Anda di halaman 1dari 19

Nama : Ema Sartika

Nim :1652220032
Kelas :Pendidikan Biologi 1 2016
Resume 1
A. Organisasi makhluk hidup
1. Sel
Sel dianggap sebagai unit dasar kehidupan. Sebuah sel terikat oleh membran
sel dan memiliki inti yang bertindak sebagai otak dari sel. Sel diketahui membawa
konversi nutrisi menjadi energi, mereproduksi (pembelahan sel) sebagai
kebutuhan dan melaksanakan fungsi-fungsi khusus.
2. Jaringan
Jaringan merupakan kumpulan sel yang melakukan fungsi khusus. Sel yang
membentuk jaringan yang tidak perlu harus identik bagaimanapun, harus memiliki
asal yang sama.
3. Sistem organ
Sistem organ merupakan mekanisme yang kompleks yang melaksanakan
fungsi penting tubuh. Sistem organ dari suatu organisme saling bergantung, yaitu
mereka mengambil satu sama lain membantu untuk melaksanakan berbagai fungsi
tubuh.
4. Organisme
Organisme bisa berupa uniseluler atau multiseluler. Organisme yang sangat erat
kaitannya dapat dikelompokkan bersama di bawah satu spesies.
B. Ciri makhluk hidup
1. Bernapas
Bernapas (respirasi) merupakan proses mengambil oksigen dari lingkungan dan
mengeluarkan gas karbon dioksida dari tubuh.
2. Makan dan minum
Makanan dan minum berfungsi untuk menghasilkan energi, pertumbuhan, dan
mengganti sel tubuh yang rusak. Sedangkan, air berfungsi sebagai zat pelarut di
dalam tubuh
3. Bergerak
Alat gerak dapat berupa kaki untuk berlari, sirip untuk berenang, dan sayap untuk
terbang merupakan alat gerak makhluk hidup untuk bepindah tempat
4. Berkembang biak
Tujuannya makhluk hidup berkembang biak adalah melestarikan jenisnya.
5. Pada tingkat sel, metabolisme terjadi reaksi pembentukan dan perombakan
C. Metabolisme
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia
organik,Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk
mendapatkan energi.Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari
molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh. Metabolisme terdiri atas dua
proses sebagai berikut.
1. Anabolisme adalah proses-proses penyusunan energi kimia melalui sintesis
senyawa-senyawa organik contoh anabolisme seperti fotosintesis, sintesis lemak,
kemosintesis, sintesis protein.
a. Fotosintesis, fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan
menggunakan energi cahaya atau foton. Pada kloroplas terjadi transformasi
energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi
kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa
2. Katabolisme adalah proses penguraian dan pembebasan energi dari senyawa-
senyawa organik melalui proses respirasi. Contoh katabolisme, respirasi.
a. Respirasi
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad
hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan
dalam menjalankan fungsi hidup
1) Respirasi aerob
Respirasi aerob adalah reaksi pemecahan senyawa glukosa dengan
memerlukan oksigen.mempunyai 4 tahap, glikolisis, dekarboksilasi,
siklus krebs, transport elektron
2) Respirasi anaerob
Respirasi anaerob adalah proses pemecahan glukosa yang tidak
membutuhkan oksigen. Menghasilkan llebih sedikit energi
dibandingkan dengan aerob.
D. Struktur dan Fungsi Sel
1. Sel hewan
Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang
menyusun jaringan hewan. Sel hewan berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel
tumbuhan, karena mereka tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas, dan biasanya
mereka memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak
memiliki dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya.
2. Sel tumbuhan
Sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel tumbuhan
adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu sendiri. Sel tumbuhan cukup berbeda
dengan sel organisme eukariotik lainnya.
E. Aliran Energi
Aliran energi merupakan perpindahan energi dari satu oganisme ke organisme
lainnya
F. Sistem Pencernaan
sistem pencernaan berfungsi untuk mengambil makanan, memecahnya
menjadi molekul nutrisi yang lebih kecil, menyerap molekul tersebut ke dalam aliran
darah, kemudian membersihkan tubuh dari sisa pencernaan

Daftar Pustaka

Julianto, Tatang S. (2013). Biokimia. Yogyakarta: cv Budi Utama

Imam, K. (2010). Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta: UI press

