FENOMENA

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Dirut PDAM Polman Akui Penerapan Aplikasi SIAK Tidak Maksimal

Asrianto Suardi

Selasa, 12 Februari 2019 - 13:42 WIB

Pelaksanaan bimbingan tejnis penerapan aplikasi SIA PDAM oleh PDAM Polman. Foto: Istimewa

POLMAN - Direktur PDAM Wai Tipalayo Polman, Fadhly Anwar, mengatakan penerapan laporan
keuangan PDAM Wai Tipalayo, Polewali Mandar (Polman) menggunakan SIAK belum maksimal. Belum
maksimalnya penerapan aplikasi SIAK tersebut menurutnya disebabkan oleh keterbatasan SDM dan
aplikasi yang ada.

Olehnya itu, pihaknya akan menerapkan aplikasi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PDAM dari BPKP pada
tahun 2019 ini.

“Kami sangat bersyukur dengan diterapkannya aplikasi SIA PDAM dari BPKP, tentu akan memudahkan
system pelaporan keuangan perusahaan dan tertib administraasi perusahaan akan menjadi lebih baik
dari sebelumnya,“ ungkapnya dalam kegiatan Bimbingan Tekhnis (Bimtek) aplikasi Sistem Informasi
Akuntansi SIA-PDAM dari BKPP Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat, Selasa (12/2/2019).

Bimtek ini berlangsung selama 2 pekan, dan telah dimulai pada tanggal 6 Februari lalu. Peserta Bimtek
terdiri dari TIM Counterpart PDAM Wai Tipalayo. di-Bimtek memulai menerapkan dan mengoperasikan
SIA PDAM, untuk memudahkan pembukuan dan pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan
pada BUMD Milik Pemkab Polman tersebut.

TIM BPKP yang dipimpin Koordinator Bidang Akuntan Negara BPKP Perwakilan Sulawesi Barat, Putu Yudi
Tenaya beraharap, agar nantinya setelah Bimtek selesai dilaksanakan, PDAM Wai Tipalayo Kabupaten
Polewali Mandar, sudah dapat mengimplementasikan SIA PDAM dengan baik untuk
pembukuan/pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan tahun 2019 dan selanjutnya.

https://makassar.sindonews.com/read/21066/1/dirut-pdam-polman-akui-penerapan-aplikasi-siak-tidak-
maksimal-1549951335

Tgl 24 februari 2019 minggu 9.50 pagi

Home EkBis Otomotif

Selasa, 24/07/2018 17:15 WIB


Toyota Gandeng SAP untuk Atur Sistem Akuntansi Berstandar Global

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -Toyota Motor Corporation (Toyota Group), produsen otomotif
multinasional asal Jepang, telah memilih SAP S/4HANA dan platform data bisnis SAP HANA (SAP SE)
untuk membantu mendorong operasi dan efisiensi keuangan di Toyota Group. Toyota Group memilih SAP
S/4HANA dan SAP HANA untuk membantu mengatur sistem akuntansi sesuai dengan standar global.

Executive General Manager Toyota dan Field Manager dari Information System Group, Hiroaki Kitazawa,
menuturkan, pihaknya beralih ke SAP untuk membantu membangun infrastruktur sistem informasi
akuntansi perusahaan di seluruh perusahaan Toyota.

"Kami sangat gembira memperoleh manfaat dengan respons yang lebih cepat. Hal tersebut merupakan
strategi pertumbuhan serta risiko masa depan dalam bisnis kami," kata Hiroaki Kitazawa dalam
keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (24/7/2018).

Menyadari kebutuhan mengoperasikan pemrosesan data transaksional dan analitik secara real time pada
satu platform tunggal, Toyota Group akan mengimplementasikan SAP HANA dan SAP S/4HANA untuk
melakukan fungsi-fungsi inti seperti ledakan high-speed bill of materials (BoM). Keserbagunaan tersebut
memampukan aplikasi untuk dikembangkan di platform yang sama.

"Kami meyakini, dengan penggunaan terintegrasi SAP S/4HANA dan SAP HANA, Toyota Group akan
berpeluang mengalami peningkatan dalam kisaran, volume, dan kecepatan manajemen informasi,” kata
President and Representative Director SAP Jepang, Yuzuru Fukuda.

