Anda di halaman 1dari 18

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Dasar dengan judul “Identifikasi Gugus


Fungsi” disusun oleh:
nama Praktikan : Aisyah Asmara
NIM : 1714141005
kelas/Kelompok : Biologi Sains/ III (Tiga)
telah diperiksa oleh asisten dan Koordinator Asisten yang bersangkutan dan
dinyatakan diterima.

Makassar, 10 November 2017


Koordinator Asisten Asisten

Fitri Safitri Nurfadilah Amalya


NIM.1413042002 NIM.1413042003

Mengetahui
Dosen Penanggungjawab

Dr. Pince Salempa, M.Si


NIP.19571220 198602 2 001
A. Judul Percobaan
“Identifikasi Gugus Fungsi”
B. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik melalui
identifikasi gugus fungsinya
C. Landasan Teori
Gugusan atom tertentu pada beberapa molekul organik lebih reaktif dan
memiliki sifat-sifat kimia yang khas. Gugus fungsional adalah bagian reaktif dari
molekul organik yang melangsungkan reaksi dan hasilnya dapat diramalkan.
Banyak gugus fungsional yang mengandung atom selain atom karbon dan
memiliki pasangan elektron bebas pada atom tersebut. Misalnya, ikatan -C=C-
dalam senyawa alkena bereaksi dengan Br2 dan HBr pada reaksi adisi. Oleh
karenaitu, ikatan C=C tergolong gugus fungsional. Beberapa gugus fungsional
yang penting yaitu diantaranya, C-H (Alkana), C=C (alkena), -OH (Alkohol), -O-
(Eter), -NH2(Amina). Alkohol dan eter merupakan senyawa karbon yang
mengandung atom oksigen berikatan tunggal. Kedudukan ataom oksigen didalam
alcohol dan eter serupa dengan kedudukan atom oksigen yang terikat pada atom
hidrogen molekul lain. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa struktur alcohol
sama dengan struktur air, dimana satu atom H pada air merupakan residu
hidrokarbon (gugus alkil) pada alcohol. Sementara itu, struktur eter dikatakan
sama dengan struktur itu, dimana kedua atom H pada air merupakan gugus alkil
pada eter (Sunarya dkk,2012:466-467).
Gugus fungsi mengacu pada atom tertentu yang terikat dalam susunan
tertentu yang memberikan sifat fisik dan kimia tertentu pada suatu senyawa.
Gugus fungsi adalah sekelompok atom yang bertanggung jawab untuk reaksi
karekteristik senyawa. Gugus fungsi memainkan peran penting dalam
mengarahkan dan mengendalikan reaksi organik (Saraswati,dkk,2016:46).
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa hidrokarbon dengan struktur
rantai karbon terbuka. Senyawa hidrokarbon jenuh mempunyai ciri antar atom C
berikatan tunggal (C-C). Senyawa-senyawa dalam kelompok ini antara lain:
senyawa etana (C2H6). Senyawa hidrokarbon tak jenuh mempunyai ciri antar
atom C berikatan rangkap (C=C), yaitu ikatan rangkap dua(C=C) atau ikatan
rangkap tiga(C=C).Senyawa-senyawa yang termasuk kelompok ini antaralain:
senyawa etena (C2H4) (Marzuki, dkk, 2010:152).
Semua alkohol mengandung gugus fungsi hidroksil,-OH. Etil alkohol, atau
etanol, sejauh ini adalah yang paling dikenal. Etanol dihasilkan secara biologis
melalui fermentasi gula atau pati. Etanaol dihasilkan secara biologis melalui
fermentasi gula atau pati. Dengan tanpa oksigen, enzim yang ada dalam ragi atau
kultur bakteri mengkatalis reaksi itu
C6H12 → 2CH3CH2OH + 2CO2
Proses ini menghasilkan energy, yang dimana mikroorganisme, pada gilirannya,
menggunakannya untuk pertumbuhan dan manfaat-manfaat lainnya. Secara
komersial, etanol dibuat melalui reaksi adisi dimana air digabungkan dengan
etilena pada sekitar 280˚C dan 30 atm:
CH2 = CH2 + H2O → CH3CH2OH
Etanol mempunyai penerapan tidak terbilang sebagai pelarut untuk bahan
kimia organik dan senyawa awal untuk pembuatan zat warna dan obat-obatan,
sintetis, kosmetik, dan bahan peledak. Etanol adalah satu-satunya jenis alkohol
rantai lurus yang tidak beracun (lebih tepatnya,paling sedikit beracun) badan kita