Purwo, A. (2010). Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung: ITB

Wirahadikusuma, M. (2008). Biokomia Protein Enzim Dan Asam Nukleat. Bandung: ITB
Resume 2
ENZIM
A. Definisi Umum
Dalam system biologi enzim sebagai, reaksi kimia selalu memerlukan katalis. Tanpa
katalis sangat lama shg diperlukan. Enzim yg berfungsi sbg biokatalisator. Enzim
bersifat sangat spesifik, baik jenis reaksi maupun substratnya
B. Tigah sifat Umum Enzim
1. Kemampuan katalitiknya
2. Spesifisitas
Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim tertentu hanya dapat mengadakan
pengubahan pada zat tertentu pula. Dengan kata lain, enzim hanya dapat
mempengaruhi satu reaksi dan tidak dapat mempengaruhi reaksi lain yang bukan
bidangnya.
3. Kemampuan untuk diatur (regulasi)
C. Bagian-Bagian Enzim
1. Holoenzim, Komponen ini mudah mengalami denaturasi, misalnya oleh
pemanasan dengan suhu tinggi
2. Apoenzim/ apoprotein, ialah bagian protein dari suatu enzim, sifatnya tidak
tahan terhadap panas, serta memiliki fungsi dalam menentukan kekhususan
dari enzim
3. Gugus prostetik, kofaktor yang membentuk ikatan sangat erat baik secara
kovalen maupun non kovalen dengan apoenzim dan sukar terurai dalam
larutan
4. Koenzim, sifatnya termostabil (tahan terhadap panas) serta didalamnya
terkandung ribose dan fosfat.
5. Kofaktor, Merupakan bagian non protein dari enzim, bersifat stabil pada suhu
tinggi, dan tidak berubah pada akhir reaksi
D. Klasifikasi Enzim
E. Kerja Enzim
Reaksi tanpa enzim: Lambat Membutuhkan suhu yang tinggi ,Tekanan yang
tinggi. Reaksi enzimatis, Enzim memberikan suatu lingkungan yg spesifik di dalam
sisi aktifnya, sehingga reaksi secara energetik dapat lebih mudah terjadi. Enzim
mengikat substrat menciptakan jalan reaksi yg berbeda yg mempunyai fase transisi
lebih rendah dbanding reaksi tanpa enzim. Kekuatan enzim dlm mengkatalisis suatu
reaksi kemampuan enzim membawa substrat bersama-sama pd orientasi yang tepat
untuk terjadinya suatu reaksi.
F. Karakteristik sisi aktif enzim
merupakan bagian kecil dari enzim (Mengapa enzim harus memiliki ukuran
besar?). sisi aktif merupakan suatu cekukan yang bersifat 3 dimensi. memberikan
linkungan mikro yg sesuai utk terjadinya suatu reaksi kimia substrat terikat pada sisi
aktif dengan interaksi / ikatan yang lemah. Spesifitas enzim dipengaruhi oleh asam
amino yg menyusun sisi aktif suatu enzim.
Sisi aktif mempunyai 2 bagian yg penting:
1. Bagian yang mengenal substrat dan kemudian mengikatnya
2. Bagian yang mengkatalisis reaksi, setelah substrat diikat oleh enzim
G. Teori untuk menjelaskan kerja enzim
1. Teori untuk menjelaskan kerja enzim
Enzim memiliki struktur sisi spesifik yang cocok dengan substrat. Mampu
menerangkan spesifitas ensim ttp tidak dapat menerangkan stabilitas fase transisi
ensim. Substrat akan memasukki sisi aktif enzim berekasi menghasilkan suatu
prodak.
2. Induced Fit theory
Mempertimbangkan fleksibilitas protein, sehingga pengikatan suatu substrat pada
enzim menyebabkan sisi aktif mengubah konformasinya sehingga cocok dgn
substratnya.  dpt menerangkan fase transisi ES komplek
H. Faktor-faktor yg mempengaruhi kerja enzim
1. pH  setiap enzim mempunyai pH optimum utk bekerja.
contoh : pepsin  pH 2, amylase  pH 7.0
2. Temperatur  setiap kenaikan suhu 10˚C (sampai 40˚C), kecepatan reaksi naik 2
x lipatnya dan reaksi terhambat dan berhenti pada 60˚C.
3. [S] dan atau [E]
I. Kinetika Reaksi Enzimatis
Enzim sangat efisien dalam mengkatalis suatu reaksi, steady state (keseimbangan
reaksi) segera dapat tercapai apabila : Kecepatan pembentukan ES komplek sama
dengan kecepatan pemecahannya
J. Penghambatan Reaksi Enzimatis
Kerja enzim dapat dihambat secara reversible atau irreversible
1. Irreversible  pembentukan atau pemecahan ikatan kovalen dalam enzim
2. Reversible  suatu senyawa dapat terikat dan kemudian dpt lepas kembali
3. penghambatan competitive
inhibitor bersaing dgn substrat untuk terikat pd sisi aktif
4. penghambatan non-competitive
Inhibitor akan menempel pada enzim sehinggah merubah bentuk enzim dan
substrat tidak bisa memasukki sisi aktif enzim
K. Enzim allosteric
Enzim allosterik mengalami perubahan konformasi  sebagai respon terhadap
pengikatan modulator efektor
Daftar Pustaka

