Makala H
Makala H
“EKOSISTEM SUNGAI”
Disusun oleh :
Nama : Muhammad Aldi
NIM : 1810714210011
Kelas : B
PRODI : Manajemen SD Perairan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................ 2
2.1. Definisi Sungai ..................................................................................... 2
2.2. Ekosistem Sungai ................................................................................. 3
2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekosistem Sungai ....................... 5
2.4. Memperbaiki Ekosistem Sungai ........................................................... 7
BAB III. PENUTUP ........................................................................................ 9
3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 9
3.2. Saran ..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan air yang bersih untuk
minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita
gunakan harus berstandar 3B, yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa. Tetapi banyak yamg kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau
sering kali bercampur dengan benda-benda sampah seperti plastik, sampah
organic, kotoran manusia, kaleng dan sebagainya. Hal ini justru menjadi
penyebab terjadi gangguan pada ekosistem sungai yang juga berpengaruh
kepada makhluk hidup yang memerlukan air untuk keberlangsungan
hidupnya.
Bagi beberapa orang yang tempat tinggalnya dekat dengan sungai, jelas
akan mengalami dampak buruk dari rusaknya ekosistem sungai tersebut.
Apalagi jika hal itu dibiarkan berkelanjutan, bukan tidak mungkin nantinya
akan menyebabkan kematian.
Untuk itulah diperlukan upaya untuk memperbaiki ekosistem sungai
dengan cara mengurangi atau mencegah pencemaran-pencemaran yang dapat
membuat ekosisitem itu rusak. Baik oleh alam ataupun oleh tangan manusia.
1. 2. Rumusan Masalah
Apa yang mempengaruhi ekosistem sungai
Bahaya apa yang ditimbulkan oleh rusaknya ekosisitem sungai
Cara mencegah atau mengatasi dan memperbaiki ekosistem sungai
1. 3. Tujuan Penulisan
1. Agar orang-orang lebih mempedulikan ekosistem sungai
2. Agar dapat memberikan solusi untuk memperbaiki ekosistem sungai
3. Agar orang-orang dapat mencegah rusaknya ekosistem sungai
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1. Definisi Sungai
Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan
pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan
kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Sungai mengalir
dari hulu dalam kondisi kemiringan lahan yang curam berturut-turut menjadi
agak curam, agak landai, dan relatif rata. Arus relatif cepat di daerah hulu dan
bergerak menjadi lebih lambat dan makin lambat pada daerah hilir.
Sungai merupakan tempat berkumpulnya air di lingkungan sekitarnya
yang mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Daerah sekitar sungai yang
mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah tangkapan air atau daerah
penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga dipengaruhi aktifitas
dan perilaku penghuninya. Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu
sumber daya alam yang mempunyai fungsi serba guna bagi kehidupan dan
penghidupan manusia.
Ada dua fungsi utama sungai secara alami yaitu mengalirkan air dan
mengangkut sedimen hasil erosi pada Daerah Aliran Sungai dan alurna.
Kedua fungsi ini terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi.
Jenis-jenis sungai berdasarkan debit airnya klasifikasikan menjadi :
a) Sungai pemanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif
tetap,
b) Sungai periodik, adalah sungai yang pada waktu musim penghujan debit
airnya besar, sedangkan pada musim kemarau debitnya kecil,
c) Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau kering dan
pada waktu musim penghujan airnya banyak,
d) Sungai Ephemeral. Adalah sungai yang hanya ada airnya saat musim
hujan dan airnya belum tentu banyak.
2. 2. Ekosistem Sungai
Ekosistem secara umum terdiri atas 2 yaitu alami dan buatan. Sungai
merupakan ekosistem alami. Ekosistem sungai memiliki sifat dari ekosistem
itu sendiri seperti memiliki komponen abiotik dan komponen biotik.
Ekosistem sungai merupakan contoh dari ekosistem lotik, yaitu air yang
mengalir. Ekosistem sungai berbeda dengan ekosistem danau yang
merupakan jenis ekosistem lentik (air yang tenang / tidak mengalir).
Oleh karena sungai merupakan ekosistem lotik, maka terdapat
karakteristik dari ekosistem sungai itu sendiri yaitu:
3
Cahaya
Semakin dalam dasar suatu ekosistem sungai semakin bervariasi pula
komunitas di dalamnya. Cahaya, berperan dalam fotosintesis dan juga sebagai
sarana dalam menggunakan indera mata makhluk hidup dalam ekosistem air.
Semakin banyak cahaya yang mengenai suatu ekosistem sungai, maka
produsen utama seperti plankton dan alga akan meningkat. Hal ini secara
langsung akan meningkatkan produktivitas ekosistem sungai.
Temperatur Sungai
Perbedaan temperatur suatu ekosistem sungai menyebabkan perbedaan
biotik di dalamnya. Akan tetapi, kebanyakan ekosistem sungai yang
merupakan aliran air, temperaturnya tidak mencapai titik beku. Temperatur
sangat brhubungan dengan cahaya serta kondisi geologis ekosistem sungai
tersebut.
Kandungan kimiawi Sungai
Kandungan kimiawi ekosistem sungai seperti kadar Oksigen dalam air,
kandungan mineral yang ada dan banyaknya bahan organik yang ada dalam
ekosistem sungai. Hal itu mempengaruhi pembagian penyebaran biotik yang
ada. Di wilayah yang banyak mengandung oksigen tentuah terdapat banyak
alga dan tumbuhan fotosintesis dan hewan sangat aktif bergerak.
Substrat
Perbedaan kekuatan arus mempengaruhi substrat yang ada dan letaknya
serta penimbunannya pada ekosistem sungai. Substrat anorganik pada aliran
sungai dapat mengendap ataupun berpindah dan mengendap di tempat lain
tergantung kerasnya arus dan ukuran partikel.
4
dalam ekosistem sungai. Semua jenis makhluk hidup tadi nantinya akan
membentuk jaring-jaring makanan.
Faktor Fisika
-Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor pembatas terhadap ikan-ikan atau
biota akuatik. Suhu dapat mengendalikan fungsi fisiologis organisme dan
berperan secara langsung atau tidak langsung bersama dengan komponen
kualitas lainnya mempengaruhi kualitas akuatik. Temperatur air
mengendalikan spawing dan hatching, mengendalikan aktivitas, memacu atau
menghambat pertumbuhan dan perkembangan menyebababkan air menjadi
panas atau dingin sekali secara mendadak. temperatur juga mempengaruhi
berbagai macam reaksi fisika dan kimiawi di dalam lingkungan akuatik.
-Kecerahan
Faktor kecerahan ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan
perairan tinggi memenuhi berarti cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu
produktivitas perairan yang tinggi pula.
Faktor Kimia
-Oksigen
Oksigen adalah salah satu unsure kimia penunjang utama kehidupan.
Dalam air laut, oksigen dimanfaatkan oleh organisme perairan untuk proses
respirasi dan untuk mengurangi zat organic oleh mikroorgfanisme. Ketiadaan
oksigen dalam suatu perairan akan menyebabkan organism dalam perairan
tersebut tidak akan hidup dalam waktu yang lama. Oleh karena itu salah satu
cara untuk menjaga kelestarian kehidupan dalam laut adalah dengan cara
memantau kadar oksigen dalam perairan tersebut.
5
-pH
pH air mempengaruhi tangkat kesuburan perairan karena
mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif,
malah dapat membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah( keasaman
tinggi), kandungan oksigan terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya
konsumsi oksigen menurun, aktivitas naik dan selera makan akan berkurang.
Hal ini sebaliknya terjadi pada suasana basa. Atas dasar ini, maka usaha
budidaya perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9.0 dan
kisaran optimal adalah ph 7,5 – 8,7.
Faktor Biologi
Menurut Muchtar (2002), fitoplankton merupakan salah satu parameter
biologi yang erat hubungannya dengan fosfat dan nitrat. Tinggi rendahnya
kelimpahan fitoplankton disuatu perairan tergantung tergantung pada
kandungan zat hara fosfat dan nitrat. Sama halnya seprti zat hara lainnya,
kandungan fosfat dan nitrat disuatu perairan, secara alami terdapat sesuai
dengan kebutuhan organisme yang hidup diperairan tersebut.
Air dari alam atau natural water secara foundamental akan berbeda
kondisinya dengan air dari tempat budidaya, terutama sistem tertutup yang
menggunakan akuarium atau bak, berdasarkan sifat kimia maupun biologi.
Jumlah ikan ditempat budidaya umumnya jauh lebih banyak dibandingkan
jumlah air. Akibatnya, material hasil metrabolisme yang dikeluarkan ikan
tidak dapat mengurai seimbang. Artinya, waktu penguraian metabolit secara
alami tidak mencukupi karena jumlahnya cukup banyak. Oleh karena itu, air
tidak dapat atau sulit kembali menjadi baik dan cenderung menghasilkan
substannsi atau bahan metabolit yang berbahaya bagi ikan.
Untuk melengkapi kekurangan pendekatan fisika kimiawi dapat
dilakukan dengan memberdayakan komunitas makroinvertebrata, yaitu
hewan – hewan yang tidak mempunyai tulang belakang dan berukuran relatif
tidak bergerak mempnyai siklus hidup yang panjang dan mempunayai
keanekaragaman tinggi yan tersebar di hulu sampai di hilir sungai. Ditemukan
6
suatu kelompok mikroinvertebrata mencerminkan kondisi air sungai apakah
masih baik (tidak mengalami pencemaran organik tertentu), atau telah
mengalami pencemaran organik terlarut atau telah mengganggu.
7
Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak
atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar,
Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang
bertujuan untuk meningkatkan konservasi air bawah tanah,
Menanggulangi kerusakan lahan bekas pembuangan limbah B3.
8
BAB III
PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
Ekosistem sungai adalah salah satu ekosisitem perairan tawar yang
memiliki ciri-ciri tertentu, misalnya tersedia cahaya, oksigen, dan adanya arus
yang menimbulkan masalah penyesuaian yang sama bagi penghuninya.
Ekosistem sendiri merupakan suatu kondisi atau hubungan timbal balik
interdepensi (saling ketergantungan) faktor biotik, jenis makhluk hidup
dengan abiotik (fisik dan kimiawi) pada suatu tempat dan waktu tertentu.
Dengan rusaknya ekosistem akan merugikan banyak makhluk hidup,
sehingga sebisa mungkin kita bias menjaga dan mencegah rusaknya
ekosistem. Dan lebih baik lagi bias merehabilitasi ekosisitem yang telah
rusak.
3. 2. Saran
Setelah mengetahui ekosistem sungai alangkah baiknya kita
mengetahui lebih lanjut tentang pendalaman ekosistem itu sendiri. Dalam
belajar tentang ekosistem jangan lewatkan yaitu mengenai macam ekosistem,
komponen ekosistem, dan keseimbangan ekosistem guna lebih
menyempurnakan kita mengetahui ekosistem sungai.
Dan janganlah kita merusak ekosistem tersebut. Sebaliknya kita sebagai
manusia berusaha untuk memperbaiki ekosistem yang rusak.
DAFTAR PUSTAKA