Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI DAN MIKOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM X- XI

Kelompok: 2
Nama: Adita Novianti B04140056 (aditnovianti@gmail.com)
Irfan Prasetia B04140059 (prasetiaramond@yahoo.co.id)
Alif Nur Muhamad Muria B04140055 (ryanrocket16@gmail.com)

IDENTIFIKASI BAKTERI BATANG GRAM NEGATIF

1. Pewarnaan Gram
1.1. Hasil Pengamatan
1.1.1. Eschericia coli
wirasanthipremaandri.blogspot.com

Bentuk sel : batang/ cocobacil


Susunan sel : tunggal
Sifat Gram : Gram negatif
1.1.2. Salmonella Typhimurium
http://phantomzvet.blogspot.co.id

Bentuk sel : batang


Susunan sel : tunggal
Sifat Gram : Gram negatif
1.1.3. Proteus sp.

http://rafayzah.blogspot.co.id
Bentuk sel : batang
Susunan sel : tunggal
Sifat Gram : Gram negatif
1.1.4. Pseudomonas aeroginosa
https://id.wikipedia.org

Bentuk sel : batang


Susunan sel : tunggal
Sifat Gram : Gram negatif
2. Uji Biokimiawi
2.1. Uji Karbohidrat (Uji Fermentasi)
2.1.1. Uraian Teori
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya
dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan
reagen-reagen kimia. Uji lain dapat dilakukan dengan cara melihat
kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber
karbon dan sumber energi (Haryani et al 2012).i. Uji-uji biokimia
ditujukan untuk memastikan bakteri yang dianalisa benar-benar
bakteri yang kita harapkan. Uji biokimia bertujuan untuk
memperkecil kesalahan, karena beberapa spesies memiliki sifat-
sifat yang hampir sama. Salah satu uji biokimia adalah uji
karbohidrat atau uji feremntasi.
Tidak semua bakteri bereaksi positif terhadap pengujian
fermentasi karbohidrat. Fermentasi karbohidrat dapat terjadi secara
aerob pada permukaan media dan secara anaerob pada dasar media.
Pada permukaan media, glukosa dikatabolisme melalui jalur
Embden-Meyerhof menghasilkan asam piruvat yang kemudian
didegradasi sempurna dalam siklus asam sitrat menjadi CO2, H2O,
dan energi. Sedangkan pada dasar media uji, katabolisme glukosa
akan menghasilkan produk akhir berupa asam-asam organik,
alkohol, CO2, H2, dan energi (Haryani et al 2012). Selain itu, hasil
uji fermentasi dapat dilihat melalui keadaan tabung durham yang
ada di dalam media. Uji positif fermentasi ini adalah timbulnya
gelembung gas di dalam tabung durham dan perubahan warna
menjadi kuning sebagai tanda karbohidrat difermentasi.
2.1.2. Hasil Pengamatan

E. coli (semua +/+) Salmonella Typhimurium (G +/+,


Mal +/+, MN +/+)

Proteus sp. (hanya L -/-) Pseudomonas aeroginosa (hanya G+/+)


