MAKALAH ORGANISASI Maulidya
MAKALAH ORGANISASI Maulidya
ORGANISASI SOSIAL
Oleh:
Maulidya Cahyani
1814181015
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai
sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.
Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi
sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Lembaga sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan
antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan
Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengartian yang
berbeda. Lembaga yangg tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam
suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga
sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tatatertib, anggota dan tujuan yang
jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki wujud kongkret, sementara Lembaga
berwujudabstrak.
Keberadaan organisasi sosial tidak lepas dari adanya nilai dan norma dalam
masyarakat. Di mana nilai merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan
dianggap penting oleh masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai sosial,
masyarakat menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma sosial. Nilai
dan norma inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam kehidupan bersama.
Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga
sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami
proses institutionalizationmenghasilkan organisasi sosial.
Pada awalnya organisasi sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting
dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu
yang saling membutuhkan , kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan
norma kemasyarakatan.
Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga apabila norma tersebut :
1. Diketahui
2. Dipahami dan dimengerti
3. Ditaati
4. Dihargai
Organisasi sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur
hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi.
Lembaga dengan Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki
pengartian yang berbeda. Organisasi yang tidak mempunyai anggota tetap
mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi
merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan,
tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki
wujud kongkret, sementara Lembaga berwujudabstrak. Istilah lembaga sosial oleh
Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan. Istilah lembaga
kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan tetapi, ada yang
mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan social institution. Hal ini
dikarenakan social institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur
perilaku para anggota masyarakat. Sebagaimana Koentjaraningrat mengemukakan
bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat
pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus
dalam kehidupan masyarakat. Istilah lain adalah bangunan sosial, terjemahan dari
kata sozialegebilde (bahasa Jerman) yang menggambarkan bentuk dan susunan
institusi tersebut. Namun, pembahasan ini tidak mem- persoalkan makna dan arti
istilah-istilah tersebut. Dalam hal ini lebih mengarah pada lembaga kemasyarakatan
atau lembaga sosial, karena pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk
sekaligus juga mengandung pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma
dalam lembaga tersebut. Menurut Robert Mac Iver dan Charles H. Page, mengartikan
lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk
mengatur hubungan antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat. Sedangkan
Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat lembaga dari sudut fungsinya.
Menurut mereka, lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai suatu jaringan dari
proses- proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia yang berfungsi
untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola- polanya, sesuai dengan
kepentingan-kepentingan manusia dan sekelompoknya.
Selain itu, seorang sosiolog yang bernama Summer melihat lembaga kemasyarakatan
dari sudut kebudayaan. Summer meng- artikan lembaga kemasyarakatan sebagai
perbuatan, cita-cita, dan sikap perlengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal
serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Oleh
karenanya, keberadaan lembaga sosial mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial.
Dengan demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian tata cara dan prosedur
yang dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap masyarakat baik
masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini disebabkan setiap
masyarakat menginginkan keteraturan hidup.
Suatu organisasi mempunyai arti penting dalam masyrakat , karena organisasi dapat
membantu/mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam lingkungan dan
kehidupannya, organisasi bisa sebagai pendukung proses sosialisasi yang berjalan di
sebuah lingkungan bermasyrakat ,yang paling utama organisasi merupakan tempat
/wadah aspirasi dari seklompok individu yang berbeda beda contohnya adalah
komunitas pecinta bus ,yaitu bismania community ,komunitas ini merupakan seuatu
wadah tempat berkumpul ,sharing ,para penggemar bus dari seluruh penjuru
indonesia .organisasi juga bisa dapat digunakan sebagai tempat pengontrolan
/pengawasn terhadap kebijakan kebijakan dan kerja dari sebuah pemerintahan yang
sedang berjalan .atau bisa disebut organisasi berbasis politik .organisasi bisa menjadi
penyokong dalam suatu pemerintahan .
Maka dari itu , banyak yang bisa kita dapatkan dari sebuah organisasi. Kita dapat
menuangkan ide positif , aspirasi kita ,dan dengan organisasi kita bisa mendpatkan
arti pentingnya kebersamaan dalam mencapai sebuah tujuan bersama.
1.5. Ciri-Ciri Organisasi Sosial
2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat
sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan
informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat
organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
3. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran
serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola
kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang
tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih
tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial
memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak
langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
4. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih
lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
1. Organisasi Formal
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang
menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan
tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-
saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas
terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya.
2. Organisasi informal
1. Organisasi Sosial
2. Organisasi Bisnis
a. OrganisasiResmi
a. Organisasi Primer
Organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional
anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban
yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-
keluarga tertentu.
b. Organisasi Sekunder
a. Organisasi Normatif
Adalah pihak elite menjalankan organisasi/ mengawasi anggota lebih dominan
menggunakan kekuasaan normatif (persuasif). Bentuk partisipasi anggota adalah
dengan komitmen moral.
b. Organisasi Utilitarian
c. Organisasi Koersi
Adalah pihak elite menggunakan kekuasaan koersi dalam mengawasi anggotanya.
Koersi adalah segala jenis paksaan, ancaman, dan intimidasi yang digunakan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Bryson, J.M., 2003. Strategi Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.