Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ORGANISASI SOSIAL

Oleh:

Maulidya Cahyani
1814181015

JURUSAN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
I. ORGANISASI SOSIAL

1.1 Definisi Organisasi Sosial

Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai
sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.
Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi
sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

Lembaga sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan
antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan
Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengartian yang
berbeda. Lembaga yangg tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam
suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga
sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tatatertib, anggota dan tujuan yang
jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki wujud kongkret, sementara Lembaga
berwujudabstrak.

1.2. Hakekat Organisasi Sosial

Keberadaan organisasi sosial tidak lepas dari adanya nilai dan norma dalam
masyarakat. Di mana nilai merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan
dianggap penting oleh masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai sosial,
masyarakat menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma sosial. Nilai
dan norma inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam kehidupan bersama.
Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga
sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami
proses institutionalizationmenghasilkan organisasi sosial.

1.3. Proses Terbentuknya Organisasi Sosial

Pada awalnya organisasi sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting
dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu
yang saling membutuhkan , kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan
norma kemasyarakatan.
Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga apabila norma tersebut :

1. Diketahui
2. Dipahami dan dimengerti
3. Ditaati
4. Dihargai

Organisasi sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur
hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi.
Lembaga dengan Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki
pengartian yang berbeda. Organisasi yang tidak mempunyai anggota tetap
mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi
merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan,
tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki
wujud kongkret, sementara Lembaga berwujudabstrak. Istilah lembaga sosial oleh
Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan. Istilah lembaga
kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan tetapi, ada yang
mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan social institution. Hal ini
dikarenakan social institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur
perilaku para anggota masyarakat. Sebagaimana Koentjaraningrat mengemukakan
bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat
pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus
dalam kehidupan masyarakat. Istilah lain adalah bangunan sosial, terjemahan dari
kata sozialegebilde (bahasa Jerman) yang menggambarkan bentuk dan susunan
institusi tersebut. Namun, pembahasan ini tidak mem- persoalkan makna dan arti
istilah-istilah tersebut. Dalam hal ini lebih mengarah pada lembaga kemasyarakatan
atau lembaga sosial, karena pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk
sekaligus juga mengandung pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma
dalam lembaga tersebut. Menurut Robert Mac Iver dan Charles H. Page, mengartikan
lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk
mengatur hubungan antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat. Sedangkan
Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat lembaga dari sudut fungsinya.
Menurut mereka, lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai suatu jaringan dari
proses- proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia yang berfungsi
untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola- polanya, sesuai dengan
kepentingan-kepentingan manusia dan sekelompoknya.

Selain itu, seorang sosiolog yang bernama Summer melihat lembaga kemasyarakatan
dari sudut kebudayaan. Summer meng- artikan lembaga kemasyarakatan sebagai
perbuatan, cita-cita, dan sikap perlengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal
serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Oleh
karenanya, keberadaan lembaga sosial mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial.

Fungsi-fungsi tersebut antara lain:

a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam

menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok.

b. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.

c. Memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan


terhadap tingkah laku para anggotanya.

Dengan demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian tata cara dan prosedur
yang dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap masyarakat baik
masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini disebabkan setiap
masyarakat menginginkan keteraturan hidup.

1.4. Peranan Organisasi Sosial

Suatu organisasi mempunyai arti penting dalam masyrakat , karena organisasi dapat
membantu/mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam lingkungan dan
kehidupannya, organisasi bisa sebagai pendukung proses sosialisasi yang berjalan di
sebuah lingkungan bermasyrakat ,yang paling utama organisasi merupakan tempat
/wadah aspirasi dari seklompok individu yang berbeda beda contohnya adalah
komunitas pecinta bus ,yaitu bismania community ,komunitas ini merupakan seuatu
wadah tempat berkumpul ,sharing ,para penggemar bus dari seluruh penjuru
indonesia .organisasi juga bisa dapat digunakan sebagai tempat pengontrolan
/pengawasn terhadap kebijakan kebijakan dan kerja dari sebuah pemerintahan yang
sedang berjalan .atau bisa disebut organisasi berbasis politik .organisasi bisa menjadi
penyokong dalam suatu pemerintahan .

Maka dari itu , banyak yang bisa kita dapatkan dari sebuah organisasi. Kita dapat
menuangkan ide positif , aspirasi kita ,dan dengan organisasi kita bisa mendpatkan
arti pentingnya kebersamaan dalam mencapai sebuah tujuan bersama.
1.5. Ciri-Ciri Organisasi Sosial

Ciri-ciri organisasi sosial antara lain :

1. Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah


dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan
berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan
operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat
berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.

2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat
sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan
informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat
organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.

3. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran
serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.

Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai


berikut :

1. Formalitas, merupakan organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya


perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur,
kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.

2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola
kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang
tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih
tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.

3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial
memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak
langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.

4. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih
lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.

