pengaruh terapi murottal Al’Quran terhadap nilai GCS (Glasgow Coma Scale)
pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran DIRUANG ICU.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasien yang dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) adalah pasien dalam
keadaan terancam jiwanya karena kegagalan satu atau multipel organ yang disertai
syok sedini mungkin pada pasien kritis (Jevon, 2009). Pasien Kritis dengan masa
rawat yang lama akan menimbulkan banyak masalah kesehatan yang mucul salah
prognosis pada berbagai macam penyakit. Pada keadaan kritis pasien mengalami
perubahan psikologis dan fisiologis, oleh karena itu peran perawat kritis merupakan
posisi sentral untuk memahami semua perubahan yang terjadi pada pasien,
pasien. Perubahan fisiologis yang terjadi pada pasien dengan gangguan kesadaran
antara lain pada pemenuhan kebutuhan dasar yaitu gangguan pernafasan, kerusakan
1
mobilitas fisik, gangguan hidrasi, gangguan aktifitas menelan, kemampuan
kesadaran secara kuantitatif yang biasa digunakan pada kondisi emergensi atau kritis
koma atau tidak sadar masih tetap bisa merasakan stimulus berupa sentuhan, bahkan
pendengaran pada pasien koma masih tetap berfungsi. Tidak sedikit pasien koma
yang kembali sadar masih bisa mengingat pengalamannya ketika koma. Memori yang
masih diingatnya ketika koma sebagian besar berasal dari indera pendengarannya.
Suara merupakan sesuatu yang paling mudah diterima oleh pasien yang mengalami
pasien koma tidak akan terganggu kecuali jika ada keterbatasan dalam
pendengarannya.
diharapkan dapat berpengaruh pada nilai GCS (glasgow coma scale) pada pasien
1.2. Tujuan
2
1.3 manfaat
Jurnal ini dapat dijadikan referensi dalam pemberian intervensi keperawatan kritis.
3
BAB II
1. Ebsco : http://search.ebscohot.com
A. Penurunan kesadaran
1) Definisi
Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana penderita tidak sadar dalam arti
tidak terjaga / tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan
Koma adalah keadaan penurunan kesadaran dan respons dalam bentuk yang
berat, kondisinya seperti tidur yang dalam dimana pasien tidak dapat bangun dari
4
1. Kompos mentis
Kompos mentis adalah sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang
sekelilingnya.
2. Apati
Apati adalah keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
3. Somnolen
Somnolen adalah keadaan kesadaran yang mau tidur saja. Dapat dibangunkan dengan
4. Delirium
5. Semikoma
Kesadaran yang menyerupai koma, reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsang
nyeri.
6. Koma
Keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan
rangsang apapun.
2. ETIOLOGI
5
1. S : Sirkulasi
Meliputi stroke dan penyakit jantung. Misalnya Syok (shok) adalah kondisi medis
tubuh yang mengancam jiwa yang diakibatkan oleh kegagalan sistem sirkulasi darah
maka dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ penting yang dapat mengakibatkan
2. E: Ensefalitis
3. M : Metabolik
Gejala-gejala yang timbul akibat hipoglikemia terdiri atas 2 fase. Fase 1 yaitu gejala-
tremor, ketakutan, rasa lapar dan mual. gejala ini timbul bila kadar glukosa darah
turun sampai 50% mg. Sedangkan Fase 2 yaitu gejala-gejala yang terjadi akibat mulai
terjadinya gangguan fungsi otak , karena itu dinamakan juga gejala neurologi.
neurologi biasanya muncul jika kadar glukosa darah turun mendekati 20% mg. Pada
pasien ini menurut gejalanya telah memasuki fase 2 karena telah terjadi gangguan
6
neurologik berupa penurunan kesadaran, pusing, dan penurunan kadar glukosa
meragukan sebaiknya ambil dulu darahnya untuk pemeriksaan glukosa darah. Bila
dengan pemberian suntik bolus dekstrosa pasien yang semula tidak sadar kemudian
dapat digunakan trias whipple, yaitu gejala yang konsisten dengan hipoglikemia,
kadar glukosa plasma rendah, gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat
4. E : Elektrolit
Misalnya diare dan muntah yang berlebihan. Diare akut karena infeksi dapat
kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi
Seseorang yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata
cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta
suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang
7
isotonik. Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam
berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan
kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat
timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal
menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan
timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal
akut.
5. N : Neoplasma
Tumor otak baik primer maupun metastasis, Muntah : gejala muntah terdapat
pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih sering dijumpai pada
tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat proyektil dan tak disertai dengan
mual. Kejang : bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada
25% kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab
bangkitan kejang adalah tumor otak. Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak
di korteks, 50% pasien dengan astrositoma, 40% pada pasien meningioma, dan 25%
pada glioblastoma. Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial (TTIK) : berupa keluhan nyeri
kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada pagi hari dan malam hari,
udem.
8
6. I : Intoksikasi
menjadi dua, yakni gangguan derajat(kuantitas, arousal wake f ulness) kesadaran dan
gangguan isi (kualitas, awareness alertness kesadaran). Adanya lesi yang dapat
berbagai macam obat maupun bahan kimia dapat menyebabkan penurunan kesadaran,
Menentukan kelainan neurologi perlu untuk evaluasi dan manajemen penderita. Pada
struktur, toksik atau metabolik. Pada koma akibat gangguan struktur mempengaruhi
fungsi ARAS (Arcending Reticular Activating System) langsung atau tidak langsung.
ARAS merupakan kumpulan neuron polisinaptik yang terletak pada pusat medulla,
stimuli.
7. T : Trauma
perdarahan subdural, dapat pula trauma abdomen dan dada. Cedera pada dada dapat
9
mengurangi oksigenasi dan ventilasi walaupun terdapat airway yang paten. Dada
pasien harus dalam keadaan terbuka sama sekali untuk memastikan ada ventilasi
cukup dan simetrik. Batang tenggorok (trachea) harus diperiksa dengan melakukan
rabaan untuk mengetahui adanya perbedaan dan jika terdapat emphysema dibawah
kulit. Lima kondisi yang mengancam jiwa secara sistematik harus diidentifikasi atau
kateter dengan ukuran 14 untuk mengetahui cairan atau obat yang dimasukkan
kedalam urat darah halus melalui jarum melalui ruang kedua yang berada diantara
tulang iga pada baris mid-clavicular dibagian yang terkena pengaruh. Jarum
pengurang tekanan udara dan/atau menutupi luka yang terhisap dapat memberi
melakukan intervensi yang lebih pasti. Jumlah resusitasi diperlukan untuk suatu
jumlah haemothorax yang lebih besar, tetapi kemungkinannya lebih tepat jika
intervensi bedah dilakukan lebih awal, jika hal tersebut sekunder terhadap penetrating
trauma (lihat dibawah). Jika personalia dibatasi melakukan chest tube thoracostomy
perawatan yang definitif, lebih disarankan agar hal tersebut diselesaikan sebelum
metransportasi pasien.
8. E : Epilepsi
Pasca serangan Grand Mall atau pada status epileptikus dapat menyebabkan
penurunan kesadaran.
10
3. MANIFESTASI KLINIS
kesadaran secara kwalitatif, GCS kurang dari 13, Sakit kepala hebat, Muntah
proyektil, Papil edema, Asimetris pupil, Reaksi pupil terhadap cahaya melambat atau
Penilaian statis kesadaran ada 2 yaitu penilaian secara kualitatif dan penilaian secara kuantita-tif.
a. Secara Kualitatif
2. Apatis Yaitu anak mengalami acuh tak acuh terhadap kesadaran sekitanya.
3. Sumnolen (score 11 – 13) Yaitu anak memiliki kesadaran yang lebih rendah ditandai dengan anak
tampak mengantuk, selalu ingin tidur, tidak responsit, terhadap rangsangan ringan danmasih
4. Supor (score 8 –10 )Yaitu anak tidak memberikan respons ringan maupun sedang, tetapi
masihmemberikan respons sedikit terhadap rangsangan yang kuat dengan adanya refleks pupil
5. DeliriumYaitu tingkat kesadaran yang paling bawah ditandai dengan disorientasi yang sangat iriatif,
11
6. Koma (score < 5) Yaitu anak tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau rangsangan apapun
b. Secara Kuantitatif
Penilaian kesadaran secara kuantitatif dapat diukur melalui penilaian skala koma (Glasgow
coma scale) yang dinyatakan dengan nilai koma dibawah 10, adapun penilaian sebagai berikut
1. Respon motorik
melepaskan gangguan.
Nilai 5 : Mampu menunjuk tepat, tempat rangsang nyeri yang diberikan seperti
Nilai 4 : Fleksi menghindar dari rangsang nyeri yang diberikan , tapi tidak mampu
Nilai 3 : fleksi abnormal Bahu aduksi fleksi dan pronasi lengan bawah , fleksi
pergelangan tangan dan tinju mengepal, bila diberi rangsang nyeri ( decorticate
rigidity ).
Nilai 2 : ekstensi abnormal. Bahu aduksi dan rotasi interna, ekstensi lengan bawah,
fleksi pergelangan tangan dan tinju mengepal, bila diberi rangsang nyeri
( decerebrate rigidity )
- Tidak ada trauma spinal, bila hal ini ada hasilnya akan selalu negative
12
2. Respon verbal atau bicara
Respon verbal diperiksa pada saat pasien terjaga (bangun). Pemeriksaan ini
tidak berlaku bila pasien : Dispasia atau apasia, Mengalami trauma mulut, Dipasang
Nilai 5 : pasien orientasi penuh atau baik dan mampu berbicara . orientasi waktu,
Nilai 3 : bisa bicara , kata-kata yang diucapkan jelas dan baik tapi tidak
Nilai 2 : bisa berbicara tapi tidak dapat ditangkap jelas apa artinya (“ngrenyem”),
Perikasalah rangsang minimum apa yang bisa membuka satu atau kedua matanya
Nilai 3 : Mata baru membuka bila diajak bicara atau dipanggil nama atau
13
B. TERAPI MUROTTAL ALQURAN
1. Definisi murottal
Murottal adalah rekaman suara AL-qu’ran yang dilagukan oleh seorang qori (Pembaca Al-
qur’an). Murottal juga dapat diartikan sebagai lantunan ayat-ayat suci Al-qur’an yang dilagukan
oleh seorang qori (Pembaca Al-qur’an), direkam dan diperdengarkan dengan tempo yang lambat
Murottal merupakan salah satu music yang memiliki pengaruh positif bagi pendengarnya.
Mendengarkan ayat-ayat Al-qur’an yang dibacakan secara tartil dan benar, akan mendatangkan
ketenangan jiwa. Lantunan ayat-ayat Al-qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia yang
merupakan instrument penyembuhan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat
perasaan rileks, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan darah serta
memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak (Widayarti,
2011).
Setelah lisan kita membaca Al-qur’an atau mendengarkan bacaan Al-qur’an impuls atau
rangsangan suara akan diterima oleh daun telinga pembaca kemudian telinga akan memulai proses
gelombang suara, membedakan frekuensi dan mengirim sumber bunyi atau getaran udara akan
diterima oleh telinga. Getaran tersebut diubah menjadi impuls mekanik di telinga tengah dan diubah
menjadi impuls elektrik ditelinga dalam dan diteruskan melalui saraf pendengaran menuju ke
14
3. Pengaruh terapi murottal Al-qur’an
menyalurkan sinyal ke korteks terutama temporalis kiri dan kanan karena serat-serat
saraf auditorik bersilangan secara parsial di batang otak, karena itu gangguan di jalur
pedengaran di satu sisi setelah batang otak sama sekali tidak mempengaruhi
tinggi mengitegrasikan berbagai suara menjadi pola yang koheren dan berarti.
Mekanisme ini memungkinkan stimulasi sensori mencapai batang otak dan korteks
untuk diaktivasi meskipun batang otak dan korteks mengalami cedera dan kerusakan
Terapi murottal alquran sama dengan terapi music karena bacaan Alquran
dengan murottal merupakan bacaan dengan irama yang teratur, tidak ada perubahan
yang mencolok, nada rendah dan tempo antara 60-70, sesuai dengan standar musik
sebagai terapi tetapi bacaan Alquran memiliki nilai spiritual yang jauh lebih besar
daripada terapi musik. Dimana rangsangan musik dapat membuka pintu komponen
emosional untuk kesadaran pasien yang tidak bisa melakukan komunikasi verbal dan
jatuh dalam kondisi koma, stimulus musik akan memberikan pesan kehipotalamus
suatu kondisi rileks, keadaan ini juga dapat menyebabkan penurunan pelepasan
15
ketokolamin oleh medulla adrenal sehingga terjadi penurunan frekuensi denyut
jantung, tekanan darah, hambatan pembuluuh darah dan konsumsi oksigen oleh tubuh
(Keafsey, 1997).
16
BAB III
3.1 Hasil
17
Mansouri et Investigating Aid A purposive Penelitian ini adalah
al, Effect of Holy sampling uji klinis dari
/2017/Iran Quran Sound on method clinical kelompok pra dan
Blood Pressure, Trial: pasca di mana 30
Pulse, pasien dirawat di unit
Respiration and
perawatan intensif
O2 Sat in ICU
Patients (ICU) di rumah sakit
Zabol.Selama 10 hari
berturut-turut, Surah
Yousuf bersama
Minshawi Tarteel
disiarkan untuk subjek
setiap hari selama 15
menit melalui
headphone melalui
pemutar mp3.
Kemudian indeks
fisiologis diukur dua
kali sebelum dan
sesudah intervensi
Safri dkk Murottal Al- Purposive Sampel 15 pasien Google scholar
/2015/ Qur`An Dapat sampling stroke hemoragik
Indonesia Meningkatkan diambil secara
Jawa Barat Kesadaran consecutive sampling,
Pasien Stroke stimulasi murotal Al-
Hemoragik Quran dengan durasi
30 menit selama 5 hari
berturut-turut.
Penelitian ini
dilakukan selama 7
hari, penilaian tingkat
kesadaran dilakukan di
hari pertama dan
dievaluasi pada hari
ketujuh. Intervensi
dilakukan mulai hari
kedua sampai hari
keenam perawatan.
Terbukti bahwa
stimulasi Murottal Al-
Qur`an dapat
meningkatkan nilai
kesadaran.
18
Yana et al, efektivitas purposive Sampel dalam
2015/ terapi murottal sampling. penelitian ini adalah
Indonesia al-qur’an 30 ibu bersalin kala I
Jogjakarta terhadap memenuhi kriteria
intensitas nyeri inklusi. Intervensi
persalinan kala yang diberikan adalah
I fase aktif responden diminta
untuk mendengarkan
murotal Al-Qur’an
selama 15 menit yang
terdiri dari bacaan
surat Al-Fatihah
selama 1 menit, surat
Ar-Rahman selama 12
menit, surat Al-Ikhlas,
Al-Falaq, dan An-
Naas selama 2 menit.
Bacaan surat tersebut
dibacakan oleh
Mishary Rasyid Al-
Afasi seorang imam
masjid Al-Kabir di
Kuwait. Murotal Al-
Qur’an didengarkan
melalui headset yang
dihubungkan dengan
MP3, dan hasilnya
terapi murottal Al-
Qur’an terbukti dapat
menurunkan intensitas
nyeri persalinan kala I
fase aktif
3.2 Pembahasan
a. Artikel ini dipublikasikan oleh Middle East Journal of Family Medicine, peneliti
Mansouri et al (2017) berasal dari Iran, penelitian ini bertujuan untuk melihat Efek
Mendengarkan Suara Al-Quran Suci pada Tanda Vital dan Tingkat Kesadaran Pasien.
Penelitian ini adalah uji klinis dimana 30 orang dari komunitas penelitian dipilih
19
dengan metode sampling acak dan menggunakan rumus ukuran sampel. Selama 10
hari berturut-turut, Surah Yusuf dimainkan dengan ritme berayun selama 15 menit,
setiap hari melalui headphone MP3, kemudian parameter fisiologis, termasuk tekanan
darah sistolik dan diastolik, respirasi, nadi, dan tingkat kesadaran dicatat oleh indeks
fisiologis dalam dua putaran. Giliran pertama adalah 5 menit sebelum memainkan
suara Qu’ran dan yang kedua segera diukur setelah selesainya siaran Al-Quran Suci.
kronometer.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
nilai rata-rata tanda-tanda vital sebelum dan sesudah intervensi, dan perbedaan ini
bermakna secara statistik (P <0,0001) sehingga berarti tekanan darah sistolik dan
diastolik, denyut jantung dan laju pernapasan menurun setelah intervensi, dan nilai-
meningkatkan tingkat kesadaran. Hal ini menurut penelitian tersebut Quran pada
dasarnya efektif dalam mengobati orang dengan berbagai kondisi medis. Karena
manusia memiliki holisme dengan dimensi fisik, spiritual dan supersensible, dan
20
dimensi-dimensi ini tidak dapat dipisahkan, setiap intervensi dalam satu dimensi akan
dan ini karena efek fisiologis dari Al-Quran pada sistem saraf mereka, karena sistem
saraf manusia telah terbukti merespon secara positif terhadap rangsangan audio.
b. Artikel ini yang dipublikasikan oleh Internatinal Journal of scientific Study tahun
2017 Peneliti Sabouri et al, melakukan penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki
efek suara Al-Qur'an pada tekanan darah, denyut nadi, respirasi, dan saturasi O2 pada
pasien ICU di kota Zabol. Penelitian ini adalah uji klinis dari kelompok pra dan pasca
di mana 30 pasien dirawat di unit perawatan intensif (ICU) di rumah sakit Zabol
fisiologis, Glasgow Coma Scale, dan alat fisiologis. Dalam artikel tersebut Selama 10
setiap subjek setiap hari selama 15 menit melalui headphone pemutar mp3. Kemudian
indeks fisiologis diukur dua kali sebelum dan sesudah intervensi. Data dianalisis
Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada perbedaan antara nilai rata-rata
dari tanda vital sebelum dan sesudah intervensi, terdapat perbedaan yang signifikan
secara statistik (0,0001> P). Jadi itu nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan
diastolik, jantung denyut nadi, dan tingkat pernapasan menurun setelah intervensi,
21
yang artinya ada perbedaan secara statistik yang signifikan (0,0001 <p) menunjukkan
perbedaan.
c. Penelitian oleh Safri et al (2015) di Rumah sakit Sakit Bunda Depok Jawa Barat
menggunakan desain quasi experiment dengan rancangan experiment pre test and
post test non equivalent control group. Responden mendapatkan stimulasi murotal
dilakukan selama 7 hari, penilaian tingkat kesadaran dilakukan di hari pertama dan
dievaluasi pada hari ketujuh. Intervensi dilakukan mulai hari kedua sampai hari
pada penilaian hari pertama (pre test) dan penilaian hari ketujuh (post test) dengan
nilai p 0,000 (<α:0,05). Pasien stroke hemoragik yang tidak diberikan stimulasi
pertama (pre test) dan penilaian hari ketujuh (post test) dengan nilai p 0,31 (<α:0,05),
namun peningkatan nilai tingkat kesadaran dapat dilihat melalui rata-rata tingkat
22
kesadaran hari pertama (pre test) dengan nilai 11,14 dan hari ketujuh dengan nilai
rata-rata 12,14.
Data di atas menunjukkan bahwa setiap pasien stroke hemoragik baik yang
peningkatan nilai tingkat kesadaran, namun jika dilihat dari data selisih tingkat
kesadaran hari pertama (pre test) dan hari ketujuh (post test) pada kelompok kontrol
<:0,05). Jika dilihat dari mekanisme hubungan antara sistem persarafan dan hormonal
kewaspadaan seseorang.
d. Penelitian oleh Yana et al: 2015 di RSUD Petala Bumi Riau, Sampel dalam
penelitian ini adalah 30 ibu bersalin kala I yang telah memenuhi kriteria inklusi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling dan
perubahan tingkat nyeri responden adalah skala Numeric Rating Scale (NRS).
