Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Konsep Politik Pertanian”


Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Politik Pertanian

Disusun Oleh :
SONNA CAHYADI NUGRAHA
125009005

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Konsep Politik
Pertanian”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Politik
Pertanian.

Konsep Politik pertanian pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah untuk


memperlancar dan mempercepat laju pembangunan pertanian. Dan pembangunan
pertanian tidak hanya menyangkut kegiatan petani saja, tetapi juga perusahaan-
perusahaan pertanian dan perkebunan, perusahaan-perusahaan pengangkutan, perkapalan,
perbankan, asuransi atau lembaga-lembaga pemerintah dan semi pemerintah. Ditinjau
dari pentingnya masalah-masalah tersebut maka segala hal yang berkaitan dengan hal-hal
tersebut dibahas oleh penulis dalam makalah ini.
Semoga Allah swt, memberikan balasan yang berlipat ganda. Makalah ini bukanlah
karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi
maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Tasikmalaya, 24 Maret 2014

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3. Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pemikiran Konseptual ............................................................................. 3
2.2. Agropolitik.............................................................................................. 4
2.3. Nilai Tambah .......................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan ................................................................................................ 7
3.2. Saran ...................................................................................................... 7
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertanian di Indonesia abad 21 harus dipandang sebagai suatu sektor
ekonomi yang sejajar dengan sektor lainnya. Sektor ini tidak boleh lagi hanya
berperan sebagai aktor pembantu apalagi figuran bagi pembangunan nasional
seperti selama ini diperlakukan, tetapi harus menjadi pemeran utama yang sejajar
dengan sektor industri. Karena itu sektor pertanian harus menjadi sektor moderen,
efisien dan berdaya saing, dan tidak boleh dipandang hanya sebagai faktor
pengaman untuk menampung tenaga kerja tidak terdidik yang melimpah atau pun
penyedia pangan yang murah agar sektor industri mampu bersaing dengan hanya
mengandalkan upah rendah.
Kondisi pertanian Indonesia yang berhadapan dengan pertanian Negara lain,
menimbulkan kegundahan hati bagi para pakar yang bergerak dibidang pertanian.
Yang lebih disorotkan diseputar kebijakan ekonomi makro baik fiskal, moneter,
investasi maupun perdagangan yang kurang, bahkan sama sekali tidak memihak
dan mengorbankan kepentingan pembangunan sektor pertanian. Kebijakan yang
diterapkan terlalu bias perkotaan, jasa dan industri, seperti otomotif, petrokimia,
tekstil, baja, properti, dll. Dimana terus mendorong proses konglomerasi yang
merapuhkan pondasi perekonomian nasional.
Proses pemiskinan itu datang dari banyak sisi. Kebijakan pertanian
misalnya, sering tidak berangkat dari kondisi objektif masyarakat tani dan
pertanian nasional. Nasib petani semakin dipertanyakan dalam gonjang-ganjing
politik ekonomi perberasan saat ini. Beriring dengan itu petani dihadang masalah
tata-niaga, pemasaran, termasuk distribusi dan sebagainya.
Segala permasalahan diatas menjadi dasar pemikiran dibuatnya makalah ini,
diharapkan mahasiswa dapat mencari solusi dan menganalisa permasalahan yang
ada guna memperbaiki permasalahan di bidang pertanian.

1 | Konsep Politik Pertanian


1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Pemikiran Konseptual Politik Pertanian?
2) Bagaimana Agropolitik?
3) Bagaimana nilai tambah dalam Konsep Politik Pertanian?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui Pemikiran Konseptual Politik Pertanian?
2) Untuk memahami pengertian Agropolitik?
3) Untuk memahami nilai tambah dalam Konsep Politik Pertanian?