Wirahadikusumah, M. 1989, Biokimia protein, enzim, dan asam nukleat.


, Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Nurhalim, M. Shahib.2005. Biologi Molekuler. Bandung: Universitas Padjajaran
Poedjiadi, A., F.M. T. Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Resume 3
A. Definisi Karbohidrat
Karbohidrat biasanya didefinisikan sebagai polihidroksi aldehida dan keton
atau zat yang dihidrolisis menghasilkan polihidroksi aldehidaa dan keton. Senyawa
yang terbentuk dari molekul karbon, hidrpgen, dan oksigen. Rumus umumnya adalah
Cn(H2O).
B. Fungsi Karbohidrat
Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi yakni: Sumber bahan bakar, Sumber
energi utama dan dapat diganti dengan sumber energy yang lain pada beberapa organ
tubuh manusia, yaitu otak, lensa mata dan sel saraf. Bahan sintesis senyawa organic
lainnya. Pati dan glikogen berperan sebagai cadangan makanan. Menjaga
keseimbangan asam dan basa dalam tubuh. Membantu proses penyerapan
kalsium. Sebagai materi pembangun. Berperan penting dalam penurunan sifat,
misalnya karbohidrat dengan atom C lima buah merupakan komponen asam nukleat
(DNA dan RNA). Polimer karbohidrat yang tidak larut berperan sebagai unsur
struktural dan penyangga dalam dinding sel bakteri dan tanaman. Sebagai pelumas
sendi kerangka.
C. Klasifikasi Karbohidrat
Senyawa-senyawa tersebut dapat digolongkan menurut jumlah senyawa
penyusunnya yaitu monosakarida, oligosakarida, oligosakarida dan polisakarida.
1. Monosakarida (gula sederhana/saccharum)
Dikatakan aldehida jika ikatan rangkap dua antara atom C dengan O nya (C=O)
berada di ujung rantai. Sedangkan keton jika ikatan rangkap antara atom C dan O
nya berada selain dari pada diujung. Jenis-jenis monosakarida yang penting adalah
glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis monosakarida tersebut memiliki
tingkat kemanisan yang berbeda-beda, dimana fruktosa lebih manis dibandingkan
glukosa, dan glukosa lebih manis dibandingkan galaktosa.
 Monosakarida yang mengandung gugus aldehida disebut aldose
 Monosakarida yang mengandung gugus keton disebut ketosa
2. Disakarida
Disakarida dapat terbentuk dari hasil antara proses hidrolisis oligosakarida dan
poli sakarida. Disakarida biasanya larut dalam air (hidrofilik).
a. Sukrosa
Hidrolisis dengan enzim sukrase menghasilkan glukosa dan fruktosa (fruktosa
+ glukosa = sukrosa).
b. Laktosa
Pada proses hidrolisis menggunakan asam atau enzim lactase, dihasilkan
glukosa dan galaktosa (galaktosa + glukosa = laktosa).

