Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

“Pengambilan Contoh Benih”

Oleh:

PUTU SINTYA PURNAMA DEWI


NIM. D1B117187

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk


memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis
benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan
pertanaman. Benih merupakan sarana penting dalam produksi pertanian dan
menjadi faktor pembawa perubahan (agent of change) teknologi dalam bidang
pertanian. Peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;
salah satu aspek penentu utama keberhasilannya adalah: digunakannya benih
varietas unggul dengan disertai teknik budidaya yang lebih baik dibandingkan
masa sebelumnya.
Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan.
Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di
kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan
kegagalan hasil pada pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu perlu adanya
pengujian benih untuk mendapatkan benih yang baik untuk pertanian yang
diusahakan. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan konsumen, dalam hal ini
adalah petani mengalami kerugian.
Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa
bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu.
Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada
wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pada saat penarikan contoh, tangan
dimasukkan dengan telapak tangan terbuka, dan pada saat dikeluarkan jari-jari
tangan hendaknya menggenggam benih secara rapat, sehingga tidak ada satu pun
benih yang terlepas ketika tangan dikeluarkan dari dalam wadah. Benih-benih
yang terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut contoh primer,
sedangkan gabungan contoh-contoh primer disebut contoh komposit. Contoh
benih yang diambil secara acak dari contoh komposit ini dapat digunakan sebagai
contoh kiriman. Dari contoh kiriman ini kemudian diambil contoh kerja secara
acak.
Beberapa ketentuan dalam pengamilan contoh benih adalah (1) pengambilan
contoh dilakukan secara acak dari setiap wadah atau aliran benih, (2) benih-benih
yang lengket diambil cotohnya dengan tangan, (3) benih yang disimpan dalam
wadah kecil seperti kaleng, wadah yang kedap air, kantong kertas, contoh
benihnya sebaiknya diambil sebelum diwadahkan, jika idak memungkinan maka
sejumlah wadah yang mewakili harus dibuka kemudian disegel kembali atau
dipindahkan ke wadah yang baru, dan (4) benih lainnya diambil dengan
menggunakan alat seperti stick trier.
Contoh benih sesuai ketetapan terdiri dari contoh primer, contoh komposit,
cotoh kiriman dan contoh kerja. Contoh-contoh primer yang menunjukkan
perwujudan yang seragam digabung menjadi contoh komposit. Biasanya contoh
komposit terlalu banyak untuk langsung dikirim ke laboratorium, karena itu
diadakan pengurangan sesuai dengan bobot yang telah ditetapkan bagi tiap-tiap
spesies.Oleh karena itu maka perlu dilakukan praktikum pengambilan contoh
benih.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum mengenai
“Pengambilan Contoh Benih”.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara


pengambilan contoh benih agar didapatkan sejumlah contoh benih yang sesuai
untuk pengujian dan mencerminkan sifat atau keadaan dari kelompok benih.
Kegunaan dari pelaksanaan praktikum ini yaitu agar mahasiswa
mengetahui cara pengambilan contoh benih agar didapatkan sejumlah contoh
benih yang sesuai untuk pengujian dan mencerminkan sifat atau keadaan dari
kelompok benih.
BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

Benih merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam


budidaya tanaman, karena faktor tersebut ikut menentukan produksi. Kualitas
benih itu sendiri akan ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasakan
benih, panen dan perontokan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase
pertumbuhan di persemaian (Vidda, 2014).
Prosedur pengambilan contoh benih padi harus mengikuti aturan yang
telah ditentukan seperti yang tercantum pada ISTA. pengambilan contoh benih
dimulai dari pengambilan contoh primer lalu menggabungkannya menjadi contoh
komposit serta membuat contoh kirim. Untuk membuat contoh kerja, benih harus
dibagi terlebih dahulu dengan beberapa metode baik secara mekanik, pengacakan
dengan cangkir dan menggunakan sendok. Timbang benih sesuai jumlah contoh
kerja yang ditetapkan dan selebihnya dapat disimpan sebagai cadangan untuk
digunakan pada pengujian mutu benih yang lainnya (Samuel, 2013).
Pengujian tidak hanya untuk mengukur prosentase perkecambahan tapi
juga mengukur proses deterioratif sebelum akhirnya kehilangan kemampuan
untuk berkecambah (Budi, 2009).
Pelapisan benih dengan insektisida atau seed coating dapat melindungi
benih dari hama dan penyakit yang menyerang benih pada fase vegetatif awal,
sehingga pertumbuhan tanaman tidak terganggu dan dapat bertahan sampai pada
fase akhir (Sumadi et al., 2016).
Mutu benih mencakup mutu genetis, mutu fisiologis dan mutu fisis. Mutu
genetis ditentukan oleh derajat kemurnian genetis sedangkan mutu fisiologis
ditentukan oleh laju kemunduran dan vigor benih. Mutu fisis ditentukan oleh
kebersihan fisis (Cut, 2009).
Benih sebagai bahan tanaman dalam arti sempit ialah biji generatif dan
dalam arti luas ialah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk perbanyakan
tanaman. Dalam buku ini, pengertian benih hanya difokuskan pada biji generatif.
Mutu benih sebagai cerminan dari teknik produksi benih dan penanganan benih
(mutu fisik dan fisiologikbenih) dan asal benih/sumber benih (mutu genetik)
berperan penting untuk menyediakan bahan perbanyakan tanaman yang memiliki
kemampuan untuk tumbuh dengan baik padatingkat produktivitas yang tinggi
(Dede, 2015).
Hal yang paling mendasar dalam produksi kedelai adalah penggunaan
benih. Untuk menghasilkan kedelai yang baik, benih yang digunakan harus
merupakan benih unggul dan bermutu tinggi. Syarat benih bermutu tinggi adalah:
(1) murni dan diketahui varietasnya; (2) memiliki daya kecambah yang tinggi
(>80%); (3) mempunyai vigor yang baik, yaitu dapat tumbuh cepat dan serempak,
serta kecambahnya sehat; (4) bersih dan tidak tercampur biji rumput, kotoran
benih atau biji tanaman lain; (5) sehat, tidak terinfeksi cendawan yang dapat
menyebabkan kecambah menjadi busuk; (6) bernas, tidak keriput, tidak ada bekas
gigitan serangga, serta telah benar-benar kering (Fauzah, 2014).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Unit


Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, pada hari Senin, 25 Februari
2019 pukul 15.45 sampai selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan praktikum kali ini yaitu benih kedelai, jagung, padi
sawah, kacang hijau, label, plastik dan sampel.
Alat yang digunakan yaitu mangkok, baki, spatula, sendok, dan timbangan
analitik.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada pelaksanaan praktikum kali ini yaitu:


1. Mengambil sejumlah benih dari suatu kelompok benih dengan satu kali
pengambilan (disebut dengan contoh primer).
2. Contoh yang telah diambil digabungkan (disebut dengan contoh komposit)
3. Contoh komposit dikurangkan secara merata hingga ukurannya memenuhi
syarat yang telah ditetapkan (Lampiran 1) (disebut dengan contoh kiriman).
Benih ini digunakan untuk keperluan pengujian mutu, biasanya oleh pemilik
benih dikirim ke laboratorium benih.
4. Contoh kiriman dikurangkan secara merata dan bertahap sesuai dengan bobot
yang ditetapkan dalam proses pengujian mutu (Lampiran 1) (disebut dengan
contoh kerja). Pengambilan contoh kerja dilakukan dengan cara mangkok,
cara sendok dan modifikasi cara parohan.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil praktikum kali ini dapat dilihat pada tabel berikut:


Jenis Contoh Cara Bobot Contoh (g)
Jenis Benih Benih Pengambilan
Contoh Benih
Primer Cara Sendok (80.82), (90.28),
(73.00), (80.24), (78.34)
Padi Sawah
Komposit Cara Sendok 408.68
Kiriman Cara Sendok 205,54
Kerja Cara Sendok 106,92
Primer Cara Modifikasi (88,36), (90,77),
Kedelai Parohan (94,82), (98,49),
(106,05)
Komposit Cara Modifikasi 478, 49
Parohan
Kiriman Cara Modifikasi 251,19
Parohan
Kerja Cara Modifikasi 127,43
Parohan
Primer Cara Sendok (44,75), (50,26),
(49,04), (44,83), (43,20)
Kacang Hijau Komposit Cara Sendok 237,08
Kiriman Cara Sendok 114,94
Kerja Cara Sendok 62,19
Primer Cara Mangkok (77.68), (84.54),
(88.50), (77.97), (71,59)
Jagung
(Z. mays L.) Komposit Cara Mangkok 400.28
Kiriman Cara Mangkok 208.80
Kerja Cara Mangkok 99.71
4.2. Pembahasan

Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan.


Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di
kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan
kegagalan hasil pada pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu perlu adanya
pengujian benih untuk mendapatkan benih yang baik untuk pertanian yang
diusahakan. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan konsumen, dalam hal ini
adalah petani mengalami kerugian.
Sebagai langkah pertama dalam pengujian mutu benih adalah
menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam dan memenuhi
persyratan yang telah idtentukan oleh ISTA.
Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa
bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu.
Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada
wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pada saat penarikan contoh, tangan
dimasukkan dengan telapak tangan terbuka, dan pada saat dikeluarkan jari-jari
tangan hendaknya menggenggam benih secara rapat, sehingga tidak ada satu pun
benih yang terlepas ketika tangan dikeluarkan dari dalam wadah. Benih-benih
yang terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut contoh primer,
sedangkan gabungan contoh-contoh primer disebut contoh komposit. Contoh
benih yang diambil secara acak dari contoh komposit ini dapat digunakan sebagai
contoh kiriman.
Pada tanaman padi (Oryza sativa) benih diambil dengan menggunakan
tangan kemudian disimpan dalam wadah 1, 2, 3, 4 dan 5 sehingga didapatkan
bobot contoh primer 1 setelah ditimbang sebesar 80,92 gram, contoh primer 2=
90,28 gram, contoh primer 3= 73,00, contoh primer 4= 80,24 dan contoh primer
5= 78.34. Setelah didapatkan contoh primer selanjutnya contoh primer 1, 2, 3, 4
dan 5 digabung kedalam satu wadah yang disebut sebagai contoh
komposit=408.68 gram. Contoh komposit dikurangkan dengan menggunakan cara
sendok sehingga didapatkan contoh kiriman sebesar 205,54.gram. Contoh kerja
berasal dari hasil pengurangan contoh kiriman yang dikurangkan secara merata
dan bertahap sesuai dengan bobot yang ditetapkan dalam proses pengujian mutu
sehingga didapatkan contoh kerja sebesar 106,92.gram.
Pada tanaman Kedelai (Glycine max) benih diambil dengan menggunakan
tangan kemudian disimpan dalam wadah 1, 2, 3, 4 dan 5 sehingga didapatkan
bobot contoh primer 1 setelah ditimbang sebesar 88, 36 gram, contoh primer 2=
90,77 gram, contoh primer 3= 94,82, contoh primer 4= 98,49 dan contoh primer
5= 106,05. Setelah didapatkan contoh primer selanjutnya contoh primer 1, 2, 3, 4
dan 5 digabung kedalam satu wadah yang disebut sebagai contoh komposit=
478,49 gram. Contoh komposit dikurangkan dengan menggunakan cara parohan
sehingga didapatkan contoh kiriman sebesar 251,19.gram. Contoh kerja berasal
dari hasil pengurangan contoh kiriman yang dikurangkan secara merata dan
bertahap sesuai dengan bobot yang ditetapkan dalam proses pengujian mutu
sehingga didapatkan contoh kerja sebesar 127,43.gram.
Pada tanaman jagung (Zea mays) benih diambil dengan menggunakan
tangan kemudian disimpan dalam wadah 1, 2, 3, 4 dan 5 sehingga didapatkan
bobot contoh primer 1 setelah ditimbang sebesar 77,68 gram, contoh primer 2=
84,54 gram, contoh primer 3= 88,50, contoh primer 4= 77,97 dan contoh primer
5= 71,59. Setelah didapatkan contoh primer selanjutnya contoh primer 1, 2, 3, 4
dan 5 digabung kedalam satu wadah yang disebut sebagai contoh
komposit=400,28 gram. Contoh komposit dikurangkan dengan menggunakan cara
mangkok sehingga didapatkan contoh kiriman sebesar 208, 80 gram. Contoh
kerja berasal dari hasil pengurangan contoh kiriman yang dikurangkan secara
merata dan bertahap sesuai dengan bobot yang ditetapkan dalam proses pengujian
mutu sehingga didapatkan contoh kerja sebesar 99,71.gram.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat saya berikan pada praktikum kali ini yaitu
pengambilan contoh benih dilakukan melalui beberapa tahapan-tahapan.
Diantaranya pengambilan contoh primer, kemudian pengambilan contoh
komposit, lalu pengambilan contoh kiriman dan yang terakhir pengambilan
contoh kerja. Contoh kerja didapatkan dengan jalan pengurangan yang bertahap
dari contoh kiriman dengan berat yang telah ditetapkan. Pengambilan contoh kerja
dapat dilakukan dengan cara mangkok, cara sendok dan modifikasi cara parohan.

5.2. Saran

Saran saya pada praktikum selanjutnya asisten mampu memberi


penjelasan yang bisa dimengerti dengan baik oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Budi DW . 2009. Pengujian Benih. IPB, Bogor.

Cut NI. 2009. Uji viabilitas dan vigor benih beberapa varietas padi (Oryza sativa
L.) yang diproduksi pada temperatur yang berbeda selama kemasakan.
Jurnal Floratek, 2(1): 37-42.

Dede JS. 2015. Standar Pengujian dan Mutu Benih Tanaman Hutan. Forda Press,
Bogor.

Fauzah S. 2014. Pengaruh pengeringan terhadap kualitas benih kedelai (Glycine


max (L.) Merr). Jurnal Produksi Tanaman, 2(5): 388-394.

Samuel, Purnamaningsih SL, Kendarini N. 2010. Pengaruh kadar air terhadap


penurunan mutu fisiologis benih kedelai (Glycine max (L) Merill) varietas
gepak kuningl selama dalam penyimpanan. Jurnal Agronomi, 1 (1): 1-13.

Sumadi P, Suryatmana D, Sobardini. 2016. Pengaruh aplikasi pelapisan benih


terhadap viabilitas benih terdeteriorasi serta pertumbuhan tanaman
kedelai. Jurnal Kultivasi, 15(2): 107-113.

Vidda, 2014. Aspek Pentingnya Benih dalam Budidaya Pertanian.


https://www.academia.edu/6300496/Aspek_pentingnya_benih_untuk_budi
daya_pertanian. Diakses pada tanggal 26 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai