Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN LABORATORIUM SISTEM PROTEKSI

JOB : PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN PENGAMAN

Disusun Oleh :

Nama : Suhaimi (15642004)

Zulfadli Alfathur Rachman (15642007)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


Heri Suriansyah (15642014)

Rizqa Rohadatul Aisy (15642017)

Syarif Hidayat (15642024)

Kelompok : 6A2

Kelas : D4 – 6A

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

2018
1. TEORI DASAR
Sistem pengentanahan atau grounding sistem adalah suatu rangkaian atau jaringan
mulai dari kutub pengentanahan atau elektroda, hantaran penghubung sampai terminal
pengentanahan yang berfungsi untuk menyalurkan arus lebih ke bumi, agar perangkat
peralatan dapat terhindar dari pengaruh petir dantegangan asing lainnya.

Tujuan pengentanahan peralatan adalah usaha untuk mengamankan sistem apabila


terjadi hubung singkat pada peralatan, selanjutnya arus hubung singkat tersebut akan
disalurkan ketanah dan tidak membahayakan bagi orang dan peralatan, terutama pada
peralatan listrik yang rangka bodi terbuat dari logam harus ditanahkan.

Pengukuran perlu dilakukan sebelum ssstem dioperasikan pertama kali, waktu


pemeliharaan atau setelah sistem ada gangguan. Sewaktu pelaksanaan pengukuran
pengentanahan, saluran kawat dari electroda ke rangka peralatan harus dilepas.
Pengukuran dilakukan pada electroda dengan alat ukur EARTH TESTER.

2. DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN


2.1 Earth Tester lengkap dengan perangkat pendukung : 1 set

3. DIAGRAM RANGKAIAN
4. LANGKAH KERJA

1. Memisahkan terlebih dahulu pengentanahan (grounding) yang akan diukur dari


sistem lainnya.

2. Rangkaian percobaan dibuat sesuai dengan diagram rangkaian yang terdapat pada
peralatan “Earth Tester”.
Terminal E adalah ujung atas dari elektroda pengentanahan yang akan di ukur
tahanannya.
Terminal C1 dan P1 adalah ujung atas elektroda-elektroda bantu.
Terminal E, C, dan P adalah terminal yang bersesuaian yang terdapat pada panel
Earth Tester, yang ada saat melakukan pengkuran tahanan pengentanahan akan
saling dihubungkan dengan terminal E, E1, dan P1 tersebut diatas.
Menggunakan warna penghantar yang sesuai dengan warna terminal-terminal yang
terdapat di panel alat ukur Earth Tester tersebut.

3. Sebelum melakukan penyambungan sebagaimana yang dimaksud pada langkah


percobaan 2 di atas. Melakukan pemeriksaan terhadap tegangan battery dari Earth
Tester terlebih dahulu. Pemeriksaan dilakukan dengan menekan tombol
BATT.CHECK pada Earth Tester. Memahami terlebih dahulu petunjuk
penggunaannya yang tertulis pada Earth Tester tersebut.

4. Mengukur tahanan dari pengentanahan pengaman tersebut dengan cara dan urutan
proses sebagai berikut :
 Mula-mula menekan tombol x10 Ω dan kemudian menekan tombol MEAS.
 Bila defleksi dari penunjuk meter berada pada skala penuh sehingga melampaui
batas ukurnya, tekan tombol x100 Ω dan lihat pembacaan meter tersebut.
 Jika nilai tahanan yang terukur kurang dari 10 Ω, tekan x1 Ω, untuk mendapatkan
pembacaan meter yang lebih teliti.
 Selama pengukuran ini, lampu yang bertanda O.K. akan menyala, yang
menandakan bahwa pengukuran terlaksana dengan baik.
 Jika keadaan tidak normal terjadi, maka lampu tersebut akan padam, dan untuk
itu lakukan pemeriksaan terhadap penyambungan ke terminal C dan P.
5. Mencatat nilai tahanan pengentanahan terukur dan masukkan dalam table
percobaan. Melakukan pengukuran untuk jarak-jarak E, C, dan P terhadap E1, C1,
dan P1 sesuai dengan table percobaan yang disediakan .