c. Maltosa
Hidrolisis maltose menghasilkan dua molekul glukosa (gukosa + glukosa =
maltose).
3. Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai moleku 2-10 monosakarida,
yaitu trisakarida yang terdiri dari 3 molekul monoskarida dan tetrasakarida yang
terbentuk dari empat molekul monosakarida.
4. Polisakarida
Polisakarida yang dihasilkan antara monosakarida sejenis (satu macam
monosakarida) disebut homo polisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa
lain disebut heteropolisakarida.
a. Pati (amilum atau zat tepung)
zat pati terdiri atas rantai-rantai tidak bercabang (amilosa) dan rantai-rantai
yang bercabang (amilopektin).
b. Glikogen
Zat ini dapat larut oidal dalam air dingin, tetapi tidak membentuk gel-gel
seperti pada kanji. Larutan koloidal glikogen tidak menunjukkan daya reduksi
yang kuat terhadap larutan fehling.
c. Selulosa
Selulosa merupakan serat-serat panjang yang bersama-sama hemiselulosa,
pektin, dan protein membentuk struktur jaringan yang memperkuat dinding sel
tanaman.
d. Pektin
Pektin secara umum terdapat dalam dinding sel primer tanaman, khususnya di
sela-sela antara selulosa dan hemiselulosa. Senyawa pektin berfungsi sebagai
perekat antara dinding sel satu dengan yang lain
D. Oksidasi glukosa
Daftar Pustaka

Sentot Budi Raharjo.( 2008). KIMIA berbasis EKSPERIMEN 3. Jakarta: Platinum.

Purnomo et alL. (2006). Biologi. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.

Martoharsono, S. (2008). Biokimia 2. UGM-Press. Yogyakarta.

Oktavia, F.I., 2014, Hidrolisis Enzimatik Ampas Tebu (Bagasse) Memanfaatkan Enzim
Selulosa dari Mikrofungsi Trichoderma Reseei dan Aspergillus Niges Sebagai
Katalisator dengan Petreatment Microwave. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis
dan Biosistem. Vol. 2 (3): 256-262.Diakses pada pukul 19:00 WIB.
Resume 4

Protein dan Metabolisme Protein

A. Protein
Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk suatu untaian
(polimer) dengan ikatan peptida. Selain itu, protein juga memiliki gugus amina
(NH2) dan gugus karboksil (COOH). Berdasarkan banyaknya asam amino dapat
dibedakan menjadi:
1. Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10 asam amino).
2. Polipeptida jika terdiri atas 10 - 100 asam amino.
3. Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari 100 asam amino.
Beberapa jenis protein antara lain:
1. Glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat.
2. Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid.
1. Sifat-sifat Protein
a. Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat besar.
b. Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam atau basa.
c. Bersifat amfoter karena membentuk ion zwitter. Pada titik isoelektriknya, protein
mengalami koagulasi sehingga dapat dipisahkan dari pelarutnya.
d. Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat pemanasan. Pada denaturasi,
protein mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier sampai struktur primernya.
2. Struktur protein
a. Struktur primer merupakan ikatan-ikatan peptida dari asam amino-asam amino
pembentuk protein tersebut.
b. Struktur sekunder terbentuk dari ikatan hidrogen yang terjadi antara gugus-gugus
amina dengan atom hidrogen pada rantai samping asam amino, sehingga
membentuk lipatan-lipatan, misalnya membentuk α-heliks.
c. Struktur tersier. Interaksi struktur sekunder yang satu dengan struktur sekunder
yang lain melalui ikatan hidrogen, ikatan ion, atau ikatan disulfida (-S-S-),misalnya
terbentuk rantai dobell-heliks.
d. Struktur kuartener. Struktur yang melibatkan beberapa peptida sehingga
membentuk suatu protein.Pada peristiwa ini, kadang-kadang terselip molekul atau
ion lain yang bukan merupakan asam amino, misalnya pada hemoglobin, yang
pada proteinnya terselip ion Fe3+.
B. Metabolisme Protein
Protein yang terdapat dalam makanan kita, dicerna dlm lambung dan usus
menjadi AA. Diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati Sebagian AA diambil oleh hati
Protein dalam sel2 tubuh dibentuk dari Asam Amino Bila ada kelebihan AA dari jml
yg digunakan untuk biosintesis protein, maka kelebihan AA akan diubah menjadi
Asam Keto yg dapat masuk kedalam Siklus Asam Sitrat atau diubah menjadi Urea
Hati, merupakan organ tubuh dimana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme
1. Penguraian protein dalam tubuh
Asam amino dibuat dalam hati/dihasilkan dari proses katabolisme protein
dalam hati dibawa oleh darah ke jaringan untuk digunakan Proses
anabolik/katabolik jg terjd dlm jaringan di luar hati. Asam amino yang
terdapat dalam darah berasal dari 3 sumber : absorbsi melalui dinding usus,
hasil penguraian protein dalam sel, hasil sintesis asam amino dalam sel.
2. Asam amino esensial
Adalah AA yg dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat diproduksi/disintesis
oleh tubuh dalam jumlah yg memadai, jadi harus diperoleh dari makanan. AA
esensial yg dibutuhkan oleh manusia adalh sbb : histidin, arginin, isoleusin,
fenilalanin, leusin, treonin, lisisn, triptofan, metionin, valin.
C. Reaksi Metabolisme Asam amino
Tahap awal reaksi metabolisme AA --- melibatkan pelepasan gugus AA, melalui 2
proses, yaitu : TRANSAMINASI dan DEAMINASI
1. Transaminasi
adalah proses katabolisme AA yg melibatkan pemindahan/ pelepasan ggs
amino (-NH2) dari satu AA kepada AA yang lain
alanin transaminase
AA + asam piruvat asam α keto + alanin
glutamat transaminase
AA + asam α ketoglutarat asam α keto + asam glutamat