2 | Konsep Politik Pertanian


BAB II
PEMBAHASAN

Pertanian adalah suatu bidang usaha yang prosesnya sebagai industri. Ada
lahan garapan, bahan baku, dan sarana produksi. Ada proses, produk, dan sistem
manajerial. Tentu saja butuh permodalan juga.
Petani pelaksana usaha tani tidak ubahnya seorang pengusaha industri.
Sekecil apa pun lahan garapannya, petani adalah industriawan. Pekerjanya disebut
buruh tani. Ini tidak beda dengan industri rumah tangga yang memproduksi tahu
goreng dan mempekerjakan satu-dua karyawan sehingga digolongkan industri
mikro atau industri kecil.
Kehidupan masyarakat pertanian inilah yang sebaiknya diatur dengan bijak
dalam perundangan dan perilaku politik, baik secara mikro maupun makro, yang
secara keseluruhan bisa kita sebut sebagai politik pertanian.
Bagaimana mengatur pertanian dalam hubungannya dengan pemangku
kepentingan, misalnya, dalam kebijaksanaan pangan nasional atau dengan
pemerintahan baik institusi yang paling rendah sampai yang paling tinggi dan
bagaimana menguasai segenap perundangan yang berlaku bagi bidang pertanian,
semua itu merupakan ranah makro dalam politik pertanian.

2.1. Pemikiran Konseptual


Kebijakan makro mencakup pemikiran konseptual dalam memberi arahan
kehidupan masyarakat petani supaya bisa lebih sejahtera. Semua itu berkisar pada
komoditas yang dikelola petani, baik berbentuk pertanian rakyat atau perkebunan,
korporasi atau koperasi, dan spesifik untuk setiap komoditas kelolaan.
Adapun secara vertikal politik pertanian dapat distratifikasi atas dasar situasi
dan kondisi lahan garapan, proses, maupun produk. Misalnya, bagaimana
kebijakan yang akan dianut terhadap lahan garapan di dataran tinggi atau rendah,
di tegalan atau pesawahan, di pesisir atau pegunungan.
Dalam proses, stratifikasi inilah kemudian dapat diadakan antara lain
pengelolaan budidaya intensif atau ekstensif, pemanfaatan benih varietas lokal
atau varietas bersertifikat, pemupukan organik atau anorganik.

3 | Konsep Politik Pertanian


Stratifikasi dalam produk juga bisa dilakukan, misalnya produk yang
diorientasikan untuk ekspor atau untuk kepentingan domestik, penting tidaknya
pemilahan (grading), dan perhatian terhadap pengepakan produk.
Semuanya itu merupakan stratifikasi vertikal dalam politik pertanian. Dalam
mengembangkan politik pertanian sebagai ilmu, tentunya sampai pada pemikiran
bagaimana ideologi pertanian perlu diciptakan sehingga pembangunan pertanian
bukan saja meraih posisi ekonomi yang menguntungkan, melainkan juga tetap
menjaga budaya masyarakat petani yang serba manusiawi.
Pembangunan ekonomi dan budaya perlu tetap menjadi isi keilmuan politik
pertanian yang diemban dan dikembangkan. Secara vertikal dicapai modernisasi
melalui teknologi maju, dan secara horizontal tidak mengabaikan sosial-
budayanya.
Pertanian subsisten memang sudah tidak sesuai lagi dalam konstelasi
ekonomi modern. Namun, semaju apa pun kondisi masyarakat tani, ideologi
petani adalah membawa bidang pertanian agar menghidupi dan mumpuni.
Seorang sarjana pertanian sebaiknya menguasai keilmuannya dengan pengetahuan
ideologi pertanian.

2.2. Agropolitik
Ilmu untuk berkembang hanya bisa dicapai melalui kegiatan berbagai
penelitian. Begitu pula politik pertanian sebagai ilmu harus ditunjang oleh
berbagai penelitian agar bisa terus berkembang dan akhirnya bisa memajukan
masyarakat petani.
Di samping majunya agribisnis yang digelorakan dalam bisnis petani, perlu
ada agropolitik yang diserapkan di kalangan masyarakat. Dengan demikian, orang
memandang pertanian tidak sekadar cukup bila melihat hamparan sawah dari tepi
jalan.
Agropolitik atau politik pertanian sebagai ilmu mengajarkan kita berpikir
konseptual untuk bidang pertanian. Pertanian bukan suatu bidang yang cukup
dihadapi secara reaktif saja dan secara pragmatis bisa dicarikan solusi sesaat,
kemudian dianggap selesai permasalahannya.

