Anda di halaman 1dari 4

A.

JUDUL
Judul dari percobaan ini adalah “Gaya Angkat Zat Cair”
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu:
1.
C. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini yaitu :
1.

D. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau berpindah akibat pengaruh tekanan
yang sangat kecil atau sedikit saja. Fluida memiliki dua wujud yaitu cair dan
gas. Komponen yang bekerja pada fluida statis adalah gaya angkat ke atas dan
tekanan hidrostatis. Gaya angkat ke atas atau gaya apung adalah resultan gaya yang
dilakukan terhadap suatu benda oleh fluida statis tempat benda itu tercelup. Jadi, gaya
angkat ke atas dipengaruhi oleh volume benda yang tercelup ke dalam zat cair
(Abidin, 2014).
2. Gaya Angkat Zat Cair
Gaya angkat ke atas atau gaya apung adalah salah satu gaya yang bekerja pada
fluida. Gaya apung atau gaya angkat ke atas adalah resultan gaya yang dilakukan
terhadap suatu benda oleh fluida statis tempat benda itu terendam atau terapung.
Gaya apung selalu bereaksi vertikal ke atas, jadi tidak mungkin terdapat komponen
horizontal dari resultan gayanya. Gaya-gaya yang bekerja pada permukaan tiap
elemen fluida berasal dari tekanan. Perlu ditegaskan bahwa tekanan adalah besaran
skalar, karena itu bekerja kesemua arah dengan harga yang sama besar. Vektor luas
selalu menunjukan kearah yang normal terhadap permukaan, dan besarnya sama
dengan luas itu sendiri. Jadi, gaya yang terjadi akibat tekanan adalah sebuah vektor
yang besarnya adalah hasil kali antara intensitas tekanan dan luas serta
mempunyai arah yang normal terhadap luas permukaan yang bersangkutan (Reubon
& Steven 1990:44).
. Gaya angkat zat cair juga tergantung pada massa jenis fluida dan banyaknya
fluida yang dipindahkan oleh benda. Dengan demikian berlaku :

Fa = Wu – Wf

Dengan,
Fa = gaya angkat
Wu = berat benda di udara
Wf = berat benda dalam zat cair
Gaya apung terjadi karena makin dalam zat cair, makin besar tekanan
hidrostatisnya. Ini menyebabkan tekanan pada bagian bawah benda lebih besar
daripada tekanan pada bagian atasnya. Jadi gaya apung dapat dirumuskan sebagai:

Fa = ρf . Vbf . g
Dimana ρf adalah massa jenis fluida, hasil kali ρf . Vbf . g = m f . g merupakan
berat fluida yang mempunyai volum yang sama dengan volume silinder. Dengan
demikian gaya apung sama dengan berat fluida dipindahkan. Hal ini merupakan
penemuan Archimedes (287-212 SM) dan disebut sebagai prinsip Archimedes. Prinsip
Archimedes berbunyi “Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di
dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda,
dimana besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan”. (Giancoli, 2001)
Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman
yang berbeda. Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida tersebut.
Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida, maka akan terdapat perbedaan
tekanan antara fluida pada bagian atas benda dan fluida pada bagian bawah benda.
Fluida yang terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar
daripada fluida yang berada di bagian atas benda (Kurvayanti, 2014).

Gambar 1 Gaya angkat zat cair


Pada gambar di atas, tampak sebuah
benda melayang di dalam air. Fluida yang berada
dibagian bawah benda memiliki tekanan yang
lebih besar daripada fluida yang terletak pada bagian
atas benda. Hal ini disebabkan karena fluida
yang berada di bawah benda memiliki
kedalaman yang lebih besar daripada fluida yang
berada di atas benda (h2 > h1).
Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari
hukum newton juga. Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan
gaya =0 dan benda melayang. Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan
melayang
Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat
cair akan mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke
atas (FA) dari zat cair itu. Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan dengan
besarnya kedua gaya tersebut yaitu seperti berikut.
1. Benda Tenggelam
Benda disebut tenggelam dalam zat cair apabila posisi benda selalu terletak
pada dasar tempat zat cair berada.

Gambar 1.2 Benda Tenggelam

Pada benda tenggelam terdapat tiga gaya yaitu


W = gaya berat benda
Fa = gaya archimedes
N = gaya normal bidang
Dalam keadaan seimbang maka W = N + Fa sehingga
W > Fa
m . g > ρZC . Vb . g
ρb . Vb . g > ρZC . Vb . g
ρb > ρzc
ρb = massa jenis benda
ρZC = massa jenis zat cair

2. Benda Melayang
Benda melayang dalam zat cair apabila posisi benda di bawah permukaan zat
cair dan di atas dasar tempat zat cair berada.

Gambar 1.3 Benda Melayang


Pada benda melayang terdapat dua gaya yaitu Fa dan W. Dalam keadaan
seimbang maka
W = Fa
ρb . Vb . g = ρZC . Vb . g
ρb = ρzc
3. Benda Terapung
Benda terapung dalam zat cair apabila posisi benda sebagian muncul
dipermukaan zat cair dan sebagian terbenam dalam zat cair.

Gambar 1.4 Benda Terapung


Pada benda terapung terdapat dua gaya yaitu Fa dan W. Dalam keadaan
seimbang maka

W = Fa
ρb . Vb . g = ρZC . V2 . g
ρb . Vb = ρZC . V2
karena Vb > V2 maka ρb < ρZC
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang tercelup dalam fluida bisa
diperoleh dengan menggunakan metode menimbang benda di udara dan menimbang
benda setelah dicelupkan dalam fluida, maka gaya apung bisa didapat
menggunakan persamaan berikut, Fa = W – Wa. Dimana W adalah berat benda saat
ditimbang di udara dan Wa adalah berat benda saat ditimbang di dalam fluida.
Berat benda pada saat diudara dan setelah terbenam dalam air tawar. Ketika
suatu benda memiliki berat 40 N jika ditimbang di udara, dan memiliki berat 30 N
jika ditimbang di dalam air. Dalam hal ini masa benda tidak berubah, namun yang
berubah adalah resultan gayanya. Berkurangnya berat benda tersebut diakibatkan
adanya gaya tekan keatas dari air yang dipindahkan oleh bagian benda yang ada
didalam air (force of buoyancy), dengan arah kerja gayanya mengarah keatas, sedang
garis kerja gayanya segaris dengan garis kerja dari gaya berat benda.Tekanan
didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dimana gaya F dipahami bekerja tegak
lurus terhadap permukaan A. Konsep tekanan utamanya berguna dalam membahas
fluida.(Nilam,2014)

E. HIPOTESIS
Hipotesis dari percobaan ini yaitu:
1. ...
2. ...

Anda mungkin juga menyukai