Anda di halaman 1dari 15

JKPM,

JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des


Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD


TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

Maya Nurfitriyanti dan Witri Lestari


Program Studi Pendidikan Matematika,
FTMIPA, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.
e-mail: maya_fitri31@yahoo.co.id

Abstrak: Pengaruh Pembelajaran Kooperatif tipe STAD terhadap Hasil


Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui: 1) pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar
matematika, 2) pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika, 3)
interaksi metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
penelitian eksperimen. Pada penelitian ini dibandingkan dua kelas yang diajarkan
dengan metode pembelajaran berbeda. Kelas pertama merupakan kelas eksperimen
yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD,
sedangkan kelas kedua merupakan kelas kontrol yang diajarkan menggunakan
metode pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan di SMK Taruna
Bhakti dengan jumlah sampel sebanyak 64 peserta didik. Uji statistik pada
penelitian ini yaitu ANOVA 2 arah yang dilanjutkan uji Tukey pada uji
lanjutannya. Hasil dari penelitian ini yaitu: 1) hasil belajar matematika yang
diajarkan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi
dari yang konvensional, 2) hasil belajar peserta didik bermotivasi tinggi lebih
tinggi dari peserta didik bermotivasi rendah, 3) terdapat interaksi antara metode
pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika.

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Motivasi Belajar, Hasil Belajar


Matematika

Abstrak: The Effect of Cooperative Learning type STAD on Mathematics


Achievement Viewed from Motivation. The aim of the research: 1) the effect of
learning method on mathematics achievement, 2) the effect of learning motivation
on mathematics achievement, 3) interaction of learning method and learning
motivation on mathematics achievement. It is quantitative research with
experimental research. This research compared two classes with two different
methods. The first class is an experiment class which was thought by cooperative
learning method type STAD, whereas the second class is control class which was
though by conventional learning method. This research was conducted in Taruna
Bhakti Vocational High School, the amount of sample is 64 learners. Statistic was
used in this research was two way ANOVA and continued with tukei test. The
result of this research: 1) students‟ mathematics achievement with cooperative
learning method is greater than conventional method, 2) students‟ mathematics
achievement with high motivation is greater than less motivation, 3) there was
interaction between learning method and motivation on mathematics achievement.

Keyword: Cooperative Learning, Learning Motivation, and Mathematics


Achievement.

≈ 121 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des
Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

PENDAHULUAN pengertian bahwa mengajar merupakan


Pembelajaran merupakan suatu suatu bentuk upaya memberikan
proses yang dinamis dan meliputi bimbingan kepada siswa untuk
berbagai macam komponen. Beberapa melakukan kegiatan belajar atau dengan
komponen dalam proses belajar kata lain membelajarkan siswa seperti
mengajar diantaranya adalah penerapan disebut di atas. Dari sini tercermin
strategi, pendekatan, dan berbagai suatu pengertian bahwa belajar tidak
metode pengajaran yang dilaksanakan semata-mata berorientasi kepada hasil,
dan dikembangkan dalam proses melainkan juga berorientasi kepada
tersebut. Tujuan utama proses. Kualitas proses akan
diselenggarakannya kegiatan memberikan nilai tambah dalam
pembelajaran adalah demi tercapainya menentukan kualitas hasil yang dicapai.
tujuan pembelajaran. Dan tujuan Salah satu mata pelajaran yang
tersebut utamanya adalah keberhasilan penting dalam pendidikan adalah
peserta didik dalam belajar dalam matematika. Mata pelajaran matematika
rangka meningkatkan kualitas diikuti oleh semua peserta didik di
pendidikan baik dalam suatu mata lembaga pendidikan formal, mulai dari
pelajaran maupun pendidikan pada tingkat sekolah dasar sampai dengan
umumnya. Jika guru terlibat di dalam tingkata sekolah menengah. Namun
kegiatan pembelajaran dengan segala sayangnya, sebagian besar hasil belajar
macam metode yang dikembangkan matematika daripada peserta didik
dalm prosesnya, maka guru tersebut masih lebih rendah pada saat
yang berperan sebagai pengajar dibandingkan dengan mata pelajaran
berfungsi sebagai pemimpin belajar lain. Matematika dianggap sebagai
atau fasilitator belajar, sedangkan siswa pelajaran yang sangat sulit dan
berperan sebagai pelajar atau individu menakutkan. Padahal, matematika
yang belajar atau dalam istilah lain merupakan ilmu dari segala ilmu yang
disebut subjek belajar. Usaha-usaha sangat penting dalam kehidupan.
guru dalam proses tersebut utamanya Matematika dapat mengembangkan
adalah membelajarkan siswa agar daya pikir serta pengetahuannya.
tujuan khusus maupun umum proses Supardi (2013:82) menyatakan bahwa,
belajar itu tercapai. “Matematika adalah ilmu pengetahuan
Usaha-usaha guru dalam eksak yang berhubungan dengan logika,
mengatur dan menggunakan berbagai penalaran, bilangan, operasi
variabel pengajaran merupakan bagian perhitungan, konsep-konsep abstrak,
penting dalam keberhasilan siswa serta fakta-fakta kuantitatif berupa
mencapai tujuan yang direncanakan. hubungan pola bentuk dan ruang, serta
Karena itu dalam hal pemilihan metode, dapat menimbulkan suatu pola pikir
strategi dan pendekatan dalam situasi yang masuk akal dan berguna untuk
kelas yang bersangkutan sangatlah mengatasi berbagai persoalan dalam
penting. Upaya pengembangan strategi hidup sehari-hari”.
mengajar tersebut berlandas pada Anggapan dan paradigma bahwa

≈ 122 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des 2015
Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
ISSN: 2477-2348

matematika merupakan mata pelajaran (menurut Ausubel). Dengan kata lain


yang sulit dan menakutkan ini dapat proses aktif dari orang yang belajar
disebabkan oleh metode pembelajaran dalam rangka tujuan tersebut
yang digunakan monoton dan merupakan faktor sangat penting.
membosankan. Seharusnya guru Demikian maka belajar aktif akan
memilih dan menggunakan metode memberikan hasil yang lebih bermakna
pembelajaran yang melibatkan peserta bagi tercapainya tujuan dan tingkat
didik aktif dalam pembelajaran. Hal ini kualitas hasil belajar tersebut.
sesuai dengan pendapat Sumiati Pada hakikatnya interaksi belajar
(2009:96) yang menyatakan bahwa, matematika adalah berpikir dan berbuat
”Metode pembelajaran menekankan atau mengerjakan matematika. Di
pada proses belajar peserta didik secara sinilah makna dari strategi
aktif dalam upaya memperoleh pembelajaran matematika adalah
kemampuan hasil belajar”. strategi pembelajaran aktif, yang
Dalam belajar, proses belajar ditandai oleh dua faktor, yaitu: (a)
terjadi dalam benak siswa. Jelas bahwa Interaksi optimal antara seluruh
faktor siswa sangat penting di samping komponen dalam proses belajar
faktor lain. Kepentingannya dapat mengajar, di antaranya antara dua
ditinjau dari proses terjadinya komponen utama yaitu guru dan siswa.
perubahan, karena salah satu hakikat Perhatikan gambar 1 di bawah ini. (b)
belajar adalah terjadinya perubahan Berfungsinya secara optimal seluruh
tingkah laku seseorang berkat adanya “sense” yang meliputi indera, emosi,
pengalaman. Perubahan itu akan karsa, karya, dan nalar. Hal itu dapat
memberikan hasil yang optimal jika berlangsung antara lain jika proses itu
perubahan itu memang dikehendaki melibatkan aspek visual, audio,
oleh yang belajar, bermakna bagi siswa maupun teks (Krismanto, 2013).

Guru Guru Guru Guru

Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa
Siswa Siswa

Siswa Siswa Siswa

Interaksi rendah Interaksi tinggi

Gambar 1. Interaksi dalam Kelas

≈ 123 ≈
JKPM, Vol.01,
JKPM, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des
Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

Selain adanya interaksi antara Slavin (dalam Isjoni, 2011: 21)


guru dan siswa atau terjadi juga menyatakan bahwa, “Tiga konsep
interaksi antar siswa seperti sentral yang menjadi karakteristik
digambarkan di atas, interaksi juga cooperative learning yaitu (a)
dapat terjadi antara siswa dengan Penghargaan kelompok, (2)
sumber dan media belajar. Faktor Pertanggungjawaban individu, (3)
yang memungkinkan terjadinya Kesempatan yang sama untuk berhasil.
interaksi antara guru dan siswa yaitu Menurut Jarolimek dan Parker
bersumber pada bervariasinya berbagai (dalam Isjoni, 2011:24-25) menyatakan
situasi belajar mengajar yang bahwa, “Kelebihan dan kekurangan
dikembangkan oleh guru. Salah satu pembelajaran kooperatif adalah sebagai
bentuk situasi yang variatif diantaranya berikut. Beberapa kelebihan
ialah metode yang digunakan guru. pembelajaran koopertif yaitu: (1) Saling
Pada saat metode itu dilaksanakan ketergantungan yang positif; (2) Adanya
sesuai dengan sintaks yang sudah pengakuan dalam merespon perbedaan
ditetapkan, maka memungkinkan pula individu; (3) Peserta didik dilibatkan
terjadi interaksi antara siswa dan media dalam perencanaan dan pengelolaan
belajar. kelas; (4) Suasana kelas yang rileks dan
Salah satu alternatif pembelajaran menyenangkan; (5) Terjalinnya
yang dapat digunakan untuk mendorong hubungna yang hangat dan bersahabat
peserta didik dalam meningkatkan hasil antara peserta didik dengan guru; dan
belajar matematika adalah model (6) Memiliki banyak kesempatan untuk
pembelajaran kooperatif. Asyirint mengekspresikan pengalaman emosi
(2010:58) mengatakan bahwa, yang menyenanagkan. Adapun
“Pembelajaran kooperatif adalah kekurangan atau kelemahan kegiatan
metode pembelajaran yang menekankan pembelajaran kooperatif yaitu: (1) Guru
pada aktivitas berkelompok untuk saling harus mempersiapkan pembelajaran
bekerja sama dan membantu dalam secara matang, disamping itu
mengkontruksi konsep dan memerlukan lebih banyak tenaga,
menyelesaikan masalah”. Salah satu pemikiran dan waktu; (2) Agar proses
metode pembelajaran kooperatif yang pembelajaran berjalan dengan lancar
baik digunakan dalam pembelajaran maka dibutuhkan dukungan fasilitas,
matematika adalah metode alat dan biaya yang cukup memadai; (3)
pembelajaran kooperatif tipe tipe STAD Selama kegiatan diskusi kelompok
(Student Teams Achievent division). berlangsung, ada kecendrungan topik
Rusman (2011:207-208) permasalahan yang sedang dibahas
menyatakan bahwa, “Karakteristik atau meluas sehingga banyak yang tidak
ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu: sesuai dengan waktu yang telah
(a) Pembelajaran secara tim; (b) dibutuhkan; dan (4) Pada saat diskusi
Didasarkan pada manajemen kooperatif; kelas, terkadang didominasi seseorang,
(c) Kemauan untuk bekerja sama; (d) hal ini mengakibatkan peserta didik
Keterampilan bekerja sama. Menurut yang lain menjadi pasif.

≈ 124 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des
Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

Menurut Trianto (2007:52), ”Tipe Berdasarkan kamus Bahasa


STAD merupakan salah satu tipe dari Indonesia (2011:486), “Hasil adalah
metode pembelajaran kooperatif dengan sesuatu yang diadakan (dibuat,
menggunakan kelompok-kelompok dijadikan, dsb) oleh usaha (pikiran,
kecil dengan jumlah anggota tiap tanam-tanaman, sawah, ladang, hutan,
kelompok 4-5 orang peserta didik dsb). Menurut Sardiman (2010:20,
secara heterogen”. Sementara itu, Lana “Belajar adalah kegiatan psiko-fisik
(dalam Eggen and Kauchak, 2012:144) menuju perkembangan pribadi
menyatakan bahwa, ”STAD, sebuah seutuhnya sedangkan dalam arti sempit
strategi pembelajaran kooperatif yang adalah usaha penguasaan materi ilmu
memberi tim kemampuan majemuk pengetahuan yang merupakan sebagian
latihan untuk mempelajari konsep dan kegiatan menuju terbentuknya
keahlian”. Suyatno (2009:52) kepribadian seutuhnya”. Sudjana (2006)
mengemukakan bahwa, ”tipe STAD menyatakan bahwa, “Hasil belajar
adalah metode pembelajaran kooperatif adalah kemampuan-kemampuan yang
untuk mengelompokkan kemampuan dimiliki peserta didik setelah ia
campur yang melibatkan pengakuan tim menerima pengalaman belajarnya”.
dan tanggung jawab kelompok untuk Faktor yang mempengaruhi hasil
pembelajaran individu anggot”. Dari belajar. Menurut Sudjana (2006:39-40),
uraian tersebut, maka dapat disimpulkan hasil belajar yang dicapai oleh peserta
bahwa metode pembelajaran kooperatif didik dipengaruhi oleh dua faktor
tipe STAD merupakan cara belajar utama, yaitu sebagai berikut (a) Faktor
dengan membentuk kelompok kecil, yang datang dari dalam diri peserta
dimana peserta didik dikelompokan didik. Faktor yang ada pada diri peserta
menjadi beberapa kelompok yang terdiri didik berupa faktor kemampuan dan
dari 4-5 orang, dengan kemampuan kemampuan ini merupakan hal yang
campur dan tanggung jawab kelompok sangat besar pengaruhnya terhadap hasil
untuk pembelajaran individu anggota belajar peserta didik. Seperti yang
dalam mencapai tujuan belajar yang dikemukakan Clark, “Hasil belajar
diharapkan. Menurut Trianto (2007:54) peserta didik disekolah 70%
menyatakan bahwa, “Langkah-langkah dipengaruhi oleh kemampuan peserta
atau cara penerapan pembelajaran didik dan 30% dipengaruhi oleh
kooperatif tipe STAD terdiri dari enam lingkungan”.
fase yaitu: (1) Menyampaikan tujuan Selain faktor kemampuan peserta
dan memotivasi peserta didik, (2) didik, terdapat faktor lain yang
Menyajikan/menyampaikan informasi, mempengaruhi hasil belajar, seperti
(3) Mengorganisasikan peserta didik motivasi belajar, minat dan perhatian,
dalam kelompok-kelompok belajar, (4) sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan,
Membimbing kelompok bekerja dan sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
belajar, (5) Evaluasi, (6) Memberikan (b) Faktor yang datang dari luar diri
Penghargaan. peserta didik atau faktor lingkungan.
Faktor lingkungan merupakan salah satu

≈ 125 ≈
JKPM, Vol.01,
JKPM, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des
Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

faktor yang dapat menentukan atau yang menjamin kelangsungan dari


mempengaruhi hasil belajar yang kegiatan belajar dan memberikan arah
dicapai peserta didik. Salah satu pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
lingkungan belajar yang paling yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
mempengaruhi hasil belajar peserta dapat tercapai. Dengan adanya metode
didik di sekolah adalah kualitas pembelajaran yang tepat serta motivasi
pengajaran. Kualitas pengajaran ialah belajar yang tinggi, diharapkan hasil
tinggi rendahnya atau efektif tidaknya belajar matematika dapat mencapai
proses belajar-mengajar dalam hasil yang baik. Untuk itulah peneliti
mencapai tujuan pengajaran. membuat penelitian yang berjudul
Salah satu aspek lain yang Pengaruh Metode Pembelajaran STAD
berpengaruh terhadap hasil belajar terhadap hasil belajar matematika
peserta didik menurut Aryana adalah ditinjau dari motivasi belajar.
motivasi belajar. Motivasi bersifat hasil Diharapkan dengan adanya penelitian
belajar (learned), yaitu perubahan yang ini dapat menjadi khasanah ilmu dalam
terjadi pada afeksi bawaan yang meningkatkan hasil belajar matematika.
diakibatkan oleh adanya stimulus atau
situasi afektif dari luar. Lebih lanjut
Gardner (dalam Marhaeni, 2005) METODE
menekankan bahwa berdasarkan hasil- Metode pada penelitian ini
hasil penelitian yang dilakukan merupakan metode eksperimen yaitu
ditemukan bahwa variabel-variabel metode yang memberikan perlakuan
keberhasilan belajar bahasa asing sangat kepada sumber datanya. Sugiono
tergantung pada variabel motivasi. (2008:107) menjelaskan bahwa,
Motivasi merupakan perilaku ke arah “Metode eksperimen dapat diartikan
suatu tujuan, dengan demikian motivasi sebagai metode penelitian yang
merupakan pendorong seseorang untuk diinginkan untuk mencari pengaruh
lebih giat berusaha untuk mencapai perlakuan tertentu terhadap yang lain
prestasi terbaiknya. Satu dari sekian melalui kondisi yang terkendali dan
cara untuk mempelajari motivasi adalah terkontrol”. Maksud dari kondisi
dengan mempertimbangkan faktor- terkendali dan terkontrol ini yaitu
faktor non fisiologis yang metode pembelajaran yang digunakan
mempengaruhi perilaku. Henry Murray, pada dua kelas ini menggunakan
sebagaimana dikutip oleh Marhaeni metode yang telah ditentukan oleh
(2005) mengidentifikasi beberapa motif peneliti. Adapun metode yang
manusia. Salah satu diantaranya adalah digunakan sebagai treatment
motivasi belajar. eksperimen yaitu model pembelajaran
Sadirman (2004) menjelaskan kooperatif tipe STAD.
dalam kegiatan belajar motivasi dapat Penelitian ini dilakukan pada
dikatakan sebagai keseluruhan daya kelas X di SMK Taruna Bhakti,
penggerak di dalam diri peserta didik Cimanggis Depok tahun ajaran
yang menimbulkan kegiatan belajar, 2013/2014 dengan jumlah peserta didik

≈ 126 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des
Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

sebanyak 256 peserta didik. Jumlah merupakan random technique sampling


sampel dalam penelitian ini yaitu 64 dimana populasi memiliki kesempatan
peserta didik. Sampel ini terbagi dalam yang sama untuk menjadi sampel
2 kelas dimana kelas pertama penelitian. Pemilihan sampel ini
merupakan kelas eksperimen yang dilakukan dengan cara melakukan
diajarkan dengan menggunakan metode pengundian pada tiga kelas dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD jurusan yang sama untuk diambil dua
serta kelompok kedua merupakan kelas kelas yang akan dijadikan sampel
kontrol yang diajarkan dengan metode penelitian (random kelas dalam kelas
konvensional. Teknik sampling yang pararel). Desain dari penelitian ini
digunakan pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1. Desain Penelitian

Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran


STAD Konvensional

Motivasi Belajar Tinggi Y11 Y21

Motivasi Belajar Rendah Y12 Y22

Sumber data mengenai metode dan varians yang dihitung dengan


pembelajaran diperoleh dari buku, menggunakan SPSS 17.0.
jurnal dan internet. Sumber data untuk Analisis prasyarat yang dilakukan
hasil belajar matematika dan tingkat yaitu dengan melakukan uji normalitas
motivasi belajar diperoleh dari sampel untuk mengetahui keajegan dari data
penelitian. Data hasil belajar yang ada dan uji homogenitas untuk
matematika diperoleh dari skor hasil mengetahui keseragaman data dengan
tesessai soal matematika sejumlah 20 menggunakan SPSS 17.0. Uji analisis
butir pada materi bilangan real. Dan hipotesis penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui tingkat motivasi yaitu menggunakan ANOVA 2 arah
belajar peserta didik diberikan angket menggunakan SPSS 17.0. Pada uji
sejumlah 25 butir. analisis hipotesis penelitian akan
Teknik analisis data pada dilanjutkan dengan uji Tukey apabila
penelitian ini terbagi dalam tiga bagian terdapat interaksi antara metode
yaitu uji analisis deskriptif data, uji pembelajaran dengan motivasi belajar.
analisis prasyarat data dan uji analisis
hipotesis peenelitian. Analisis deskriptif
data yaitu menghitung nilai mean,
median, modus serta simpangan baku

≈ 127 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des
Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

HASIL DAN PEMBAHASAN Kelas pertama merupakan kelompok


kelas eksperimen yang kegiatan
Hasil Penelitian pembelajarannya menggunakan model
Penelitian ini bertujuan untuk pembelajaran kooperatif tipe STAD,
mengetahui: 1) pengaruh metode sedangkan kelas kedua merupakan kelas
pembelajaran terhadap hasil belajar kontrol yang diajarkan menggunakan
matematika, 2) pengaruh motivasi metode pembelajaran konvensional.
belajar terhadap hasil belajar Penelitian ini dilakukan di SMK Taruna
matematika, 3) interaksi metode Bhakti dengan jumlah sampel sebanyak
pembelajaran dan motivasi belajar 64 peserta didik. Uji analisis yang
terhadap hasil belajar matematika. dilakukan yaitu uji analisis deskriptif
Penelitian ini merupakan penelitian data, uji analisis prasyarat data dan uji
kuantitatif dengan metode penelitian analisis hipotesis penelitian. Hasil uji
eksperimen. Pada penelitian ini analisis deskriptif data dapat dilihat
dibandingkan dua kelas yang diajarkan pada tabel 2 di bawah ini.
dengan metode pembelajaran berbeda.

Tabel 2. Uji Deskriptif Data

Y11 Y12 Y21 Y22


N Valid 16 16 16 16
Hilang 0 0 0 0
Mean 74,94 62,63 59,56 59,00
Median 75,00 58,50 63,00 60,00
Modus 68a 70 68 60
Standar Deviasi 6,904 10,513 8,587 7,239
Varians 47,663 110,517 73,729 52,400
Minimum 63 53 40 45
Maximum 87 90 68 70

Berdasarkan hasil perhitungan Pada kelompok kelas yang


data deskriptif diperoleh kelompok diajarkan dengan metode STAD dan
pertama yaitu kelas yang diajarkan motivasi belajar rendah memperoleh
dengan metode pembelajaran STAD nilai rata-rata 62,63. Nilai rata-rata ini
dan motivasi belajar yang tinggi lebih tinggi dari nilai tengah dan lebih
memperoleh nilai rata-rata 74,94. Nilai rendah dari nilai modus sehingga dapat
rata-rata ini lebih rendah dari nilai diketahui nilai yang diperoleh pada
tengah dan lebih tinggi dari nilai modus, kelompok ini belum berimbang atau
sehingga dapat diketahui bahwa nilai kurang baik.
yang diperoleh pada kelompok ini Pada kelompok kelas yang
berimbang atau cukup baik. diajarkan dengan metode konvensional
dan motivasi belajar tinggi memperoleh

≈ 128 ≈
JKPM, Vol.01,
JKPM, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des
Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

nilai rata-rata 59,56. Nilai rata-rata ini Pengolahan data dilanjutkan


lebih rendah dari nilai tengah dan nilai dengan uji analisis prasyarat data. Uji
modus. Dari hasil ini dapat dikatakan yang dilakukan pertama kali adalah uji
bahwa hasil belajar pada kelompok ini normalitas data. Untuk dapat
berimbang atau cukup baik. mengetahui data hasil penelitian
Pada kelompok kelas yang berdistribusi normal atau tidak, maka
diajarkan dengan metode pembelajaran penelitian harus diuji normalitasnya.
Konvensional dan motivasi belajar Dalam uji normalitas ini dilakukan
rendah memperoleh nilai rata-rata 59. dengan uji One Sample Kolmogorov-
Nilai rata-rata ini lebih rendah dari nilai Smirnov Test dan taraf signifikansi 0,05.
tengah dan nilai modus. Berdasarkan Kriteria dari uji normalitas tersebut
hal ini dapat dikatakan bahwa hasil adalah data berdistribusi normal jika sig
belajar pada kelompok ini berimbang > 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat
atau cukup baik. pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Uji Normalitas


Y11 Y12 Y21 Y22
N 16 16 16 16
Normal Parameter Rata-rata 74,94 620,63 59,56 59,00
Standar 6,904 100,513 8,587 7,239
Deviasi
Perbedaan Nyata Absolut 0,093 0,204 0,197 0,152
Positif 0,093 0,204 0,163 0,133
Negatif -0,081 -0,180 -0,197 -0,152
Uji Kolmogorov-Smirnov Z 0,370 0,815 0,789 0,607
Signifikan 0,999 0,520 0,561 0,855

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat Uji prasyarat selanjutnya yaitu uji


diketahui nilai signifikan dari tiap homogenitas. Uji ini dilakukan untuk
kelompok lebih besar dari 0,05. mengetahui apakah data pada empat
Berdasarkan hal ini dapat diketahui kelompok tersebut berasal dari
bahwa keempat kelompok berdistribusi distribusi yang seragam atau
normal. Sehingga data tersebut mempunyai varians yang sama. Hasil
merupakan data yang ajeg, dapat uji homogenitas dapat dilihat dari tabel
digunakan untuk pengujian analisis. 4 berikut:

Tabel 4. Uji Homogenitas


F df1 df2 Sig.
1,310 3 60 0,279

≈ 129 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des
Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

Berdasarkan hasil perhitungan setara sehingga uji analisis hipotesis


pada tabel 4 di atas, dapat diketahui dapat dilakukan. Uji selanjutnya pada
bahwa nilai signifikan 0,279 > 0,05. Hal penelitian ini yaitu uji analisis hipotesis
ini menunjukkan bahwa keempat data penelitian menggunakan ANOVA dua
merupakan data yang homogen. Berarti arah. Hasil uji analisis tersebut dapat
data tersebut merupakan data yang dilihat pada tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. ANOVA 2 Arah


JK dk RJK F Sig.
a
Antar Kolom 2659,313 3 886,438 12,471 0,000
Antar Baris 262400,063 1 262400,063 3691,767 0,000
Metode 1444,000 1 1444,000 20,316 0,000
Motivasi 663,063 1 663,063 9,329 0,003
Metode * Motivasi 552,250 1 552,250 7,770 0,007
Error 4264,625 60 71,077
Total 269324,000 64
Total Koreksi 6923,938 63

Berdasarkan hal ini dapat dilihat pembelajaran kooperatif tipe STAD


bahwa nilai signifikan metode sebesar dengan motivasi belajar terhadap hasil
0,000 dengan nilai F hitung sebesar belajar matematika. Hal ini dapat dilihat
20,316. Nilai signifikan 0,000 < 0,05 dari nilai signifikan sebesar 0,007 <
hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh 0,05 dan Fhitung sebesar 7,770.
metode pembelajaran terhadap hasil
belajar matematika. Kemudian, Pembahasan Hasil Penelitian
berdasarkan hasil penelitian dan analisis 1. Pengaruh Metode Pembelajaran
di atas dapat diketahui bahwa terdapat terhadap Hasil Belajar
pengaruh metode pembelajaran Matematika
kooperatif tipe STAD terhadap hasil Hasil penelitian ini
belajar khususnya pada pelajaran menunjukkan bahwa terdapat
matematika. pengaruh metode pembelajaran
Berdasarkan hasil uji ANOVA 2 terhadap hasil belajar matematika.
arah di atas dapat diketahui juga bahwa Hal ini sejalan dengan pendapat Dick
terdapat pengaruh motivasi belajar dan Carey dalam Riyanto yang
terhadap hasil belajar matematika. Hal mengatakan bahwa “metode
ini dapat dilihat dari nilai signifikan pembelajaran adalah suatu
0,003 < 0,05 dan nilai F hitung sebesar komponen materi atau paket
9,329. Pada hasil pengujian ANOVA 2 pengajaran dan prosedur yang
arah ini pun diperoleh hasil bahwa digunakan untuk membantu peserta
terdapat interaksi antara metode didik dalam mencapai tujuan

≈ 130 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des
Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

pengajaran”. Dalam hal ini, metode sehingga peserta didik yang kurang
pengajaran tidak hanya terbatas pada aktif dalam belajar secara tidak
prosedur kegiatan, melainkan juga langsung menjadi aktif dan
seluruh komponen materi dan pola termotivasi dari teman-temannya.
pengajaran itu sendiri. Riyanto Slavin menjelaskan bahwa
(2009) menjelaskan bahwa, “metode STAD (Student Teams Achievement
pembelajaran adalah siasat guru Division) merupakan metode
dalam mengefektifkan, pembelajaran kooperatif untuk
mengefisienkan serta pengelompokan campur yang
mengoptimalkan fungsi dan interaksi melibatkan pengakuan tim dan
antara peserta didik dengan tanggung jawab kelompok untuk
komponen pembelajaran dalam suatu pembelajaran individu anggota. Pada
kegiatan pembelajaran untuk pembelajaran kooperatif tipe STAD,
mencapai tujuan pembelajaran untuk peserta didik dikelompokkan dengan
mencapai tujuan pengajaran”. Dalam beranggotakan 4-5 orang peserta
hal ini metode pembelajaran yang didik yang terdiri dari peserta didik
baik selalu mengoptimalkan interaksi yang berkemampuan tinggi, sedang
peserta didik sehingga peserta didik dan rendah. Di akhir pembelajaran
turut aktif dalam kegiatan diberikan tes kecil yang dikerjakan
pembelajaran. Dengan adanya hal ini secara individu. Menurut Slavin
memacu peserta didik dalam dalam Isjoni (2009:51), pada proses
kegiatan belajar sehingga dapat pembelajarannya, belajar kooperatif
meningkatkan hasil belajarnya tipe STAD melalui lima tahapan
khususnya hasil belajar matematika. yang meliputi:
Salah satu metode a. Tahap Penyajian Materi
pembelajaran yang tepat yang dapat b. Tahap Kegiatan Kelompok
memacu pembelajaran peserta didik c. Tahap Tes Individual
yaitu metode pembelajaran d. Tahap Penghitungan Skor
kooperatif khususnya metode Perkembangan Individu
pembelajaran kooperatif tipe STAD. e. Tahap Pemberian Penghargaan
Hal ini sejalan dengan pendapat Kelompok
Asyirint (2010:58) yang mengatakan
bahwa, “pembelajaran kooperatif Secara teknis, tahapan pada
adalah metode pembelajaran yang metode pembelajaran kooperatif tipe
menekankan pada aktivitas STAD ini tahap ini sangat terstruktur
berkelompok untuk saling dan dapat memacu pembelajaran
bekerjasama dan membantu dalam peserta didik. Pada tahap penyajian
mengkonstruksi konsep dan materi, guru memperkenalkan dan
menyelesaikan masalah”. Dengan menjelaskan materi melalui
adanya kegiatan pembelajaran presentasi di kelas. Penjelasan ini
kooperatif ini peserta didik dapat dilakukan dengan detail dan
berdiskusi dan saling berbagi ilmu difokuskan pada unit STAD sehingga

≈ 131 ≈
JKPM, Vol.01,
JKPM, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des
Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

peserta didik menyadari bahwa 2. Pengaruh Motivasi Belajar


mereka harus bersungguh-sungguh terhadap Hasil Belajar
memperhatikan agar dapat Matematika
mengerjakan kuis dengan baik dan
sebagai penentu skor tim nya.Pada Hasil penelitian ini juga
tahap kegiatan kelompok, guru menunjukkan terdapat pengaruh
membuat kelompok yang terdiri dari motivasi belajar terhadap hasil
4-5 orang yang heterogen. Hal ini belajar matematika. Hasil penelitian
dimaksudkan agar setiap kelompok ini sejalan dengan pendapat
dapat saling berbagi pengetahuan dan Sadirman (2004) yang menyatakan,
memotivasi dari perbedaan mereka. “Dalam kegiatan belajar, maka
Tahap selanjutnya yaitu tes motivasi dapat dikatakan sebagai
individual, tahap ini guru keseluruhan daya penggerak di
memberikan tes sebagai bentuk dalam diri peserta didik yang
evaluasi kepada masing-masing menimbulkan kegiatan belajar, yang
peserta didik. Hal ini dimaksudkan menjamin kelangsungan dari
agar peserta didik dapat mengetahui kegiatan belajar dan memberikan
hasil kegiatan pembelajarannya arah pada kegiatan belajar, sehingga
selama ini serta meningkatkan daya tujuan yang dikehendaki oleh subjek
kompetisi pada setiap peserta didik. belajar itu dapat tercapai”.
Tahap selanjutnya yaitu perhitungan Peserta didik yang memiliki
skor dan pemberiaan penghargaan. motivasi belajar yang tinggi memiliki
Tahap ini bertujuan agar peserta daya penggerak yang kuat dalam
didiktermotivasi dengan penghargaan belajar. Selain itu peserta didik yang
yang diberikan serta ingin selalu memiliki motivasi belajar yang tinggi
meningkatkan hasil belajarnya. selalu dapat mengarahkan dirinya
Adanya penghargaan atas hasil dalam belajar dan mencapai tujuan
kerja, baik secara individu maupun yang dikehendaki yaitu hasil belajar
secara berkelompok menjadikan yang tinggi. Hampir semua peserta
siswa saling ketergantungan secara didik yang memiliki motivasi belajar
positif. Model pembelajaran yang tinggi dapat membawa atau
kooperatif tipe STAD telah berhasil menularkan ruh motivasi belajarnya
menunjukkan perubahan dalam hal bagi peserta didik yang lain.
proses pembelajaran. Dalam kelas
dengan model pembelajaran 3. Interaksi Metode Pembelajaran
kooperatif tipe STAD menjadikan dan Motivasi Belajar terhadap
setiap siswa senantiasa bekerja keras Hasil Belajar Matematika
untuk bisa betul-betul memahami Hal ini dapat disebabkan dari
substansi isi materi bagi dirinya metode pembelajaran yang baik dan
pribadi dan juga bisa berpartisipasi tepat dapat memacu peserta didik
bagi peningkatan hasil belajar dalam belajar sehingga peserta didik
kelompok belajarnya. termotivasi dalam belajarnya dan

≈ 132 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des
Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

mendapatkan hasil belajar yang baik. Sehingga dengan adanya metode


Seperti yang telah dijelaskan Riyanto pembelajaran yang tepat yang dapat
sebelumnya bahwa metode memicu motivasi belajar peserta
pembelajaran dapat mengoptimalkan didik, dapat pula meningkatkan hasil
interaksi peserta didik. Dengan belajar peserta didik khususnya hasil
optimalnya interaksi tersebut secara belajar matematika. Pada penelitian
tidak langsung meningkatkan ini terdapat interaksi antara metode
keaktifan peserta didik dalam belajar. pembelajaran kooperatif tipe STAD
Keaktifan tersebut tentunya menjadi dan motivasi belajar matematika.
daya gerak peserta didik dalam Berdasarkan hasil interaksi ini
belajar dan mencapai tujuannya. diperlukan uji lanjut yaitu uji Tukey.
Daya penggerak inilah yang disebut Hasil uji Tukey dapat dilihat pada
dengan istilah motivasi belajar. tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Uji Lanjut (Uji Tukey)


(I) (J) Beda Rata-rata Taraf Nyata 95%
Grup Grup (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
*
1 2 12,31 2,981 0,001 4,44 20,19
*
3 15,38 2,981 0,000 7,50 23,25
*
4 15,94 2,981 0,000 8,06 23,81
*
2 1 -12,31 2,981 0,001 -20,19 -4,44
3 3,06 2,981 0,734 -4,81 10,94
4 3,63 2,981 0,619 -4,25 11,50
*
3 1 -15,38 2,981 0,000 -23,25 -7,50
2 -3,06 2,981 0,734 -10,94 4,81
4 0,56 2,981 0,998 -7,31 8,44
*
4 1 -15,94 2,981 0,000 -23,81 -8,06
2 -3,63 2,981 0,619 -11,50 4,25
3 -0,56 2,981 0,998 -8,44 7,31

Berdasarkan hasil uji Tukey, Perbedaan hasil belajar


dapat diketahui bahwa terdapat matematika juga dapat dilihat pada
perbedaan yang signifikan antara kelompok yang diajarkan
hasil belajar matematika pada menggunakan metode pembelajaran
kelompok yang diajarkan kooperatif tipe STAD bermotivasi
menggunakan metode pembelajaran belajar tinggi dengan kelompok yang
kooperatif tipe STAD yang diajarkan menggunakan metode
bermotivasi belajar tinggi dengan pembelajaran konvensional
yang bermotivasi belajar rendah. bermotivasi rendah. Perbedaan ini
Perbedaan ini sebesar 12,31. Hal ini sebesar 15,38. Hal ini juga diperkuat
pun diperkuat dengan nilai signifikan dengan nilai signifikan sebesar 0,000
sebesar 0,001 < 0,05. < 0,05.

≈ 133 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des
Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

Selain itu juga terdapat diajarkan dengan suatu metode


perbedaan yang signifikan antara pembelajaran berbeda serta motivasi
hasil belajar matematika yang belajar yang berbeda. Hal ini bisa
diajarkan menggunakan metode dijadikan acuan hasil penelitian yang
pembelajaran kooperatif tipe STAD telah dilaksanakan.
bermotivasi tinggi dengan hasil
belajar matematika yang diajarkan
menggunakan metode pembelajaran SIMPULAN DAN SARAN
konvensional bermotivasi rendah.
Perbedaan tersebut sebesar 15,94. Simpulan
Hal ini pun dapat dilihat dari nilai Berdasarkan hasil penelitian ini,
signifikan sebesar 0,000 < 0,05. diketahui bahwa terdapat pengaruh
Perbedaan juga dapat dilihat antara metode pembelajaran terhadap hasil
hasil belajar matematika yang belajar matematika. Dalam hal ini, hasil
diajarkan menggunakan metode belajar matematika peserta didik yang
kooperatif tipe STAD bermotivasi diajar dengan metode pembelajaran
rendah dengan hasil belajar kooperatif tipe STAD lebih tinggi
matematika yang diajarkan daripada yang diajarkan dengan metode
menggunakan metode pembelajaran pembelajaran konvensional. Perbedaan
konvensional motivasi tinggi. hasil belajar juga diperoleh pada peserta
Perbedaan hasil belajar ini sebesar didik yang bermotivasi tinggi dan yang
3,06. Namun perbedaan ini tidak bermotivasi rendah. Hasil belajar
signifikan karena nilai signifikan matematikapada peserta didik yang
sebesar 0,734 > 0,05. bermotivasi tinggi lebih tinggi dari
Selain itu, perbedaan juga hasilbelajar matematika pada peserta
dapat dilihat dari hasil belajar didik yang bermotivasi rendah.
matematika yang diajarkan dengan Berdasarkan penelitian ini juga
menggunakan metode kooperatif tipe dapat diketahui bahwa terdapat interaksi
STAD bermotivasi rendah dengan metode pembelajaran dengan motivasi
hasil belajar matematika yang belajar terhadap hasil belajar
diajarkan menggunakan metode matematika. Hasil belajar matematika
konvensional bermotivasi rendah. pada kelompok peserta didik yang
Perbedaan hasil belajar ini sebesar diajarkan menggunakan metode
3,63. Namun perbedaan ini tidak pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
signifikan karena nila signifikan bermotivasi tinggi lebih tinggi daripada
sebesar 0,619 > 0,05. Terdapat kelompok lainnya.
perbedaan hasil belajar matematika
antara kelompok yang diajarkan Saran
menggunakan metode pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian ini
konvensional bermotivasi tinggi disarankan agar sekolah sebagai
dengan yang bermotivasi rendah. lembaga pendidikan hendaknya
Perbedaan tersebut sangat tipis memfasilitasi guru matematika untuk
sebesar 0,56, namun perbedaan ini mengkreasikan cara mengajarnya.
tidak signifikan karena nilai Selain itu, guru sebagai fasilitator dalam
signifikan sebesar 0,998 > 0,05. pembelajaran hendaknya memilih dan
Berdasarkan hasil uji lanjut tersebut mengaplikasi metode pembelajaran
dapat diketahui terdapat perbedaaan yang tepat dan dapat memacu motivasi
hasil belajar matematika antara yang belajar peserta didik sehingga mereka

≈ 134 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –135
01121Des Nurfitriyanti, dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

tidak jenuh dalam belajar. Disarankan diperoleh baik, peserta didik hendaknya
metode yang digunakan dalam belajar lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
yaitu metode kooperatif yang dapat pembelajaran dan sering melakukan
memacu interaksi antar peserta didik. diskusi materi pelajaran dengan teman-
Agar hasil belajar matematika yang temannya di dalam kelas.

DAFTAR RUJUKAN

Al Krismanto. (2013). Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam Pembelajaran


Matematika. Klaten: SSAP.
Asyirint, Gustaf. (2010). Langkah Cerdas Menjadi Guru Sejati Berprestasi.
Yogyakarta: Bahtera Buku.
Eggen dan Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks.
Isjoni. (2009). Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar
Berkelompok. Bandung: Alfabeta.
Marhaeni, A.A.I.N. 2005. Pengaruh Asesmen Portofolio dan Motivasi Berprestasi
dalam Belajar Bahasa Inggris Terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris
(Studi Eksperimen pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP
Negeri Singaraja, 2004). Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Negeri
Jakarta.
Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Roza, Y. (2009). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Minat Belajar terhadap Hasil
Belajar Fisika. Tesis Tidak Dipublikasikan. Fakultas Teknik Matematika dan
IPA, Universitas Indraprasta PGRi.
Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman, A.M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sumiati. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabet.
Supardi, U.S. (2013). Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Interaksi Tes Formatif
Uraian dan Kecerdasan Emosional. Jurnal Formatif. Volume 3 (2): 78-96.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovetif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

≈ 135 ≈

Anda mungkin juga menyukai