Anda di halaman 1dari 5

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan selama 60 hari

terhadap kelayakan parameter kimia kualitas air pada lahan bekas tambang pasir di

Kelurahan Kalumeme, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba didapatkan

hasil sebagai berikut :

4.1.1 AMONIAK (NH3)

Tabel 6. Hasil Pengukuran Amoniak Rata-Rata Selama Penelitian

Minggu Stasiun
1 2 3
1 0,003 0,004 0,005
2 0,003 0,004 0,005
3 0,004 0,01 0,005
4 0,009 0,006 0.012
Rata-rata 0,005 0,006 0,007
Standar Deviasi
Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Gambar 3. Fluktuasi Amoniak Di Tambak Budidaya Ikan Nila Selama Penelitian


Gambar 4 : Grafik Kadar Amoniak Di Tambak Budidaya Ikan Nila Selama
Penelitian

Hasil pengukuran dari kadar amoniak pada minggu pertama dan kedua

pada atasiun 1 yakni 0,003 mg/l, sedang pada stasiun 2 0,004 dan pada stasiun 3

0,005. Untuk stasiun 1 dan stasiun 3 kadar amoniak mengalami peningkatan pada

minggu ke 4 sedangkan stasiun ke 2 mengalami penurunan kadar amoniak pada

minggu ke 4.

Menurut Kordi dan Tancung (2007), kadar amoniak (NH3) yang terdapat

dalam perairan umumya merupakan hasil metabolisme ikan berupa kotoran padat

(faces) dan terlarut (amonia), yang dikeluarkan lewat anus, ginjal dan jaringan

insang. Kotoran padat dan sisa pakan tidak termakan adalah bahan organik dengan

kandungan protein tinggi yang diuraikan menjadi polypeptida, asam-asam amino

dan akhirnya amonia sebagai produk akhir dalam kolam. Makin tinggi konsentrasi

oksigen, pH dan suhu air makin tingi pula konsentrasi NH3.

.
4.1.2 H2S

Tabel 7. Hasil Pengukuran H2S Rata-Rata Selama Penelitian

Minggu Stasiun
1 2 3
1 0,008 0,007 0,01
2 0,009 0,007 0,01
3 0,008 0,006 0,009
4 0,005 0,004 0,004
Rata-rata 0,008 0,006 0,008
Standar Deviasi
Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Gambar 5. Fluktuasi H2S Di Tambak Budidaya Ikan Nila Selama Penelitian.

Gambar 6 : Grafik H2S Di Tambak Budidaya Ikan Nila Selama Penelitian


Berdasarkan hasil yang didapatkan dalam penelitian, di minggu 2 terjadi

peningkatan kadar H2S pada stasiun 1 dan stasiun 2 walaupun tidak signifikan,

sedangkan pada minggu ke 3 dan ke 4 semua stasiun mengalami penurunan.

4.1.3 pH

Tabel 8. Hasil Pengukuran pH Rata-Rata Selama Penelitian

Minggu Stasiun
1 2 3
1 8,3 8,3 8
2 8,7 9 9
3 8,3 8 8
4 8 8 8
Rata-rata 8,3 8,3 11
Standar Deviasi
Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Gambar 7. Fluktuasi pH Di Tambak Budidaya Ikan Nila Selama Penelitian.


Gambar 8 : Grafik pH Di Tambak Budidaya Ikan Nila Selama Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakuakan rata-rata jumlah pH tiap minggu

berkisar 8 – 9. Stasiun 2 dan stasiun 3 mencapai pH tertinggi yaitu pH 9 pada

minggu ke 2.sedangkan stasiun 1 pH tertinggi yaitu 8,7 pada minggu ke 2.

Menurut Kordi dan Tancung (2007), menyatakan bahwa dalam budidaya

pada pH 5 masih dapat ditolerir oleh ikan tapi pertumbuhan ikan akan terhambat.

Namun ikan dapat mengalami pertumbuhan yang optimal pada pH 6,5-9,0.

Menurut Asmawi (1983), bahwa derajat keasaman yang masih dapat ditolerir oleh

ikan air tawar adalah 4,0. Sedangkan menurut Anonim (2010), pH air yang baik

untuk budidaya ikan nila adalah 6 – 8,5 dengan kisaran optimum 7 – 8. Dengan

demikian, kisaran derajat keasaman selama penelitian masih berada dalam batas

yang cukup baik bagi ikan.

Anda mungkin juga menyukai