5. DATA PRAKTIK

Tabel 1 Tabel 2
Jarak antara Nilai Jarak antara Nilai
E - C1 C1 - P1 Tahanan Tahanan
E - C1 C1 - P1
Terukur Terukur
(meter) (meter) (Ohm) (meter) (meter) (Ohm)
2 9,2 2 9,6
4 8,6 4 9
5 8,4 5 9
7 8,4 7 9
9 8,4 9 9
2 4
11 8,4 11 8,8
13 8,4 13 8,8

Tabel 3 Tabel 4
Jarak antara Nilai Jarak antara Nilai
Tahanan E - C1 C1 - P1 Tahanan
E - C1 C1 - P1
Terukur Terukur
(meter) (meter) (Ohm) (meter) (meter) (Ohm)
2 9,8 2 10

4 9,4 4 9,4
5 9,2 5 9,3

7 9,2 7 9,2

9 9,2 9 9,2
7 9
11 9 11 9,2

13 9 13 9,2
Tabel 5 Tabel 6
Jarak antara Nilai Jarak antara Nilai
E - C1 C1 - P1 Tahanan Tahanan
E - C1 C1 - P1
Terukur Terukur
(meter) (meter) (Ohm) (meter) (meter) (Ohm)
2 10 2 10
4 9,4 4 9,4
5 9,4 5 9,4
7 9,2 7 9,4
9 9,2 9 9,4
11 13
11 9,2 11 9.2
13 9,2 13 9,2

Tabel 7 Tabel 8
Jarak antara Nilai Jarak antara Nilai
C1-P1 E-C1 Tahanan Tahanan
C1-P1 E-C1
Terukur Terukur
(meter) (meter) (Ohm) (meter) (meter) (Ohm)
2 9,2 2 8,4
4 9,6 4 9
5 9,8 5 9,2
7 9,8 7 9,3
9 9,8 9 9,4
2 4
11 9,8 11 9,4
13 10 13 9,4
Tabel 9 Tabel 10
Jarak antara Nilai Jarak antara Nilai
C1-P1 E-C1 Tahanan Tahanan
C1-P1 E-C1
Terukur Terukur
(meter) (meter) (Ohm) (meter) (meter) (Ohm)
2 8,4 2 8,4
4 9 4 8,8
5 9 5 9
7 9,2 7 9,2
9 9,2 9 9,2
6 8
11 9,2 11 9,2
13 9,2 13 9,2

Tabel 11 Tabel 12
Jarak antara Nilai Jarak antara Nilai
C1-P1 E-C1 Tahanan Tahanan
C1-P1 E-C1
Terukur Terukur
(meter) (meter) (Ohm) (meter) (meter) (Ohm)
2 8,4 2 8,4
4 8,8 4 8,8
5 9 5 9
7 9 7 9
9 9,2 9 9,2
11 13
11 9,2 11 9,2
13 9,2 13 9,2
6. TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Jelaskan unsur-unsur yang mempengaruhi nilai tahanan pengentanahan suatu


sistem pengentanahan.
Jawab :
Unsur unsur yang mempengaruhi nilai tahanan pentanahan suatu system
pengetahanan yaitu jenis tanah, lapisan tanah, kelembapan tanah dan temperatur
𝜌
tanah. Dapat ditentukan menggunakan rumus: 4 𝑇𝑖𝐶

2. Jelaskan prinsip kerja dari pengukuran tahanan pengentanahan pengaman


tersebut.
Jawab :
Prinsip dari pengukuran tahanan pengetahanan yaitu dengan memasangkan
elektroda alat ukur pada tanah. Dengan ini elktroda tersebut akan mengetahui
sejauh mana tahanan akan mengalirkan arus litrik

3. Sebutkan kriteria yang digunakan untuk menentukan baik-tidaknya suatu instalasi


pengentanahan.
Jawab:
a. Tahanan pentanahan harus sesuai syarat untuk digunakan
b. Elektroda harus terbuat dari konduktor yang baik, tahan korosi dan cukup
kuat
c. Harus terkontak dengan tanah dengan kuat
d. Bukan sebagai sumber arus Galvanis
e. Memiliki biaya yang ekonimis

4. Hitung besarnya tahanan jenis tanah di sekitar elektroda pengentanahan yang telah
anda ukur berdasarkan hasil pengukuran anda tersebut.
Jawab :
Rumus:

∑ 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
2𝜋𝑙𝑅
𝜌=
8𝑙
ln ( )
𝑑

Dimana : R = Tahanan pentanahan elektroda batang (Ω)

𝜌 = Tahanan jenis tanah (Ω.m)

l = Panjang elektroda batang (m)

d = Diameter elektroda batang (m)

