
Indonesia dengan menyediakan produk nutrisi terpercaya dan terjangkau
5. Menghasilkan pertumbuhan perseroan yang berkesinambungan melalui
sistem m,anajemen berkualitas tinggi dan pendekatan inovatif dalam
budaya integritas tinggi
6. Mengutamakan kepuasan seluruh stakeholders
3
2.6 Sejarah Singkat Perusahaan
PT Nestle Indonesia merupakan salah satu perusahaan investasi
asing. Perusahaan ini memiliki kantor pusat di Swiss Eropa, pertama kali
didirikan oleh Henri Nestle, seorang ahli kimia Jerman yang berdomisili di
Vevey,Swiss. Awalnya, Henri merasa prihatin dengan tingginya angka
mortalitas di akhir abad 19. Dengan keprihatinannya itu, Henri Nestle berhasil
menciptakan makanan pendamping bayi yang tidak mendapat cukup ASI (Air
Susu Ibu). Produk tersebut, yang selanjutnya diberi nama Farine Lactee, telah
berhasil menyelamatkan banyak anak pada saat itu dan Nestle pun
mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Henri Nestle kemudian memanfaatkan nama keluarganya menjadi
logo perusahaanya. Dalam dialek Jerman Swiss, “Nestle” berarti sarang
burung kecil (little nest). Logo itu menjadi lambang rasa aman, kasih sayang,
kekeluargaan, dan tradisi. Perusahaan Nestle terus mengembangkan produk-
produknya dan kemudian menjadi pelopor pada beberapa produk seperti susu
kental di Eropa tahun 1905, susu coklat tahun 1929, kopi instant tahun 1938,
dll.
Produk-produk Nestle telah beredar di Indonesia sejak akhir abad ke-
19 dimana salah satunya ialah susu kental manis yang dikenal dengan sebutan
“Tjap Nona” (sekarang “Nestle Milkmaid”). Kantor pusat Nestle di Swiss,
Nestle S.A., bersama sejumlah mitra lokal mendirikan anak perusahaan di
Indonesia pada bulan Maret 1971. Saat ini PT Nestle Indonesia
mengoperasikan tiga pabrik yang berlokasi di daerah Tangerang (Banten),
Panjang (Lampung), dan Kejayan (Jawa Timur). Beberapa merk produk Nestle
yabng dipasarkan di Indonesia antara lain : susu bubuk Nestle Dancow, kopi
instan Nescafe, Nestle Milo, Nestle Bubur Bayi, Kit Kat, Polo, dll.
Nestle Indonesia berkomitmen untuk tetap mengembangkan produk-
produk melalui inovasi dan renovasi demi memuaskan kebutuhan
konsumennya di seluruh Indonesia. Berbagai produk-
4
produk baru sebagai inovasi produk telah banyak dikonsumsi masyarakat
Indonesia. Selain itu, produk-produk dari Nestle juga telah menyebar hingga
ke daerah-daerah pelosok Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan
produk-produk Nestle, seperti susu Dancow dan kopi Nescafe,yang banyak
dijual di berbagai pedagang pengecer maupun warung-warung di pinggir jalan.
Kondisi pasar untuk produk-produk Nestle sangat bersaing. Hal ini
dapat dilihat dari adanay merk-merk lain yang memiliki kesamaan produk
dengan Nestle, seperti produk susu, kopi instan, dan makanan bayi instant.
Dalam menyikapi hal tersebut, maka manajemen Nestle memiliki inovasi
produk yang sangat tinggi.
5
BAB III
TAHAPAN PERENCANAAN STRATEGIS
6
laporan keuangan (neraca, laba rugi, cash flow, struktur pendanaan)
laporan kegiatan sumber daya manusia
laporan kegiatan operasional
laporan kegiatan pemasaran
Model yang dipakai pada tahap ini ada tiga macam, yaitu:
Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Competitive Profile Matrix (CPM)
7
3.3 Tahap pengambilan keputusan (The Decision Stage)
Pada tahap ini digunakan metode Quantitative Strategies Planning Matrix
(QSPM), yang dapat dijadikan sebagai teknik analisis menentukan ketertarikan
relatif (relative attractiveness) dari pelaksanaan strategi alternatif. QSPM
merupakan teknik yang dipakai pada tahap ketiga dari kerangka kerja analisis
formulasi strategi untuk memilih strategi alternatif mana yang paling baik.