Tag: toyota

Penulis/Editor: Ratih Rahayu

Foto: Toyota

Pembobolan BTN akibat kontrol lemah

Oleh: Anisah Novitarani, Galvan Yudistira, Yuwono Triatmodjo

Selasa, 21 Maret 2017 13:14 WIB


JAKARTA. Regulasi perbankan terbilang ketat. Namun masih
ada celah tindak kejahatan pembobolan dana nasabah bank
yang melibatkan orang dalam, termasuk yang menimpa
nasabah Bank Tabungan Negara (BTN).

Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan Kementerian BUMN meminta BTN meningkatkan
kontrol internal. "Kasus fraud ini bisa terjadi karena sistem perbankan tidak berjalan dengan baik," kata
Gatot kepada KONTAN, Senin (20/3).

Total dana milik nasabah BTN yang raib berjumlah Rp 258 miliar. Korbannya berjumlah lima, terdiri dari
empat institusi yakni PT Surya Artha Nusantara (SAN) Finance, PT Asuransi Jiwa Mega Indonesia,
Asuransi Umum Mega, Global Index Investindo. serta satu nasabah individu.

Total dana milik nasabah BTN yang raib berjumlah Rp 258 miliar. Korbannya berjumlah lima, terdiri dari
empat institusi yakni PT Surya Artha Nusantara (SAN) Finance, PT Asuransi Jiwa Mega Indonesia,
Asuransi Umum Mega, Global Index Investindo. serta satu nasabah individu.

Seperti kasus-kasus pembobolan bank sebelumnya, sindikat pembobolan dana nasabah BTN juga
melibatkan orang dalam. Salah satu yang diduga terlibat adalah Kepala Kantor Kas BTN Cikeas Bambang
Suparno. Kini, Bambang sudah ditahan polisi.

Sindikat itu diduga mengajak para korban menempatkan dananya di deposito BTN dengan bunga 9,5%
per tahun. Itulah yang membuat tawaran itu menggiurkan.

SAN Finance, semisal, membenamkan dana senilai Rp 250 miliar, dalam dua tahap. Andrijanto, Direktur
Keuangan SAN Finance mengatakan ada orang yang mengaku agen pemasar BTN menawarkan
penempatan dana berjangka waktu 3 bulan, berbunga 8,5% per tahun SAN Finance pun menempatkan
dana di BTN Cikeas.

Bambang, Kepala Kantor Kas BTN Cikeas, lantas menerbitkan sertifikat deposito dan diberikan kepada
SAN Finance. "Dalam sertifikat tersebut tercatat dana pertama yang kami simpan Rp 200 miliar. Jadi,
kami pikir aman," kata Andrijanto, kepada KONTAN (lihat infografik).

Andrijanto berharap kasus ini diselesaikan sehingga nasabah mendapatkan kejelasan. "Saya sangat
kecewa dengan sistem kontrol yang lemah ini. Seharusnya BTN bertanggung jawab atas hal ini, karena
bukti-buktinya sudah jelas," tandas dia.
Namun, versi manajemen BTN, sertifikat deposito tersebut palsu. Dana itu tidak pernah masuk ke
deposito BTN, melainkan ke rekening sindikat. Pegangan korban hanya sertifikat deposito palsu. Meski
korban sempat memperoleh bunga, menurut manajemen BTN, dana itu bukan dari BTN, melainkan dari
rekening komplotan sindikat.

Iman Nugroho Soeko, Managing Director BTN menyatakan, pihaknya telah menyerahkan kasus ini ke
kepolisian sejak 21 November 2016. Saat ini, kasus deposito fiktif ini sudah masuk Pengadilan Tinggi
Jakarta.

Dalam laporan keuangan 2016, BTN menyiapkan dana pencadangan Rp 258,2 miliar untuk kasus ini.
"Kami ingin penyelesaian yang adil dan cepat. Oleh karena itu, kami serahkan semuanya ke proses
hukum," kata Iman.

Editor: Rizki Caturini

http://amp.kontan.co.id/news/pembobolan-bank-akibat-kontrol-lemah

11.20 24 februari minggu

Perbarindo Dorong BPR Genjot Layanan Digital

Total kredit yang disalurkan hingga Juli 2018 oleh BPR/BPRS mencapai Rp95 triliun, tumbuh 8,59%
dibandingkan tahun sebelumnya
22 Oktober 2018 , 18:34

SOLO – Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat


Indonesia (Perbarindo) memastikan, ke depan BPR
dan BPRS sudah harus meningkatkan layanan digital.
Langkah strategis ini dibutuhkan agar industri
BPR/BPRS dapat bersaing dan juga menunjang pengembangan bisnis ke depan.

"Sejumlah tantangan dan peluang di era digital tersebut akan kami bahas dalam Musyawarah Nasional
(Munas) X Perbarindo," kata Ketua Umum Perbarindo Djoko Suyanto dalam keterangannya, Senin
(22/10).

Untuk diketahui, Perbarindo menggelar Munas X Perbarindo di The Sunan Hotel Solo, Senin. Hajatan ini
juga diramaikan dengan Seminar Nasional dengan tajuk ‘Peran BPR-BPRS sebagai Mitra UMKM dalam
Memperluas Akses Pelayanan Perbankan bagi Masyarakat Indonesia’.

Sejauh ini, lanjutnya, sejumlah langkah telah dilakukan Perbarindo untuk menghadapi era digital. Antara
lain dengan menginisiasi dan merealisasikan pengembangan Mobile Point Of Sales (MPOS) BPR. Sekadar
informasi, MPOS adalah Pembaca KTP-elektronik terintegrasi EDC sehingga memiliki fungsi yang lebih
dari pembaca e-KTP reader.

"MPOS bisa digunakan untuk aktivitas perbankan seperti, setor tunai, tarik tunai, cek saldo, cek mutasi,
pemindahan buku, pembukaan rekening atau pendaftaran dan layanan multi biller. Pengembangan
MPOS sudah selesai, dalam acara munas ini MPOS sudah bisa di release dan dapat digunakan pada
seluruh BPR BPRS di Indonesia," paparnya.

Terpisah, Direktur Utama BPR Bank Pasar Pontianak, Kalimantan Barat Agus Subardi mengatakan,
penerapan teknologi, terbukti dapat meningkatkan dana pihak ketiga (DPK).

"Saat ini Bank Pasar sedang berkembang. Dengan adopsi teknologi digital yang dijalankan mampu
mendorong dengan signifikan terhadap DPK. Dari data, terjadi peningkatan DPK sebesar 20% dan aset
15% dari tahun sebelumnya," tuturnya seperti dilansir Antara.
Ia menjelaskan, hadirnya teknologi informasi, mempermudah nasabah, khususnya pelaku Usaha, Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM)."Suatu kenyataan bahwa teknologi yang bisa memudahkan nasabah. SDM
yang bisa mengoptimalkan teknologi merupakan keunggulan kompetitif," tuturnya.

Menurutnya, saat ini Bank Pasar sudah menerapkan IBS core sesuai dengan standar ISO. Sejak 2016 lalu,
Bank Pasar menanamkan teknologi IBS Branchles yang pertama untuk BPR di Kalbar.

"Kemudian sejak 2017 pelayanan sudah berbasis WEB dan semua layanan PPOB (Payment Point Online
Bank) di bantu Bank Mandiri. Bahkan, untuk IT perbankan, IBS (Integrated Banking System) Core di
Kalimantan kita salah satu pelopornya," jelasnya.

Dengan IBS Core, kata Agus, pihaknya memungkinkan menjalankan transaksi setiap waktu dengan
pelayanan yang lebih cepat. Dengan begitu, melalui teknologi, BPR diyakininya bisa bersaing dengan
bank umum lainnya.

"Keakuratan melalui teknologi terjamin. Dengan penerapan IBS Core sekarang pedagang pasar tidak
perlu ke kantor karena bisa dilayani di tempat oleh petugas Bank Pasar," ucapnya.

Ke depan, ia terus berkomitmen akan meningkatkan berbagai inovasi untuk kemudahan nasabah.
Sehingga nasabah puas dan perusahaan daerah terus tumbuh pesat.

"Kami terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Berbagai perbaikan sistem dan manajemen
terus dilakukan," kata Agus.

24 februari 2019

Anda mungkin juga menyukai