Perhitungan Tabel 1

9,2 + 8,6 + 8,4 + 8,4 + 8,4 + 8,4 + 8,4


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 8,5 Ω
7

2𝜋 𝑥 0,2 𝑥 8,5
𝜌= = 2,104 Ω. m
8,5 𝑥 0,2
ln ( 0,01 )

Perhitungan Tabel 2

9,6 + 9 + 9 + 9 + 9 + 8,8 + 8,8


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = =9Ω
7

2𝜋 𝑥 0,2 𝑥 9
𝜌= = 2,228 Ω. m
9 𝑥 0,2
ln ( 0,01 )
Perhitungan Tabel 3

9,8 + 9,4 + 9,2 + 9,2 + 9,2 + 9 + 9


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 9,2 Ω
7

2𝜋 𝑥 0,2 𝑥 9,2
𝜌= = 2,277 Ω. m
9,2 𝑥 0,2
ln ( 0,01 )

Perhitungan Tabel 4

10 + 9,4 + 9,3 + 9,2 + 9,2 + 9,2 + 9,2


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 9,3 Ω
7

2𝜋 𝑥 0,2 𝑥 9,3
𝜌= = 2,302 Ω. m
9,3 𝑥 0,2
ln ( 0,01 )

Perhitungan Tabel 5

10 + 9,4 + 9,4 + 9,2 + 9,2 + 9,2 + 9,2


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 9,3 Ω
7

2𝜋 𝑥 0,2 𝑥 9,3
𝜌= = 2,302 Ω. m
9,3 𝑥 0,2
ln ( )
0,01

Perhitungan Tabel 6

10 + 9,4 + 9,4 + 9,4 + 9,4 + 9,2 + 9,2


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 9,4 Ω
7

2𝜋 𝑥 0,2 𝑥 9,4
𝜌= = 2,327 Ω. m
9,4 𝑥 0,2
ln ( 0,01 )
Perhitungan Tabel 7

9,2 + 9,6 + 9,8 + 9,8 + 9,8 + 9,8 + 10


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 9,2 Ω
7

2𝜋 𝑥 0,2 𝑥 9,2
𝜌= = 2,401 Ω. m
9,2 𝑥 0,2
ln ( 0,01 )

Perhitungan Tabel 8

8,4 + 9 + 9,2 + 9,3 + 9,4 + 9,4 + 9,4


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 9,1 Ω
7

2𝜋 𝑥 0,2 𝑥 9,1
𝜌= = 2,253 Ω. m
9,1 𝑥 0,2
ln ( 0,01 )

Perhitungan Tabel 9

8,4 + 9 + 9 + 9,2 + 9,2 + 9,2 + 9,2


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = =9Ω
7

2𝜋 𝑥 0,2 𝑥 9
𝜌= = 2,228 Ω. m
9 𝑥 0,2
ln ( )
0,01

Perhitungan Tabel 10

8,4 + 8,8 + 9 + 9,2 + 9,2 + 9,2 + 9,2


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = =9Ω
7
2𝜋 𝑥 0,2 𝑥 9
𝜌= = 2,228 Ω. m
9 𝑥 0,2
ln ( 0,01 )

Perhitungan Tabel 11

8,4 + 8,8 + 9 + 9 + 9,2 + 9,2 + 9,2


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 8,9 Ω
7

2𝜋 𝑥 0,2 𝑥 8,9
𝜌= = 2,203 Ω. m
8 𝑥 0,2
ln ( )
0,01

Perhitungan Tabel 12

8,4 + 8,8 + 9 + 9 + 9,2 + 9,2 + 9,2


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 8,9 Ω
7

2𝜋 𝑥 0,2 𝑥 8,9
𝜌= = 2,203 Ω. m
8 𝑥 0,2
ln ( 0,01 )