QSPM menggunakan input dari analisis pada stage pertama dan matching
results pada stage kedua yang memberikan informasi untuk analisis
selanjutnya melalui QSPM di stage kedua.
8
BAB IV
THE INPUT STAGE
9
Kompetisi global (pesaing baru) yang memasuki pasar domestik
Adanya kemajuan teknologi yang selalu berkembang (inovasi)
Gaji pegawai yang rendah di negara berkembang
Besarnya pasar domestik yang belum tergarap
Gangguan keamanan dalam usaha
Semakin banyaknya kelas menengah
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat. Ekonomi
diramalkan tumbuh sekitar 6%-7% per tahun selama 3 tahun
mendatang (tergantung dari pengaruh negatif kenaikan harga
minyak)
10
External Factor Evaluation (EFE)
Skor Opportunity/
Faktor Eksternal
1 2 3 4 5 Threat
11
O (Opportunity) T (Threat)
Ekstensifikasi penjualan produk Harga bahan baku yang mahal
Kompetitor yang menawarkan harga
Peningkatan kebutuhan terhadap produk susu
bersaing
Adanya kemajuan teknologi yang selalu Kompetisi global (pesaing baru)
berkembang (inovasi) yang memasuki pasar domestik
Gaji pegawai yang rendah di negara berkembang Gangguan keamanan dalam usaha
Besarnya pasar domestik yang belum tergarap
Total 1,000
12
Key External Factor Weight
Opportunity
a. Ekstensifikasi penjualan produk 0,090
b. Peningkatan kebutuhan terhadap produk susu 0,103
c. Adanya kemajuan teknologi yang selalu berkembang (inovasi) 0,080
d. Gaji pegawai yang rendah di negara berkembang 0,148
e. Besarnya pasar domestik yang belum tergarap 0,071
f. Semakin banyaknya kelas menengah 0,076
g. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat 0,097
Threat
h. Harga bahan baku yang mahal 0,050
i. Kompetitor yang menawarkan harga bersaing 0,116
j. Kompetisi global (pesaing baru) yang memasuki pasar domestik 0,075
k. Gangguan keamanan dalam usaha 0,095
Total 1,000
13
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
No Key Internal Factor Weight Rating Score
1 Strength
Persaingan harga dengan kompetitor 0,039 4 0,156
Membangun brand image ke seluruh dunia 0,056 4 0,224
Promosi yang gencar dan kuat 0,093 4 0,372
Diversifikasi produk yang tinggi 0,085 4 0,340
Joint ventures 0,060 4 0,240
Pengalaman bisnis yang luas 0,087 3 0,261
Teknologi yang canggih pada proses manufaktur 0,103 3 0,309
Tim kerja yang profesional 0,069 2 0,138
Fasilitas yang lengkap 0,091 2 0,182
Produk yang berkualitas 0,082 4 0,328
2 Weakness
Isu negatif dari brand image 0,045 2 0,090
Lemahnya storage dan transportasi 0,065 3 0,195
Supply chain management yang kompleks 0,062 2 0,124
Modal kerja yang lemah 0,062 1 0,062
Total Skor Strength dan Weakness 1,000 3,021
14
4. Diversifikasi produk yang tinggi
Ada berbagai macam produk dari PT Nestle karena PT Nestle selalu
melakukan inovasi untuk mengembangkan produknya
5. Joint ventures
Kemungkinan untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan sejenis
amat terbuka dari PT Nestle
6. Pengalaman bisnis yang luas
Pengalaman yang dimiliki oleh Nestle dalam bisnis Internasional dapat
menambah pengetahuan dalam memutuskan strategi untuk menghadapi
tantangan dari kompetitor
7. Teknologi yang canggih pada proses manufaktur Pemakaian
teknologi canggih ini bertujuan untuk menciptakan produk-produk
yang berkualitas bagi konsumen
8. Tim kerja yang professional
PT Nestle dalam memuaskan customernya didukung oleh SDM yang
cakap dan profesional
9. Fasilitas yang lengkap
Fasilitas yang dimiliki oleh PT Nestle amat memadai baik dalam
manufaktur maupun sektor penelitian
10. Produk yang berkualitas
Konsumen tentunya akan mempertimbangkan aspek kualitas dalam
memilih produk, sehingga produk dengan kualitas yang baik sangat
diperlukan
Weakness:
1. Isu negative dari brand image
PT Nestle selalu berupaya menjaga nama baik perusahaan. Hal tersebut
amat penting karena PT Nestle tidak mau mengecewakan masyarakat
atas kualitas produk dari PT Nestle Dancow.