menghasilkan suatu enzim, yang disebut alkohol dehydrogenase, yang membantu
metabolisme pada etanol dengan cara mengoksidasinya untuk menjadi
asetaldehida (Chang,2003:350).
Atom oksigen yang bervalensi dua,bisa satu atau kedua valensinya berikatan
dengan karbon.Alkohol yaitu apabila oksigen mengikat satu hidrogen dan satu
karbon [C-O-H] atau ditulis sebagai R-OH,maka senyawa hidroksilat ini disebut
sebagai gugus fungsi hidroksil (-OH).Eter yaitu apabila kedua valensi dari
oksigen mengikat karbon atau ditulis R-O-R.Bila gugus –OH terikat pada atom
karbon alifatik dan bila gugus –OH terikat pada cincin aromatik disebut alkohol
aromatik.Adapun perbedaan mendasar antara alkohol dan fenol yaitu,fenol
bersifat asam,sedangkan alkohol tidak asam,gugus –OH pada alkohol alifatik
dapat disubtitusi sedangkan –OH pada fenol tidak dapat disubtitusi karena terikat
pada cincin aromatik. Perbedaan fenol dan alkohol yaitu bahwa fenol bersifat
asam sedangkan alkohol tidak asam, kedua adalah gugus –OH pada alkohol
alifatik dapat disubtitusi sedangkan –OH pada fenol tidak dapat di subtitusi karena
terikat pada cincin aromatik (Tim Dosen, 2013:7).
Aldehid dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari
gugus penting didalam kimia organik,yaitu gugus karbonil C=O, semua senyawa
yang didalamnya mengandung gugus fungsi disebut dengan senyawa karbonil.
Gugus karbonil adalah gugus yang paling menentukan sifat kimia aldehid dan
keton,oleh karena itu kebanyakan sifat-sifat dari senyawa-senyawa ini adalah
mirip satu sama lainnya.Meskipun demikian,oleh karena perbedaan gugus yang
terikat pada gugus karbonil antara aldehida dan keton maka menimbulkan adanya
dua sifat kimia yang paling menonjol perbedaan dari dua senyawa tersebut,yaitu
aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit,aldehida lebih reaktif
daripada keton terhadap adisi nukleofilik (Tim Dosen, 2011:191).
Beberapa senyawa yang memiliki gugus karbonil antara lain aldehid, keton,
asam karboksilat, dan ester. Aldehid adalah salah satu kelompok senyawa
karbonil yang memiliki gugus karbonil pada ujung rantai induknya.Aldehid(R-
COH) merupakan salah satu kelompok senyawa karbon yang memiliki gugus
karbonil. Gugus tersebut terletak diujung rantai karbon induk yang diakhiri
dengan atom hidrogen.Tata nama aldehid, telah lama dikenal oleh masyarakat
sehingga penamaan menggunakan nama trvial masih sering dipakai. Sedangkan
dengan sistem IUPAC nama aldehid diturunkan dari nama alakana dengan
mengganti akhiran –a menjadi –al.Oleh karena itu golongan aldehid disebut juga
golongan alkanal.Jika rantai karbon aldehid mengikat suatu subtituen,penomoran
rantai utama dimulai gugus aldehid. Adapun sifat dan kegunaan aldehid yaitu
pembuatan aldehid digunakan dengan cara mengoksidasi alkohol
primer.Oksidator yang biasa digunakan adalah oksidator kuat seperti KMnO4,
NaIO4, atau K2CrO7. Selain dengan cara oksidasi alkohol primer, pembuatan
aldehid dapat juga dilakukan dengan reaksi Friedel-Craft menggunakan gugus
alkil halogen dan katalis AICI3 atau AlBrO3. Disamping itu, dapat juga dilakukan
dengan reaksi Grignard (R-Mg-x) (Sunarya, dkk 2011:480).
Asam karboksilat (R-COOH), jika satu dari subtituen pada gugus –OH, maka
senyawa yang terbentuk adalah suatu asam karboksilat dengan rumus umum
RCO2H. Senyawa ini merupakan asam sesuai dengan namanya dan dapat
membentuk ion karboksilat (RCO2¯) dengan melepaskan ion H+. Ion karboksilat
merupakan hibrida dari dua struktur resonanansi. Senyawa yang mengandung dua
gugus fungsional –CO2H dikenal sebagai asam dikarboksilat. Gugus asam
dikarboksilat mengandung gugus karbonil dan gugus hidroksil. Akan tetapi, kedua
gugus ini sangat berdekatan sehingga menimbulkan kereaktifan yang berbeda dari