Pada reaksi transaminasi ini, gugus (-NH2) yang dilepaskan diterima oleh
suatu asam keto --- shg terbentuk AA baru (alanin, asam glutamat) dan asam
keto lain. Reaksi transaminasi bersifat reversibel, pada reaksi ini tidak ada
gugus amino yang hilang, karena ggs amino yg dilepaskan oleh AA diterima
oleh asam keto. Reaksi transaminasi ini terjadi dalam mitokondria maupun
cairan sitoplasma.
2. Deaminasi
Pada reaksi deaminasi, gugus -NH2 dilepaskan dalam bentuk amonia yang
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk UREA dalam urine.
Kadar amonia yg tinggi merupakan racun bagi tubuh manusia AA dgn reaksi
transaminasi asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya bakteri, asam
glutamat dpt mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan
glutamat dihidrogenase sbg katalis. Asam glutamat + NAD+ asam α
ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+. Dalam proses ini asam glutamat
melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+.
D. Siklus Urea
Urea adalah suatu senyawa yg mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat
dalam urine yg dikeluarkan dari dalam tubuh. Biosintesis urea terdiri atas beberapa
tahap reaksi yang merupakan suatu siklus sebagai berikut :
1. Sintesis (pembentukkan) karbamil fosfat
Pada reaksi ini 1 mol amonia bereaksi dengan 1 mol karbondioksida dengan
bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energi,
karenanya melibatkan 2 mol ATP yang diubah menjadi ADP. Sebagai kofaktor :
Mg++ dan N-asetil-glutamat.
OO
CO2 + NH3 + 2ATP + H2O H2N-C-O-P-O- + 2 ADP + Pi
O
karbamil fosfat
2. Pembentukan sitrulin
Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin sitrulin. Reaksi : L-ornitin
+ karbamil fosfat L-sitrulin + H3PO4. Enzim : ornitin transkarbamilase yang
terdapat pada bagian mitikondria sel hati.
3. Pembentukan asam argininosuksinat
Sitrulin bereaksi dengan asam aspartat -asam argininosuksinat. Reaksi : L-sitrulin
enolat L-sitrulin + asam aspartat + ATP asam + MPP + PP argininosuksinat.
Enzim : argininosuksinat sintetase Sbg sumber energi : ATP---- dg melepaskan
ggs fosfat--- berubah menjadi AMP
Daftar Pustaka

Abun. (2006). Protein dan Asam Amino. Bandung: Universitas Padjadjaran

Baret, J.M., Peter Abramoff, Kumaran, A.K., and Millington, W.F. (1986). Biology. Prentice
Hall: New Jersey.

Wirahadikusuhmah, Muhammad. (2001). Biokimia Metabolisme Energi. Bandung: ITB


Resume 5 Asam Nukleat

A. Asam Nuklea
Asam nukleat ditemukan pada tahun 1869 oleh ahli biokimia Swiss Johann Friedrich
Miescher (1844-1895). Asam Nukleat merupakan senyawa organik kompleks yang
ditemukan di semua organisme hidup. Asam nukleat terdapat di ini sel organism ada dua
jenis asam nukleat yaituDNA (Deoxyribonucleic acid) dan RNA ( Ribonucleic acid).
Asam nukleat terdiri dari nukleotida dan nukleotida tersusun atas nukleosida dan asam
fosfat.