15
2. Lemahnya storage dan transportasi
Perencanaan persediaan dan transportasi yang kurang tepat dari PT
Nestle menghambat jalannya proses distribusi
3. Supply chain management yang kompleks
PT Nestle berusaha menerapkan supply chain management yang paling
tepat
4. Modal kerja yang lemah
Kurangnya modal kerja yang menghambat proses produksi
16
Matriks External Factor Evaluation (EFE)
No Key External Factor Weight Rating Score
1 Opportunity
Ekstensifikasi penjualan produk 0,090 4 0,360
Peningkatan kebutuhan terhadap produk susu 0,103 4 0,412
Adanya kemajuan teknologi yang selalu berkembang (inovasi) 0,080 3 0,240
Gaji pegawai yang rendah di negara berkembang 0,148 2 0,296
Besarnya pasar domestik yang belum tergarap 0,071 4 0,284
Semakin banyaknya kelas menengah 0,076 3 0,228
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat 0,097 4 0,388
2 Threat
Harga bahan baku yang mahal 0,050 2 0,100
Kompetitor yang menawarkan harga bersaing 0,116 4 0,464
Kompetisi global (pesaing baru) yang memasuki pasar domestik 0,075 2 0,150
Gangguan keamanan dalam usaha 0,095 1 0,095
Total Skor Opportunity dan Threat 1,000 3,017
17
5. Besarnya pasar domestik yang belum tergarap Perusahaan harus jeli
melihat pasar dengan memberi perhatian khusus
6. Semakin banyaknya kelas menengah Masyarakat telah mengalami
perubahan dikarenakan perkembangan dunia yang semakin maju. Kelas
menengah dari masyarakat lebih sadar akan pentingnya kesehatan
7. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat Meningkatnya ekonomi
masyarakat membuat masyarakat semakin konsumtif. Pikiran masyarakat
telah beralih dari kebutuhan primer ke kebutuhan yang lebih tinggi.
Threat :
1. Harga bahan baku yang mahal
Harga bahan baku yang semakin mahal semakin membuat perusahaan-
perusahaan memikirkan cara untuk menagtasi maslah tersebut
2. Kompetitor yang menawarkan harga bersaing
Persaingan harga merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan. Untuk itu,
perusahaan yang menawarkan produknya dengan kualitas yang baik dan
harga yang reachable itu yang akan dipilih.
3. Kompetisi global (pesaing baru) yang memasuki pasar domestik
Bisnis makanan pendamping bayi merupakan sektor bisnis yang mulai marak
diminati oleh perusahaan multi nasional sehingga tidak menutup
kemungkinan akan muncul kompetitor-kompetitor baru yang meramaikan
persaingan.
4. Gangguan keamanan dalam usaha
Kondisi yang kondusif dalam berusaha sangat diperlukan bagi suatu
perusahan.
18
4.4 Matriks Competitive Profile (CP)
Competitive Profle Matrix digunakan untuk mengidentifikasi para pesaing
utama perusahaan mengenai kekuatan dan kelemahan utama mereka dalam
hubungannya dengan posisi strategis perusahaan.
Untuk mengetahui posisi kompetitif dari PT. Nestle Dancow, maka perlu
diperbandingkan dengan perusahaan sejenis. Dalam hal ini dipilih Indomilk
dan RealGood sebagai pesaing PT. Nestle Dancow karena kedua perusahaan
memiliki kelebihan masing-masing dalam layanan yang di sajikan kepada
pelanggannya.
19
skornya sebesar 3,452. Hal ini disebabkan oleh Critical Success Factor (factor
yang menjadi pertimbangan) yang paling penting adalah kualitas produk
dengan bobot terbesar 0,146. Dengan memiliki kualitas produk yang baik,
perusahaan kompetitor (RealGood) dapat menduduki posisi tertinggi.
Secara keseluruhan, kedua perusahaan ini sebenarnya tidak berbeda jauh
karena skor yang dimiliki PT. Nestle Dancow dan RealGood berbeda tipis,
yaitu 3,345 dan 3,452 (bandingkan dengan Ultrajaya yang memiliki total skor
2,483).
Jadi strategi yang perlu dilakukan oleh PT. Nestle Dancow adalah strategi
yang berhubungan dengan usaha untuk meningkatkan kualitas produk dan bisa
menjadi lebih baik dari RealGood.
20
BAB V
THE MACTHING STAGE
1. Strategi SO (Strength-Opportunity)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih
peluan-peluang yang ada di luar perusahaan.
2. Strategi WO (Weakness-Opportunity)
Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
3. Strategi ST (Strength-Threat)
Pada strategi ini, perusahaan berusaha untuk menghindari atau
mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.
4. Strategi WT (Weakness-Threat)
Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara
mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.
5.1.2 Pembahasan
Setelah mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal pada PT. Nestle,
maka perlu dicari strategi-strategi yang berhubungan dengan faktor-faktor
tersebut. Berikut matriks SWOT pada PT.Nestle :
21
TOWS/SWOT Matrix pada PT. Nestle
Strength (S) Weakness (W)
IFAS 1. Persaingan harga dengan kompetitor 1. Isu negatif dari brand image
2. Membangun brand image ke seluruh dunia 2. Lemahnya storage dan transportasi
3. Promosi yang gencar dan kuat 3. Supply chain management yang kompleks
4. Diversifikasi produk yang tinggi 4. Modal kerja yang lemah
5. Joint ventures
6. Pengalaman bisnis yang luas
7. Teknologi yang canggih pada proses manufaktur
EFAS 8. Tim kerja yang profesional
9. Fasilitas yang lengkap
10. Produk yang berkualitas
Opportunity (O) S-O Strategy W-O Strategy
1. Ekstensifikasi penjualan produk
2. Peningkatan kebutuhan terhadap produk susu 1. menawarkan harga yg kompetitif untuk konsumen (S1,O3,O7) 1. Meningkatkan produksi (W2,O2)
2. meluncurkan produk baru yang belum ada di pasaran (S2,O5) 2. memperkenalkan produk dan jasa
3. Adanya kemajuan teknologi yang selalu berkembang (inovasi)
ke wilayah baru (W3,O5)
3. meningkatkan joint ventures dengan perusahaan yang sejenis
4. Gaji pegawai yang rendah di negara berkembang
(S5,O3)
5. Besarnya pasar domestik yang belum tergarap 4. peningkatan kualitas produk dan jasa (S10,O3)
6. Semakin banyaknya kelas menengah
7. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat
Threat (T) S-T Strategy W-T Strategy
1. Harga bahan baku yang mahal
1. memberikan harga yang kompetitif pada pelanggan 1. penghematan biaya dan asset perusahaan
2. Kompetitor yang menawarkan harga bersaing (S1,T2) (W4,T1)
2 membentuk kerjasama dengan 2. meningkatkan pelayanan dan kecepatan pengiriman
perusahaan lain yang sejenis (S5,W3) produk
3. Kompetisi global (pesaing baru) yang memasuki pasar domestik kepada konsumen (W2,T2,T3)
4. Gangguan keamanan dalam usaha 3. meningkatkan market share (S2,W1)
5. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia
22
Posisi perusahaan pada TOWS atau SWOT matrix
O
W S
-3 -2 -1 1 2 3
-1
-2
-3
23
5.2 Matriks SPACE
5.2.1 Pengertian
Strategic Position and Action Evaluation (SPACE) Matrix digunakan untuk
memetakan kondisi perusahaan dengan suatu diagran cartesius yang terdiri atas
empat kuadran dengan skala ukuran yang sama. Kerangka kerja ke empat
kuadran menunjukkan apakah hasil
analisisnya mengindikasikan pemakaian strategi agresive, conservative,
defensive, atau competitive bagi perusahaan. Masing-masing sumbu dari
matriks SPACE menyatakan dua dimensi, yakni :
Dimensi internal yang terdiri atas:
1. Financial Strength (FS) , dan
2. Competitive Advantage (CA)
Dimensi eksternal yang terdiri atas:
1. Environmental stability (ES), dan
2. Industry strength (IS)
24
Competition’s capacity utilization Resource utilization
Technological know-how Ease of entry into market
Control over supplier & utilization Producivity, capacity
Distributor
FS
+6
Convervative Aggresive
CA IS
-6 0 +6
Defensive Competitive
-6
ES
Keterangan:
Kuadran Aggresive
Alternatif strategi yang dapat digunakan perusahaan adalah:
1. Market Penetration
2. Market Development
3. Product Development
4. Backward Integration
25
5. Forward Integration
6. Horizontal Integration
7. Conglomerate Diversification
8. Concentric Diversification
9. Horizontal Diversification
10. Combination
Kuadran Conservative
Alternatif strategi yang dapat digunakan perusahaan adalah:
1. Market Penetration
2. Market Development
3. Product Development
4. Concentric Diversification
Kuadran Defensive
Alternatif strategi yang dapat digunakan perusahaan adalah:
1. Retrenchment
2. Divesture
3. Liquidation
4. Concentric Diversification
Kuadran Competitive
Alternatif strategi yang dapat digunakan perusahaan adalah:
1. Market Penetration
2. Market Development
3. Product Development
4. Backward Integration
5. Forward Integration
6. Horizontal Integration
7. Joint Venture
5.2.2 Pembahasan
Untuk SPACE Matrix pada PT.Nestle Dancow Indonesia adalah sebagai
berikut:
Convervative 4 Aggresive
CA IS
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
-1
-2
-3
Def ensive -4 Competitive
-5
-6
ES
Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk EFE matriks,
skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang, dan skor 3,0-4,0
adalah tinggi. Berikut penjelasannya :
INTERNAL
I II III
tinggi
E 3,0
K IV V VI
S
T
E sedang
R
N
A
L2,0
VII VIII IX
rendah
1,0
5.3.2 Pembahasan
Berdasarkan matriks IFE dan EFE diperoleh nilai IFE = 3,021 dan
EFE = 3,017, sehingga posisi perusahaan pada IE Matrix adalah:
IE (Internal-External) Matrix
INTERNAL
I II III
E 3,0
K IV V VI
S
T GROWTH
E sedang STABILITY RETRENCHMENT
R
N STABILITY
A
L 2,0
VII VIII IX
1,0
Berdasarkan nilai IFE dan EFE yang dipetakan pada IE Matrix, didapat
informasi bahwa PT.Nestle Dancow berada pada sel I dengan total skor
faktor strategi internal sebesar 3,021 yang termasuk dalam kategori ”kuat”
dan total skor faktor eksternal sebesar 3,017 yang termasuk dalam kategori
”tinggi”. Perusahaan yang berada pada sel I ini dapat digambarkan sebagai
Grow and Build. Dalam kondisi seperti ini, strategi yang bisa diterapkan
adalah:
1. Strategi intensif seperti:
Market penetration, yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar
untuk produk atau jasa yang sudah ada sekarang lewat usaha
pemasaran yang lebih gencar.
Market Development, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang
sudah ada ke wilayah geografi yang baru.
Product Development, yaitu mencari kenaikan penjualan dengan
memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan
yang baru.
2. Strategi terintegrasi seperti:
Backward Integration, yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan
kendali atas perusahaan pemasok.
Forward Integration, yaitu memperoleh kepemilikan atau
meningkatkan kendali atas distributor.
Horizontal Integration.