gugusnya. Akibatnya asam karboksilat tidak menunjukkan sifat-sifat alkohol
maupun keton atau aldehid. Berdasarkan strukturnya dapat diramalkan bahwa
asam karboksilat pada umumnya bersifat polar (Sunarya, dkk, 2012:485-487).
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan alkohol membentuk ester dan air.
Menurut Saraswati, dkk, (2016:5) ester adalah senyawa yang dianggap di
turunkan dari asam karboksilat dengan menggantikan hidrogen dari gugus
hidroksilnya dengan suatu hidrokarbon. Beberapa reaksi dari asam karboksilat
sebagai berikut.
1.Reduksi
Reduksi dari asam karboksilat secara bertahap akan menghasilkan alkohol
primer.
2.Pembentukan ester dan tiosfer
Prinsip pembentukan ester pada asam karboksilat sama dengan yang
terjadi pada alkohol.
3.Pembentukan anhidrida asam
Jika kedua molekul asamnya adalah sama,maka terbentuk anhidrida
simetris,tetapi jika molekul asamnya berbeda,maka terbentuk anhidrida campuran.
4.pembentukan garam
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa yang membentuk garam Na
dan K yang dapat berdiosiasi dalam larutan.
5.Pembentukan Amida
Amida terbentuk dengan adanya reaksi antara asam karboksilat dengan
ammonia dan mengeluarkan molekul air.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi kecil 8 buah
b. Tabung reaksi sedang 2 buah
c. Rak tabung reaksi 1 buah
d. Pipet tetes 10 buah
e. Pembakar spritus, kaki tiga dan kasa
f. Gelas kimia 1 buah
g. Botol semprot 1 buah
2. Bahan
a. Sikloheksana (C6H12)
b. Benzena (C6H6)
c. Etanol 95% (C2H5OH)
d. Fenol pekat 5% (C6H5OH)
e. Natrium Hidroksida 2 M (NaOH)
f. Larutan Kalium Permanganat 1% (KMnO4)
g. Asam klorida pekat 2 M (HCl)
h. Feri klorida 0,2 M (FeCl3)
i. Reagen Benedict/Fehling (A dan B)
j. Formaldehid/asetaldehid (CH2O/C2H4O)
k. Aseton (C3H6O)
l. Asam asetat 0,1 M (CH3COOH)
m. Aquades
n. Tissue
o. Korek api
E. Prosedur Kerja
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
Masing-masing 5 tetes sikloheksana dan benzena dimasukkan ke tabung reaksi
yang berbeda, tambah 7 tetes larutan KMnO4, goyang tabung reaksi selama 2
menit, amati dan catat apa yang terjadi.
2. Alkohol dan Fenol
a. Reaksi dengan NaOH
2 tabung reaksi disediakan, etanol dimasukkan ke tabung 1 dan fenol pekat
dimasukkan ke tabung 2. Tambahkan masing-masing 10 tetes larutan NaOH
(goyang seiap penambahan 1 tetes), amati dan catat apa yang terjadi.
b. Reaksi dengan larutan FeCl3
2 tabung reaksi disediakan, 1 mL etanol dimasukkan ke tabung (1) dan 1 mL
fenol 5% dimasukkan ke tabung 2, tambahkan masing-masing 5 tetes larutan
FeCl3 0,2 M. Bandingkan warna dari kedua larutan dan catat apa yang terjadi.
3. Aldehid dan keton
2 mL reagen Benedict/Fehling di pipet dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Tambahkan 5 tetes formadehid/asetaldehid ke tabung 1 dan 5 tetes aseton
ke tabung 2. Kedua tabung dalam penangas air dipanaskan, amati dan catat apa
yang terjadi.
4. Asam karboksilat
5 mL asam asetat 0,1 M dimasukkan ke tabung reaksi, tambahkan 5 mL etanol
95%. Amati apa yang terjadi. Tambahkan 5 mL NaOH 2 M, amati dan catat
perubahan yang terjadi.
E. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
No. Perlakuan Hasil
Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
Tabung 1
5 tetes C6H12 + 7 tetes KMnO4 Larutan berwarna ungu
1 (bening) (ungu)
Tabung 2 Larutan berwarna bening dan
5 tetes C6H6 + 7 tetes KMnO4 memiliki endapan cokelat pekat
(bening) (ungu)
Alkohol dan fenol
a. Reaksi dengan NaOH
Tabung 1
10 tetes C6H6O + 10 tetes NaOH Larutan berwarna bening
(bening) (bening)
Tabung 2
10 tetes C6H5OH + 10 tetes NaOH Terdapat 2 lapisan, lapisan
(Merah) (bening) paling bawah berwarna bening
+ 5 tetes HCl pekat dan lapisan paling atas
2 (bening) berwarna merah

