Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi sebagai filtrat untuk menjaga komposisi
darah dari limbah, mengendalikan keseimbangan cairan dalam tubuh, menjaga keseimbangan
elektrolit tetap stabil, memproduksi hormon dan enzim yang membantu dalam mengendalikan
tekanan darah, membuat sel darah merah serta mempertahankan PH normal dalam tubuh.
Apabila ginjal tidak berfungsi secara normal maka akan menyebabkan penyakit gagal ginjal.
Ada dua jenis gagal ginjal yaitu akut dan kronis. Gagal Ginjal Akut (GGA) memiliki
onset mendadak, dan berpotensi reversibel dan biasanya disebabkan oleh peristiwa yang
mengarah pada kerusakan ginjal seperti dehidrasi, kehilangan banyak darah ketika operasi besar,
cedera, dan penggunaan obat-obatan yang tidak sesuai dosis. Sedangkan gagal ginjal kronis
(GGK) berlangsung secara perlahan setidaknya tiga bulan dan menyebabkan gagal ginjal
permamen biasanya disebabkan oleh penyakit jangka panjang seperti hipertensi dan diabetes.
Gagal ginjal kronik menjadi masalah besar dunia karena sulit disembuhkan. Gagal Ginjal
Kronik tersebut menyebabkan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih
kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme dan gagal memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga pasien akan tetap menderita penyakit tersebut, tidak
bisa disembuhkan dan memerlukan pengobatan (Black, 2014).
Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan dunia dengan prevalensi dan
insidensi yang meningkat, dan prognosis yang buruk. Prevalensi PGK meningkat seiring
meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan kejadian penyakit diabetes melitus serta
hipertensi. Sekitar 1 dari 10 populasi global mengalami PGK pada stadium tertentu. Hasil
systematic review dan metaanalysis yang dilakukan oleh Hill et al, 2016, mendapatkan prevalensi
global PGK sebesar 13,4%. Menurut ESRD Patients (End-Stage Renal Disease) pada tahun 2011
sebanyak 2,786,000 orang, tahun 2012 sebanyak 3.018.860 orang dan tahun 2013 sebanyak
3.200.000 orang. Dari data tersebut disimpulkan adanya peningkatan angka kesakitan pasien
gagal ginjal kronis tiap tahunnya sebesar sebesar 6 (Fresenius, 2013). Pada tahun 2010, hasil
Global Burden of Disease, PGK merupakan penyebab kematian peringkat ke-27 di dunia tahun
1990 dan meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010.
Di Indonesia angka kejadian gagal ginjal kronis berdasarkan data dari hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 beberapa faktor risiko penyakit ginjal yaitu
hipertensi, diabetes melitus dan obesitas. Populasi umur ≥ 15 tahun yang terdiagnosis gagal
ginjal kronis sebesar 0,2%. Angka ini lebih rendah dibandingkan prevalensi PGK di negara-
negara lain.
Hasil Riskesdas 2013 juga menunjukkan prevalensi meningkat seiring dengan bertambahnya
umur, dengan peningkatan tajam pada kelompok umur 35-44 tahun dibandingkan kelompok
umur 25-34 tahun. Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%),
prevalensi lebih tinggi terjadi pada masyarakat pedesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%),
pekerjaan wiraswasta, petani/nelayan/buruh (0,3%). Provinsi dengan prevalensi tertinggi di
Indonesia adalah Sulawesi Tengah sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara
masing-masing 0,4%.
Masalah gagal ginjal kronik di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
serius, khususnya bagi orang yang menderita penyakit diabetes ataupun hipertensi yang tidak
terkontrol karena merupakan prevalensi penyebab gagal ginjal yang cukup besar. Meskipun
hipertensi ataupun diabetes adalah penyakit kronis dan tidak akan sembuh akan tetapi untuk
meminimalisir keadaan semakin parah agar tidak terjadi gagal ginjal maka diperlukan
pencegahan terhadap penyakit gagal ginjal kronis.
Berdasarkan uraian diatas maka kita sebagai petugas kesehatan khususnya perawat
sebaiknya melakukan pendidikan kesehatan kepada orang yang beresiko terhadap penyakit gagal
ginjal kronis untuk memberikan penjelasan mengenai pencegahan gagal ginjal kronis sedini
mungkin.
Sumber :
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika.
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2017). Situasi Penyakit Ginjal Kronis.
www.depkes.go.id/download.php?file.../infodatin/infodatin%20ginjal%202017.