5.4 Matriks Boston Consulting Group (BCG)
5.4.1 Pengertian
Boston Consulting Group (BCG) Matrix, secara grafis menggambarkan
secara jelas perbedaan diantara Strategi Bisnis Unit (SBU) melalui dua
variabel, yaitu posisi pangsa pasar dan rata-rata pertumbuhan industrinya.
BCG matrix menghendaki agar perusahaan yang memiliki beberapa SBU
menangani portofolio bisnis yang ada, melalui posisi pangsa pasar relatif dan
tingkat pertumbuhan industri dari masing-masing SBU terhadap seluruh
SBU yang ada dalam perusahaan. Tujuan BCG adalah sebagai berikut:
Mengembangkan strategi pangsa pasar untuk portofolio produk
berdasarkan karakteristik cash flow-nya
Mengembangkan portofolio produk perusahaan sehingga jelas kekuatan
dan kelemahannya
Memutuskan apakah perlu meneruskan investasi untuk produk yang
tidak menguntungkan
Mengalokasikan anggaran pemasaran produk guna memaksimalkan cash
flow jangka panjang
Mengukur kinerja mamajemen berdasarkan kinerja produk di pasaran
Berikut diagram BCG Matrix :
Tinggi Rendah
Relatif Market Share
Matriks pertumbuhan pangsa pasar dibagi menjadi empat sel, masing-
masing menunjukkan jenis bisnis yang berbeda :
1. Tanda Tanya (Question mark). SBU-SBU yang berada pada kuadran I
ini merupakan unit bisnis yang beroperasi di pasar dengan pertumbuhan
yang tinggi, namun pangsa pasar relatifnya rendah. Sebagian besar bisnis
dimulai dengan tanda tanya, karena perusahaan baru memasuki pasar
yang pertumbuhannya tinggi dimana telah terdapat pemimpin pasar.
2. Bintang (star). Jika bisnis tanda tanya berhasil, bisnis tersebut akan
masuk ke kategori bintang. Bintang adalah pemimpin pasar yang berada
di pasar yang tumbuh dengan cepat. Bisnis yang berada padakuadran II
ini memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki long-run Opportunities
terbaik dalam hal pertumbuhan dan laba. Perusahaan harus
mengeluarkan banyak uang supaya tumbuh secepat pertumbuhan pasar
dan mampu mengalahkan pesaingnya.
3. Sapi perah (Cash cow). SBU-SBU yang terletak pada kuadran III
memiliki posisi pangsa pasar yang relatif tinggi, tetapi mereka bersaing
dalam pertumbuhan pasar industri yang lambat. SBU yang kini berada di
posisi Cash Cow biasanya berada pada posisi Star terlebih dahulu.
Diibaratkan sebagai Cash Cow karena SBU ini menghasilkan cash yang
melebihi kebutuhannya. Perusahaan tidak perlu lagi membiayai
pengembangan kapasitas bisnis karena pertumbuhan pasar telah
melambat.
4. Anjing (dog). Anjing menggambarkan bisnis yang memiliki pangsa
pasar yang rendah di pasar yang tumbuh dengan lambat. Umumnya SBU
anjing menghasilkan laba yang rendah, atau bahkan menderita rugi,
walaupun kadang-kadang juga menghasilkan kas. Oleh karena berada
pada posisi lemah baik internak maupun eksternal, maka bisnis ini sering
dilikuidasi atau didivestasi melalui strategi retrenchment.
5.4.2 Pembahasan
Analisis dengan matriks BCG berkaitan dengan posisi perusahaan pada
tingkat pertumbuhan pangsa pasar dan pangsa pasar relatif dalam industri
(Czepiel, 1992).
Data yang dibutuhkan BCG Matrix adalah data pendapatan PT. Nestle
Dancow tahun 2007 dan 2008, serta data pendapatan kompetitor (Ultrajaya
dan RealGood)
PT. Nestle Dancow
Market Growth Rate (tingkat pertumbuhan pasar)
penerimaan2008 penerimaan2007
MGR2007 x100%
penerimaan2006
MGR2007 16488M 12239M
x100%
12239M
MGR2007
35%
Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2007 dan 2008
RealGood
Market Growth Rate (tingkat pertumbuhan pasar)
35
Market
Growing
30
Rate %
29
CASH COW DOG
26
low
51 33,3 27 23
a
h )
1,67
a n
s o
U i t
n i
1 2 3
s
a o
t P
s Selective
a
u
k s Invest / grow Harvest / divest
e
K n
e Medium Investment
ro is
t
k
u
B
a (
F 2,33
2 3 3
Selective
Low investment Harvest / divest Harvest / divest
Penjelasan:
Kuadran I berarti perusahaan berada pada posisi strategi excellent
Kuadran II berarti perusahaan perlu mengevaluasi pendekatan yang
mereka lakukan ke pasar secara serius
Kuadran III berarti perusahaan bersaing dalam pertumbuhan industri
yang lambat dan memiliki posisi persaingan yang lemah. Perusahaan
harus mampu membuat beberapa perubahan yang cukup drastis dan
cepat untuk menghindari kebangkrutan
Kuadran IV berarti perusahaan memiliki posisi persaingan yang kuat
tetapi berada dalam pertumbuhan industri yang lambat. Perusahaan-
perusahaan ini memiliki kekuatan untuk meluncurkan program-program
diversivikasi ke dalam area-area bisnis yang tumbuh dan menjajikan.
5.6.2 Pembahasan
Dari analisis Competitive Profle Matrix (CPM) diperoleh total skor pada
PT. Nestle Dancow sebesar 3,345 yang menunjukkan bahwa posisi
persaingannya sangat baik, dalam arti memiliki Strong Competitive Position.
Lalu dari tabel BCG juga bisa dilihat bahwa Market Growth yang dihadapi
juga tinggi yaitu di atas 20%.
Berdasarkan hasil dari Competitive Position yang kuat (3,345) dan
Market Growth yang tinggi (> 20%), maka akan diperoleh hasil posisi
kuadran I pada Grand Strategy Matrix, sebagai berikut:
The Grand Strategy Matrix
Rapid Market
Growth
Weak Strong
Competition Competition
Position Position
Slow Market
Growth
Berdasarkan matriks grand strategy, perusahaan yang berada pada kuadran I
memiliki strategi unggul dan dianjurkan untuk memilih strategi-strategi
alternatif yaitu :
Intensive Growth Strategy yang terdiri atas strategi: Market Penetration,
Market Development, dan Product Development.
Integrative Growth Strategy yang terdiri atas strategi: Backward
Integration, Forward Integration dan Horizontal Integration.
Concentric Diversification
Dari tabel di atas menunjukkan ada 3 strategi yang dapat digunakan oleh PT.
Nestle Dancow yaitu market penetration, market development, dan product
development.
BAB VI
THE DECISION STAGE
Strength
1. Persaingan harga dengan kompetitor 0,039 4 0,156 3 0,117 2 0,078
2. Membangun brand image ke seluruh dunia 0,056 3 0,168 3 0,168 3 0,168
3. Promosi yang gencar dan kuat 0,093 4 0,372 4 0,372 3 0,279
4. Diversifikasi produk yang tinggi 0,085 4 0,34 4 0,34 4 0,34
5. Joint ventures 0,06 - - - - 3 0,18
6. Pengalaman bisnis yang luas 0,087 2 0,174 2 0,174 4 0,348
7. Teknologi yang canggih pada proses manufaktur 0,103 4 0,412 4 0,412 4 0,412
8. Tim kerja yang profesional 0,069 2 0,138 2 0,138 4 0,276
9. Fasilitas yang lengkap 0,091 2 0,182 2 0,182 3 0,273
10. Produk yang berkualitas 0,082 1 0,082 1 0,082 2 0,164
Weakness
1. Isu negatif dari brand image 0,045 - - - - - -
2. Lemahnya storage dan transportasi 0,065 - - - - - -
3. Supply chain management yang kompleks 0,062 3 0,186 3 0,186 - -
4. Modal kerja yang lemah 0,062 3 0,186 3 0,186 4 0,248