Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Episiotomi adalah sayatan tubuh perineal untuk mencegah cedera perineum dan
memudahkan dan mempercepat tahap kedua persalinan. Ini adalah salah satu prosedur
bedah yang paling umum pada wanita yang prevalensi berbeda di berbagai wilayah
geografis.
Joseph Delee adalah orang pertama yang menyarankan episiotomi rutin untuk
semua wanita primipara dan kebanyakan wanita multipara. sarannya dipengaruhi ilmu
kebidanan selama 60 tahun. prevalensi global operasi ini telah dilaporkan sebagai 30-
90% dari seluruh persalinan vagina. 1,2 Prevalensi episiotomi pada wanita primipara
dilaporkan sebagai 97,3% di rumah sakit Teheran (Iran) pada tahun 2009 yang lebih
tinggi dibandingkan tingkat di bagian lain dunia. 3.
Setelah menjalani operasi di perineum meningkatkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas normal selama pemulihan pasca
melahirkan. Bahkan mempengaruhi hubungan antara ibu dan bayi. 4,5 Aplikasi,
tempat, waktu, dan metode perbaikan episiotomi saat ini di antara mata pelajaran yang
paling dibahas ilmu kebidanan. 6. Meskipun ada berbagai teknik untuk menutup
sayatan episiotomi, hemostasis dan pemulihan struktur anatomi dari situs sayatan
tanpa jahitan tambahan aspek fundamental dari kesuksesan di semua methods. Saat
ini, dua metode umum perbaikan meliputi metode berkelanjutan dan terganggu. 7
Dalam sebuah penelitian Eropa, sementara 30% dari rumah sakit diteliti digunakan
jahitan terputus, 47% dipekerjakan terganggu jahitan untuk memperbaiki otot-otot
perineum. Namun, tidak ada strategi yang pasti dalam 23% dari rumah sakit. 8
Sebagian besar peneliti percaya bahwa menggunakan jahitan terus menerus untuk
memperbaiki vagina dan otot-otot perineum dan kulit kurang menyakitkan daripada
metode terganggu. 9 Sebuah penelitian di Turki melaporkan metode kontinyu
menyebabkan rasa sakit kurang pada waktu singkat setelah melahirkan dan perbaikan
perineum lebih cepat. Metode tingkat konsumsi juga dihemat dari benang jahitan. 10
Sebuah studi bahasa Inggris secara acak dialokasikan 1542 wanita dengan tingkat dua
robekan perineum atau episiotomi menjadi 2 kelompok untuk menerima metode baik
terus menerus atau terputus perbaikan. nyeri perineum kurang pada kelompok metode
kontinu pada 2 nd dan 10 th metode terbaik perbaikan episiotomi dengan komplikasi
bagi ibu.

llmu Kesehatan berkembang sangat pesat. Temuan dan hipotesis yang diajukan
pada waktu yang lalu secara cepat digantikan dengan temuan baru yang segera
menggugurkan teori yang ada sebelumnya. Sementara hipotesis yang diujikan
sebelumnya bisa saja segera ditinggalkan karena muncul pengujian-pengujian hipotesis
baru yang lebih sempurna. Sebagai contoh, jika sebelumnya diyakini bahwa episiotomi
merupakan salah satu prosedur rutin persalinan khususnya pada primigravida, saat ini
keyakinan itu digugurkan oleh temuan yang menunjukkan bahwa episiotomi secara
rutin justru sering menimbulkan berbagai permasalahan yang kadang justru lebih
merugikan bagi quality of life pasien.

B. Tujuan

C. Manfaat

Anda mungkin juga menyukai