Anda di halaman 1dari 10

56

Kemampuan Bahasa Inggris di Industri Layanan Indonesisa diukur


dengan menggunakan Skala Umum Kerangka Kerja Eropa
By: Ina Sukaesih dan Dedi Junaedi
Lecturer of Accountancy Department, PNJ
Lecturer of Mechanical Engineering Department, PNJ

Abstract
The purpose of the research is to find out employees’ English competence in Jabodetabek
area. The research is quantitative descriptive using the Common European Framework
Scales. The questionnaire is used to obtain data from respondent. The average result of
language quality and strategy is dominated by vocabulary mastery, that is 3.10 in strategy
competence and 3.25 in language quality. The vocabulary mastery is well applied in simple
writing (writing a letter to acquaintance and writing chronological narration), with average
3.15 and writing simple CV with average 3.15. On the other hand, there is lower
competence with average 2.70 in writing a certain topic or writing a letter to an editor. The
lower competence remains the same in the vocabulary application through spoken
production withy the average 2.96. The lowest average is revealed in the competence of
comprehending and summarizing news content, interview and documentary (2.80). The
other competences are listening with average 3.20 and reading with average 3.17. The
overall competence of employees is not bad, with average 3.05. The overall average covers
competencies in listening, reading, spoken interaction, spoken production, strategy,
language strategy and writing.

Keyword: The European Framework, Common Scales, English Competence

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti kompetensi bahasa Inggris para karyawan
Industri di Jabodetabek. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan Skala Umum Kerangka Kerja Eropa. Kuestioner digunakan untuk menggali
data dari respondent. Hasil rerata pada kualitas bahasa dan kemampuan strategi didominasi
oleh kemampuan penguasaan kosa kata yaitu rerata 3.10 (pada kemampuan strategi) dan
3.25 (pada rerata kualitas bahasa). Penguasaan kosa kata tersebut berhasil digunakan dalam
kemampuan menulis ringan (menulis surat pada kenalan dan menulis narasi kejadian), yaitu
dengan rerata 3.15, dan menulis CV secara ringkas,yaitu dengan rerata 3.15. Namun
kemampuan menulis dalam level yang lebih tinggi, yaitu menulis karangan topik tertentu
atau menulis surat kepada editor menunjukkan hasil yang rendah, yaitu 2,70. Kemampuan
rendah inipun ditunjukkan dalam penggunaan kosa kata melalui kemampuan produksi lisan
dengan rerata 2,96. Rerata terendah adalah kemampuan memahami dan meringkas intisari
berita, wawancara dan dokumenter (2,80). Kemampuan lainnya, yaitu kemampuan
mendengar menunjukkan angka rerata 3,20 dan kemampuan membaca menunjukkan angka
rerata 3,17. Kemampuan keseluruhan karyawan di Jabodetabek menunjukkan angka cukup,
yaitu dengan angka rerata 3.05. Angka rerata ini meliputi kemampuan umum dalam
mendengar, membaca, interaksi lisan, produksi lisan, strategi, kualitas bahasa dan menulis.

Kata kunci: kerangka kerja Eropah, skala umum, kemampuan Bahasa Inggris

Ina Sukaesih dan Dedi Junaedi Kemampuan


Bahasa Inggris di Industri Layanan
57

PENDAHULUAN
Mutu Pendidikan
Latar Belakang
UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas
Visi PNJ “Menjadi Politeknik menyebutkakn beberapa misi pendidikan,
Unggul Bertaraf Internasional dalam diantaranya:
Bidang Rekayasa dan Tata Niaga” harus 1. Meningkatkan mutu pendidikan
diwujudkan melalui peningkatan mutu yang memiliki daya saing di
yang terus menerus (sustainable quality tingkat nasional, regional dan
programs). Salah satunya melalui internasional.
peningkatan mutu kemampuan bahasa 2. Meningkatkan relevansi
Inggris. Untuk mengetahui kemampuan pendidikan dengan kebutuhan
dalam berkomunikasi pasif dan aktif masyarakat dan tantangan global.
dibutuhkan alat pengukur yang sesuai.
Salah satu alat ukur untuk Untuk memenuhi visi di atas,
kemampuan berbahasa adalah the diperlukan aplikasi manajemen mutu
Common European Framework Scales. terpadu dalam pendidikan (Total Quality
Skala ini mencakup understanding Management in Education), sehingga
(listening dan reading), strategy, speaking strategi yang dikembangkan adalah
(spoken interaction dan spoken memposisikan institusi pendidikan
production) dan writing. Dengan sebagai institusi jasa, yakni institusi yang
demikian, penelitian pengukuran memberikan pelayanan (service) sesuai
kemampuan bahasa Inggris di industri dengan apa yang diinginkan pelanggan
layanan dengan menggunakan skala (customer).
kerangka kerja umum Eropa penting Institusi pendidikan dapat disebut
dilakukan untuk mengetahui relevansi bermutu apabila memenuhi spesifikasi
kebutuhan industri dan kesesuaian bahasa yang telah ditetapkan. Secara operasional,
Inggris yang diajarkan sehingga konsep mutu ditentukan oleh dua faktor. Pertama,
link-and-match tetap terpelihara. institusi pendidikan harus memenuhi
mutu sesungguhnya (quality in fact), yaitu
Perumusan Masalah spesifikasi yang telah ditentukan
sebelumnya. Kedua, institusi pendidikan
Masalah-masalah yang dapat harus memenuhi mutu persepsi (quality in
dirumuskan dalam penelitian ini adalah: perception), yaitu spesifikasi yang
1. Apakah pelaku bisnis dalam diharapkan menurut tuntutan dan
industri layanan Indonesia sudah kebutuhan pengguna jasa.
memiliki kemampuan bahasa Standar mutu produksi dan
Inggris yang dibutuhkan? pelayanan diukur dengan kriteria sesuai
2. Apakah industri layanan memiliki dengan spesifikasi, cocok dengan tujuan
acuan kemampuan bahasa Inggris pembuatan dan penggunaan, tanpa cacat
yang seharusnya dimiliki pelaku (zero defect) dan selalu baik sejak awal
bisnisnya? (right first time and every time). Quality
3. Apakah Politeknik Negeri Jakarta in fact merupakan spesifikasi yang telah
sebagai perguruan tinggi yang ditentukan sebelumnya. Adapun quality in
menghasilkan lulusan siap kerja perception merupakan tuntutan dan
telah memenuhi tuntutan industri kebutuhan yang selalu baik (excellent)
dalam hal kemampuan bahasa yang diharapkan oleh pengguna jasa.
Inggris lulusannya? Mutu dalam persepsi diukur dari
kepuasan pelanggan dan meningkatnya
KAJIAN TEORI minat, harapan dan kepuasan pelanggan.

