Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga telah lama dipandang sebagai suatu lingkup yang paling vital bagi tumbuh-
kembang yang sehat. Keluarga memiliki penngaruh penting pada pembentukan identitas dan
rasa percaya diri seseorang. Terhadap suatu keterkaitan yang kuat antara keluarga dan status
kesehatan anggotanya. Peran keluarga amat penting dalam setiap aspek pelayanan kesehatan
individu keluarganya. Mulai dari tahap promosi kesehatan hingga dalam tahap rehabilitasi.
Pengkajian dari pemkajian dari pemberi layanan kesehatan keluarga adalah hal paling penting
membawa tiap anggota keluarga mencapai tingkat kesejahteraan yang optimal (friedman
2012).

1.2 Tujuan

1. Tujuan umum

Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga sesuai


dengan konsep dan teori keperawatan keluarga.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar keperawatan keluarga

b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada salah satu keluarga diwilayah


kerja puskesmas

c. Mhasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan keluarga

BAB II
KONSEP KELUARGA
A. Tinjauan teori
1. konsep dasar teori keluarga
a. Definisi Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan

darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu

sama lain (Harmoko, 2012).Menurut Departemen Kesehatan RI, 2010 keluarga adalah

unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang

yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan.

Menurut Sutanto (2012) keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang

bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah

tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan

mempertahankan suatu budaya.

Menurut WHO (2012) keluarga merupakan anggota rumah tangga yang saling

berhubungan melalui pertalian darah , adopsi atau perkawinan (Setiadi, 2008). Sedangkan

menurut Depkes RI ( 2010) keluarga adalah inti terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008).

b. Struktur keluarga

Menurut Setiadi (2008), Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga

melaksanakan fungsinya di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-mac

am, diantaranya adalah :

1. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi,

dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

4. Patrilokal

Adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

5. Keluarga kawin

Adalah hubungan sepasang suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan

beberapa sanak saudara menjadi bagian keluaga karena adanya hubungan dengan

suami atau istri

c. Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga

1. The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.


2. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu
rumah
3. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan
diri

4. The childless family


Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi
pada wanita
5. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
6. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
7. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
8. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah
9. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll)
10. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
11. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

d. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman,
2010:

1. Pasangan baru (keluarga baru)


Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
(psikologis) keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran
anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang
lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling
repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada
usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7
tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

e. Fungsi Keluarga

1. Fungsi biologis

Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan kelangsungan

keturunan, tetapi juga memelihara dan membesarkan anak dengan gizi yang

seimbang, memelihara dan merawat anggota keluarga juga bagian dari fungsi

biologis keluarga.

2. Fungsi psikologis

Keluarga menjalankan fungsi psikologisnya antara lain untuk memberikan

kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga

membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga memberikan identitas

keluarga.

3. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin untuk membina sosialisasi pada anak membentuk

nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan

tidak boleh pada anak. Meneruskan nilai-nilai budaya

4.Fungsi ekonomi

Keluarga menjalankan fungsi ekonomisnya untuk mencari sumber-sumber

penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan yang akan datang,

misalnya pendidikan anak-anak dan jaminan hari tua .


5. Fungsi pendidikan

Keluarga menjalankan fungsi pendidikan untuk menyekolahkan anak dalam

rangka untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, membentuk prilaku

anak,, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai

dengan tingkat perkembangann

f. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Menurut Setiadi (2008), Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu

dipahami dan dilakukan, meliputi :

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal keadaan

kesehatan dan perubahan -perubahan yang dialami anggota keluarga.

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung

menjadi perhatian orang tua atau keluarga.

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini

merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat

sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga

yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.

Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah

kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi.

3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Seringkali keluarga telah

mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki

keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri. Anggota keluarga yang

mengalami gangguan kesehatan perlu mendapatkan tindak lanjut atau perawatan

agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi

pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki


kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama. Memodifikasi

lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

4. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

5. Mempertahankan hubungan timbal-balik antara keluarga dan lembaga kesehatan

(pemanfaatan kesehatan yang ada).

g. Peran Keluarga

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap

seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh

keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Kemampuan

keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan akan mempengaruhi status

kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan

dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga. Berikut ini tugas keluarga menurut

Friedman (2010), adalah sebagai berikut: mengenal masalah kesehatan; keluarga

mampu mengidentifikasi masalah-masalah dalam keluarga. Fungsi keluarga

membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, yaitu keluarga mampu membuat

keputusan dan merencanakan tindakan keperawatan keluarga, dalam melakukan

perawatan keluarga yakni keluarga mampu merawat anggota keluarga sebelum

anggota keluarga membawa anggota keluarga ke tempat pelayanan kesehatan.

Keluarga juga mampu mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat,

untuk kelangsungan hidup anggota keluarga, serta tetap mempertahankan hubungan

dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat. Keluarga akan menggunakan

fasilitas kesehatan sesuai dengan kemampuan keluarga.


h. Kemampuan Keluarga

Perilaku manusia sangat kompleks yang terdiri dari 3 domain yaitu kognitif,

afektif dan psikomotor . Ketiga domain tersebut lebih dikenal pengetahuan, sikap

dan praktik. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

karena digunakan untuk menerima informasi baru dan mengingat informasi

tersebut.

Saat keluarga diberikan informasi baru, maka keluarga tersebut akan

membentuk tindakan keluarga yang merujuk pada pikiran rasional, mempelajari fakta,

mengambil keputusan dan mengembangkan pikiran (Craven, 2011)

i. Stress Dan Koping Keluarga

STIMULUS KOPING ADAPTASI

Gambar : Stimulus – adaptasi ( Roy, 2011 )

2.KONSEP DASAR HIPERTENSI


a. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-
satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita
secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90
mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80
mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan
darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka
beberapa minggu.
b. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui.
Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer,
seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih
90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong
hipertensi sekunder.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain
kelainan pembul uh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit
kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari
penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan
lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri
bisa terjadi melalui beberapa cara:

- Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya
- Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri
besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
- Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume
darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami
pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun
atau menjadi lebih kecil.

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer,
didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi
didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar.
Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur),
apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor
genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga,


merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh
terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi,
diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada
saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak
beraktivitas.

c. Manifestasi Klinis Hipertensi

Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing,


muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa
pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan
ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di
otak, serta kelumpuhan.

d. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi


1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan
hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Harmoko. (2012 ). AsuhanKeperawatanKeluarga. Yogjakarta: PustakaPelajar.

Susanto, T. (2012).Buku Ajar KeperawatanKeluarga:


AplikasiTeoriPadaPraktikasuhankeperawatanKeluarga. Jakarta: Trans Info Media.

Suharto,
(2007).AsuhanKeperawatanKeluargadenganPendekatanKeperawatanTranskurtural.Jak
arta : EGC

Suprajitno, (2004).AsuhanKeperawatanKeluarga. Jakarta : EGC

Friedman, M. M. (1988). Keperawatan Keluarga:Teori dan Praktek Edisi 3. Jakarta : EGC.

Padila.(2012). Buku Ajar KeperawatanKeluarga. Yogyakarta: NuhaMedika.

Setiadi.(2008). Konsep& Proses KeperawatanKeluarga.Yogyakarta :GrahaIlmu

http://catur-cribo.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai