BAB 1
PENDAHULUAN
suatu ciri khas yaitu dengan mengangkat nilai-nilai yang telah dimilikinya sebelum
membentuk suatu negara modern. Nilai-nilai tersebut adalah berupa nilai-nilai adat
istiadat kebudayaan, serta nilai religius yang beraneka ragam sebagai suatu unsur
negara. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, kelompok, adat istiadat,
kebudayaan serta agama. Selain itu, negara Indonesia juga tersusun atas unsur-unsur
wilayah negara yang terdiri atas beribu-ribu pulau, sehingga dalam membentuk negara
ragam tersebut dalam suatu negara. Pada tahap berikutnya nilai-nilai yang ada pada
local wisdom bangsa Indonesia tersebut, dikristalisasikan menjadi suatu sistem nilai
yang disebut pancasila. Dalam upayanya untuk membentuk suatu persekutuan hidup
yang disebut negara maka bangsa Indonesia mendasarkan pada suatu pandangan hidup
terkandung pada pancasila demi terwujudnya negara yang demokrasi sesuai amanat
UUD 1945 alinea 4. Salah satu syarat untuk dapat memenuhi kriteria suatu Negara
yang dianggap sebagai Negara hukum adalah adanya pemilihan umum yang bebas.
1
Prof. DR. Kaelan. Pendidikan Pancasila ( Yogyakarta: Paradigma, 2014) hlm. 140
pg. 1
Ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Pemilihan
Umum menggariskan bahwa Pemilihan umum yang bebas dan tidak memihak
dilakukan dari pusat sampai daerah. Pemilihan umum yang bebas dan tidak memihak
sebagai ciri utama negara hukum, juga merupakan media dalam pembagian fungsi dan
peran yang dilakukan.2 Rakyat sebagai subjek berperan penting dalam penentuan
has been said that democracy is the worst form of goverment expected all the others
that have been tried”. Dalam demokrasi, rakyat sebagai subjek berperan penting dalam
2008: 63) mengatakan bahwa “demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
yang salah satu bentuk nyatanya adalah partisipasi politik dalam bentuk keterlibatan
demokrasi menyebutkan bahwa warga negara tersebut sangatlah mengetahui apa yang
dikehendaki. Hak - hak sipil dan kebebasan dihormati serta dijunjung tinggi. Tiada
demokrasi tanpa partisipasi politik rakyat, sebab partisipasi merupakan esensi dari
suatu negara. Penggunaanya pun tidak bisa dipaksakan tetapi berdasarkan kesadaran
politik warga negara. Salah satu hal mendasar yang menyebabkan warga negara tidak
memberikan hak pilihnya adalah adanya motivasi yang beragam dari para peserta
2
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011
3
M. Yahya Arwiyah, 2012, Peranan Status Sosial Ekonomi Pemilih Dan Kualitas Partai Politik Dalam
Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah, jurnal
pg. 2
pemilu. Motivasi tersebut lebih cenderung pada kepentingan politik semata dengan
mengabaikan hal – hal yang mempengaruhi partisipasi politik salah satunya ialah
pendidikan.4
ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, sntsrs lsin dengan jalan memilih
pimpinan negara dan, secara langsung atau tidak langsung , memengaruhi kebijakan
dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota partai atau salah
Partisipasi politik termasuk dalam aspek penting dalam sebuah tatanan negara
demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Secara umum
oleh segolongan elit penguasa, keterlibatan warga negara dalam ikut serta
sangat kecil. Warga negara yang hanya terdiri dari masyarakat sederhana cenderung
Partisipasi politik dapat menjadi salah satu ukuran tingkat kepedulian terhadap
rendah partisipasi politik menunjukkan bahwa rakyat kurang berminat dalam kegiatan
penyelenggaraan negara. Dalam hubungan ini mengatakan bahwa efikasi politik warga
4
Asrobi Panuntun, 2015, Hubungan Pendidikan Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat, jurnal
5
Miriam Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) hlm. 367
6
Sudijono Sastroatmodjo.Perilaku Politik (Semarang: Ikip Semarang Press, 1995) hlm. 56
pg. 3
Negara akan muncul apabila memberi dampak terhadap perubahan sistem politik.7
Pendapat ini dapat diartikan bahwa rakyat akan semakin terdorong untuk berpartisipasi
memegang tampuk pemerintahan. Pendapat ini diperkuat oleh Huntington dan Nelson
“Peranan partisipasi politik dalam masyarakat merupakan suatu fungsi dari prioritas-
prioritas yang diberikan kepada variabel-variabel dan tujuan-tujuan dan dari strategi
hal itu membuat demokrasi lebih bermakna dan membuat pemerintah lebih tanggap,
itu merupakan hal yang baik secara individu, karena akan membuat berkembang
menjadi individu yang bermoral dan warga negara yang bertanggung jawab dalam
masyarakat.”8
Partisipasi politik juga tidak lepas dari hubungan partai politik yang ada dalam
suatu negara, menurut teori dialektika aksi Sewell (1988) dan teori strukturasi Giddens
(1984).9 Bahwa ideologi dianggap sebagai faktor utama bagi pemilih dalam
menentukan partai yang akan dipilih dan sekaligus bisa berevolusi seiring perjalanan
waktu. Sebagai kumpulan ide atau gagasan, maka ideologi partai politik menempati
posisi strategis. Salah satu fungsi partai politik adalah rekrutmen politik. Hal ini
berkaitan erat dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik karena ini menentukan
pemilihan umum.10
7
Suryadi dan Dasim. PKN dan Masyarakat Multikultural (Bandung: Prodi PKN Universitas Pendidikan
Indonesia, 2008) hlm.6
8
Huntington, Nelson. Partisipasi Politik di Negara Berkembang (Jakarta: Rineka Cipta, 1994) hlm.25
9
Firmanzah. Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008) hlm.121
10
Miriam Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) hlm. 408
pg. 4
Perilaku pemilih Secara sederhana dapat didefinisikan sebagai keikutsertaan
keputusan, yakni apakah memilih atau tidak memilih dalam pemilihan umum. Affan
Gafar menyebutkan bahwa karakteristik sosial yang salah satunya adalah pendidikan
pengaruh antara pendidikan dengan perilaku pemilih. Affan Gafar misalnya, hasil
pendidikan dan perilaku pemilih, tetapi pengaruh tersebut sangat lemah. Sedangkan
pilihan seseorang untuk ikut memilih atau tidak dalam pemilihan umum. Seseorang
dengan pendidikan menengah hingga tinggi rata-rata memutuskan untuk ikut dalam
dirumah mereka dan tidak tertarik untuk memilih. Aspek pendidikan mampu membuat
masyarakat memiliki pandangan yang luas terhadap dunia politik, perbedaan diantara
masyarakat yang berpendidikan tinggi maupun rendah terlihat dari sikap dan perilaku
mereka. Pendidikan akan memberikan kepercayaan diri bagi masyarakat untuk mampu
Realitanya tidak hanya di Jawa Timur saja yang suhu politiknya makin
memanas akan tetapi juga seluruh tanah air juga ikut memanas hal itu dilatarbelakangi
oleh pilkada serentak yang akan digelar pada pilkada 2018. Faktor lain penyebab
panasnya suhu politik semakin tinggi ini adalah karena pelaksanaan pilkada berdekatan
11
Mohamad Riki Fauzi, 2017, Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Partisipasi Politik, Jurnal
pg. 5
dengan pemilu legislatif dan pilpres 2019. Kembali lagi pada Propinsi Jawa Timur
tercatat sejak Pikada 2008 hingga Pemilu 2014 lalu, angka partisipasi masyarakat Jawa
Timur hanya mencapai angka 50-60 persen, dan angka golput mencapai angka 40
persen. Tidak ada peningkatan partisipasi yang signifikan, bahkan angka golput Jatim
dalam setiap pemilu tergolong tinggi. Tiga faktor utama yang menjadi penyebabnya
ialah, pertama minimnya sosialisasi yang dilakukan KPU, PPK, dan PPS hingga
kampanye politik dari calon yang tidak maksimal. Kedua, faktor ekonomi, masyarakat
lebih memilih untuk berkerja dari pada hilang penghasilan karena datang ke TPS.
Ketiga, sikap apatisme yang menganggap pilkada tidak dapat menjanjikan suatu
perubahan yang berarti terhadap kehidupan mereka. Kembalinya calon gubernur yang
sama dapat dianggap menjenuhkan oleh sebagian masyarakat Jatim. Sosok yang itu-
itu saja sejak Pilkada 2008 belum tentu dapat memengaruhi kelompok apatis atau
golput. Apalagi bila tidak ada optimalisasi dari KPU untuk melakukan sosialisasi dan
Bagi penulis, beberapa nama baru yang dalam beberapa bulan terakhir mencuat
seperti Walikota Tri Risma, Bupati Trenggalek Emil Dardak, Bupati Bojonegoro
Suyoto dan Agus Murti Yudhoyono dapat menjadi angin segar dan bertindak untuk
memunculkan gairah baru sebagai alternatif pilihan dari dua orang yang sudah tampil
dan sudah dua kali bertarung, yaitu Gus Ipul vs Khofifah. Menuju Pilkada Jatim 2018
bukan soal kandidat semata, melainkan juga soal tingkat partisipasi masyarakat Jatim.
Karena jika sejak awal masyarakat sudah peduli dengan pemilu, ada kecenderungan
seterusnya mereka akan aktif berpartisipasi dalam pemilu bahkan untuk pembangunan
Berdasarkan paparan dan realita dari partisipasi politik pada wilayah Jawa
Timur diatas merupakan suatu hal yang mendorong penulis untuk mengupas dan
pg. 6
mengkaji lebih lanjut tentang pengaruh tingkat pendidikan terhadap partisipasi politik
masyarakat. Maka dari itu, penulis tertarik mengambil judul penelitian yakni
1.3. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah mengkaji, meneliti,
dan menggali terkait pengaruh tingkat pendidikan terhadap partisipasi politik pada
1.4. Manfaat
pengetahuan sosial khususnya yang mengarah pada kajian ilmu politik. Kedua,
penelitian selanjutnya.
tingkat status ekonomi terhadap partisipasi politik pada pemilu atau pilkada.
Adapun temuan penelitian ini diharapkan dapat memberi inspirasi bagi calon
pg. 7
peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian dibidang politik sosial
Partisipasi Politik
atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau
dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif. By political participation
ynag dilakukan atas kesadaran sendiri (kegiatan otonom atau self motion), dan adapula
yang dilakukan atas desakan, manipulasi, dan paksaan dari pihak lain ( mobilisasi).
Dalam kenyataan kedua hal ini seing kali sukar dibedakan, maka baik kegiatan yang
banyak partisipasi membuat orang menjadi yang terbaik. Sementara itu, tingkat
partisipasi menunjukkan bahwa orang bergabung dan mengerti masalah politik mereka
dan ingin berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Namun, rendahnya partisipasi tidak
membuat orang baik, di mana orang tidak memberi banyak perhatian pada masalah
12
Miriam Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) hlm. 367
13
Ramlan Surbakti. Memahami Ilmu Politik ( Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010) hlm.
182
pg. 8
negara mereka. Jika tidak ada lagi argumen, para elit tidak akan mengharapkan
kebutuhan dan aspirasi mereka, namun mereka cenderung memberi layanan kepada
beberapa kelompok secara pasif. Selain itu, Huntington menyebutkan bahwa kelas
sosial lebih tinggi cenderung lebih berpartisipasi daripada orang-orang yang memiliki
kelas sosial rendah. Ini karena mereka percaya bahwa pemungutan suara mereka
bergantung pada orang untuk berpartisipasi; Dengan demikian, ini akan membantu
menyelesaikan masalah negara di mana muncul beragam etnis, budaya, status sosial,
negara meningkatkan tingkat orang berpendidikan dan kelas menengah yang lebih
mudah. Sementara pendidikan tinggi orang dan kelas menengah yang lebih besar
kompetensi terhadap sistem politik. . Status pendidikan yang lebih tinggi akan
mengembangkan sikap individu untuk lebih berpartisipasi dalam dunia politik. Dengan
14
Marlina Handayani. Samuel Phillips Huntington On Political Participation and Democracy. (Kuala
Lumpur: Jurnal International Islamic University Malaysia, 2008) hlm. 9
pg. 9
demikian pendukung demokratisasi paling aktif di setiap negara berasal dari kalangan
menengah kota. Karena mereka percaya bahwa suara atau aktivitas mereka dalam
politik dapat mempengaruhi sistem politik. Disini, proses demokratisasi akan sukses.
Akibatnya, tujuan mereka akan tercapai bila proses demokratisasi berhasil. Sementara
itu, demokratisasi memberi umpan balik juga. Tepatnya bisa dilihat di bawah. 15
More highly
educated public
Larger middle-
class
Sebagai contoh, dia memberi Amerika Serikat sebagai negara demokrasi yang
sukses dimana elemen-elemen tersebut bekerja. Namun, Timur Tengah (Iran dan Irak)
sebagai negara demokrasi yang tidak berhasil dimana mereka memiliki tingkat
perkembangan ekonomi yang lebih tinggi namun tidak memiliki sistem demokrasi. Ini
berarti orang-orang terbatas untuk berpartisipasi dalam politik. Oleh karena itu, proses
menciptakan rezim demokratis selama masa depan, namun, pertumbuhan ekonomi dan
krisis ekonomi yang pesat mungkin akan mengarah ke rezim otoriter di jangka
ekonomi dan krisis ekonomi sangat mendorong transformasi dari sistem otoriter ke
1.6. Orginalitas
15
Ibid, 10
16
Ibid, 11
pg. 10
No Nama Teori Metode Abstrak
. Peneliti
g n Pendidikan
kuantitati Terhadap
f asosiatif Partisipasi
Politik Dalam
Pemilihan
Walikota 2012
di Kelurahan
Batu IX
Kecamatan
Tanjung pinang
Timur RT
004/RW 003
Tanjungpinang
).
f yang pendidikan
bersifat terhadap
asosiatif partisipasi
politik
pg. 11
masyarakat
dalam pemilu
Presiden 2014
di Kelurahan
Baqa
Kecamatan
Samarinda
Seberang Kota
Samarinda.
n pendidikan
partisipasi
politik pemilih
muda dikota
Manado
004/RW 003 Tanjungpinang.” Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dapat
diketahui bahwa tinggi rendahnya pendidikan seseorang bukan menjadi acuan dalam
salah satu hal penting dalam menentukan partisipasi masyarakat. Semakin tinggi
pg. 12
tingkat pendidikan seseorang akan semakin tinggi juga pemahaman seseorang.
dalam kehidupan berpolitik. Pendidikan yang dilakukan secara sadar dan berencana
Seberang Kota Samarinda”. Dari hasil analisis data menunjukan bahwa pendidikan
masyarakat Kelurahan Baqa masih cukup rendah hal tersebut dilihat dari frekuensi
banyak yang belum paham terhadap pengetahuan tentang ilmu politik khusunya dalam
pemilu Presiden 2014. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa, pendidikan
memiliki hubungan yang kuat terhadap partisipasi politik masyarakat, yang artinya
bahwa semakin baik pendidikan masyarakat maka semakin baik juga partisipasi politik
yang diberikan.
Muda di Kota Manado”. Hasil penelitian disimpulkan bahwa pendidikan politik belum
terlalu berjalan dengan baik sesuai dengan fungsi sebagai sosialisasi politk. Pada
kenyataan kebanyakan pemilih muda bersikap acu tak acuh walaupun mereka tetap
ikut berpartisipasi dalam pileg 2014 di kota Manado. Pendidikan politik belum terlalu
berjalan dengan baik sesuai dengan fungsi sebagai sosialisasi politk. Pada kenyataan
kebanyakan pemilih muda bersikap acu tak acuh walaupun mereka tetap ikut
berpartisipasi dalam pileg 2014 di kota Manado. Para pemilih muda dikota Manado
pg. 13
hanya bersifat konvensional. Karena bentuk partisipasi berbentuk pemberian suara
walau bukan karena atas dasar pertimbangan yang matang terhadap pilihan yang
dilakukan, hanya sekedar ikutikutan. Peran keluarga dan lingkungan sekitar justru
Pendidikan politik yang lemah menyebabkan para pemilih muda hanya sekedar ikut-
ikutan dan dengan mudah dan rentah dimobilisasi oleh kelompok-kelompok tertentu.
yaitu:
1. Pendidikan adalah setiap usaha yang dilakukan secara sadar dan terus menerus
dalam rangka untuk mengembangkan potensi diri agar cakap dalam menjalani
kehidupannya.
diskusi politik dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Tahun 2018 di Desa Bicak,
a. Pendidikan Formal.
pg. 14
b. Pendidikan Nonformal.
c. Pendidikan Informal.
2. Partisipasi Politik Variabel Y (Dependen) dalam penelitian ini diukur melalui sub
a. Keterlibatan Pemilu.
1.9. Hipotesis
Berdasarkan konsep teoritis yang telah dikemukan diatas, maka hipotesis dalam
H0: Tidak adanya pengaruh tingkat pendidikan terhadap partisipasi politik pada
Mojokerto.
H1: Adanya pengaruh tingkat pendidikan terhadap partisipasi politik pada pemilihan
pg. 15
BAB 2
METODOLOGI
Jenis penelitian untuk penulisan proposal ini bertujuan untuk memecahkan masalah
seperti yang telah dirumuskan sebelumnya dan untuk mengetahui apakah ada
Desa Bicak Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto untuk itu diadakan analisa
data dengan tujuan untuk menguji hipotesis ynag telah dirumuskan sebelumnya.
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah
penelitian yang bersifat asosiatif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan mengetahui
pengaruh sebab akibat dari kedua veriabel yang di teliti yaitu antara Pendidikan
(variable bebas) dengan Partisipasi Politik sebagai (variable terikat). Seperti yang
suatu pendekatan penelitian yang bersifat menghubungkan antara dua variable atau
lebih.
Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah masyarakat Desa Bicak Kecamatan
Trowulan Kabupaten Mojokerto yang terdaftar sebagai daftar pemilih tetap pada
pemilu kepala daerah 2018 dan memiliki pendidikan formal terakhir. Namun
karena jumlah populasi yang banyak maka tidak semuanya diambil menjadi
pg. 16
Untuk penulisan skripsi ini, penulis dalam mengumpulkan data menggunakan
referensi.
c. Dokumentasi.
dengan model penyajian berdasarkan metode likert dan menetapkan score terhadap
jawaban yang diperoleh dari responden dengan menggunakan skala atau jenjang 3
ordinal dengan model penyajian berdasarkan metode likert dan menetapkan score
terhadap jawaban yang diperoleh dari responden dengan menggunakan skala atau
pg. 17
2. Jawaban B diberi nilai 3 untuk jawaban setuju
pg. 18