bersih, sehingga diperoleh perbandingan yang sempurna, yang kemudian disemprotkan pada ruang
bakar (combustion chamber). Dengan perbandingan yang benar maka kendaraan akan mencapai
performa dan kecepatan maksimal. Setting karburator motor atau mobil sebaiknya dilakukan oleh
mereka yang ahli di bidangnya. Namun demikian anda tetap dapat mempelajarinya.
Cara kerja karburator : Secara umum prinsip atau cara kerja karburator pada mobil cukup
sederhana. Ketika mesin distater atau di engkol ( sepeda motor ) maka piston akan bergerak maju
mundur. Pada gerakan mundur merupakan gerakan hisap yang berarti menghisap udara didepannya
( sistem karburator ), sehingga dengan sendirinya bahan bakar + udara bersih akan terhisap.
Bersamaan dengan itu pemantik ( busi ) akan menyala, sehingga terjadi pembakaran diruang mesin
dan melakukan / mendorong piston. Kejadian ini terjadi berulang ulang, semakin tinggi gas ditekan
maka semakin cepat putaran piston.
Besarnya perbandingan campuran tergantung dari jenis BBM ataupun sistem karburator.
Namun secara umum jika perbandingan tidak benar akan berpengaruh pada laju dan gas
buang kendaraan yang bersangkutan. Kesalahan setting karburator akan berpengaruh pada :
Pada dasarnya setiap karburator motor ataupun bagian karburator mobil mempunyai
komponen komponen yang berfungsi sama, hanya bentuknya saja yang berbeda. Berikut
komponen karburator mobil dan fungsinya atau bagian bagian karburator mobil dan
fungsinya. Secara umum komponen-komponen karburator mobil maupun motor adalah :
1. Ruang bakar ( float chamber ) : Berfungsi sebagai penampungan sementara setelah tangki
bahan bakar. Float chamber terisi berkat kerja pelampung. Jika bahan bakar berkurang maka
pelampung akan turun dan membuka katub aliran bahan bakar. Setelah bahan bakar terisi
penuh maka pelampung akan naik dan otomatis menutup katub bahan bakar. Pelampung ini
bekerja secara otomatis tergantung tinggi rendahnya level bahan bakar. Jika pada suatu saat
terjadi banjir, biasanya pelampung tidak bekerja dengan sempurna.
2. Pelampung ( floater ): Berfungsi mempertahankan level bahan bakar supaya tetap stabil.
3. Choke valve : Fungsi utama choke valve adalah untuk menambah campuran bahan bakar,
sehingga memudahkan kendaraan hidup. Penggunaan choke ( cuk ) biasanya ketika
kendaraan dalam keadaan dingin. Penggunaan choke valve hanya dibenarkan saat star up
kendaraan, ketika kendaraan hidup maka segera kembalikan ke posisi semula.
4. Thorttle Valve : Sering disebut sebagai piston valve, berfungsi untuk mengatur besar
kecilnya campuran udara yang masuk ke ruang bakar. Piston valve ini bekerja beriringan
dengan jarum skep ( main jet ). Ketika Thorttle Valve terbuka maka jarum skep juga ikut
terbuka. Sehingga sebenarnya antara piston valve dan jarum skep merupakan satu kesatuan.
5. Main jet : Sering disebut sebagai jarum skep, berfungsi untuk mengatur besar kecilnya
bahan bakar yang akan dicampur dengan udara bersih. Bentuk jarum jet ini semakin kebawah
semakin mengecil ( lancip ), sehingga ketika gas ditarik akan mengangkat piston valve dan
jarum jet dan akibatnya campuran bahan bakar dan udara bersih semakin besar dan kendaraan
akan semakin cepat.
6. Slow jet : Berfungsi untuk supply antara bahan bakar dan udara bersih saat kendaraan idle
( langsam ). Ketika kendaraan tidak dapat langsam biasanya dengan membersihkan
karburator terutama slow jetnya dan setting kembali jarum skep. Slow jet berupa sebuah
lobang kecil yang terletak dibagian depan karburator.
7. Piston Valve Screw dan Pilot Screw : Merupakan skrup untuk mengatur besar kecilnya
bahan bakar dan udara. Performa karburator dan akselarasi kendaraan sangat tergantung dari
setting Piston Valve Screw dan Pilot Screw.
Demikian fungsi komponen karburator mobil dan cara kerjanya. Pada umumnya komponen
karburator mobil kijang atau kendaraan jenis lainnya tidak jauh berbeda.Namun
demikian komponen karburator mobil bensin berbeda dengan sistem kerja mobil diesel
karena mobil diesel tidak menggunakan karburator tapi hanya sistem pengabutan dan
pemampatan bahan bakar dalam hal ini minyak solar.
KRS
Temuan praktik
1. Backing plate adalah komponen rem tromol yang menjadi landasan dari kampas rem
dan wheel cylinder serta komponen rem tromol lainnya.
2. wheel cylinder adalah komponen rem tromol yang menjadi tempat gerak piston rem
dalam melakukan pengereman. Pada tipe rem tromol duo servo jumlah pistonnya ada
dua dalam satu wheel cylinder , sedangkan untuk satu tromol roda hanya menggunakan
satu wheel cylinder saja.
3. Piston rem adalah komponen rem tromol yang berada di dalam wheel cylinder dan
melakukan gerak maju untuk menekan kampas rem . Gerak maju piston rem ini karena
adanya tekanan dari minyak rem. Dan seperti telah saya jelaskan di atas maka satu
wheel cylinder berisi dua piston rem khusus untuk tipe rem tromol ini.
4. Kampas rem : sama seperti rem tromol lainnya jumlah kampas rem dalam satu tromol
tetap sama yaitu dua . Kampas rem inilah yang akan bergesekkan dengan tromol rem
untuk melakukan pengereman.Pada ujung atas kampas rem ditempatkan atau
dipasangkan pada piston rem sedangkan ujung bagian bawahnya ditempatkan pada
penyetel rem.
5. Penyetel rem adalah komponen rem tromol yang berguna untuk mengatur jarak antara
kampas rem dengan tromol, sehingga ketika kampas rem mendapat tekanan maju dari
piston rem , kampas rem akan dapat cepat bergesekkan dengan tromol rem
tersebut.Penyetel rem tipe ini sama seperti tipe uni serve diposisikan mengambang
terhadap backing plate.
6. Tromol adalah komponen rem yang berhubungan dengan roda. Tromol inilah yang
akan menerima gesekkan dari kampas rem dalam upayanya mengurangi kecepatan atau
melakukan pengereman.
7. Spring retainer adalah komponen rem tromol yang berguna untuk menjaga agar
kampas rem terpasang pada backing plate. Pada tiap kampas umumnya terpasasang satu
spring retainer , namun ada juga mobil yang menggunakan dua spring retainer untuk
masing - masing kampas rem.
8. Tension spring adalah komponen rem tromol yang menjaga agar ujung - ujung dari
kampas rem selalu menekan atau piston dan penyetel rem. Tension spring adalah pegas
yang berguna untuk mengembalikan kampas rem ke posisi semula setelah pengereman
tidak dilakukan , sehingga kampas rem tidak terus menggesek tromol rem.
2. Tipe two-leading
Action Tipe two-leading shoe dibagi menjadi dua single dan duoble action.
Tipe single action two-leading shoe mempunyai dua silinder roda yang masing-
masing mempunyai satu piston pada tiap sisinya. Tipe ini digunakan pada rem depan
kendaraan penumpang dan niaga.
Tipe double action two leading shoe mempunyai dua silinder roda, dan pada tiap
sisinya terdapat dua torak. Cara kerja tipe rem ini bekerja efisiensi dalam dua arah
yaitu maju dan mundur, banyak digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.
3. Tipe uni-servo
Tipe uni-servo mempunyai silinder roda tunggal dengan satu piston saja, dan
penyetelannya berhubungan dengan kedua sepatunya.
4. Tipe duo-servo
Tipe dou-servo ini merupakan versi penyempurnaan uni-sevo yang mempunyai dua
piston pada setiap silindernya. Selama silinder roda menekan kedua sepatu rem saat
rem bekerja, maka tipe ini mempunyai gaya pengereman yang tinggi terhadap tromol
tanpa terpengaruh oleh gerak arah putaran roda.
Gmbr kerja
Bila tromol berputar ke arah depan dan pedal rem di injak, sepatu rem cenderung ikut
berputar dan akan mengembang keluar serta bergesekan dengan tromol, seolah olah
mendapat tenaga tambahan. Sepatu bagian kiri ini disebut leading shoe. Tambahan tenaga
gesek disebut “self energizing effect”.
Sebaliknya, pad asepatu rem sebelah kanan (secondary shoe), karena arah putaran tromol
menjadi terdorong ke arah dalam, tromol bekerja mengurangi gaya dorong pada sepatu rem
sehingga gaya gesekannya tidak memperoleh tambahan. Sepatu ini disebut tralling shoe.bila
tromol berputar ke arah belakang (kendaraan mundur), leading shoe berubah menjadi trailling
shoe dan trailling shoe menjadi leading shoe. Namun, pada saat maju maupun mundur,
keduanya tetap menekan gaya pengereman sama.