Gambar.1 Ikatan Fosfodiester pada Rantai DNA dan RNA


B. Nukloetida dan Nukleosida
Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat. Molekul
nukleosida terdiri dari pentose (deoksiribosa atau ribose) yang mengikat basa (purin dan
pirimidin). Sedangkan nukleotida terdiri dari nukleosida (basa purin atau pirimidin dan
pentose) dan asam Fosfat. Basa organik nitrogen: Ini adalah Adenin, Guanin, Sitosin,
Timin dan Urasil. Mereka diklasifikasikan dalam dua kelompok besar sesuai dengan
struktur cincin mereka termasuk. Gula pentosa: gula 5C yang ditemukan dalam struktur
asam nukleat. Ada dua jenis gula pentosa. Ini adalah gula ribosa dan deoksiribosa.
Deoksiribosa terlihat dalam struktur DNA, dan gula ribosa ditemukan dalam struktur
RNA. Gugus fosfat: nomor gugus fosfat yang sama dalam DNA dan RNA, dan itu
ditunjukkan dengan rumus PO4
a. Struktur Asam Deoksiribinukleat
Asam ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul deoksiribonukleotida
yang terikat satu sama lain, sehingga membentuk rantai Polinukelotida yang panjang.
Basa purin yang terdapat pada DNA ialah Adenin dan Guanin. Sedangkan Basa
pirimidin adalah sitosin dan timin. DNA terdiri dari dua untai yang tersusun
bersebelahan. Helainya anti-paralel (Dalam orientasi berlawanan). Basa nitrogen dari
dua untai terhubung bersama oleh ikatan hidrogen. Tautan Guanin dengan Sitosin
dan Tautan Adenin dengan Timin. Keterkaitan ini memainkan peran penting dalam
replikasi molekul DNA. Dan inilah bagaimana DNA mendapatkan struktur heliks
ganda (seperti pegas).
b. Struktur Asam Ribonukleat
Asam ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul- molekul
ribonukleat. Seperti DNA atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul
ribose dengan perantaraan gugud fosfat. Meskipun banyak persamaannya dengan
DNA, RNA mempunyai beberapa perbedaan dengan RNA :
1) Bagian pentose RNA adalah ribose, sedangkan bagian pentose DNA adalah
deoksiribosa
2) Bentuk molekul RNA single helix, DNA double helix
3) RNA mengandung (Adenin, Guanin dan Sitosin, Urasil) tidak mengandung Timin
(hanya di DNA).
Dalam proses sintesis protein RNA terdiri dari 3 macam yaitu dimana ketiga jenis
RNA memiliki fungsi yang berbeda-beda. Mrna mengikat DNA dalam proses
transkripsi, tRNA penerjemahan kode yang telah diterjemahkan oleh DNA, dan
rRNA membawa kode-kode (Kodon) menuju ribosom dalam pembentukan asam
amino.
C. DNA dan RNA
1. DNA
Organisme menterjemahkan informasi spesifik berupa jenis asam amino yang akan
menyusun protein dari nukleotida yang menyusun DNA. Kode pada DNA terdiri dari
banyak kombinasi 4jenis basa nitrogen pada nukleotida. Informasi yang
diterjemahkan dari DNA akan digunakan pada setiap metabolisme pada organisme.
Rantai tunggal DNA selalu memiliki gugus 5’ fosfat bebas pada satu ujung dan
gugus 3’ hidroksil pada ujung lainnya.
Gambar 2. DNA Gambar 3. Ikatan hidrogen pada pasangan basa

2. RNA
RNA memiliki struktur yang mirip dengan DNA tetapi memiliki dua perbedaan.
Pertama, molekul RNA mengandung gula ribosa dimana karbon nomor 2 berikatan
dengan gugus hidroksil, sedangkan pada struktur DNA gugus hidroksil tersebut
diganti dengan atom hidrogen. Jika struktur tiga dimensi DNA adalah double heliks,
maka struktur RNA adalah rantai tunggal. RNA dapat dihidrolisis oleh alkali menjadi
2’,3’ diester siklik mononukleotida.

Gambar 4. (a). Struktur Double Heliks DNA; (b) Struktur Rantai Tunggal RNA
Daftar Pustaka

Abun. (2006). Protein dan Asam Amino. Bandung: Universitas Padjadjaran

Poedjiadi, A, dan Supriyanti, T. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung :


Universitas Indonesia.

Wirahadikusuhmah, Muhammad. (2001). Biokimia Metabolisme Energi. Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai