Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antarpartikel agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis dalam campuran beraspal diperoleh dari friksi dan kohesi dari bahan-bahan pembentuknya. Friksi agregat diperoleh dari ikatan antarbutir agregat (interlocking), dan kekuatannya tergantung pada gradasi, tekstur permukaan bentuk butiran dan ukuran agregat maksimum yang digunakan. Sedangkan sifat kohesinya diperoleh dari sifat-sifat aspal yang digunakan. Oleh sebab itu, kinerja campuran beraspal sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat agregat dan aspal serta sifat-sifat campuran padat yang sudah terbentuk dari kedua bahan tersebut. Pengambilan contoh dan pengujian merupakan dua hal yang sangat penting dalam fungsi pengendalian mutu. Data dari pengujian ini merupakan alat untuk menilai kualitas produksi apakah memenuhi syarat atau tidak. Dengan alasan ini, pengambilan contoh dan prosedur pengujian harus dilakukan dengan hati-hati dan benar. Salah satu kesalahan yang besar dalam menguji material adalah kegagalan untuk mengambil contoh yang mewakili. Apabila contoh yang dikirim ke laboratorium tidak mewakili kondisi bahan yang sebenarnya, maka hasil pengujian akan sia-sia, bahkan apabila digunakan, mungkin menyesatkan. Oleh karena itu, pengambilan contoh harus dilakukan dengan prosedur standar, baik Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun AASHTO atau ASTM atau standar internasional yang lain. Pengujian kualitas untuk pekerjaan campuran beraspal secara umum dapat dipisahkan menjadi 3 kelompok, yaitu : a). Pengujian kualitas bahan baku (agregat, bahan pengisi dan aspal), b). Pengujian kualitas bahan olahan c). Pengujian kualitas bahan jadi. Pengujian laboratorium terhadap sifat-sifat fisik campuran yang digunakan sebagai bahan olahan dan bahan jadi/terpasang, meliputi : Daya tahan dan perubahan bentuk campuran, yaitu dengan melakukan uji Marshal (stabilitas dan kelelehan/flow) Rongga terisi aspal, rongga dalam agregat, rongga udara dalam campuran, berat isi atau berat jenis, yaitu dengan melakukan pengujian volumetric Kepadatan campuran, yaitu denganpengujian akan menentukan penerimaan atau penolakan, baik bahan maupun hasil pekerjaan, maka pengujian harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
1.2. MAKSUD PRATIKUM
Perkerasan Jalan merupakan ilmu yang mempelajari dan menganalisis beberapa jenis aspal beserta campuran – campuran yang sesuai standart perencanaan kontruksi perkerasaan jalan raya. Ilmu Perkerasan Jalan menjadi merupakan salah satu mata kuliah dari beberapa mata kuliah seperti, irigasi, drainase dan sebagainya.
1.3. TUJUAN PRATIKUM
1). Untuk dapat mengetahui bagaimana cara prosedur pengujian aspal. 2). Untuk dapat mengetahui peralatan dan prosedur dalam proses percobaan pengetesan aspal. 3). Untuk dapat mengetahui prosedur pelaksanaan pengujian titk nyala dan titik bakar aspal. 4). Lebih mengenal dan mengetahui beberapa jenis aspal. 5). Untuk menambah pengalaman tentang pengujian aspal di laboraturium. 6). Dapat menyimpulkan dan membandingkan hasil dari pengujian yang diperoleh dengan standart yang digunakan. 7). Dapat menggunakan peralatan titik nyala dan titik bakar dengan baik dan benar. 8). Dapat mengaplikasikan teori yang di dapat di bangku kuliah.
1.4. MANFAAT PRATIKUM
1). Dapat menginformasi peralatan dan prosedur dalam pengujian aspal 2). Dapat mengirformasi pada suhu berapa aspal mengalami titik nyala dan titik bakar 3). Dapat menginformasikan jenis aspal yang baik dan aspal yang tidak sesuai standart.