Intervensi yang diberikan adalah responden diminta untuk mendengarkan murotal Al-
Qur’an selama 15 menit yang terdiri dari bacaan surat Al-Fatihah selama 1 menit,
surat Ar-Rahman selama 12 menit, surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas selama 2
23
menit. Bacaan surat tersebut dibacakan oleh Mishary Rasyid Al-Afasi seorang imam
Hasil pengukuran diperoleh mean pre test pada kelompok eksperimen adalah 7,47
penurunan saat post test menjadi 6,40. Sedangkan mean pre test pada kelompok
kontrol 7,07 menjadi 7,40 Pada kelompok kontrol didapatkan tidak adanya penurunan
intensitas nyeri. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi murottal Al-Qur’an
Terapi bacaan Al-Qur’an terbukti mengaktifkan sel- sel tubuh dengan mengubah
getaran suara menjadi gelombang yang ditangkap oleh tubuh, menurunkan stimuli
reseptor nyeri dan otak teransang mengeluarkan analgesik opiad natural endogen
endorphin oleh kelenjar pituitari, sehingga akan mengubah keadaan mood atau
perasaan. Keadaan psikologis yang tenang akan mempengaruhi sistem limbik dan
merangsang pelepasan zat kimia gamma amino butric acid, enchepalin dan beta
24
3.3 Implikasi keperawatan
Setiap tindakan keperawatan atau intervensi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
bagi kesehatan seseorang atau pasien. Khususnya bagi pasien yang mengalami penurunan
kesadaran, penanganan yang baik akan mampu memberikan dampak yang baik bagi pasien.
Salah satu penangan Non farmakologi bagi pasien yang mengalami penurunan kesadaran
Adapun dampak atau implikasi keperawatan dari terapi mendengarkan murottal Al-
Qur’an yaitu Murottal merupakan salah satu musik yang memiliki pengaruh positif bagi
pendengarnya. Mendengarkan ayat-ayat Al-qur’an yang dibacakan secara tartil dan benar, akan
mendatangkan ketenangan jiwa. Lantunan ayat-ayat Al-qur’an secara fisik mengandung unsur
suara manusia yang merupakan instrument penyembuhan dan alat yang paling mudah dijangkau.
meningkatkan perasaan rileks, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga dapat menurunkan
tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas
gelombang otak.
Selain itu Terapi murottal alquran sama dengan terapi musik karena bacaan
Alquran dengan murottal merupakan bacaan dengan irama yang teratur, tidak ada
perubahan yang mencolok, nada rendah dan tempo antara 60-70, sesuai dengan
standar musik sebagai terapi tetapi bacaan Alquran memiliki nilai spiritual yang jauh
lebih besar daripada terapi musik. Dimana rangsangan musik dapat membuka pintu
komponen emosional untuk kesadaran pasien yang tidak bisa melakukan komunikasi
25
verbal dan jatuh dalam kondisi koma, stimulus musik akan memberikan pesan
simpatis sehingga menghasilkan suatu kondisi rileks, keadaan ini juga dapat
darah dan konsumsi oksigen oleh tubuh. Terapi ini sangat mudah dilakukan yaitu
hanya dengan memilih ayat atau surah Al-Qur’an yang memiliki tempo lambat
Adapun ayat-ayat Al-Qur’an yang bisa diperdengarkan pada pasien yang mengalami
berbagai masalah dalam kesehatan, seperti: perhatian untuk makan buah dan protein
makanan (Vagheha 20/21) dan (Taur / 22), pereda nyeri melahirkan (Maryam / 25),
intensitas rasa sakit di kulit (Nesaa / 56), pengobatan topikal penyakit kulit dalam
dingin (hal. 42), dan hubungan dengan kebutaan (Yousef / 84), referensi ke ulserasi
karena imobilitas (Kahf / 18), psikologis efek warna hijau (Rahman / 76), (Ensan /
21), dan (Kahf / 31), pembersihan dan kemurnian (kebersihan) beberapa orang
bagian tubuh yang bersentuhan dengan kuman (Maedeh / 6), menghindari terlalu
banyak makan (Araaf / 31) berbahaya kontak seksual dalam siklus menstruasi
(Baghara / 222), petunjuk untuk kecemasan dalam penuaan (Nahl / 70), efek
penyembuhan dari madu dan produksinya oleh lebah betina (Nahl / 69).
26
Terapi murottal ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi:
Comprehensive Standard
3. Status hemodinamik tubuh adalah konstan dan stabil dalam hal air dan
8. Tidak diabetes.
12. Tidak mengalami patah tulang atau perdarahan atau bedah saraf di wilayah
temporal.
hemodinamik.
27
BAB IV
A. Kesimpulan
a. Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana penderita tidak sadar dalam arti tidak
terjaga / tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respons
lingkungannya
b. Terapi Murottal merupakan salah satu music yang memiliki pengaruh positif bagi pendengarnya.
Mendengarkan ayat-ayat Al-qur’an yang dibacakan secara tartil dan benar, akan mendatangkan
ketenangan jiwa. Lantunan ayat-ayat Al-qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia yang
merupakan instrument penyembuhan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat
perasaan rileks, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan darah serta
memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak
c. Lantunan ayat-ayat Al-qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia yang merupakan
instrument penyembuhan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan
memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan darah serta memperlambat
pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Batang otak
menggunakan masukan auditorik untuk keadaan terjaga dan bangun dan nucleus
terutama temporalis kiri dan kanan karena serat-serat saraf auditorik bersilangan
28
secara parsial di batang otak, karena itu gangguan di jalur pedengaran di satu sisi
setelah batang otak sama sekali tidak mempengaruhi pendengaran di kedua telinga.
B. Saran
a. Bagi Perawat
Diharapkan literature review ini khususnya bagi perawat dapat menerapkan terapi murottal
Al-qur’an dalam pemberian tindakan keperawatan pada pasien yang mengalami penurunan
kesadaran
salah satu tindakan yang dapat dilakukan pada seseorang yang mengalami penurunan
kesadaran.
29
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrochman, A et al (2008). Muratal Alqur`an: Alternatif Terapi Suara Baru. Seminar
Nasional Sains dan Teknologi-II 2008. Universitas Lampung A. Aziz,
Al-Qadhi (2001). Therapeutic Effect of Qur'an reading:A scientific study
Ghanei M (2012). Quran: healer and preservation factor from diseases. J Quran and
Medicine, 1(2):1-3.
Handayani, R., Fajarsari, D., Asih, D. R. T., & Rohmah, D. N. (2013). Pengaruh terapi
murotal Al-Qur’an untuk penurunan nyeri dan kecemasan pada ibu bersalin kala I
fase aktif
Heru. (2008). Ruqyah syari’I berlandaskan kearifan lokal
Hoy, DG et al (2012). Stroke mortality variations in South-East Asia: empirical evidence
from the field. International Journal of Stroke
Kusbiantoro (2011). Derajat Kesadaran Rendah sebagai Faktor Prognosis Mortalitas Pasien
Stroke Akut. UGM
Mansouri et al (2017) Investigating Aid Effect of Holy Quran Sound on Blood Pressure,
Pulse, Respiration and O2 Sat in ICU Patients Zabol University of medical Science,
Iran (journal.)
Mirbagher Ajorpaz N, Aghajani M, Shahshahani MS. The effects of music and Holy Quran
on patient’s anxiety and vital signs before abdominal surgery. Evidence Based Care.
2011.
Siswantinah, (2011). Pengaruh terapi murottal terhadap kecemasan pasien gagal ginjal kronik
yang dilakukan tindakan hemodialisa di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.
Semarang: Skripsi, Universitas Muhamadiyah Sema.
30