7. ANALISA DATA
Analisa data pada praktikum pengukuran tahanan tanah adalah disetiap titik tempat
pengkuran dari grounding penangkal petir Laboratorium Teknik Elektro didapatkan
nilai tahanan dalam nya cukup kecil, yaitu 8 – 10 ohm disetiap jarak pengukuran
nya. Maka dari data yang diperoleh berdasarkan 12 tabel, dapat dianalisa bahwa :
1. Data percobaan dari tabel 1 bahwa pada jarak E – C1 tetap yaitu 2 meter dan jarak
C1 – P1 di variasikan dari 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13 meter, maka diperoleh nilai tahanan
tanah yang terukur adalah dari 9,2 ohm sampai dengan 8,4 ohm.
2. Data percobaan dari tabel 2 bahwa pada jarak E – C1 tetap yaitu 4 meter dan jarak
C1 – P1 di variasikan dari 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13 meter, maka diperoleh nilai tahanan
tanah yang terukur adalah dari 9,6 ohm sampai dengan 8,8 ohm.
3. Data percobaan dari tabel 3 bahwa pada jarak E – C1 tetap yaitu 7 meter dan jarak
C1 – P1 di variasikan dari 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13 meter, maka diperoleh nilai tahanan
tanah yang terukur adalah dari 9,8 ohm sampai dengan 9 ohm.
4. Data percobaan dari tabel 4 bahwa pada jarak E – C1 tetap yaitu 9 meter dan jarak
C1 – P1 di variasikan dari 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13 meter, maka diperoleh nilai tahanan
tanah yang terukur adalah dari 10 ohm sampai dengan 9,2 ohm.
5. Data percobaan dari tabel 5 bahwa pada jarak E – C1 tetap yaitu 11 meter dan
jarak C1 – P1 di variasikan dari 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13 meter, maka diperoleh nilai
tahanan tanah yang terukur adalah dari 10 ohm sampai dengan 9,2 ohm.
6. Data percobaan dari tabel 6 bahwa pada jarak E – C1 tetap yaitu 13 meter dan
jarak C1 – P1 di variasikan dari 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13 meter, maka diperoleh nilai
tahanan tanah yang terukur adalah dari 10 ohm sampai dengan 9,2 ohm.
7. Data percobaan dari tabel 7 bahwa pada jarak C1 – P1 tetap yaitu 2 meter dan
jarak E- C1 di variasikan dari 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13 meter, maka diperoleh nilai
tahanan tanah yang terukur adalah dari 9,2 ohm sampai dengan 10 ohm.
8. Data percobaan dari tabel 8 bahwa pada jarak C1 – P1 tetap yaitu 4 meter dan
jarak E- C1 di variasikan dari 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13 meter, maka diperoleh nilai
tahanan tanah yang terukur adalah dari 8,4 ohm sampai dengan 9,4 ohm.
9. Data percobaan dari tabel 9 bahwa pada jarak C1 – P1 tetap yaitu 6 meter dan
jarak E- C1 di variasikan dari 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13 meter, maka diperoleh nilai
tahanan tanah yang terukur adalah dari 8,4 ohm sampai dengan 9,2 ohm.
10. Data percobaan dari tabel 10 bahwa pada jarak C1 – P1 tetap yaitu 8 meter dan
jarak E- C1 di variasikan dari 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13 meter, maka diperoleh nilai
tahanan tanah yang terukur adalah dari 8,4 ohm sampai dengan 9,2 ohm.
11. Data percobaan dari tabel 11 bahwa pada jarak C1 – P1 tetap yaitu 11 meter dan
jarak E- C1 di variasikan dari 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13 meter, maka diperoleh nilai
tahanan tanah yang terukur adalah dari 8,4 ohm sampai dengan 9,2 ohm.
12. Data percobaan dari tabel 12 bahwa pada jarak C1 – P1 tetap yaitu 13 meter dan
jarak E- C1 di variasikan dari 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13 meter, maka diperoleh nilai
tahanan tanah yang terukur adalah dari 8,4 ohm sampai dengan 9,2 ohm.
8. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan :


1. Jarak antar batang elektroda sangat mempengaruhi besaran nilai tahanan
pentanahan.
2. Nilai tahanan tanah pada laboratorium teknik elektro yang terukur berdasarkan
beberapa variasi jarak yang telah dilakukan adalah antara nilai 8,4 Ω sampai
dengan nilai 10 Ω.
3. Nilai tahanan tanah paling kecil yang terukur adalah 8,4 Ω. Sedangkan sesuai
dengan standar Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia yang mengatur bahwa
standar untuk tahanan tanah diharuskan lebih kecil atau sama dengan 5 Ω (R<= 5
Ω). Namun di titik lokasi yang berada di depan Laboratorium Teknik Elektro, pada
saat range switch pada earth tester diubah X 1 terukur rata-rata sebesar 8,4 Ω –
10 Ω. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi dari tanah tersebut. Hal yang dapat
mempengaruhi dari tahanan tanah yakni kadar air, mineral / garam, derajat
keasaman serta tekstur dari tanah tersebut. Bila kadar air tanah dangkal /
penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah didapatkan.

Anda mungkin juga menyukai