1.6. Sasaran Organisasi Sosial


Organisasi yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal.
Oleh karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarka
kriteria-kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya
adalah:

1. Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations), yaitu organisasi


yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya
maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut
pembayaran penuh dari penerima servis.

2. Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations),


yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam
pembayaran dalam bentuk tertentu.

3. Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)

4. Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations)

5. Organisasi-organisasi pemerintah (government organizations)

6. Organisasi-organisasi sosial (social organizations

1.7. Macam-macam Organisasi Sosial

1.7.1. Berdasarkan Proses Pembentukan

Berdasarkan proses pembentukannya organisasi sosial dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Organisasi Formal

Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang
menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan
tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-
saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas
terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya.

2. Organisasi informal

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar


maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang
menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan
tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal
adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama.

1.7.2. Berdasarkan Tujuannya

Berdasarkan Tujuan dibentuknya organisasi sosial dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Organisasi Sosial

Organisasi sosial adalah organisasi yang mempunyai tujuan sosial.


Organisasi semacam ini tidak berharap keuntungan dalam bentuk materi.
Tujuan utama organisasi ini untuk melayani kepentingan masyarakat, tanpa
menghitung untung rugi. Organisasi semacam ini banyak muncul di tengah-
tengah masyarakat. Mereka yang mendirikan organisasi semacam ini
biasanya mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Orang-orang yang mempunyai
kepedulian terhadap kondisi masyarakatnya. Contoh organisasi sosial adalah
organisasi dalam bentuk yayasan penyandang cacat, panti asuhan, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) dan lain-lain.

2. Organisasi Bisnis

Organisasi yang tujuannya mendapatkan keuntungan. Organisasi bisnis


semacam ini dikelola oleh perusahaan perseorangan dan ada pula yang
berupa perusahaan milik bersama. Kegiatan semacam ini bisa berupa
perusahaan produksi, perdagangan, maupun jasa.

1.7.3 Berdasarkan Hubungannya Dengan Pemerintah

Berdasarkan hubungan dengan pemerintah organisasi sosial dibagi menjadi dua,


yaitu:

a. OrganisasiResmi

Organisasi resmi adalah organisasi yang terdaftar di lembaga pemerintahan.


Organisasi ini bisa langsung dibentuk oleh pemerintah atau berhubungan
dengan pemerintahan. Organisasi yang langsung dibentuk oleh
pemerintahan karena segala aturan dan pelaksanaanya diatur langsung oleh
pemerintah. Tetapi tidak dibentuk oleh pemerintahan. Kegiatan ini memiliki
hubungan yang erat untuk membantu kelancaran dan pelaksanaan dalam
kegiatan pemerintahan. Organisasi resmi yang dibentuk oleh pemerintah
misalnya organisasi di Departemen Pendidikan, Departemen Agama, dan
lain-lain. Organisasi yang terdaftar di pemerintah, tetapi tidak dibentuk oleh
pemerintah, misalnya Muhammadiyah, NU, dan lain-lain. Organisasi ini
pelaksanaannya tidak diatur oleh pemerintah, tetapi diatur sendiri. Hanya
saja, keberadaanya banyak membantu dalam kegiatan pemerintahan.

b. Organisasi Tidak Resmi

Organisasi tidak resmi adalah organisasi yang tidak ada hubungannya


dengan pemerintahan dan tidak terdaftar di pemerintahan. Organisasi ini
hanya semacam organisasi biasa untuk pengembangan suatu bakat tertentu
sehingga keberadaanya tidak harus izin atau tidak perlu untuk didaftar di
pemerintahan.

1.7.4 Menurut Hicks

Organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder


menurut Hicks:

a. Organisasi Primer

Organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional
anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban
yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-
keluarga tertentu.

b. Organisasi Sekunder

Organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan


kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah,
tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji
ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak
kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju
mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.

1.8. Jenis – jenis Organisasi Sosial

a. Organisasi Normatif
Adalah pihak elite menjalankan organisasi/ mengawasi anggota lebih dominan
menggunakan kekuasaan normatif (persuasif). Bentuk partisipasi anggota adalah
dengan komitmen moral.

b. Organisasi Utilitarian

Adalah pihak elite mengawasi anggota dominan menggunakan kekuasaan utilitarian.


Partisipasi anggota berdasarkan komitmen perhitungan yaitu pemikiran hubungan
bisnis, sangat perhitungkan untung rugi.

c. Organisasi Koersi
Adalah pihak elite menggunakan kekuasaan koersi dalam mengawasi anggotanya.
Koersi adalah segala jenis paksaan, ancaman, dan intimidasi yang digunakan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Bryson, J.M., 2003. Strategi Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.

Cohen Bruce J. 1983. Sosiologi Suatu Pengantar. Bina Aksara. Jakarta.

Winardi, J. 2003. Teori Organisasi & Pengorganisasian. Rajawali Pers. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai