Anda di halaman 1dari 2

Epidemiologi

Sedikit diketahui pasti perbedaan insiden atau prevalensi gangguan somatoform pada anak
dan remaja. Meskipun demikian, epidemiologi keluhan somatik secara umum, faktor
psikosomatik, dan gejala medis yang tidak dapat diketahui, memiliki pendokumendasian
yang lebih baik. Penelitian pada pasien psikiatri anak yang rawat jalan (Lieb et al., 2010),
tingkat keluhan somatik berkisar antara 1.3 sampai 5 %. Penelian pada populasi umum,
keluhan somatik ditemukan 11 % pada anak perempuan dan 4% pada anak laki-laki (Fritz et
al., 1997).

Paling banyak nyeri dan gangguan yang tidak dapat dideferensiasikan mulai dirasakan pada
masa anak atau awal remaja. Gejala abdominal meningkat frekuensinya mulai usia 3-9 tahun
dan kemudian menetep peningkatannya pada masa remaja. Sakit kepala jarang dikeluhkan
pada masa sebelum sekolah dibandingkan dengan anak yang lebih tua atau remaja (Lieb et al.
2000). Pada wanita, onset nyeri terjadi di usia 11-19 tahun, sementara laki-laki onsetnya
sebelum usia 13 tahun. Prevalensi gejala yang dihubungkan dengan somatisasi dalam
pediatrik memiliki populasi yang tinggi: nyeri abdominal berulang terhitung 5% dari jumlah
pasien yang menggunjungi dokter anak, dan sakit kepala dilaporkan mempengaruhi 20%
hingga 55% dari seluruh anak, dengan 10% remaja dilaporkan sering sakit kepala, nyeri dada,
mual dan kelelahan.

Gejala somatik dan gangguan somatoform secara umum terjadi lebih sering pada anak
perempuan dengan berbandingan anak perempuan dan anak laki-laki 5:1 (Aro, 1987).
Penelitian pada anak pre-pubertas dilaporkan memiliki ratio yang sama antara anak laki-laki
dan perempuan; tetapi pada masa post-pubertas, wanita lebih tinggi insidennya. Pada
penelitian umum, anak perempuan yang melaporkan gejala yang dialaminya meningkat
selama masa remaja, sementara tingkat pelaporan oleh anak laki-laki menurun pada masa ini.
Oleh sebab itu, dengan peningkatan usia, hal ini memperlihatkan bahwa anak laki-laki yang
datang dan konsisten melaporkan gejala fisik menjadi lebih rendah (Kin & Coles, 1992).
Rupanya, faktor kultural di dalam hubungannya dengan sosialisasi perbedaan gender juga
relevan. Pada beberapa kasus, tidak semuanya, meneliti onset perkembangan pubertas dan
menarki yang dikaitkan dengan gejala menunjukkan hasil adanya peningkatan pada anak
perempuan.
Gangguan somatoform dipercaya lebih sering terjadi pada populasi yang kurang canggih atau
kurang pendidikan dan pada kelompok dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah
(Haugland et al., 2001; Alven, 1993).

Manifestasi Klinis

Gangguan nyeri somatoform yang menetap adalah tipe paling sering terjadi diantara semua
jenis gangguan somatoform pada anak dan remaja. Gejala somatik yang paling sering adalah
nyeri abdominal berulang, nyeri muskuloskeletal, dan sakit kepala, tetapi gejala multiple
dapat terjadi bersamaan.

Gangguan somatisasi

Kriteria gangguan somatisasi didesain untuk dewasa, dan percobaan-percobaan telah dibuat
untuk membuat sebuah kriteria pada populasi pediatrik. Namun, diagnosis ini jarang dibuat
pada populasi anak dan remaja, terutama dikarenakan waktu persyaratan beberapa tahun yang
dibutuhkan untuk menemukan kriteria gejala ini.

Sayangnya, contoh klinis di ICD-10 (World Health Organization, 1996) merupakan atipikal
pada anak dan remaja; contohnya, gejala genito-urinary yang jarang. Namun, pasien tersebut
akan ditemukan paling banyak datang ke spesialis anak, sering dengan keluhan
gastrointestinal, persendian, nyeri lainnya dan gejala neurologi.

Anda mungkin juga menyukai