b. Reaksi dengan FeCl3


Tabung 1 Larutan berwarna kuning pekat
10 tetes C2H5OH + 5 tetes FeCl3
(bening) (kuning) Larutan berwarna ungu
Tabung 2 kehitaman
10 tetes C6H5OH + 5 tetes FeCl3
(bening) (ungu)

Aldehid dan keton


Tabung 1
5 tetes CH2O + 2 mL benedit Larutan berwarna biru (tidak
3 (bening) (biru) ada perubahan)
Tabung 2
5 tetes C3H6O + 2 mL benedit Larutan ini tetap berwarna biru
(bening) (biru)
Asam karboksilat
5 mL CH3COOH 0,1 M + 5 mL Larutan ini berwarna bening,
4 (bening) bergelembung dan terasa panas
C2H5OH 95% + 5 mL NaOH 2 M
(bening) (bening)

F. Pembahasan
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya karbon dan hidrogen
yang dapat dibedakan atas hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Alkana
digolongkan sebagai hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena, alkuna dan senyawa
aromatik termasuk senyawa tak jenuh. Pada percobaan kali ini kita menggunakan
larutan alkana, sikloheksena, dan benzena untuk menguji ketidakjenuhan suatu
senyawa. Larutan penguji yang digunakan adalah KMnO4. KMnO4 digunakan
sebagai larutan penguji karena merupakan agen pengiksidasi yang mampu
mengoksidasi ikatan rangkap karbon-karbon, dan berlangsung melalui perubahan
warna larutan. Pada tabung pertama terdapat sikloheksena yang berupa larutan
bening, tidak berwarna. Sikloheksena adalah salah satu senyawa alkena berbentuk
siklik atau rantai tertutup yang memiliki enam atom karbon. Percobaan ini
dilakukan dengan mereaksikan sikloheksena (larutan tidak berwarna) dengan
larutan KMnO4 (larutan berwarna ungu).
Pada percobaan ini diperolah hasil yaitu pada tabung pertama tidak
mengalami perubahan warna, yaitu tetap berwarna ungu, dimana ini berbanding
terbalik dengan teori sebenarnya. Pada percobaan pertama ini mengalami
kesalahan, dimana seharusnya larutan sikloheksena yang semula berwarna bening
setelah ditambahkan dengan larutan KMnO4 yang berwarna ungu mengalami
perubahan warna menjadi larutan berwarna cokelat. Perubahan warna tersebut
menujukkan bahwa sikloheksena telah bereaksi dengan larutan KMnO4 sehingga
dapat dikatakan bahwa sikloheksena telah mengalami pemutusan ikatan rangkap
yang sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa hidrokarbon tidak jenuh seperti
alkena jika direaksikan dengan KMnO4, umumnya mengalami reaksi adisi yang
ditandai dengan hilangnya warna pada larutan KMnO4 (Tim Dosen, 2017: 17).
Berdasarkan kesalahan pada percobaan, dapat disimpulkan bahwa
sikloheksena termasuk senyawa hidrokarbon tak jenuh karena dapat mengalami
reaksi adisi yang berarti memiliki ikatan rangkap atau ikatan karbon-karbon ganda
yang dapat diputuskan. Sikloheksena yang bereaksi dengan KMnO4 membentuk
suatu glikol atau senyawa yang memiliki dua gugus hidroksil bersebelahan. Saat
reaksi berlangsung warna ungu dari ion permanganat digantikan oleh warna
cokelat dari mangan dioksida (MnO2). Adapun reaksi yang terjadi:

Pada tabung kedua terdapat benzena yang berupa larutan bening dan tidak
berwarna. Benzena adalah hidrokarbon aromatic siklik yang memiliki molekul
segienam datar dengan atom-atom karbon yang terletak pada keenam
sudutnya. Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan benzena (larutan tidak
berwarna) dengan larutan KMnO4 (larutan berwarna ungu). Fungsi penambahan
larutan KMnO4 adalah untuk mengadisi ikatan rangkap yang terdapat pada
benzena dan KMnO4 berperan sebagai oksidator, reaksi adisi tersebut berlangsung
ditandai dengan perubahan warna yang terjadi. Berdasarkan percobaan, larutan
benzena yang semula berwarna bening setelah ditambahkan dengan larutan
KMnO4 yang berwarna ungu menunjukkan perubahan warna menjadi larutan
berwarna bening dengan endapan ungu kecoklatan. Perubahan warna tersebut
diperoleh dari warna larutan KMnO4 yang pada dasarnya berwarna ungu sehingga
tidak dapat dikatakan bahwa benzena dapat diadisi oleh KMnO4. Benzena sukar
diadisi karena ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam benzena dapat
terdelokalisasi (berpindah-pindah) dan membentuk cincin yang kuat terhadap
serangan KMnO4, sehingga sulit untuk dioksidasi.
Percobaan ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa reaksi adisi sulit
terjadi pada senyawa aromatik (benzena) karena benzena mengalami reaksi adisi
yang karakteristik melalui reaksi substitusi dan biasanya diperlukan kondisi yang
lebih drastis misalnya konsentrasi, temperatur lebih tinggi dan dengan katalis
yang lain (Tim Dosen,2017: 19). Adapun persamaan reaksinya:

2. Alkohol dan Fenol


Alkohol dan fenol adalah senyawa yang tergolong dalam senyawa organik.
Alkohol memiliki sifat fisika berupa makin tinggi berat molekul alkohol maka
makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya. Alkohol yang mengandung 12
atau lebih atom C berupa zat padat yang tidak berwarna. Alkohol monohidroksi
suku rendah (1 sampai 4 atom C) berupa cairan yang tidak berwarna dan dapat
larut dalam air dengan segala perbandingan. Kelarutan alkohol dalam air makin
rendah bila rantai hidrokarbonnya makin panjang.
a. Reaksi dengan NaOH
Adapun tujuan dari percobaan ini untuk mengidentifikasi gugus fungsi
alkohol dan fenol. Pada gambar tabung pertama terdapat etanol yang berupa
larutan bening. Etanol merupakan salah satu senyawa alkohol yang memiliki
bentuk ikatan rantai terbuka. Saat etanol direaksikan dengan NaOH, larutan etanol
yang semula bening setelah ditambahkan dengan larutan NaOH tidak mengalami
perubahan warna atau larutannya tetap bening. Hal tersebut menunjukkan bahwa
etanol tidak bereaksi dengan NaOH karena proton pada alkohol sulit dilepaskan
sehingga tidak memungkinkan reaksi terjadi. Alkohol termasuk asam yang sangat
lemah bahkan lebih lemah daripada air (alkoksida lebih basa dibandingkan dengan
hidroksida) sehingga saat alkoksida ditambahkan ke dalam air maka akan
terhidrolisis menjadi alkohol. Hal tersebut mengakibatkan alkohol tidak mudah
berubah menjadi alkoksidanya melalui reaksi dengan NaOH (Rasyid, 2009: 155).
Adapun persamaan reaksinya:
Percobaan tersebut sesuai dengan teori bahwa alkohol mempunyai keasaman 10-
100 kali lebih lemah dari air, derajat ionisasi air yakni 10-14sedangkan alkohol
adalah 10-15 – 10-16. Alkohol bereaksi dengan logam seperti natrium dengan
membebaskan hidrogen dan membentuk alkoksida. Jika alkoksida ditambahkan
kedalam air maka ia akan terhidrolisis menjadi alkohol sehingga tidak mudah
mengubah alkohol menjadi alkoksidanya melalui reaksinya dengan natrium
hidroksida (Rasyid, 2009: 155).
Pada tabung reaksi kedua, terdapat fenol yang berupa larutan berwarna
merah. Fenol merupakan senyawa yang memiliki gugus –OH yang terikat pada
cincin benzena. Saat fenol direaksikan dengan NaOH, larutan fenol yang semula
berwarna merah setelah ditambahkan dengan NaOH tidak mengalami perubahan
warna. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori karena menurut teori fenol dapat
bereaksi dengan NaOH ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari merah
menjadi larutan bening. Percobaan yang tidak sesuai teori tersebut disebabkan
oleh kurangnya ketelitian praktikan dalam menakar volume larutan yang
digunakan dan juga adanya air yang tersisa dalam tabung reaksi setelah pencucian
karena tidak dikeringkan secara tuntas. Fenol bersifat asam lemah yang dapat
bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH dan membentuk garam yang larut dalam
air (Parlan, 2003: 144).
Fenol dapat bereaksi dengan NaOH karena proton yang terikat pada fenol lebih
mudah lepaskan karena fenol merupakan turunan dari benzena yang mengalami
reaksi substitusi.
Adapun persamaan reaksinya:

Berdasarkan percobaan pada saat fenol pekat ditambahkan dengan NaOH


kemudian ditambahkan lagi dengan HCl pekat, maka larutan yang semula
berwarna merah berubah menjadi larutan berwarna merah keruh. Hal ini tidak
sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa saat larutan yang telah terbentuk
(terbentuk dari reaksi antara fenol dan NaOH) direaksikan dengan HCl pekat
maka akan terjadi perubahan yang ditandai dengan terbentuknya dua lapisan, pada
lapisan bagian bawah berwarna putih sedangkan pada bagian atas berwarna
merah. (Parlan, 2003: 144).
Adapun reaksi yang seharusnya terjadi:

Fenol memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi dibandingkan alkohol


disebabkan oleh adanya stabilisasi resonansi pada ion fenoksida. Pada ion
etoksida, muatan negatif terlokalisasi pada atom oksigen. Pada ion fenoksida
muatan negatif terdelokalisasi pada posisi orto dan para dalam cincin benzena.
Delokalisasi muatan ini mengakibatkan stabilitas ion fenoksida lebih besar
daripada ion etoksida maka kestabilan yang lebih besar itulah yang menyebabkan
fenol lebih kuat keasamannya daripada etanol (Parlan, 2003: 143).
b. Reaksi dengan FeCl3
Tujuan daripada percoaan ini untuk mengidentifikasi sifat senyawa alkohol
dan fenol dengan cara mereaksikan FeCl3 dengan etanol dan fenol. Alkohol
memiliki gugus –OH. Alkohol yang mengandung 12 atau lebih atom C berupa zat
padat tidak berwarna sedangkan alkohol monohidroksi suku rendah (1sampai 4
atom C) berupa cairan tidak berwarna dan dapat larut dalam air dalam segala
perbandingan seperti etanol. Fenol memiliki gugus –OH yang terikat pada
benzena. Struktur fenol tidak memiliki gugus penyebab timbulnya warna sehingga
senyawanya tidak berwarna.
Percobaan pada alkohol dan fenol dilakukan dengan cara mereaksikan etanol
dengan FeCl3 dan mereaksikan fenol 5% dengan FeCl3. Tujuan percobaan ini
adalah untuk mengidentifikasi senyawa alkohol dan fenol berdasarkan
kereaktifannya. Penggunaan FeCl3 merupakan metode umum yang digunakan
untuk mendeteksi adanya gugus fenolik.
Pada tabung pertama direaksikan 10 tetes C2H5OH dengan 5 tetes FeCl3
berwarna kuning yang akan menghasilkan larutan berwarna kuning pekat. Hal ini
menunjukkan bahwa etanol adalah larutan alkali (basa kuat) yang tidak memiliki
cincin yang mampu beresonansi dan merupakan senyawa alifatis yang tidak dapat
bereaksi dengan FeCl3 (Rasyid, 2009:129). Adapun persamaan reaksinya:

Pada tabung kedua yaitu terdapat fenol 5% yang berupa larutan bening. Fenol
merupakan senyawa yang memiliki gugus –OH yang terikat pada cincin benzena.
Pada saat fenol 5% ditambahkan dengan FeCl3, larutan fenol yang semula bening
berubah menjadi larutan yang berubah mrnjadi berwarna ungu kehitaman. Hal
tersebut menunjukkan bahwa fenol dapat bereaksi dengan FeCl3. Fenol
mengandung gugus –OH yang terikat pada suatu karbon tak jenuh sehingga dapat
menghasilkan senyawa kompleks. Fenol yang mengandung gugus –OH yang
terikat pada cincin aromatik dapat terdelokalisasi pada posisi orto dan para pada
cincin benzena melalui resonansi sehingga fenol dapat lebih mudah bereaksi
dengan FeCl3-. (Rasyid, 2009: 130).
Adapun persamaan reaksinya:

3. Aldehid dan keton


Aldehid dan keton memiliki struktur dan reaksi yang menyangkut gugus
fungsi penting dalam kimia organik yaitu gugus karbonil (C=O). Aldehid
mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen yang melekat pada gugus karbonil
dan gugus lain dapat berupa gugus hidrogen, alkil atau aril. Pada keton, karbon
atom karbonil dihubungkan dengan dua atom karbon lain. Percobaan pada aldehid
dan keton dilakukan dengan cara mereaksikan fehling dengan asetaldehid yang
termasuk golongan aldehid dan mereaksikan fehling dengan aseton yang termasuk
golongan keton. Tujuan percobaan ini adalah untuk membedakan antara senyawa
aldehid dan keton melalui proses pembentukan endapan merah bata dan untuk
dapat membedakan gugus karbonil keton dan aldehida.
Pada tabung pertama terdapat formaldehid yang telah dicampurkan dengan
fehling yang berupa larutan berwarna biru. Formaldehid merupakan senyawa
aldehid dengan rumus senyawa CH2O. Saat larutan fehling yang telah
ditambahkan dengan asetaldehid dipanaskan, larutan yang semula berwarna biru
teatap berwarna biru atau tidak mengalami perubahan warna. Berdasarkan hasil
percobaan ini nerarti ada kesalahn dimana sebenarnya warna biru berubah
menjadi larutan berwarna cokelat pekat yang pada bagian bawahnya terdapat
endapan merah bata. Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa percobaan ini
sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa aldehid akan mereduksi tembaga
dalam kompleks Cu (II) (reagen fehling) berwarna biru menghasilkan endapan
tembaga (I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah bata. Aldehid dapat bereaksi
dengan fehling biru karena atom H pada gugus aldehid dapat dengan mudah
terlepas sehingga memungkinkan terjadinya reaksi (Fessendden 1992: 89).
Adapun persamaan reaksinya:

Pada tabung kedua terdapat aseton yang telah dicampurkan dengan fehling
yang berupa larutan berwarna biru. Aseton merupakan senyawa keton dengan
rumus senyawa C3H6O. Saat larutan fehling yang telah ditambahkan dengan
aseton dipanaskan, larutan yang semula berwarna biru tidak mengalami
perubahan. Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa percobaan ini sesuai
dengan teori yang menjelaskan bahwa keton yang sederhana tidak menjalankan
reaksi dengan reagen fehling yang berwarna. Aseton tidak dapat bereaksi dengan
fehling biru karena atom H pada gugus aseton sulit untuk dilepaskan sehingga
tidak memungkinkan terjadinya reaksi (Fessendden, 1992: 105). Adapun
persamaan reaksinya:

4. Asam karboksilat
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengenal senyawa organik asam
karboksilat dan turunannya. Asam karboksilat ini memiliki gugus fungsi karboksil
(-COOH) yang namanya diperoleh dari nama 2 gugus penyusunnya yaitu gugus
karbonil (-C=O) dan gugus alkohol (-OH). Dalam asam karboksilat gugus -COOH
terikat pada gugus alkil (-R) atau gugus aril (Ar-). Meskipun yang mengikat gugus
–COOH dapat berupa gugus alifatik atau aromatik, jenuh atau tak jenuh,
tersubstitusi atau tidak tersubstitusi, sifat yang diperlihatkan oleh gugus –COOH
tersebut pada dasarnya. Percobaan pada asam karboksilat dilakukan dengan cara
mereaksikan asam asetat dengan etanol lalu ditambahkan dengan NaOH.
Pada percobaan tersebut larutan asam asetat berwarna bening. Setelah asam
asetat tersebut ditambahkan dengan etanol, asam asetat yang semula bening tidak
mengalami perubahan. Perubahan warna yang tidak terjadi menujukkan bahwa
asam asetat tidak bereaksi dengan etanol. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori
yang menjelaskan bahwa asam karboksilat dapat bereaksi dengan alkohol
membentuk ester dan persamaan reaksi yang seharusnya:

Ester yang terbentuk direaksikan dengan NaOH. Penggunaan NaOH


bertujuan untuk menguji kemampuan ester dapat mengalami reaksi hidrolisis atau
tidak. Berdasarkan percobaan, asam asetat yang direaksikan dengan etanol lalu
ditambahkan dengan NaOH telah mengalami perubahan menjadi larutan yang
lebih bening dibandingkan larutan awal. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori
yang menjelaskan bahwa ester yang direaksikan dengan NaOH tidak mengalami
perubahan warna dan bau khas dari ester akan menghilang. Hal tersebut dapat
terjadi karena ester mengalami hidrolisis dan menghasilkan garam karboksilat dan
alkohol (Ghalib, 2010: 112).
Adapun persamaan reaksinya:
G. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Sikloheksena adalah senyawa alkena dengan struktur rantai tertutup atau
berbentuk siklik dan benzena tergolong senyawa aromatik atau semyawa
yang mengandung orbital delokal yang berbentuk cincin.
b. Sifat-sifat senyawa organik seperti etanol dan fenol dapat diketahui melalui
proses mereaksikan etanol dan fenol dengan NaOH dan FeCl3. Etanol tidak
bereaksi dengan NaOH dan FeCl3 sehingga tingkat keasamannya lebih
rendah dibanding fenol dan kereaktifannya juga rendah dibanding fenol.
c. Sifat-sifat senyawa organik seperti aldehid dan keton dapat diketahui melaluI
proses reaksi dengan fehling biru. Aldehid dapat bereaksi dengan fehling biru
menghasilkan endapan merah bata sedangkan aseton tidak dapat bereaksi
dengan fehling biru.
d. Sifat-sifat senyawa asam karboksilat dapat diketahui melalui proses
mereaksikan asam asetat dengan etanol yang akan membentuk ester dan air,
ester tersebut direaksikan dengan NaOH maka terjadi reaksi hidrolisis yang
akan menghasilkan garam ester dan alkohol.
2. Saran
a. Saat melakukan kegiatan percobaan mahasiswa perlu memastikan
kelengkapan alat dan bahan serta mengenali fungsi alat dan bahan yang akan
digunakan.
b. Saat melakukan kegiatan percobaan mahasiswa perlu secara teliti mengukur
atau menakar jumlah zat yang digunakan dan diperlukan keterampilan dalam
penggunaan alat untuk mencegah kegagalan dan kecacatan dalam hasil
pengamatan.
c. Saat melakukan kegiatan percobaan diperlukan kerja sama tim yang baik
demi kelancaran dan kesuksesan kegiatan percobaan
DAFTAR PUSTAKA

Chang,Raymond. 2003.Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-Konsep


Inti. Jakarta: Erlangga.

Marzuki,Ismail. 2010.Kimia Dalam Keperawatan. Sulawesi Selatan: Pustaka As


Salam.

Saraswati,Indah. 2016.Panduan Praktikum Kimia. Yogyakarta: Deepublish.

Sunarya,Yayan. 2012. Kimia Dasar 2 Berdasarkan prinsip-prinsip kimia terkini.


Bandung:Yrama Widya.

Tim Dosen Kimia Universitas Hasanuddin. 2013.Kimia Dasar 1. Makassar: Unit


Pelaksana Teknis.

Tim Dosen Kimia Universitas Hasanuddin. 2011. Kimia Dasar. Makassar: UPT
Mata Kuliah Umum.

Anda mungkin juga menyukai