12014058 AT-6013
1. Tujuan
- Menentukan Petroleum System dari Cekungan Sumatra Selatan yang terdiri dari Source rock,
Reservoir Rock, Cap/Seal Rock, Overburden Rock, dan Migration
2. Geologi Regional
3. Stratigrafi
Stratigrafi daerah cekungan Sumatra Selatan secara umum dapat dikenal satu megacycle
(daur besar) yang terdiri dari suatu transgresi dan diikuti regresi. Formasi Lemat dan older Lemat
diendapkan sebelum fase transgresi utama. Formasi yang terbentuk selama fase transgresi
Yosia Luther Marpaung Hidrodinamika Cebakan Migas
12014058 AT-6013
dikelompokkan menjadi Kelompok Telisa (Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja, dan Formasi
Gumai). Kelompok Palembang diendapkan selama fase regresi (Formasi Air Benakat, Formasi Muara
Enim, dan Formasi Kasai)
Yosia Luther Marpaung Hidrodinamika Cebakan Migas
12014058 AT-6013
4. Analisis
A. Source Rock
I. Analisis Potensi Source Rock
Yosia Luther Marpaung Hidrodinamika Cebakan Migas
12014058 AT-6013
Potensi Source Rock di Formasi Lahat cukup Excelent di Kepayang dengan 8.5% TOC dan
Good di Area Limau dengan 1.7 - 4.1% TOC
Formasi Talangakar mempunyai potensi yang Good khususnya di Area Limau dengan
1.5 - 8% TOC, 0.5 - 2.1 mg/g S1 dan 1.5 - 8 mg/g S2. Di Area Kuang mempunya potensi yang
Fair dengan 0.33 - 0.9% TOC, 0.1 - 0.5 mg/g S1 dan 0.2 - 4 mg/g S2. Area Muara Enim –
Lematang diprediksi memiliki potensi yang Fair.
Formasi Baturaja memiliki potensi yang Good sampai Very Good di Area Limau
dengan 0.6 - 1.5% TOC, 1.35 - 5.5 mg/g S1 dan 1.35 - 2.7 mg/g S2. Di Area Kuang memiliki
potensi yang Poor dengan 0.2 - 0.4% TOC.
Formasi Gumai memiliki potensi yang Fair hingga Excellent hampir di semua area
dengan 0.5 - 11.5% TOC, 0.1 - 2.2 mg/g S1 and 0.7 - 2.4 mg/g S2. Di Area Muara Enim-
Lematang diprediksi memiliki potensi yang Good karena ketebalan Formasi Gumai mencapai
1500 m dan memiliki TOC 0.7 - 1% and 2.1 - 3.6 mg/g S2.
Formasi Airbenakat memiliki potensi Fair hingga Good dengan 0.5 - 1.7% TOC, 0.2 -
2.88 mg/g S1 and 0.9 - 5.5 mg/g S2.
Formasi Muara Enim di well MBU-1 memiliki potensi fair hingga excellent dengan 0.5
- 52.7% TOC.
Tipe Kerogen dari Formasi Lahat di Area Lahat (GNK-67 well) adalah vitrinite (III) yang mana
hanya menghasilkan gas. Namun, di area Kepayang yang belum matang/immature mengandung
tipe I dan II serta III.
Yosia Luther Marpaung Hidrodinamika Cebakan Migas
12014058 AT-6013
Kerogen dari Formasi Talang Akar bertipe Amorphous dan Vitrinite dan kemungkinan
memproduksi minyak dan gas. Di Area muara Muara Enim (Merbau), kebanyak tipe kerogennya
adalah vitrinite yang mana menghasilkan gas.
Formasi Baturaja mengandung amorphous kerogen dan vitrinite dan kemungkinan
menghasilkan minyak dan gas.
Formasi Gumai mengandung vitrinite yang mana menghasilkan gas. Di lapangan Merbau
bertipe amorphous dan vitrinite.
Zonasi porositas pada Formasi Baturaja dibagi menjadi 2 dan dibatasi pada kedalaman
2546 m yaitu, Upper Baturaja (2438-2546 m) dan Lower Baturaja (2546-2719 m ).