Ina Sukaesih dan Dedi Junaedi Kemampuan


Bahasa Inggris di Industri Layanan
58

Dalam penyelenggaraannya, quality in tentang linguistik dan pengalaman


fact merupakan profil lulusan institusi yang diperoleh di dalam atau di
pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi luar konteks pendidikan formal..
tujuan pendidikan, yang berbentuk standar  The Dossier (Dokumen)
kemampuan dasar berupa kualifikasi menawarkan kesempatan bagi
akademik minimal yang dikuasai oleh pemberlajar untuk memilih materi
peserta didik. Sedangkan pada quality in samapai dengan dokumen dan
perception pendidikan adalah kepuasan menggambarkan pencapaian atau
dan bertambahnya minat pelanggan pengalaman yang dicatat
eksternal terhadap lulusan institusi padaBiografi Bahasa atau Paspor.
pendidikan. Maksud keterampilan (skills)
Untuk menjaga kualitas dalam Paspor Bahasa adalah
pendidikan, perlu diperhatikan dinamika understanding (listening dan reading),
sosial budaya beserta paradigmanya yang stategy, speaking (spoken interaction dan
terus berubah di masyarakat. Purnomo spoken production), dan writing.
dan Zulkieflimansyah, dalam bukunya Sedangkan tingkatan kemahiran
“Manajemen Strategi” menekankan berbahasa diambil dari Kerangka Kerja
bahwa kondisi yang ada harus selalu Umum Eropa milik Dewan Eropa, yang
diantisipasi sebelum kondisi tersebut terdiri dari Basic User (A1: Breakthrough
menumbangkan kepercayaan suatu dan A2:Waystage), Independent User
institusi. (B1:Threshold dan B2:Vantage) dan
Proficiency User (C1: Effective
The European Language Portofolio Operational Proficiency dan C2:
(ELP) Mastery). Perlu ditekankan bahwa
penggunaan self-assessment dalam Paspor
The European Language Bahasa menunjukkan bahwa ELP
Portofolio adalah cara pengukuran dimiliki oleh tiap pembelajar.
kemampuan bahasa (yang awalnya
diterapkan di Eropah) berdasarkan Fungsi The European Language
prinsip, skala dan komponen penilaian Portofolio (ELP)
tertentu. Komponen tersebut dituangkan
dalam The Principles and Guidelines ELP memiliki dua fungsi:
yang disetujui oleh Dewan Eropa (the 1. Fungsi Melaporkan, yaitu ELP
Council of Europe). Penjelasannya mendeskripsikan kemampuan
sebagai berikut: bahasa asing seseorang. Tujuannya
 The Language Passport (Paspor bukan menggantikan sertifikat
Bahasa) memberikan ikhtisar atau diploma yang diberikan
tentang profisiensi individu dalam berdasarkan ujian formal tetapi
bahasa yang berbeda-beda pada sebagai pelengkap dengan
saat tertentu. memberikan informasi tambahan
 The Language Biography tentang pengalaman pemilik dan
(Biografi Bahasa) memfasilitasi bukti konkret atas pencapaian
keterlibatan pembelajar dalam bahasanya.
perencanaan, refleksi dan 2. Fungsi Pedagogik, yaitu ELP
penilaian proses serta progres digunakan sebagai alat yang
pembelajarannya; hal ini membuat proses pembelajaran
mendorong pembelajar untuk bahasa lebih transparan terhadap
mengungkapkan apa yang bisa ia pembelajar, membantu mereka
lakukan dalam masing-masing mengembangkan kapasitasnya
bahasa dan melibatkan informasi untuk merefleksikan diri dan self-

Ina Sukaesih dan Dedi Junaedi Kemampuan


Bahasa Inggris di Industri Layanan
59

assessment, sehingga tahap demi Penelitian ini bertujuan untuk:


tahap membuat mereka lebih 1. Mengetahui tingkat kemampuan
bertanggungjawab terhadap bahasa Inggris pelaku bisnis di
pembelajarannya sendiri. industri layanan di Indonesia,
2. Mengetahui tingkat kemampuan
ELP: Kurikulum, Self–Assessment, bahasa Inggris yang dibutuhkan
dan Kegiatan Belajar oleh industri layanan di Indonesia,
3. Mencari cara-cara alternatif yang
Keterkaitan ELP dengan tepat untuk meningkatkan
Kurikulum pengajaran bahasa asing kemampuan bahasa
terlihat jelas. Kenyataannya ELP
mendukung kurikulum pengajaran Manfaat
bahasa asing yang bertujuan
mengembangkan profisiensi Manfaat penelitian ini adalah:
komunikatif pembelajarnya. Pada 1. Menemukan gambaran umum
dasarnya tujuan kurikulum kemampuan karyawan perusahaan
komunikatif dapat dinyatakan dalam jasa di Indonesia, khususnya di
terminologi I can do yang merupakan Jabodetabek.
dasar dari self-assessment pembelajar 2. Menggunakan gambaran
dalam Paspor (the passport). kemampuan tersebut untuk
Self-assessment merupakan membandingkan dengan
masalah fundamental dalam ELP. kemampuan mahasiswa PNJ
Paspor mengharuskan pembelajar 3. Ditemukannya relevansi antara
menilai kemahiran berbahasa mereka penciptaan SDM yang dihasilkan
sendiri baik sebelum dan sesudah oleh PNJ dengan realitas
proses pembelajaran. kebutuhan industri/perusahaan.
Kegiatan belajar dalam lingkup 4. Penemuan tersebut akan mendorong
ELP harus student-centered, semua PNJ untuk meningkatkan mutu
kegiatan di kelas harus dilakukan lulusannya melalui:
berdasarkan apa dan bagaimana - pengkajian kurikulum untuk
pembelajar akan menggunakan disesuaikan dengan kebutuhan di
bahasa di tempat kerjanya. dunia jasa
- penguatan mata kuliah bahasa
Skala Kerangka kerja Umum Eropa Inggris untuk meningkatkan kompetensi
mahasiswa
ELP menggunakan enam tingkat - memberikan perbandingan antara
kemahiran berbahasa yang diungkapkan kualitas kemampuan mahasiswa dan
dalam Kerangka kerja Umum Eropa(the kualitas yang
Common European Framework): dipersepsikan / diharapkan oleh
A1,A2,B1,B2,C1,C2. Skala ELP masyarakat/ industri layanan.
mengukur keterampilan individu dalam - mendorong adanya pengkajian
listening, reading, strategy, spoken kerjasama yang lebih intens antara
interaction, spoken production dan jusrusan-jurusan
writing pada tingkat yang berbeda-beda. dengan UP2B dalam pengajaran
bahasa Inggris.
TUJUAN DAN MANFAAT 5. memberikan referensi untuk
PENELITIAN mengkaji peta kemampuan lulusan
PNJ dalam bahasa Inggris secara
Tujuan nyata dibandingkan dengan
kualitas yang diharapkan oleh

Ina Sukaesih dan Dedi Junaedi Kemampuan


Bahasa Inggris di Industri Layanan
60

industri layanan jasa sehingga KEMAMPUAN INDIVIDUAL


akan tergambar durasi pencarian RESPONDEN TERTINGGI
kerja lulusan PNJ.
Dari 40 responden yang diteliti,
METODE PENELITIAN ada satu responden yang memiliki nilai
tertinggi (nilai 3,8), yaitu responden
Bentuk penelitian ini adalah nomor 14.
penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
penelitian yang mendeskripsikan hasil KEMAMPUAN INDIVIDUAL
melalui paparan sebagai upaya RESPONDEN TERENDAH
memberikan gambaran nyata tentang
kemampuan bahasa Inggris melalui Sedangkan responden dengan nilai
penghitungan tertentu. Metode yang terendah, yaitu responden nomor 2 hanya
digunakan dalam penelitian ini adalah mencapai nilai 2,29.
metode analisis dengan menggunakan The
Common European Framework Scales. SEGMEN KEMAMPUAN
Data responden didapatkan INDIVIDUAL RESPONDEN
melalui penyebaran questioner. DENGAN ANGKA CUKUP
Questioner didapatkan dari the Common
European Framework Scale (yang Dari 40 responden yang diteliti,
diterjemahkan ke dalam bahasa ada 21 responden yang mencapai nilai
Indonesia). Populasi dari penelitian ini cukup (di atas nilai 3). Dengan kata lain,
adalah industri layanan jasa yang berada lebih dari separoh kemampuan responden
di Jabodetabek. Sedangkan sampel yang memiliki kemampuan bahasa Inggris di
akan diambil berdasarkan random atas rata-rata(di atas nilai 3). Mereka
sampling beberapa perusahaan layanan adalah responden nomor 1, 3, 4, 6, 9, 10,
jasa. 11, 12, 14, 15, 17, 18, 21, 23, 24, 25, 29,
32,37, 39, dan 40.
HASIL DAN PEMBAHASAN
SEGMEN KEMAMPUAN
PENGANTAR PEMBAHASAN INDIVIDUAL RESPONDEN
DENGAN ANGKA RENDAH
Perusahaan yang menjadi
responden dalam penelitian ini sejumlah Responden yang memiliki
empat puluh perusahaan yang terdiri dari kemampuan rendah (di bawah angka 3)
perusahaan layanan jasa yang terdapat di adalah sebanyak19 responden, yaitu
daerah Jabodetabek. responden nomor 2, 5, 7, 8, 13, 16,19, 20,
22, 26, 27, 28, 30, 31,33, 34, 35, 36, 38.
IDENTITAS PERUSAHAAN KEMAMPUAN INDIVIDUAL
RESPONDEN PENELITIAN RESPONDEN DENGAN NILAI
TERENDAH/TERTINGGI
Perusahaan responden penelitian
adalah perusahaan dalam jasa dan Responden mempunyai
manufaktur yang terletak di kemampuan rendah, yaitu sebanyak 19
JABODETABEK. dalam produksi lisan (spoken production).
Kelemahan lainnya nampak dalam
KEMAMPUAN INDIVIDUAL kemampuan menulis, yaitu 19 responden.
RESPONDEN Hal ini menunjukkan bahwa mereka gagal
(mempunyai kemampuan rendah) dalam
mengaplikasikan language mastery ke

Ina Sukaesih dan Dedi Junaedi Kemampuan


Bahasa Inggris di Industri Layanan
61

dalam spoken English dan written Dari segi kualitas bahasa, kemampuan
English. Sementara itu, bahasa lisan dan karyawan di industri layanan tersebut
tulisan merupakan funsi nyata dari sebuah tidak buruk/lumayan, namun kemampuan
bahasa. Ketidakmampuan dalam menulis mereka masih dibawah kualitas
mempraktekkan bahasa lisan dan tulisan kemampuan pasif, yaitu 2.98. Uraian
tersebut menggambarkan kelemahan detail masing-masing variable akan
berbahasa. Kelemahan ini diperparah dijelaskan sebagai berikut:
dengan rendahnya kemampuan responden
dalam kemampuan strategi berbahasa. PEMBAHASAN TIAP VARIABEL
Padahal strategi berbahasa merupakan
bagian penting dari teknik pragmatik HASIL RERATA KEMAMPUAN
berbahasa. Stategi merupakan trik nyata MENDENGAR (LISTENING
dalam praktek berbahasa. Kelemahan COMPREHENSION)
stategi ditunjukkan oleh 18 responden
dalam penelitian ini. Sub variabel listening
comprehension berjumlah 12. Total rata-
TABEL HASIL KUESIONER rata dari keseluruhan sub variable
SECARA UMUM listening adalah sebesar 3.20 yang berarti
cukup. Namun dari dua belas pertanyaan
HASIL RERATA KEMAMPUAN di atas, ada lima kemampuan mendengar
BAHASA INGGRIS DI INDUSTRI yang menunjukkan kemampuan di bawah
LAYANAN INDONESIA rata-rata, yaitu pertanyaan nomor 2,
5,6,10,12.
Kemampuan bahasa Inggris Sub variabel yang paling bagus
karyawan/karyawati di industri layanan di dalam kemampuan mendengarkan adalah
Jabodetabek bisa dilihat dalam tabel 2 di kemampuan mengikuti diskusi panjang
bawah ini. dengan bahasa yang jelas dan standar
Tabel 2 (3,55) sedangkan yang paling lemah
dalam kemampuan memahami paparan
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran pendek dan membuat hipotesis tentang
umum bahwa kemampuan karyawan di apa yang akan terjadi kemudian (2,78).
industri layanan di Jabodetabek tidak
buruk/lumayan, yaitu 3.05. Namun HASIL RERATA KEMAMPUAN
demikian data dalam tabel di atas MEMBACA (READING
memberikan gambaran bahwa COMPREHENSION)
kemampuan bahasa pasif yaitu
kemampuan mendengar (3,20) dan Variabel Rata- Tota
kemampuan membaca (3,17) rata l
menunjukkan angka lumayan/tidak buruk. Variab Rata
Sedangkan bahasa lisan (spoken el -
language) menunjukkan kelemahan rata
dalam segi produksi lisan, yaitu di bawah Vari
rata-rata dengan angka 2.91. Strategi abel
berbicara di dalam menggunakan bahasa Kemampuan Mendengar 3.20
Inggris menunjukkan angka yang paling
Kemampuan Membaca 3,17
memprihatinkan, yaitu 2.89. Artinya
Kemampuan Interaksi Lisan 3.05
kemampuan karyawan tersebut di dalam
Kemampuan Produksi Lisan 2,96 3,05
mengaplikasikan kemampuan bahasa
Strategi 2,93
sebagai peran media berkomunikasi tidak
ditunjang dengan upaya yang maksimal. Kualitas Bahasa 3,00
Kemampuan Menulis 2,98

Ina Sukaesih dan Dedi Junaedi Kemampuan


Bahasa Inggris di Industri Layanan
62

Sub variabel reading kemampuan menggambarkan impian,


comprehension berjumlah 16. Total rerata harapan dan ambisi (3,18), sedangkan
dari keseluruhan sub variable reading yang paling rendah adalah kemampuan
adalah sebesar 3.17, berarti cukup. Namun berspekulasi tentang penyebab, akibat dan
dari enam belas pertanyaan di atas, ada situasi hipotetis (2,85) serta kemampuan
tiga pertanyaan yang menunjukkan memahami dan meringkas intisari berita,
kemampuan di bawah rata-rata, yaitu wawancara atau dokumentari yang berisi
pertanyaan nomor 4,15,16. pendapat, argumen dan diskusi (2,85).
Sub variabel yang paling bagus Total rata-rata dari keseluruhan
dalam kemampuan membaca adalah sub variable produksi lisan (spoken
memahami informasi penting dalam production) adalah sebesar 2.96, berarti
brosur sehari-hari yang pendek dan kemampuan karyawan kurang. Dari dua
sederhana (3,53), sedangkan yang paling belas pertanyaan di atas, ada delapan
lemah adalah dalam kemampuan pertanyaan yang menunjukkan
memahami artikel dan laporan tentang kemampuan di bawah rata-rata, yaitu
masalah masa kini, dimana penulis pertanyaan nomor 1,2,4, 6, 8, 9, 11,12.
mengungkapkan sikap khusus dan Delapan nilai rendah dari dua belas item
pandangannya (2,88). tersebut mengindikasikan kelemahan
karyawan industri jasa dalam spoken
HASIL RERATA KEMAMPUAN production. Padahal kemampuan spoken
INTERAKSI LISAN (SPOKEN production merupakan salah satu
INTERACTION) kemampuan pokok dalam ranah
pragmatik.
Sub variabel spoken interaction
berjumlah 11. Total rata-rata dari HASIL RERATA KEMAMPUAN
keseluruhan sub variabel interaksi lisan STRATEGI (STRATEGY)
adalah sebesar 3.05, berarti kemampuan
interaksi lisan karyawan industry layanan Sub variabel strategi berjumlah
cukup. Namun dari sebelas pertanyaan di enam. Ada tiga pertanyaan yang
atas, ada lima pertanyaan yang menunjukkan kemampuan di bawah rata-
menunjukkan kemampuan di bawah rata- rata, yaitu pertanyaan nomor 2,4,6.
rata, yaitu pertanyaan nomor 1,2,4,5,8. Kemampuan yang tertinggi adalah
Sub variabel yang paling bagus penggunaan kata yang mirip maknanya,
dalam kemampuan interaksi lisan adalah yaitu dengan rerata 3.10, sedangkan
kemampuan memberi persetujuan dan kemampuan terendah adalah kemampuan
menolak persetujuan dengan sopan (3,35). menganalisis kesalahan penggunaan
Sedangkan kemampuan yang paling bahasa, yaitu 2.58.
rendah adalah dalam kemampuan Total rata-rata dari keseluruhan
menguasai hampir semua situasi yang sub variable strategi adalah sebesar 2.92,
mungkin terjadi ketika menyusun berarti strategi karyawan dalam berbahasa
perjalanan dengan agen atau ketika kurang. Lemahnya strategi berbahasa
sedang bepergian (2,68). menunjukkan rendahnya kemampuan
dalam teknik, taktik, role of play
HASIL RERATA KEMAMPUAN berbicara. Hal ini semua menunjukkan
PRODUKSI LISAN (SPOKEN lemahnya kemampuan mereka dalam
PRODUCTION) mensiasati kemampuan bahasa sesuai
keadaan. Dengan kata lain, kekuatan
Sub variabel spoken production adaptasi penggunaan bahasa lemah.
berjumlah 12. Poin yang paling baik
dalam kemampuan produksi lisan adalah

Ina Sukaesih dan Dedi Junaedi Kemampuan


Bahasa Inggris di Industri Layanan
63

HASIL RERATA KUALITAS kosa kata yaitu rerata 3.10 (pada


BAHASA (LANGUAGE QUALITY) kemampuan strategi) dan 3.25 (pada
rerata kualitas bahasa). Penguasaan kosa
Sub variabel language quality kata tersebut berhasil digunakan dalam
berjumlah 8. Total rata-rata dari kemampuan menulis ringan (menulis surat
keseluruhan sub variable kualitas bahasa pada kenalan dan menulis narasi
adalah sebesar 3.06, berarti kualitas kejadian), yaitu dengan rerata 3.15, dan
bahasa karyawan cukup. Dari delapan menulis CV secara ringkas,yaitu dengan
pertanyaan di atas, hanya satu pertanyaan rerata 3.15. Namun kemampuan menulis
yang menunjukkan kemampuan di bawah dalam level yang lebih tinggi sangat
rata-rata, yaitu pertanyaan nomor 4, yaitu rendah dengan rerata 2,70. Pada poin ini,
dengan rerata 2,83. Item tertinggi dari para karyawan mempunyai kemampuan
kualitas bahasa adalah kemampuan rendah dalam menulis karangan topik
penggunaan kosa kata dalam kehidupan tertentu atau menulis surat keda editor
sehari-hari (daily vocabularies) yaitu (2,70).
3.25. Sedangkan kemampuan yang Kemampuan rendah inipun
terendah adalah kemampuan ditunjukkan dalam penggunaan kosa kata
menyampaikan informasi detail (detailed melalui kemampuan produksi lisan
information) secara tepat yaitu 2.83. dengan rerata 2,96. Rerata terendah
adalah kemampuan memahami dan
HASIL RERATA KEMAMPUAN meringkas intisari berita, wawancara dan
MENULIS (WRITING) dokumenter (2,80)
Hal ini bisa ditafsirkan bahwa
Sub variabel writing berjumlah 16. karyawan/karyawati perusahaan jasa di
Total rata-rata dari keseluruhan sub Jabodetabek mempunyai kemampuan
variable menulis adalah sebesar 2.98, dasar dalam penguasaan kosa kata dan
yang berarti kemampuan writing penerapannya dalam kemampuan bahasa
karyawan kurang. Dari enam belas Inggris keseharian (daily English). Namun
pertanyaan di atas, ada delapan demikian mereka kesulitan dalam
pertanyaan yang menunjukkan mengaplikasikan kemampuan kosakata
kemampuan di bawah rata-rata, yaitu pada level yang lebih tinggi, yaitu
pertanyaan nomor 4,6,7,8,10,11,12,14. academic writing dan summarizing untuk
Kemampuan tertinggi dalam berita, wawancara dan dokumenter, serta
writing ditunjukkan dengan rerata 3.15 dalam berspekulasi tentang penyebab,
dalam dua item, yaitu item kemampuan akibat, situasi hipotesis.
menulis surat pribadi/menyampaikan Nampak bahwa kemampuan kosa
narasi kejadian dan item kemampuan kata dan penerapannya yang dimiliki
menulis CV. Sedangkan kemampuan yang sebagian besar responden masih berada
terendah adalah kemampuan menulis dalam level bahasa Inggris umum
karangan/ surat kepada editor dari suatu (general English), belum mengarah pada
topik diskusi disertai dengan alasan penguasaan bahasa Inggris dalam bidang
pro/kontra denagn suatu pandangan spesifik (English for special Purpose).
khusus (2,70). Hal ini menyebabkan kemampuan bahasa
Inggris mereka harus diperkuat dengan
KORELASI ANTAR VARIABEL berbagai upaya pelatihan, untuk
meningkatkan pengetahuan dalam bidang
Berdasarkan pemaparan analisis di tertentu (upgrading courses).
atas, ditemukan bahwa hasil rerata
kualitas bahasa dan kemampuan strategi KESIMPULAN DAN SARAN
didominasi oleh kemampuan penguasaan

Ina Sukaesih dan Dedi Junaedi Kemampuan


Bahasa Inggris di Industri Layanan
64

Kesimpulan mereka dalam writing competency


sangat lemah.
Dari pembahasan pada bab 3. Sivitas akademika PNJ hendaknya
sebelumnya, bisa ditarik kesimpulan dibekali dengan berbagai sertifikat
bahwa : bahasa standar internasional,
1. Kemampuan umum karyawan seperti TOEFL/TOEIC, agar
dalam bahasa Inggris di industri mudah di dalam proses seleksi
layanan di Jabodetabek cukup, penerimaan pegawai. Dalam hal
dengan rerata 3,05. inilah tes TOEFL/ECT mahasiswa
2. Kemampuan produksi lisan baru hendaknya difollow-up di
(spoken production) menunjukkan dalam aktivitas intra/ekstra
angka rerata 2,98. Secara detail kurikuler untuk meningkatkan
bisa bahwa responden mempunyai kemampuan bahasa Inggris
delapan kelemahan dari 12 mereka.
pertanyaan yang diajukan dalam 4. Bagi UP2B sebagai language
spoken production. center hendaknya mengoptimalkan
3. Kelemahan yang paling tugas pokok dan fungsinya dalam
memprihatinkan ditunjukkan mendorong kualitas berbahasa
responden dari segi kemampuan asing mahasiswa PNJ, khususnya
strategi yaitu dengan rerata 2,92. dalam upaya meningkatkan
4. Kemampuan bahasa pasif cukup, TOEFL/TOEIC score mahasiswa.
yaitu kemampuan mendengar
mencapai angka rerata 3.20 dan DAFTAR PUSTAKA
kemampuan membaca mencapai
angka rerata 3,17. Council of Europe, 2001. A
Common European Framework of
Saran-saran Reference for Languages:
Learning, Teaching, Assessment.
Sebagai saran, peneliti Cambridge: Cambridge University Press.
mengungkapkan berbagai hal di bawah Fromkin, Victoria dan Robert Rodman.
ini: 1998. An Introduction to
1. Bagi sivitas akademika PNJ Language. Florida: Harcourt
hendaknya dilakukan peningkatan Brace College Publishers.
kemampuan bahasa lisan (spoken Gairns, R., and S. Redman, 1986:
interaction dan spoken Working with Words. Cambridge:
production) sehingga kemampuan Cambridge University
lulusan PNJ bisa memasuki dunia Press.
kerja dengan memanfaatkan celah. Gronlund, N.E. dan Linn, R.L. 1990.
Celah itu berbentuk kelemahan Measurement and Evaluation in
karyawan industri jasa dalam Teaching. 6th edition. New
kemampuan bahasa lisan yang York: Macmillan Publishing
disebutkan dalam kesimpulan di Company.
atas.. Günther & North, Brian. 2000. The
2. Mahasiswa PNJ hendaknya Common European Framework
meningkatkan kemampuan and the Portfolio. Swiss: Swiss
menulis, seperti report writing, National Science Foundation
letter writing, summarizing. Hal Project.
ini diperlukan agar para lulusan Purnomo, Setiawan Hari dan
mudah diterima industry layanan Zulkieflimansyah. 2007.
jasa karena kemampuan karyawan

Ina Sukaesih dan Dedi Junaedi Kemampuan


Bahasa Inggris di Industri Layanan
65

Manajemen Strategi. Jakarta:


Lembaga Penerbit FE UI
Sallis, Edward. 2006. Total Quality
Management in Education
(terjemahan). Jogjakarta:
IRCiSoD.
Schneider, Gunther dan North, Brian.
1997. Common European Framework.
Swiss: Swiss
National Science Foundation.
Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
TIM Dosen Adminuistrasi Pendidikan
UPI. 2008. Manajemen
Pendidikan. Bandung:
ALFABETA.
_______. 2008. Peraturan Pendidikan
Diploma III dan IV PNJ. Jakarta:
PNJ
_______. 2005. Pedoman Program
Pendidikan Diploma Politeknik
2005. Jakarta: PNJ
_______. 2003. Undang-Undang
Republik Indonesia No.20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Bandung: Citra
Umbara.
_______. 2003. Pelayanan Profesional
Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Ina Sukaesih dan Dedi Junaedi Kemampuan


Bahasa Inggris di Industri Layanan

Anda mungkin juga menyukai