2.1.3. Pembahasan
Hasil yang bervariasi didapatkan pada uji fermentasi
karbohidrat. Reaksi positif ditandai dengan berubahnya larutan
gula- gula menjadi warna kuning (asam) dan adanya gas pada
tabung durham. Namun, gas pada tabung durham tidak selalu ada.
Bakteri E. coli memfermentasi semua jenis gula- gula. Salmonella
Typhimurium hanya memfermentasi glukosa, maltosa, dan manitol.
Proteus sp. memfermentasi semua gula- gula kecuali laktosa dan
Pseudomonas aeroginosa hanya memfermentasi glukosa. Semua
bakteri yang dapat memfermentasikan gula- gula ini mengubah
warna larutan menjadi kuning beserta adanya gas pada tabung
durham.
2.2. Uji TSIA
2.2.1. Uraian Teori
TSIA (Triple Sugar Iron agar) adalah media diferensial
dengan indikator pH yang dapat membedakan mikroorganisme
berdasarkan kemampuannya dalam memecah karbohidrat spesifik
dengan atau tanpa menghasilkan gas. Dengan menggunakan media
ini, bakteri dapat dibedankan menjadi mikroba non fermenter,
fermenter glukosa, atau fermenter glukosa dan laktosa. TSIA
mengandung karbohidrat berupa glukosa,sukrosa, dan laktosa,
fenol merah sebagai indikator pH, serta natrium tiosulfat (Haryani
et al 2012).
Permukaan TSIA yang berwarna merah merupakan indikasi
terjadinya degradasi glukosa secara aerob. Degradasi glukosa pada
medium akan menyebabkan digunakannya pepton sebagai sumber
nutrisi dan selanjutnya katabolisme peptone akan menghasilkan
amonia sehingga medium menjadi basa dengan masing-masing
indikator pH pada medium tersebut (Haryani et al 2012).
Pengamatan perubahan warna pada medium akan terjadi
apabila ada hasil dari aktivitas bakteri. Apabila bagian permukaan
berwarna merah dan dasar berwarna kuning maka bakteri mampu
memfermentasi glukosa,sedangkan apabila bagian permukaan dan
dasar keduanya berwarna kuning maka bakteri mampu
memfermentasi sukrosa dan laktosa (Yulvizar 2013).
2.2.2. Hasil Pengamatan
Pekerjaan Referensi
Isolat
Butt/ Slant/ H2S/ Gas Butt/ Slant/ H2S/ Gas
E. coli A/A/-/+ A/A/-/+
Salmonella Typhimurium
-/K/+/- A/K/+/-

Proteus sp.

-/A/+/- -/A/+/-

Pseudomonas aeroginosa

A/K/-/- A/K/-/-

2.2.3. Pembahasan
Hasil yang didapatkan, Salmonella Typhimurium dapat
memfermentasikan glukosa karena warna permukaannya adalah
merah dan dasarnya berwarna kuning serta menghasilkan H2S
(warna hitam). Escherichia coli dapat melakukan fermentasi
glukosa dan laktosa dan atau sukrosa pada media ini karena dilihat
dari warna medianya baik lereng maupun dasarnya adalah kuning,
serta menimbulkan gas pada media. Pseudomonas aeruginosa
mefermentasikan glukosa. Hal ini ditunjukan dengan warna merah
pada slan dan kuning pada butt/ dasar media. Proteus sp
melakukan feremtasi pada laktosa dan sukrosa karena warna but
adalah kuning. Proteus sp juga menghasilkan H2S (warna hitam).

Hasil Pengamatan

E. Coli Sallmonella Typhimurium Proteus sp. P. aeruginosa


(-/+/-) (-/-/-) (+/+/+) (-/-/-)
E. Coli dan Proteus sp. : uji sitrat, indol, dan urea.
Sallmonella Typhimurium : uji urea, indol, dan sitrat
P. aeruginosa : uji urea (uji urea harusnya + warna pink), sitrat, dan indol
2.3. Uji Indol
2.3.1. Uraian Teori
Indol merupakan senyawa yang mengandung nitrogen yang
terbentuk sebagai hasil pemecahan amino tryphosphat. Pentingnya
uji indol ini adalah karena hanya beberapa jenis bakteri saja yang
dapat membentuk indol dan produk ini dapat diuji sehingga dapat
digunakan sebagai identifikasi (Yulvizar 2013).
2.3.2. Pembahasan
Bakteri yang diujikan bereaksi positif pada uji indol adalah
E. coli dan Proteus sp. Bakteri Salmonella Typhimurium dan P.
aeruginosa bereaksi negatif karena tidak memiliki kemampuan
mendegradasi asam amino tryptophan. Pembentukan indol dari
mikroorganisme dapat diketahui dengan menumbuhkannya dalam
media biakan yang kaya akan tryptophan
2.4. Uji Urease
2.4.1. Uraian Teori
Uji urea bertujuan untuk mengetahui bakteri yang memiliki
enzim urease. Bakteri tertentu dapat menghidrolisis urea dan
membentuk amonia dengan menimbulkan warna merah karena
indikator phenol red. Terbentuknya amonia menyebabkan nilai pH
menjadi alkali sehingga jika uji urea terjadi warna merah muda
pada media berarti tes positif (Suyati 2010).
2.4.2. Pembahasan
Uji ini positif pada Proteus sp. Pseudomonas aeruginosa,
tetapi negatif pada Escherichia coli dan Salmonella Typhimurium.
Bakteri yang positif terhadap uji ini berarti dapat menghidrolisis
urea dan membentuk amonia sehingga suasana medium menjadi
basa dan berwarna merah.
2.5. Uji Sitrat
2.5.1. Uraian Teori
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri
yang mengutilisasi sitrat. Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai
sumber karbon akan menghasilkan natrium karbonat yang bersifat
alkali, sehingga dengan adanya indikator brom thymol blue
menyebabkan warna biru pada media (Suyati 2010).
2.5.2. Pembahasan
Semua bakteri yang diujikan bereaksi negatif dengan sitrat
kecuali bakteri Proteus sp. Hal ini disebabkan kerena medium yang
digunakan untuk menguji kemampuan bakteri dalam menggunakan
sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon yang digunakan. Bila
bakteri mampu tumbuh dengan menggunakan sitrat sebagai satu-
satunya sumber karbon maka akan terlihat perubahan warna pada
media tumbuh bakteri pada permukaan agar miring akan menjadi
warna biru.
2.6. Uji Oksidase
2.6.1. Uraian Teori
Uji oksidasi digunakan ini untuk mengetahui bakteri yang
menghasilkan enzim sitokrom oksidase. Pada uji oksidasi ini
digunakan reagen berupa N,N,N,N-tetramethyl-p-
phenylenediamine (TMPD). Reagen tersebut merupakan indikator
redoks dalam mengukur aktivitas enzim sitokrom oksidase yang
terjadi pada bakteri.
Enzim sitokrom oksidase merupakn enzim kompleks yang
berperan dalam fosforilasi oksidatif. Hasil positif untuk uji ini
dengan timbulnya warna ungu kebiruan setelah direaksikan dengan
reagen ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa bakteri tersebut
merupakan bakteri aerob yang memiliki enzim sitokrom c
oksidase. Menurut buku panduan second edition of Bergeys
Manual , kemungkinan isolat berasal dari kelompok bakteri
Aeromonas sp, Pseudomonas sp dan Vibrio sp (Pratita dan Putra
2012).
2.6.2. Hasil Pengamatan
E. coli Salmonella Typhimurium

Proteus sp. Pseudomonas aeroginosa

2.6.3. Pembahasan
3. Media Selektif dan Diferensial
3.1. Eosin Methylene Blue Agar (EMB)
3.1.1. Uraian Teori
Secara umum media EMB agar adalah media isolasi untuk
membedakan bakteri Enterobacteriaceae. EMB agar adalah media
yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri
coliform di dalam suatu sample. Media Eosin Methylene Blue Agar
ini mempunyai keistimewaan, mengandung laktosa dan berfungsi
untuk membedakan mikroba yang memfermentasikan laktosa
seperti S. Aureus, P. aeruginosa, dan Salmonella. Mikroba yang
memfermentasikan laktosa menghasilkan koloni dengan inti
berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang
dapat tumbuh koloninya tidak berwarna.
E.Coli adalah bakteri coliform yang sering ditemukan pada
feces manusia dan hewan berdara panas. Organisme ini tersebar
luas di alam biasanya lazim terdapat dalam sel pencernaan manusia
dan hewan. Dalam Bopp et al (2003) disebutkan bakteri E. coli
tidak dapat mengurangi asam sitrat sebagai sumber kabon tunggal
dan tidak menghasilkan pigmen, tetapi kadang-kadang
menghasilkan pigmen berwarna kuning.
Proteus sp.termasuk dalam bakteri gram negatif, tidak
berspora, tidak berkapsul, flagel peritrik. Bakteri ini termasuk juga
dalam bakteri non fruktosa fermenter, bersifat fakultatif
aerobe/anaerobe. Salmonella sp. adalah bakteri berbentuk batang,
pada pengecetan gram berwarna merah (bakteri gram negatif
berflagel). Salmonella bersifat aerobe dan anaerob fakultatif Miller
(2000).
Pseudomonas aeruginosa ialah bakteri berbentuk batang
bergerak aktif dengan satu atau lebih flagel dan falagel terdapat di
kedua ujungnya, ia juga dapat menghasilkan pigmen yang mudah
larut dalam air dan berdifusi di dalam medium pertumbuhan.
Bakteri ini juga bersifat patogen pada manusia dan hewan. Sedillet
(1850) seorang ahli bedah Perancis sudah melihat adanya eksudat
yang berwarna biru kehijauan pada pakaian-pakaian operasi.
Bakteri ini bersifat aerob obligat yang tumbuh dengan cepat pada
berbagai tipe media, kadang memproduksi bau manis seperti
anggur atau jagung.
3.1.2. Hasil Pengamatan
Biakan Escherichia coli Salmonella Typhimurium

Media EMB Agar EMB Agar


Ukuran koloni Sedang Kecil
Bentuk koloni Bulat, tepi halus dan rata Bulat, cembung
Merah ungu, kilau hijau metalik,
Warna koloni Bening/ tidak berwarna
tengah berwarna ungu tua/ hitam
Sifat (fermentasi
laktosa) Memecah laktosa Tidak memecah laktosa

Biakan Proteus sp. Pseudomonas aeruginosa

Media EMB Agar EMB Agar


Ukuran koloni Kecil Sangat kecil
Bentuk koloni Bulat, halus Bulat, halus
Warna koloni Transparan Transparan
Sifat (fermentasi
Tidak memecah laktosa Tidak memecah laktosa
laktosa)

3.1.3. Pembahasan
Mikroba yang memfermentasikan laktosa menghasilkan
koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam, sedangkan
mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya
eosin dan methylene blue membantu mempertajam perbedaan
tersebut. Bagaimanapun media ini sangat baik untuk
mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Pada
EMB jika E.coli tumbuh, ini akan memberikan kemilau hijau
metalik khas (karena sifat metachromatic pewarna, E.coli gerakan
menggunakan flagella, dan asam kuat produk akhir fermentasi).
E.coli jenis koloni sangat gelap, hampir hitam, jika diamati secara
langsung terhadap cahaya. Oleh pantulan cahaya kemilau hijau
dapat dilihat yang disebabkan oleh pengendapan methylene blue.
3.2. SS
3.2.1. Uraian Teori
Salmonella Shigella (SS) agar merupakan media agar
diferensial yang digunakan untuk mengisolasi bakteri famili
Enterobacteriaceae, khususnya Salmonella sp. dan Shigella sp.
Media SS per liter air destilat terdiri dari beef extract 5.0 g,
pancreatic digest of casein 2.5 g, peptic digest of animal tissue 2.5
g, lactose 10.0 g, bile salt 8.5 g, sodium citrate 8.5 g, sodium
thiosulfate 8.5 g, ferric citrat 1.0 g, neutral red 0.025 g, agar 13.5 g,
Brilliant Green 0.00033 g, dan pH 7.0 ± 0.2 pada suhu 25C.
Beef extract, pancreatic digest of casein, dan peptic digest
of animal tissue sebagai penyedia nitrogen, karbon, dan vitamin
yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri. Laktosa sebagai
sumber karbohidrat pada SS agar. Garam empedu, sodium sitrat,
dan brilliant green menghambat pertumbuhan bakteri gram positif,
beberapa bakteri koliform, dan menghambat Proteus sp. ketika
Salmonella akan tumbuh. Sodium thiosulfate dan ferric citrat
mendeteksi adanya hidrogen sulfida (H2S) pada bulatan hitam
(presipitat ferri sulfat) di tengah koloni. Neutral red merupakan pH
indikator bagi bakteri yang memfermentasi laktosa yang akan
menghasilkan koloni berwarna merah jambu (Neogen 2011).
3.2.2. Hasil Pengamatan
Kiri E. coli; Tengah kontol; Sumber:http://iws2.collin.edu

Kanan Sallmonela Typhimurium


Keterangan E. coli Salmonella Typhimurium
Ukuran koloni kecil besar
Bentuk koloni bulat bulat
Warna koloni merah muda hitam
Sifat (fermentasi laktosa) + -
3.2.3. Pembahasan
Hasil pengamatan menunjukan koloni bakteri E. coli
berukuran kecil, berbentuk bulat, dan berwarna merah muda yang
menunjukan bahwa bakteri E. coli positif memfermentasi laktosa.
Koloni bakteri Sallmonela Typhimurium beukuran besar, berbentuk
bulat, dan berwarna hitam. Warna hitam yang dihasilkan
menunjukan bahwa bakteri Sallmonela Typhimurium menghasilkan
hidrogen sulfida (H2S), namun negatif/ tidak memfermentasi
laktosa. Hal ini sesuai dengan literatur menurut Neogen (2011).
3.3. Mac Conkey Agar (MCA)
3.3.1. Uraian Teori
MCA merupakan media selektif untuk isolasi dan
identifikasi bakteri Gram negatif enteric bacilli terutama bakteri
yang berasal dari tinja dan urin (United 2007). Media MCA yang
asli digunakan untuk membedakan strain
Salmonella typhosa dari anggota kelompok coliform (MacConkey
1905). Media MCA per liter air destilat terdiri dari enzymatic
digest of gelatin 17 g, enzymatic digest of casein 1.5 g,enzymatic
digest of animal tissue 1.5 g, lactose 10 g, bile salts mixture 1.5 g,
sodium chloride 5 g, neutral red 0.03 g, crystal violet 0.001 g, agar
13.5 g, dan pH: 7.1 ± 0.2 pada suhu 25C (Neogen 2011).
Enzymatic digest of gelatin, enzymatic digest of casein
,enzymatic digest of animal adalah sumber nitrogen dan vitamin.
Laktosa sebagai sumber karbohidrat untuk difermentasi. Selama
laktosa difermentasi terjadi penurunan pH lokal di sekitar koloni
yang menyebabkan perubahan warna pada indikator pH, Netral
Red dan bile precipitation. Campuran garam empedu dan Crystal
Violet adalah agen selektif yang menghambat Gram
bakteri bulat Gram positif dan memungkinkan bakteri Gram
negatif untuk tumbuh. Natrium klorida mempertahankan
lingkungan osmotik, dan agar sebagai agen pemadat (Neogen
2011).
Koloni yang memfermentasikan laktosa berwarna merah
bata dan dapat dikelilingi oleh endapan garam empedu. Endapan
ini disebabkan oleh penguraian laktosa menjadi asam yang akan
bereaksi dengan garam empedu. Bakteri yang tidak
memfermentasikan laktosa biasanya bersifat patogen. Golongan
bakteri ini tidak memperlihatkan perubahan pada media. Warna
koloni dapat dilihat pada bagian koloni yang terpisah.
3.3.2. Hasil Pengamatan
Biakan Escherichia coli Salmonella Typhimurium
Media Mac Conkey Agar Mac Conkey Agar

Ukuran koloni Sedang-besar Kecil

Bentuk koloni Keping-cembung, halus Bulat, cembung,

Warna koloni Merah keruh Merah mengkilap

Sifat (fermentasi laktosa) Memecah laktosa Tidak memecah laktosa

Biakan Proteus sp. Pseudomonas aeruginosa

Media Mac Conkey Agar Mac Conkey Agar

Ukuran koloni Kecil-sedang Sedang

Bulat, tepi halus dan tidak


Bentuk koloni Bulat, kasar, tepi rata
rata

Kuning kecoklatan,
Warna koloni Sedikit kehijauan
transparan

Sifat (fermentasi laktosa) Tidak memecah laktosa Tidak memecah laktosa

3.3.3. Pembahasan
Media Mac Conkey Agar mempunyai keistimewaan
memilih bakteri enterik gram negatif yang memfermentasikan
laktosa, karena media ini mengandung laktosa, crystal violet, dan
netral red bile salt. Kemampuan E.coli memfermentasikan laktosa
menyebabkan penurunan pH, sehingga mempermudah absorbsi
netral red untuk mengubah koloni menjadi merah bata dan
bile/empedu diendapkan. Koloni lain (Proteus sp., P.aeruginosa,
dan Salmonella), bila tumbuh tidak akan berwarna karena tidak
mampu memfermentasi laktosa. Mikroba lain yang dapat tumbuh
pada media ini antara lain Enterobacter, Proteus, Salmonella,
Shigella, Aerobacter, dan Enterococcus.
Proteus sp. jika dilakukan tes akan didapatkan hasil positif
untuk motility, phenilalanine, atau trypthopan deaminase, dan
methyl red tes. Sedangkan pada hasil tes negatif untuk fermentasi
laktosa, lysin, dekarboxilase, arginine, dihidrolisi, dan malonate
broth. Salmonella sp. pada MCA tidak memfermentasikan laktosa
atau disebut non lactose fermentasi, tapi ia dapat memfermentasi
glukosa, manitol, dan maltosa disertai pembentukan asam dan gas
kecuali Salmonella thyphi yang tidak menghasilkan gas.
3.4. MHA
3.4.1. Uraian Teori
Mueller Hinton Agar digunakan untuk pengujian makanan
dan prosedur umum yang dilakukan pada bakteri aerob dan
fakultatif anaerob (Wood 1995). Formula MHA per liter air destilat
terdiri dari beef extract 2 g, acid hydrolysate of casei 17.5 g,
Starch1.5 g, Agar 17 g, dan pH 7.3 ± 0.1 pada suhu 25°C.
Beef extract dan acid hydrolysate of casei menyediakan
nitrogen, vitamin, karbon, dan asam amino. Pati ditambahkan
untuk menyerap metabolit beracun yang dihasilkan dan agar
sebagai pemadat (Neogen 2011).
3.4.2. Hasil Pengamatan

Pseudomonas aeroginosa MHA kontrol


Ukuran koloni : besar
Bentuk koloni : bulat
Warna koloni : krem kehijauan
Warna media : hijau
3.4.3. Pembahasan
Hasil pengamatan menunjukan koloni bakteri
Pseudomonas aeroginosa pada media MHA berbentuk bulat
dengan ukuran yang besar. Warna koloni krem kehijauan dan
warna media berubah menjadi hijau.
3.5. TSA
3.5.1. Uraian Teori
Tryptic Soy Agar adalah medium padat yang digunakan
dalam prosedur kualitatif isolasi berbagai organisme. Formula yang
biasanya digunakan untuk TSA terdiri dari casein peptone 15.0 g, soy
peptone 5.0 g, sodium chloride 5.0 g, agar 15.0 g, demineralized
water 1000.0 ml, dan pH 7.3 ± 0.2 pada suhu 25°C (Remel 2010).
Kasein dan soy peptones menyediakan nitrogen,
asam amino, dan peptida yang diperlukan untuk pertumbuhan. D
extrose sebagai sumber energi. Natrium klorida penting sebagai
elektrolit dan mempertahankan keseimbangan osmotik. Media TSA
dapat ditambahkan darah untuk memfasilitasi pertumbuhan bakteri
atau agen antimikroba (Remel 2010).
3.5.2. Hasil Pengamatan

Pseudomonas aeroginosa TSA kontrol


Ukuran koloni : sedang
Bentuk koloni : bulat
Warna koloni : krem kehijauan
Warna media : hijau
3.5.3. Pembahasan
Hasil pengamatan menunjukan koloni bakteri
Pseudomonas aeroginosa pada media TSA berbentuk bulat dengan
ukuran sedang. Warna koloni krem kehijauan dan warna media
berubah menjadi hijau.
4. Jawaban Pertanyaan
1. Apa tujuan utama penggunaan Mac Conkey Agar?
Sebagai media selektif diferensial untuk isolasi dan identifikasi bakteri
Gram negatif enteric bacilli.
2. Apa zat penghambat yang terdapat pada media Mac Conkey Aga?
Bakteri apa yang dihambat pertumbuhannya?
Campuran garam empedu dan Crystal Violet yang menghambat Gram
bakteri bulat Gram positif.
3. Uji H2S/ TSIA
a. Apa tujuan uji ini?
- Membedakan genus bakteri dalam famili
Enterobacteriaceae (semua bakteri batang halus gram
negatif).
- Membedakan Enterobacteriaceae dengan bakteri batang
halus Gram negatif yang bersifat non- fermenter.
b. Bagaimana prinsip pemebntukan H2S?
H2S berasal dari desulfurasi asam amino yang engandung
gugus sulfur (sistein dan metionin).
H2S + FeSO4 FeS (endapan hitam) + H2SO4-
c. Mengapa konsentrasi glukosa pada uji TSIA lebih rendah dari
konsentrasi laktosa?
Karena apabila terjadi fermentasi glukosa saja dapat diketahui.
4. Uji pembentukan indol
a. Dari mana indol yang dideteksi pada uji ini?
Dari fuksin sulfit.
b. Bagaimana cara mendeteksi adanya indol di dalam media ini?
Terbentuknya cincin warna merah/ pink setelah ditetesi larutan
erlich.
c. Mengapa media uji indol dapat dimanfaatkan untuk uji
motilitas?
Karena media ini bersifat semi solid sehingga akan terlihat
motilitas dari bakteri.
5. Bagaimana terjadinya peningkatan pH pada uji sitrat yang
menyebabkan perubahan warna media dari hijau menjadi biru?
Asam sitrat asam oksaloasetat + asam asetat asam
piruvat + CO2
CO2 + 2Na+ + H2O Na2CO3 (pH basa)
pH basa akan merubah warna media dari hijau menjadi biru.
6. Bagaimana proses reaksi biokimiawi yang menyangkut hidrolisis urea?
Urea ammobia (pH ba0a) + CO2
7. Pada uji fermentasi karbohidrat, uji manakah yang tidak mungkin
didapatkan?
a. A/G b. A/- c. -/- d. -/G
Mengapa hasil uji tersebut tidak mungkin terjadi?
Reaksi yang tidak mungkin terjadi yaitu d. -/G, karena terbentuknya
gas akibat dari hasil fermentasi. Namun, apabila b. A/- terjadi
fermentasi namun tidak ada gas hal itu terjadi karena gas mungkin saja
tidak tertangkap oleh tabung durham.
5. Daftar Pustaka
Bopp CA et al. 2003. Escherichia coli, Shigella, and Salmonella. In:Manual
of Clinical Microbiology, 8th ed. Murray PR et al(editors). ASM Press.
Haryani Y, Chainulfiffah, dan Rustiana. 2012. Fermentasi karbohidrat oleh
isolat Salmonella Spp. J. Ind.Che.Acta. 3 (1): 23-26.
MacConkey A. 1905. Lactose-fermenting bacteria in feces. J. Hyg. 5:333-379.
Miller SI, Pegues DA. 2000. Salmonella species, including Salmonella thyphi.
In: Mendell, Douglas, and Practice of Infectious disease, 5th ed.
Mendel GL, Bennett JE, Dorlin R(editors). Churchill Livingstone.
Neogen 2011. Mac Conkey Agar (7102). [Internet] [diakses 04 Desember
2015]. http:// www.neogen.com.
Neogen 2011. Salmonella Shigella Agar (7152). [Internet] [diakses 04
Desember 2015]. http:// www.neogen.com.
Pratita MYE dan Putra SR. 2012. Isolasi dan identifikasi bakteri termofilik
dari sumber mata air panas di Songgoroti setelah dua hari
inkubasi. Jurnal Teknik Pomits. 1(1): 1-5
Remel. 2010. Trypic Soy Agar (TSA). [Internet] [diakses 04 Desember 2015].
http//:www.thermoscientific.com.
Suyati. 2010. Identifikasi dan Uji Antibiotik Bakteri Gram Negatif pada
Sampel pada Urin Penderita Infeksi Saluran Kemih. [Skripsi]
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Papua.
Thrmo Fischer Scientific Inc. 2013. Dehydrated Culture Media Eosin
Methylene Blue Agar (Modified) Levin code: CM0069. Online.
United States Pharmacopeial Convention. 2007. The United States
pharmacopeia 31st ed. Amended Chapters 61, 62, 111. The United
States Pharmacopeial Convention, Rockville, MD.
Wood G L, Washington JA. 1995. Antibacterial susceptibility tests: dilution
and disk diffusion methods, p. 1327-1341. In Murray P R, Baron EJ,
Pfaller MA, Tenover FC, Yolken RH. Manual of clinical microbiology
6th ed. Washington D.C : American Society for Microbiology.
Yulvizar C. 2013. Isolasi dan identifikasi bakteri probiotik pada Rastrelliger
sp. Biospecies. 6(2): 1-7.

Anda mungkin juga menyukai