Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH VARIASI JUMLAH PLAT STAINLESS STEEL

DAN VARIASI PEMASANGAN SALURAN BROWN GAS


PADA ELEKTROLISER TERHADAP TORSI DAN DAYA
SEPEDA MOTOR SUPRA-X 125R CW TAHUN 2010

Nurbudi Cahyono, Drs. Subagsono, M.T., Basori, S.Pd.,M.Pd.

Prodi. Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan, FKIP, UNS
Kampus UNS Pabelan JL. Ahmad Yani 200, Surakarta, Tlp/Fax 0271 718419
Email : cnurbudi@gmail.com

ABSTRACT
The aims of this study are for measuring the torque and the power of Supra-X
125R CW motorcycle of 2010 after fitted the electrolyzer by varying the number of stainless
steel plates and measuring the torque and the power of Supra X-125 R CW motorcycle of
2010 after fitted the electrolyzer by varying the installation of brown gas channel (before the
carburetor and after the carburetor).
The research was quantitative descriptive one with experimental design. The data
was collected by using documentation method.
The results of this study are the torque and the power are best obtained by using
electrolyzer II (8 plates) with the location of brown gas channel before carburetor.
Improvement the torque as many as 9, 33 Nm or 22,12% from standard torsion and
improvement the power as many as 8,17 HP or 13% from standard power. Conclusion of the
research is the use electrolyzer II with electrode construction of 8 stainless steel plates and
brown gas channel mounted after carburetor is the most ideal arrangement for Supra-X 125 R
CW motorcycle.

Key words: electrolyzer, torsion, power, brown gas, stainless steel

PENDAHULUAN Brown, seorang warga negara Australia

Air adalah sumber dari bahan bakar pada tahun 1974.

alternatif hidrogen. Energi alternatif Pengembangan bahan bakar brown

hidrogen dari air dapat diperoleh dengan gas sampai sekarang masih menemui

menggunakan cara elektrolisis. Teknologi kendala. Mahalnya proses produksi

elektrolisis air ditemukan oleh Yull merupakan kendala utama terhadap bahan
bakar alternatif ini.
Brown gas mempunyai nilai oktan bakar. Pada penelitian ini akan dianalisis
yang lebih tinggi apabila dibandingkan pengaruh variasi jumlah plat stainless steel
dengan bahan bakar seperti premium dan variasi pemasangan saluran brown gas
maupun pertamax. Brown gas yang terhadap torsi dan daya sepeda motor
mempunyai nilai oktan tinggi akan dapat Honda Supra-X 125R CW Tahun 2010.
meningkatkan nilai oktan bahan bakar
apabila dicampurkan dengan bahan bakar KAJIAN PUSTAKA
yang digunakan dalam mesin Bahan Bakar
Elektroliser yang banyak Kendaraan bermotor, utamanya
berkembang di pasaran sekarang ini adalah sepeda motor menggunakan bensin
elektroliser tabung dengan elektroda (premium) sebagai bahan bakarnya.
berbentuk coil atau lilitan. Penggunaan Bensin mengandung hidrokarbon sebagai
elektroda lilitan, luasan elektroda yang hasil dari sulingan produksi minyak
bersentuhan dengan air sangat sedikit mentah. Bensin mengandung gas yang
karena bahan elektroda lilitan biasanya bersifat mudah terbakar.
terbuat dari kawat. Penggantian elektroda Penggunaan bahan bakar bensin
lilitan dengan elektroda plat dapat (premium) pada kendaraan bermotor,
memperluas area elektroda yang sangat erat hubungannya dengan nilai
bersentuhan dengan air. Semakin luas oktan bahan bakar. Definisi angka oktan
elektroda yang bersentuhan dengan air, (octan number) menurut Migas Indonesia
maka air yang akan terelektrolisis juga (2011) adalah angka indikator pada bahan
semakin banyak. Variasi jumlah plat bakar hidrokarbon jenis bensin yang
stainless steel dapat ditentukan menunjukkan kemudahan bahan bakar
berdasarkan suplai listrik yang digunakan. untuk menyala sempurna ketika
Elektroda plat yang digunakan bersentuhan dengan nyala api pembakaran
berasal dari bahan stainless steel. Bahan (ignition) selama proses pembakaran.
stainless steel dipilih karena tahan
terhadap korosi dan tahan terhadap katalis. Torsi
Variasi pemasangan saluran brown Torsi menurut Basyirun, Winarno
gas sebelum karburator dan sesudah dan Karnowo (2008) adalah ukuran
karburator mempunyai karakteristik yang kemampuan mesin untuk melakukan kerja
berbeda. Perbedaan karakteristik ini dapat (hlm. 23). Kerja yang dimaksud yaitu
mempengaruhi tingkat keefektifan brown kemampuan untuk menggerakkan atau
gas dalam meningkatkan nilai oktan bahan memindahkan kendaraan dari kondisi diam
sampai berjalan. Besaran torsi adalah Rumus daya efektif secara
besaran turunan yang digunakan untuk matematis dapat dituliskan sebagai
menghitung energi yang dihasilkan dari berikut:
benda yang berputar pada porosnya. Ne = Ni – (Ng + Na)

