Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di tahun 2010, Departemen Kesehatan menerapkan strategi kerja yaitu:

menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. Meningkatkan

akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan

system surveilans, monitoring dan informasi kesehatan, serta meningkatkan

pembiayaan kesehatan. Namun, strategi surveilans belum berjalan dengan baik

sehingga diperlukan banyak perbaikan agar tercapainya system surveilans yang

efektif di Indonesia.

Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

berkembang seperti Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih

tinggi. Survey morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Epidemiologi

penyakit diare dapat ditemukan pada seluruh daerah geografis dunia dan kasus

diare dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi penyakit berat dengan

kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak balita. Di negara

berkembang anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali dalam setahun, dan

menjadi penyebab kematian dengan Case Fatality Rate 15% sampai dengan

34% dari semua kematian .

Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan diare sebagai

kejadian buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan

frekuensi 3 kali atau lebih selama 1 hari atau lebih. Definisi ini lebih

menekankan pada konsistensi tinja daripada frekuensinya. Diare paling sering

1
menyerang anak-anak usia 6 bulan sampai 2 tahun. Penyebab diare antara lain

infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau infeksi parasit, malabsorpsi,

alergi, keracunan, imunodefisiensi. Penyakit diare merupakan salah satu dari

penyakit yang dikenal sebagai Water Borne Disease.

Salah satu langkah dalam pencapaian target MDGs adalah menurunkan

kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai tahun 2015.

Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga (SKRT), studi mortalitas dan riset

kesehatan dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi

penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat

diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana

kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang

cepat dan tepat.

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004,

menunjukkan angka kematian akibat diare adalah 23 per 100 ribu penduduk

dan pada balita adalah 75 per 100 ribu balita. Insiden diare berkisar antara 400

kasus per 100 penduduk, di mana 60-70% di antaranya anak-anak di bawah

umur 5 tahun. Setiap anak mengalami diare rata-rata 1 sampai 2 kali setahun

dan secara keseluruhan, rata-rata mengalami 3 kali episode diare per tahun

Menurut Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung , Kejadian kasus diare

pada tahun 2014 mencapai 20.559 kasus dari 30 puskesmas di 20 kecamatan

yang berada di kota Bandar Lampung dengan prevalensi tertinggi terjadi di

wilayah kerja Sukaraja yakni mencapai 1182 kejadian.

2
Untuk mengatasi masalah diare di Indonesia, Departemen Kesehatan

telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota untuk melaksanakan program nasional penanggulangan diare

yakni menyusun Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE), 1)

rehidrasi menggunakan cairan oralit osmolaritas rendah 2) zinc diberikan

selama 10 hari berturut-turut 3) teruskan pemberian ASI dan makanan 4)

antibiotik selektif, dan 5) nasihat kepada orang tua atau pengasuh serta program

khusus yang di lakukan di Puskesmas Pasar Ambon.

Berdasarkan uraian di atas, melihat masih adanya penyakit menular di

wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon yang telah memiliki sistem surveilans

yang seharusnya, berdasarkan fungsinya dapat mencegah kejadian tersebut,

menjadi suatu pintu pembahasan yang menarik untuk mengetahui kegiatan

surveilans di Puskesmas Pasar Ambon dan permasalahan yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka diangkatlah rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana distribusi penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Pasar

Ambon tahun 2018 ?

2. Bagaimana pelaksanaan Surveilans penyakit diare di wilayah kerja

Puskesmas Pasar Ambon tahun 2018 ?

3
1.3 Tujuan Praktik

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pelaksanaan survailens dan epidemiologi diare di

Puskesmas Pasar Ambon tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui bagaimana pengumpulan data Diare di Puskesmas

Pasar Ambon.

2. Mengetahui analisis data dari surveilans penyakit Diare di Puskesmas

Pasar Ambon.

3. Untuk mengetahui bagaimana interpretasi/hasil olahan data penyakit

Diare di Puskesmas Pasar Ambon.

4. Mengetahui bagaimana upaya penyebarluasan informasi mengenai data

penyakit Diare di Puskesmas Pasar Ambon.

5. Untuk mengetahui frekuensi dan distribusi penyakit diare menurut jenis

kelamin dan umur di wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penulisan ini diharapkan memperkaya khasanah Ilmu Pengetahuan

dan merupakan bahan acuan dan pembanding bagi praktek surveilans

berikut.

4
2. Manfaat Praktis

a. Hasil penulisan ini sebagai masukan bagi instansi terkait sehingga

dapat dijadikan sebagai dasar untuk program penanggulangan

penyakit diare

b. Dapat dijadikan informasi bagi instansi dinas kesehatan kota Bandar

Lampung dan Puskesmas agar dapat melaksanakan surveilans

penyakit diare secara baik dan optimal sehingga dapat menurunkan

angka kejadian diare di wilayah kerja puskesmas tersebut.

3. Manfaat bagi Penulis

Bagi penulis penelitian ini akan menjadi pengalaman berharga dalam

memperluas wawasan mengenai kejadian penyakit diare dan program

survailans penyakit diare.

Anda mungkin juga menyukai