Porositas pada Upper Baturaja lebih porous dengan rentangan porositas 5-22%,
dimana porositas di Lower baturaja 1-13%
formasi ini sebesar 179 MMBOE dengan reservoir batupasir dan porositas 30%
(Petroconsultants, 1996).
D. Analisis Migrasi
Migrasi HC secara lateral dan vertikal di Cekungan Sumatra Selatan dimulai sejak Late Middle
Miocene.
Migrasi vertikal terjadi melalui zona sesar, contohnya di Area Lembak yang bermograsi secara
vertikal sepanjang Sesar lembak dari Source rock Formasi Talang Akar. Gas yang ditemukan di
Formasi Air Benakat dan Muara Enim merupakan hasil migrasi secara vertikal sepanjang sesar
meerbau dari Source rock formasi Gumai.
Migrasi secara lateral terjadi searah dip slope. Contohnya, Minyak yang ditemukan di Formasi
Talang Akar di Area Kuang dan Beringin sebagai hasil migrasi lateral dari Source Rock Formasi
Talang Akar.
F. Analisis Entrapment
Perangkap yang pertama kali ditemukan dan yang paling penting di cekungan sumatra selatan
adalah perangkap antiklin yang berarah NW-SE (van Bemmelen, 1949). Total migas yang
ditemukan di antiklin sebanyak 3.1 BBOE (Petroconsultants, 1996). Antiklin tersebut terbentuk
akibat adanya kompresi pada awal Miosen (Courteney and others, 1990). Stratigraphic pinch-
out dan pengendapan karbonat secara lokal disertai lipatan (antiklin) meningkatkan ke-efektif-
an pembentukan perangkap primer.
5. Kesimpulan
Dari analisis tersebut maka didapatkan Petroleum System dari South Sumatra Basin yaitu
a. Source Rock
i. Formasi Lahat: Menghasilkan Gas
ii. Formasi Talang Akar: Menghasilkan Minyak dan Gas
iii. Formasi Gumai: Menghasilkan Gas
b. Reservoir Rock
i. Pra-Tersier Basement
ii. Formasi Batu Raja
iii. Formasi Air Benakar/Lower Palembang
iv. Formasi Muara Enim/Middle Palembang
Yosia Luther Marpaung Hidrodinamika Cebakan Migas
12014058 AT-6013
c. Seal Rock
i. Shale dari Formasi Gumai
d. Overburden Rock
i. Formasi Kasai/Upper Palembang
e. Entrapment
i. Perangkap Struktur yaitu Perangkap Antiklin (Lipatan)
Yosia Luther Marpaung Hidrodinamika Cebakan Migas
12014058 AT-6013
Referensi
• Bishop, M.G., 2000a. South Sumatra Basin Province, Indonesia: the Lahat/Talang Akar–
Cenozoic total petroleum system. USGS Open-File Report 99-50S.
• Doust, H., and Noble, Ron A. 2007. Petroleum Systems of Indonesia. Elsevier.
• Riskha H., Syafri I., Ismawan, Natasia N. 2017. Characterization of Basement Fracture
Reservoir In Field X, South Sumatra Basin, Based on The Analysis of Core and FMI Log. JEET.
• Sarjono, S., and Sardjito. 1989. Hydrocarbon source rock identification in the South
Palembang sub-basin: Proceedings Indonesian Petroleum Association Eighteenth Annual
Convention, October 1989.
• Susanto, A., Suparka, E., Noeradi, D., Latuconsina, M., 2008. DIAGENESIS AND POROSITY
DEVELOPMENT OF BATURAJA FORMATION IN “X-1” WELL “X” FIELD, SOUTH SUMATRA. IPA.
• Yuliandri, I., Anggela, M., Yusmen, D., Kurniawan M., Latuconsina, M. 2013. Shale Gas
Resources of Lahat Formation at Topaz Area, Indonesia. Jakarta. AAPG.
• Wibawa, I Gusti Agung Aditya Surya , Syafriya, Andri., Syam, Beiruny., Risyad, M., 2017.Gas
While Drilling (GWD) Classification in Shaly-Sand Reservoir; an Effort to Unlock Gumai Play
Potential in South Sumatra Basin, Indonesia. AAPG.