T=Fxb Dimana:
Dimana: Ne = Daya Efektif (HP)
T = Torsi benda berputar (N.m) Ni = Daya Indikator (HP)
F = Gaya sentrifugal dari benda yang Ng = Kerugian Daya Gesek (HP)
berputar (N) Na = Kerugian Daya Aksesoris (HP)
b = Jarak benda ke pusat rotasi (m)
Elektrolisis Air
Rumus torsi pada poros yaitu:
Elektrolisis secara umum dapat
T=wxb
didefenisikan sebagai proses kimia yang
mengubah energi listrik menjadi energi
Dimana:
kimia. Definisi elektrolisis menurut
T = Torsi mesin (Nm)
Sudirman (2008): Elektrolisis merupakan
w = Beban (N)
proses kimia yang mengubah energi listrik
b = Jarak pembebanan dengan pusat
menjadi energi kimia. Proses penguraian
perputaran (m)
unsur-unsur pembentuk air dengan energi
Daya Mesin listrik disebut sebagai elektrolisis air.
Apabila arus listrik mengalir, maka dua
Daya mesin adalah jumlah energi
molekul air bereaksi dengan menangkap
yang dihasilkan mesin setiap waktunya.
dua elektron pada katoda yang tereduksi
Daya dihasilkan dari proses pembakaran
menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-).
didalam silinder pada motor bakar disebut
Pada kutub anoda, dua molekul air lainnya
sebagai daya indiaktor. Daya indikator
akan terurai menjadi gas oksigen (O2)
tersebut dikenakan pada torak yang
dengan melepaskan 4 ion H+ serta
bekerja bolak balik didalam silinder mesin.
mengalirkan elektron ke katoda. Akibat
Di dalam silinder mesin, terjadi perubahan
reaksi tersebut, ion H+ dan OH- akan
energi dari energi kimia (bahan bakar)
mengalami netralisasi dan membentuk
dengan proses pembakaran menjadi energi
molekul air kembali. Reaksi elektrolisis air
mekanik pada torak.
dapat dituliskan sebagai berikut.
2H2O(l) 2H2(g) + O2(g)......(hlm. 7) maksimum yang tidak lagi berpengaruh
pada tingkat produksi brown gas adalah
1,24 Volt (hlm 95). Oleh karena itu
Brown gas merupakan bahan bakar
tegangan input untuk elektroliser harus
yang banyak keuntungannya, Sudirman
diperkecil agar dapat memperbesar
(2008) menjelaskan: Brown gas
produksi brown gas dan mengurangi
merupakan bahan bakar yang kuat
jumlah panas yang dihasilkan. Gambar 1
(powerfull), bersih, mampu meningkatkan
menjelaskan pembagian tegangan tiap sel
jarak tempuh, dan mengurangi secara
dari elektroda plat.
signifikan emisi gas buang”. Brown gas
yang diproduksi oleh elektroliser
Positif
disalurkan ke dalam intake manifold,
Konduktor
sehingga bercampur dan berikatan dengan
rantai karbon dari bahan bakar. Melalui Negatif
reaksi katalik, brown gas mampu
meningkatkan daya bahan bakar hingga
3,8 kali (hlm. 8). Gambar 1. Susunan Seri antar Dua Sel

Elektroliser dengan Elektroda Plat Dari gambar diatas dapat dilihat

Elektroliser dengan elektroda plat bahwa tegangan input sebesar 12 Volt

biasanya dibuat berlapis-lapis atau tidak mengalir ke semua sel, akan tetapi

menggunakan lebih dari dua plat sebagai tiap-tiap sel hanya teraliri tegangan sebesar

elektroda yang dirangkai menjadi satu di 6 Volt. Hal ini terjadi karena adanya

dalam elektroliser. Tersusunnya lebih dari rangkaian seri yang disusun pada kedua

dua plat didalam elektroliser, sel.

memungkinkan penyusunan kelistrikan


pada elektroda dapat dilakukan secara seri, METODE PENELITIAN

pararel maupun campuran antara seri Mesin uji yang digunakan adalah

dengan pararel. sepeda motor Supra-X 125R CW Tahun

Secara teori untuk dapat 2010. Alat untuk mengukur torsi dan daya

memproduksi brown gas tidak dengan menggunakan Sportdyno V3.3.

membutuhkan tegangan yang terlalu besar. Diagram alir pengujian dapat dilihat pada

Hidayatullah dan Mustari (2008) gambar 2.

menyebutkan bahwa batas tegangan


Mulai
Pengambilan data pengujian:
Elektroliser I, Elektroliser II dan
Engine Tune Up Elektroliser III. (Kondisi
pemasangan sebelum karburator
dan sesudah karburator

Plot Grafik Torsi dan Daya Proses Analisis Data:


- Daya
- Torsi
Selesai

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Torsi

Data hasil pengukuran torsi seperti yang ditunjukkan dalam tabel 1.

Tabel 1. Data Pengujian Torsi

Putaran Elektroliser I Elektroliser II Elektroliser III


Mesin Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
(RPM) Karburator Karburator Karburator Karburator Karburator Karburator
4500 5,88 6,25 6,20 6,81 7,16 7,05
7000 7,28 7,62 8,06 8,22 8,05 8,09
9750 3,64 3,59 3,60 3,76 3,69 3,72

Torsi tertinggi dari ketiga variasi rpm. Torsi maksimal sebesar 9.33 Nm
putaran mesin (4500 rpm, 7000 rpm dan pada putaran mesin 5070 rpm.
9750 rpm) diperoleh dengan menggunakan Peningkatan torsi dengan menggunakan
elektroliser II dengan pemasangan saluran elektroliser II sebelum karburator ini
brown gas sesudah karburator yaitu sebesar 22,12% dari torsi standar.
sebesar 8,22 Nm pada putaran mesin 7000
Standar
10.00
8.00 Elektroliser I Sebelum

Torsi (Nm)
Karburator
6.00 Elektroliser I Sesudah
4.00 Karburator
Elektroliser II
2.00 Sebelum Karburator
Elektroliser II Sesudah
0.00
Karburator
4500

7000

9750
Elektroliser III
Sebelum Karburator
Putaran Mesin (RPM)

Gambar 3. Grafik Torsi

Daya
Data hasil pengukuran daya seperti yang ditunjukkan dalam tabel 2.

Tabel 2. Data Pengujian Daya


Putaran Elektroliser I Elektroliser II Elektroliser III
Mesin Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
(RPM) Karburator Karburator Karburator Karburator Karburator Karburator
4500 3,7 3,9 3,9 4,3 4,6 4,5
7000 7,2 7,5 8,0 8,1 7,9 8,0
9750 5,0 4,9 4,9 4,5 5,1 5,1

Daya tertinggi dari ketiga variasi rpm. Daya maksimal sebesar 8.17 HP pada
putaran mesin (4500 rpm, 7000 rpm dan putaran mesin 7000 rpm. Peningkatan torsi
9750 rpm) diperoleh dengan menggunakan dengan menggunakan elektroliser II
elektroliser II dengan pemasangan saluran sebelum karburator ini sebesar 13% dari
brown gas sesudah karburator yaitu torsi standar.
sebesar 8,i HP pada putaran mesin 7000
Standar
9.00
8.00
Elektroliser I
7.00
Sebelum Karburator
6.00
Daya (HP)

Elektroliser I
5.00
Sesudah Karburator
4.00
Elektroliser II
3.00
Sebelum Karburator
2.00
Elektroliser II
1.00
Sesudah Karburator
0.00
Elektroliser III
4500

7000

9750

Sebelum Karburator
Elektroliser III
Putaran Mesin (RPM) Sesudah Karburator
Gambar 4. Grafik Daya
Peningkatan torsi terjadi karena pemasangan saluran brown gas sebelum
adanya brown gas yang bercampur dengan karburator. Hal ini terjadi karena pada
udara dan bahan bakar. Bercampurnya pemasangan saluran brown gas sesudah
brown gas dalam bahan bakar akan karburator, brown gas langsung bercampur
mengikat rantai karbon bahan bakar dengan campuran udara dan bahan bakar
sehingga nilai oktan bahan bakar menjadi sehingga dapat langsung mengikat rantai
meningkat. Nilai oktan bahan bakar yang karbon bahan bakar. Sedangkan pada
meningkat, membuat pembakaran lebih pemasangan saluran brown gas sebelum
sempurna sehingga tenaga maksimal dan karburator, brown gas terlebih dahulu
torsi meningkat. bercampur dengan udara sehingga
Peningkatan torsi dengan kerapatan brown gas akan berkurang. Hal
menggunakan elektroliser II paling baik ini dapat mengurangi keefektifan brown
apabila dibandingkan dengan elektroliser I gas dalam meningkatkan nilai oktan bahan
dan III terjadi karena konsumsi listrik pada bakar.
elektroliser II sesuai dengan kapasitas Hasil penelitian ini paling baik
alternator sepeda motor sehingga produksi apabila dibandingkan dengan penelitian
brown gas maksimal dan mesin tidak yang relevan yaitu penelitian milik
terlalu terbebani oleh beban magnet pada Waluyo (2009) dan As’adi (2010) yang
alternator. sama-sama menggunakan elektroliser
Peningkatan torsi pada pemasangan dengan variasi pemasangan sebelum dan
saluran brown gas sesudah karburator sesudah karburator. Perbandingan hasil
lebih baik apabila dibandingkan dengan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan Hasil Penelitian Nurbudi, Waluyo dan As’adi


Hasil penelitian dalam persen (%)
Peneliti
Torsi Daya
Nurbudi 22,22 13
Waluyo 1,68 1,44
As’adi 3,1 1,61

Perbandingan hasil penelitian yang As’adi tersebut lebih jelasnya dapat dilihat
dilakukan oleh Nurbudi, Waluyo dan pada gambar 5.
25

Hasil Penelitian dalam


20

Persen (%)
15
10 Torsi
5 Daya
0
Nurbudi B.Waluyo As'adi
Peneliti

Gambar 5. Perbandingan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini berbeda pemasangan yang lebih baik apabila


signifikan dengan penelitian Waluyo dibandingkan dengan pemasangan
(2009) dan As’adi (2011) karena pada saluran brown gas sebelum karburator.
penelitian ini elektroliser menggunakan 3. Torsi pada poros roda dengan
plat stainless steel yang dapat menggunakan elektroliser II (8 plat
memproduksi brown gas yang lebih stainless steel) dengan variasi
banyak dan kualitas yang baik. pemasangan saluran brown gas sesudah
Pemasangan saluran brown gas sesudah karburator yaitu sebesar 9.33 Nm atau
karburator terdapat sedikit modifikasi mengalami kenaikan sebesar 22,12 %
yaitu dengan penambahan jarum suntik dari torsi pada poros standar.
printer untuk memperkecil vakum dari 4. Daya pada poros roda dengan
intake manifold sehingga air fuel ratio menggunakan elektroliser II (8 plat
mesin tidak jauh berubah dan mesin stainless steel) dengan variasi
stabil. pemasangan saluran brown gas sesudah
karburator yaitu sebesar 8,17 HP atau
KESIMPULAN mengalami kenaikan sebesar 13 % dari
Berdasarkan hasil penelitian, maka
daya pada poros standar.
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan elektroliser II dengan
SARAN
konstruksi elektroda berjumlah 8 plat
1. Ada pengembangan untuk
merupakan konstruksi yang paling ideal
penyempurnaan suplai listrik DC
untuk digunakan pada sepeda motor
dengan menggunakan kondensator.
Supra-X 125R CW.
2. Ada pengembangan pada perubahan
2. Variasi pemasangan saluran brown gas
timing pengapian.
sesudah karburator merupakan
3. Pemeriksaan volume air pada tabung pada tabung elektroliser adalah 1 cm
elektroliser dilakukan setiap 8 jam dibawah separator akrilik bagian atas.
pemakaian. Batas atas pengisian air
Nagai, N., Takeuchi, M., & Oka, T.
DAFTAR PUSTAKA (2002). Existence of Optimum
Space between Electrodes on
Hydrogen Production by Water
Arends, BPM & Berenschot, H. (1980).
Electrolysis. International Journal
Motor Bensin. Terjemahan Wiranto
of Hydrogen Energy, 28 (2003),
Arismunandar. Jakarta: Erlangga.
35-41. Diperoleh 27 Januari 2013,
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur dari http://ecaaser3.ecaa.ntu.edu.tw
Penelitian Suatu Pendekatan /weifang/eBook/
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. electrolysis/Existence%20of%20op
timum%20space%20between%20e
lectrodes%20on%20hydrogen%20
As’adi, M. (2011). Uji Pemasangan production%20by%20water%20ele
Brown Gas Terhadap Performa ctrolysis.pdf
Motor Bensin Empat Langkah.
Diperoleh 3 Februari 2013, dari Migas Indonesia. (2011). Nilai Oktan.
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/ Diperoleh 15 Mei 2013 dari
artikel/Artikel_jurnal_ilmiah/Bina_ http://www.migas-
teknika/BT-Vol.7-No.2- indonesia.com/2012/09/nilai-
Ed.Nov2011/06.AS%27ADI_2011. oktan.html
pdf Nusantara Surya Sakti. (2012). Spesifikasi
Basyirun, Winarno D.R., & Karnowo. Supra X 125 CW. Diperoleh 15
(2008). Mesin Konversi Energi. Mei 2013 dari http://nusantara-
Semarang: PKUTP UNNES. sakti.com/product.php?id=SUPRA
+X+125 +CW
Ebooster Fuel Saver. (2013). Alat
Penjimatan Bahan Api dari Gas Proud2ride. (2011). Modif Spul Injeksi.
HHO. Diperoleh 15 Mei 2013 dari Diperoleh 20 Mei 2013 dari
http://eboosterfuelsaver.com/ http://proud2rideblog.com/2011/09
/15/modif-spul-supra-injeksi-
Firdaus, M.Y. (2012). Pembakaran. beranigak -yaaa/
Diperoleh 20 Januari 2013, dari
http://muhammadyusuffirdaus.wor Rebel. (2008). Electrolyzer for Beginner’s,
dpress.com/2012/01/22/pembakara Parts List and Construction
n/ Details. Diperoleh 10 Mei 2013,
dari http://rebels-
Hidayatullah, P. & Mustari, F. (2008). roost.blogspot.com/
Rahasia Bahan Bakar Air. Jakarta:
PT Cahaya Insan Suci. Unit Pelaksana Teknis Pelatihan
Mojokerto. (2009). Sepeda Motor
Kurdi, O & Arijanto. (2007). Aspek Torsi Sistem Bahan Bakar Konvensional.
dan Daya pada Mesin Sepeda Diperoleh 20 Januari 2013 dari
Motor 4 Langkah dengan Bahan http://blkimojokerto.files.wordpres
Bakar Campuran Premium – s.com/2009/09/sistem-bahan-
Methanol. Diperoleh 25 Mei 2013 bakar-konvensional.pdf
dari http://ejournal.undip.ac.id/
index.php/rotasi/article/download/2 Setiawan, A.B. (2010). Rancang Bangung
439/2157. Alkaline Fuell Cell (AFC) dengan
Elektroda stainless steel, Zhang Y, Matthew D, Merrill, Bruce E,
aluminium, besi dan seng. Logan. (2010). The Use and
Diperoleh 20 Mei 2013 dari Optimization of Stainless Steel
http://digilib.its.ac.id/public/ITS- Mesh Cathodes in Microbial
NonDegree-10329-Abstract_id.pdf Elekctrolysis Cells. International
Journal of Hydrogen Energy, 35
Smack’s Booster. (2008). Diperoleh 13
(2010), 12020-12028. Diperoleh 10
Mei 2013, dari http://free-energy-
Mei 2013, dari
info.co.uk/Smack.pdf
www.elseivier.com/locate/he.pdf.
Sudirman, U. (2008). Hemat BBM dengan
Air. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, W. (1998). Pengantar
Penelitian Ilmiah. Bandung:
Tarsito.
Suyuty, A. (2010). Studi Eksperimen
Konfigurasi Komponen Sel
Elektrolisis untuk Memaksimalkan
pH Larutan dan Gas Hasil
Elektrolisis dalam Rangka
Peningkatan Performa dan Reduksi
SOx - NOx Motor Diesel.
Diperoleh 20 Mei 2013 dari
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
Undergraduate-15543-
4206100006-Paper.pdf
Triharto, D.P. (2010). Studi Ketahanan
Korosi SUS 316L, SUS 317L, SUS
329J dan Hastelloy C-276 dalam
Asam Asetat yang Mengandung Ion
Bromida. Diperoleh 25 Mei 2013
dari
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digita
l/131646-T%2027510-
Studi%20ketahanan-
Tinjauan%20literatur.pdf.
Waluyo, B. (2009). Kaji Eksperimen
Pengaruh Penambahan Elektroliser
pada Sistem Bahan Bakar Sepeda
Motor Satu Silinder C100. Jurnal
Momentum, 5 (1), 30-40. Diperoleh
15 Januari 2013, dari
http://www.unwahas.ac.id/publikas
iilmiah/index.php/MOMENTUM/a
rticle/view/149/141.

Anda mungkin juga menyukai