Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Berdasakan hasil kajian situasi yang telah dilakukan oleh kelompok di Ruang Merak selama
tiga hari yaitu pada Tanggal 19-Februari -2019 sampai dengan 21 Februari 2019 dimana
kelompok menemukan dua masalah yang terkait dengan kepemimpinan dan manajemen di
Ruang Merak yaitu; (1) belum optimalnya pelaksanaan SPO Mobilisasi dan ROM kepada
pasien strok di ruang Merak, (2) Belum terlaksananya metode cheklist dalam pelaksanaan
pendokumentasian di rekam medis pasien di Ruang Merak. Sehingga berdasarkan planning Of
Action (POA) yang telah disusun oleh kelompok maka kelompok melakukan implementasi
sebagai berkutt:
1. Belum Optimalnya Pelaksanaan SPO ROM di Ruang Merak RSAU dr. M Salamun
Pada tanggal 25 Februari 2019 kelompok melakukan koordinasi dengan kepala Ruang
Merak dan Clinical Instruktur (CI) terkait pelaksanaan pemecahan masalah yang ditemukan
di Ruang Merak terkait dengan belum optimalnya pelaksanan SPO ROM maka di dapatkan
hasil diskusi bahwa kelompok akan melakukan implementasi Desiminasi, Resosialisasi,
Resimulasi, Redemonstrasi dan Coaching dimana implementasi ini akan dilaksanakan pada
tanggal 27 februari 2019

Pada tanggal 27 februari 2019 dilakukan implementasi pertama yaitu Desiminasi yang
bertanggung jawab adalah Erwinda dan dibantu oleh teman-teman kelompok dengan
bimbingan kepala ruangan, dimana desiminasi tersebut dilakukan kepada perawat dinas pagi
dan keluarga pasien yang anggota keluarganya di rawat dengan strok yaitu berjumlah 4
pasien dan kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan media leaflet.

Setelah dilakukan Desiminasi kemudian dilanjutkan dengan Resosialisasi yang disampaikan


oleh Yeheskiel dan dibantu oleh teman-teman kelompok dan bimbingan CI dan Kepala
ruangan terkait dengan apa yang dimaksud dengan Rentang Gerak (ROM), Tujuan, Fungsi
dan komplikasi jika dilakukan pada pasien dengan kelemahan fisik oleh karena strok atau
tira baring yang lama yang di buktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marlina
dengan judul pengaruh latihan ROM terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien
stroke iskemik di RSUDZA Banda Aceh tahun 2010, yang menyatakan bahwa latihan
ROM apabila di lakukan secara teratur, intens dan terarah dapat mempengaruhi kemampuan
motorik pasien untuk meningkatkan kemandirian dimana responden sebelum dilakukan
latihan ROM rata-rata kekuatan otot 3,68% dan meningkat setelah dilakukan latihan ROM
menjadi 4,60% selama 6 hari.

Setelah resosialisasi tentang rentang gerak (ROM) kemudian dilanjutkan dengan


Redomonstrasi yang di lakukan oleh cheny dengan bantuan teman-teman kelompok dengan
bimbingan CI dan kepala Ruangan yang di demonstrasikan secara langsng kepada pasien
Ny.A di hadapan keluarga pasien dan perawat.
Setelah redemonstrasi tentang ROM diberikan kemudian dilanjutkan dengan Resimulasi
yang dilakukan oleh velly yang dibantu oleh teman-teman kelompok dengan bimbingan
kepala Ruangan dan CI yang dilakukan di hadapan keluarga pasien dan perawat sekaligus
mengajak perawat dan keluarga pasien untuk mengikuti gerakan demi gerakan yang
disimulasi.

Setelah dilakukan simulasi rentang gerak langsung kepada pasien dan diperhatikan oleh
keluarga selanjutnya diberikan coaching oleh Yulastri kepada perawat dan keluarga untuk
dapat melakukan rentang gerak (ROM) kepada pasien dengan kelemahan fisik karena strok
atau karena tira baring yang lama yang dibantu oleh teman-teman kelompok dengan
bimbingan CI dan Kepala Ruangan.

2. Belum Terlaksananya Metode Cheklist Dalam Pelaksanaan Pendokumentasian di Rekam


Medis Pasien.

Anda mungkin juga menyukai