4 | Konsep Politik Pertanian


Pertanian dengan pemilikan lahan kurang dari 0,5 hektar selalu dinyatakan
gurem karena dengan lahan seluas itu bagaimana dia bisa dibawa maju. Kalau
lahan itu berupa pesawahan dan bisa ditanami padi dua kali setahun, petani
pengelola lahan itu toh tidak bisa terlepas dari belenggu kemiskinan.
Dengan berbasis pemikiran luas lahan garapan demikian saja, barangkali
pertanian baru bisa tidak memiskinkan kalau lahan petani bisa lebih luas sehingga
mencapai 10 hektar. Bagaimana bisa sampai ke sana, diharapkan ilmu agropolitik
bisa menjawabnya secara konseptual.
Puluhan petani gurem itu bisa mengelompok dan membentuk kelompok tani
sehingga memudahkan penyaluran subsidi sarana produksi. Petani bisa menaikkan
produksi padinya dan membisniskan produk berupa gabah kering panen ke Bulog.
Sampai di situ sajakah yang dinamakan agribisnis petani?
Ilmu agropolitik harus bisa menelurkan pemikiran konseptual bagaimana
petani sebagai industriawan tidak hanya puas dengan bisnis produk mentahan. Ke
depan, agropolitik berperan mengubah pandangan tradisional pertanian itu
menjadi rasional industrial yang bisnis produk industrinya juga menjadi bisnis
petani dan membudaya.
Begitu juga terhadap petani dengan produk hortikultura. Perlu pemikiran
konseptual dalam agropolitik sehingga perilaku industrial mengubah budaya yang
menjadikan stigma pertanian hortikultur tidak sekadar sampai proses produksi
mentahan.

2.3. Nilai Tambah


Pemikiran konseptual dalam ilmu politik pertanian yang kemudian saya
sebut dengan istilah agropolitik juga sampai pada bagaimana mencapai nilai
tambah. Secara tradisional petani sebenarnya sudah meresapi pengertian nilai.
Kepuasan dalam mencapai suatu nilai lebih bisa dihayati meski nilai tidak
terukur. Maka, dalam mencapai nilai yang lebih baik kepuasan bisa diwujudkan
jadi nilai tambah yang lebih realistis dan konkret.
Artinya, pertanian dengan basis pemikiran industrial yang berteknologi
maju merupakan sistem dari hulu sampai hilir dengan orientasi nilai tambah yang

5 | Konsep Politik Pertanian


senantiasa bertambah besar, baik melalui peningkatan mutu maupun efisiensi
kerja.
Dengan wacana seperti yang saya kemukakan di atas, rasa-rasanya
pendidikan pertanian Fakultas Pertanian saat ini (mudah-mudahan saya salah)
kurang memperhatikan pengembangan agropolitik atau ilmu politik pertanian
dalam pendidikannya.
Berpikir secara parsial-sektoral memang tercapai, tetapi menelurkan
menjadi pemikiran konseptual budaya masih kurang bisa dikuasai. Mudah-
mudahan dalam era modernisasi saat ini, baik dalam teknologi informasi dan
komunikasi maupun bioteknologi, politik pertanian atau agropolitik sebagai ilmu
perlu lebih diperhatikan para pendidik.
Dengan demikian, lahir sarjana-sarjana pertanian yang mampu memajukan
pembangunan pertanian tidak hanya dalam bisnis ekonomi, tetapi juga seutuhnya
dalam pembangunan budaya, agrikultur-agropolitik-agribisnis.

6 | Konsep Politik Pertanian


BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Agropolitik atau politik pertanian sebagai ilmu mengajarkan kita berpikir
konseptual untuk bidang pertanian. Pertanian bukan suatu bidang yang cukup
dihadapi secara reaktif saja dan secara pragmatis bisa dicarikan solusi sesaat,
kemudian dianggap selesai permasalahannya.
Pemikiran konseptual dalam ilmu politik pertanian yang kemudian saya
sebut dengan istilah agropolitik juga sampai pada bagaimana mencapai nilai
tambah. Secara tradisional petani sebenarnya sudah meresapi pengertian nilai.

3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami peranan
Konsep Politik Pertanian sebagai upaya meningkatkan tingkat kesejahteraan dan
pembangunan pertanian, sehingga perlu pengkajian lebih mendalam guna memperbaiki
sistem pertanian di Indonesia saat ini.

7 | Konsep Politik Pertanian


DAFTAR PUSTAKA

Widodo, Sri. 2012. Politik Pertanian. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.


Sadjad, Samso’ed. 2012. Politik Pertanian Sebagai Ilmu.[ http://budisansblog.
blogspot.com/2012/05/politik-pertanian-sebagai-ilmu.html] Jakarta : Harian
Kompas.

Anda mungkin juga menyukai