Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Umum

Puskesmas Pasar Ambon didirikan pada tahun 1960 dan terletak

dijalan Laksamana Malahayati yang dapat dengan mudah diakses dari

beberapa wilayah di Kota Bandar Lampung yaitu Jl. KH Hasyim Ashari.

Luas wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon 256,1 Ha, yang meliputi 5

Kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan Teluk Betung

2. Kelurahan Pesawahan

3. Kelurahan Talang

4. Kelurahan Sumur Putri

5. Kelurahan Gedung Pakuon

Adapun jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pasar

Ambon adalah sebagai berikut :

NO KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KK

1 Pesawahan 12.282 2.521

2 Talang 8.926 1.881

3 Gedung Pakuon 4.853 1.053

4 Teluk Betung 4.911 995

40
5 Sumur Putri 5.929 1.245

Puskesmas 36.901 7.695

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon adalah sebagai

berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Utara dan

Kecamatan Tanjung Karang Pusat

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bumi Waras

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung dan Teluk Betung

Timur

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Barat

4.1.2 Kegiatan Pokok Surveilans

a. Pengumpulan Data Pengolahan Data

Unit surveilans Puskesmas mengumpulkan dan mengolah data

Puskesmas harian bersumber dari register rawat jalan di Puskesmas, tidak

termasuk data dari unit pelayanan bukan puskesmas dan kader kesehatan.

Pengumpulan dan pengolahan data tersebut dimanfaatkan untuk bahan

analisis dan rekomendasi tindak lanjut serta distribusi data.

b. Tabulasi dan analisis data

Unit surveilans Puskesmas melaksanakan analisis bulanan terhadap

penyakit potensial KLB di daerahnya dalam bentuk tabel menurut

desa/kelurahan dan grafik kecenderungan penyakit mingguan, kemudian

41
menginformasikan hasilnya kepada Kepala Puskesmas, sebagai

pelaksanaan pemantauan wilayah setempat (PWS) atau sistem kewaspadaan

dini penyakit potensial KLB di Puskesmas. Apabila ditemukan adanya

kecenderungan peningkatan jumlah penderita penyakit potensial KLB

tertentu, maka Puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi dan

menginformasikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Unit surveilans

Puskesmas melaksanakan analisis tahunan perkembangan penyakit dan

menghubungkannya dengan faktor risiko, perubahan lingkungan, serta

perencanaan dan keberhasilan program. Puskesmas memanfaatkan hasilnya

sebagai bahan profil tahunan, bahan perencanaan Puskesmas, informasi

program dan sektor terkait serta Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

c. Penyebarluasan hasil dan informasi

Setiap minggu, Puskesmas mengirim data PWS penyakit potensial

KLB ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagaimana formulir PWS

KLB. Setiap bulan, Puskesmas mengirim data STP Puskesmas ke Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dengan jenis penyakit dan variabelnya

sebagaimana formulir STP.PUS. Pada data PWS penyakit potensial KLB

dan data STP Puskesmas ini tidak termasuk data unit pelayanan kesehatan

bukan puskesmas dan data kader kesehatan. Setiap minggu, Unit Pelayanan

bukan Puskesmas mengirim data PWS penyakit potensial KLB ke Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota.

4.1.3 Kejadian Diare di Puskesmas Pasar Ambon

42
Tabel 4.1 Distribusi kasus diare pada setiap kelurahan Januari-Juni

tahun 2018

Kelurahan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah


Pesawahan 17 25 25 30 20 12 129

Talang 14 17 17 16 22 11 97

Teluk Betung 3 3 3 8 9 4 30

Gedung Pakuon 20 20 20 22 `14 9 105

Sumur Putri 7 7 7 8 5 4 38

Jumlah 61 72 72 84 70 40 399

Sumber: Laporan tahunan P2KM Pasar Ambon, 2018

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa wilayah dengan kasus diare

terbanyak adalah kelurahan Pesawahan yaitu sebanyak 129 kasus, kemudian

diikuti oleh kelurahan Gedung Pakuon sebanyak 2105 kasus. Kelurahan

dengan insiden kasus paling sedikit adalah kelurahan Telung Betung yaitu

sebanyak 30 kasus.

Tabel 4.2 Distribusi Kasus Diare Pada Periode Januari – Juni 2018

43
Bulan Kasus Tahun 2018

Januari 61

Februari 72

Maret 72

April 84

Mei 70

Juni 40

Jumlah 399

Sumber: Laporan tahunan P2KM Pasar Ambon, 2018

Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh bahwa selama periode Januari –

Juni tahun 2018, kasus diare terbanyak pada bulan April yaitu 84 kasus dan

diikuti bulan Februari dan Maret yaitu 72 kasus, dengan insiden terendah

adalah bulan Juni dengan 40 kasus.

44
Tabel 4.3 Distribusi Kasus Diare Jenis Kelamin di Puskesmas Pasar

Ambon Januari-Juni 2018

Bulan Jenis Kelamin


Laki-Laki Perempuan
Januari 22 39
Februari 27 45
Maret 27 45
April 36 48
Mei 27 43
Juni 16 24
Jumlah 155 244

Sumber: Laporan tahunan P2KM Pasar Ambon, 2018

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

kasus diare berdasarkan jenis kelamin diderita lebih banyak oleh anak

perempuan yaitu sebanyak 244 kasus dibandingkan dengan laki-laki dengan

frekuensi 155 kasus.

45
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kasus Diare Berdasarkan Usia

Bulan Kelompok Usia


0-1 tahun 1-4 tahun >5 tahun
Januari 2 27 32
Februari 5 30 36
Maret 5 22 27
April 12 33 37
Mei 20 31 18
Juni 11 17 12
Jumlah 55 160 162

Sumber: Laporan tahunan P2KM Pasar Ambon, 2018

Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi berdasarkan usia yaitu

tertinggi pada usia ≥ 5 tahun 162 kasus yang merupakan anak usia sekolah.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa wilayah dengan kasus diare

terbanyak adalah kelurahan Pesawahan yaitu sebanyak 129 kasus, kemudian diikuti

oleh kelurahan Gedung Pakuon sebanyak 2105 kasus. Kelurahan dengan insiden

kasus paling sedikit adalah kelurahan Telung Betung yaitu sebanyak 30 kasus. Hal

ini dapat disebabkan karena Kelurahan Pesawahan memiliki jumlah penduduk

terbesar yaitu 12.282 jiwa.

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kasus diare

berdasarkan jenis kelamin diderita lebih banyak oleh anak perempuan yaitu

sebanyak 244 kasus dibandingkan dengan laki-laki dengan frekuensi 155 kasus.

46
Dari data tersebut didapatkan bahwa perbandingan antara penderita diare berjenis

kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan cukup jauh berbeda.

Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi berdasarkan usia yaitu tertinggi

pada usia ≥ 5 tahun 162 kasus yang merupakan anak usia sekolah. Hal ini biasanya

dapat terjadi karena anak usia sekolah sering mengkonsumsi makanan dan

minuman di lingkungan sekolah dan di pinggir jalan yang kebersihanya tidak dapat

dijamin. Lingkungan tersebut berperan besar dalam penyebaran kuman penyebab

diare.

Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas, terdapat kesesuaian antara teori

dan kasus yang dikaji yaitu bahwa kasus diare cenderung mengelompok di daerah

yang kepadatan penduduknya tinggi, keadaan lingkungan sekitar yang kurang

bersih, dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat yang kurang.

47

Anda mungkin juga menyukai