Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH EVOLUSI

“BUKTI EVOLUSI”

Disusun oleh:
Aenun Jamiluddin
Astri Dwi Anugrah
Andi Nisrina Wadiah A
Miftahul Jannah
Ikbal
Nur Fitriana Rahmat
Rini Wulandari

JURUSAN BIOLOGI
PRODI SAINS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Penulis menghaturkan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan bimbingan-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makala ini yang
berjudul “ evolusi” dengan baik dan tepat.
Penulis menyadari bahwa sesungguhnya makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis dengan terbuka menerima segala kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Penulis sadar
bahwa tulisan ini dapat diselesaikan atas bantuan dari teman – teman yang telah
meluangkan waktu untuk membantu bekerjasama dalam menyelesaikan makalah
ini guna untuk memenuhi tugas dari Dosen mata kuliah Evolusi. Di akhir kata,
semoga melalui makalah ini, penulis berharap agar dapat mengingatkan diri
pribadi dan mengajak pembaca untuk tetap memiliki sifat kritis, idealis, inovatif,
progratif, dinamis dan tanpa meninggalkan akar budaya bangsa Indonesia yang
tercermin dalam “ Bhineka Tunggal Ika”. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Makassar, 11 April 2019

Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Evolusi merupakan perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan
memakan waktu yang lama. Perubahan yang dimaksudkan disini adalah
perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup dari yang sederhana menuju
struktur dan fungsi yang kompleks dan beragam. Perubahan tersebut bukan
merupakan waktu yang sangat sedikit melain merupakan waktu yang sangat lama
atau bahkan beratus-ratus juta tahun yang lalu. Evolusi yang berkelanjutan selama
beberapa generasi dapat mengakibatkan pengembangan varietas dan spesies baru.
Demikian juga, kegagalan untuk berkembang sebagai respon terhadap perubahan
lingkungan dapat menyebabkan kepunahan. Kepunahan terjadi tidak hanya karena
mundurnya struktur dan fungsi tetapi juga dapat terjadi karena perkembangan
struktur dan fungsi yang melebihi proporsinya sehingga makhluk hidup tersebut
tidak mampu bertahan hidup.
Evolusi yang terjadi di bumi ini telah berlangsung sejak berates-ratus juta
tahun yang lalu. Di dalam evolusi terdapat namanya evolusi biologi. Evolusi
biologis adalah perubahan genetik dalam suatu populasi dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Kecepatan dan arah perubahannya adalah variabel dengan
garis-garis spesies yang berbeda dan pada waktu yang berbeda. Bukti-bukti
mengenai adanya evolusi sudah mulai bermunculan dan memunculkan polemic
tersendiri di dalam masyarakat. Kecaman dari berbagai pihak tentang teori
evolusi, mendorong para pendukung teori evolusi membuktikan kebenaran teori
evolusi. Hal-hal yang perlu dibuktikan dalam teori evolusi sebenarnya sudah
dibahas dalam buku Drawin ”The Origin of Species by Means Natural
Selection”. Upaya untuk mencari bukti sampai sekarang lebih mengarah pada
petunjuk adanya evolusi daripada bukti adanya evolusi. Pemaparan bukti evolusi
harus dilakukan dengan pendekatan multidisipliner. Adapun bukti evolusi yang
sering dipakai adalah fosil, anatomi komparatif, struktur sisa, embriologi
komparatif, biokimia komparatif dan biogeografi. Pada makalah ini, pemakalah
akan menyajikan beberapa contoh bukti-bukti evolusi yang telah dikemukakan
oleh beberapa ahli sebagai bahan pembelajaran dan perbandingan dalam
mempelajari evolusi.
B. Rumusan Masalah
Berdaarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik suatu rumusan
masalah yaitu :
“Apa sajakah contoh bukti-bukti dari evolusi ?”.
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui contoh bukti-bukti
evolusi yang telah ditemukan.
BAB II
PEMBAHASAN

Proses evolusi berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Untuk


mengamati terjadinya suatu proses evolusi, ilmuwan mengumpulkan berbagai
bukti. Bukti-bukti ini dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya. Pembagian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bukti evolusi berdasarkan kepada makhluk yang ada sekarang ini adalah
sebagai berikut :
a. Anatomi perbandingan, terutama bagi hewan vertebrata
b. Perkembangan embrio pada hewan.
c. Variabilitas pada tumbuhah dan hewan
d. Taksonomi pada tumbuhan dan hewan.
e. Distribusi makhluk hidup di permukaan bumi.

2. Bukti berdasarakan adanya fosil yang ditemukan di lapisan-lapisan bumi. Fosil


adalah sisa-sisa organisme yang membantu akibat suatu proses alam. Fosil
membentuk suatu rekaman mengenai bentuk-bentuk kehidupan yang pernah ada
di muka bumi.
A. Bukti-bukti Berdasarkan Hewan yang Sekarang Ada
1. Anatomi Perbandingan
Teori dasar mengenai bukti-bukti evolusi berdasarkan anotomi
perbandingan adalah bahwa semua hewan sama, tersusun oleh sel dengan banyak
gambaran umum. Jika setiap spesies diciptakan terpisah, hewan bervariasi atau
beragam dalam struktur tanpa pola yang konsiten dan yanpa korelasi antara organ-
organ yang mempunyai fungsi-fungsi sama. Namun, hewan-hewan yang sekarang
ada mempunyai sistem organ yang sama untuk sistem rangka, peredaran darah,
percernaan, ekskresi, dan fungsi lainya yang penting.
Contoh kesamaan struktur anggota gerak bagian depan adalah kesamaan
pada sayap burung dengan kelelawar, sirip ikan, dengan lumba-lumba, dan kaki
depan kuda. Contoh-contoh diatas memperlihatkan bahwa anggota gerak yang
serupa tersebut berasal dari bagian yang sama , walaupun digunakan dalam fungsi
yang berbeda. Sayap burung digunakan untuk terbang dan sirip ikan untuk
berenang. Organ-organ yang memiliki kesamaan struktur, seperti yang telah
disinggung diatas, disebut organ Homolog (homologi). Jadi organ homolog
(homologi) adalah Struktur dasarnya mengalami perkembangan sehingga
menimbulkan variasi. Sebaliknya, organ yang struktur dasarnya berlainan tetapi
mempunyai fungsi yang sama disebut organ analog (analogi). Contoh organ
analog adalah sayap serangga dan sayap bururng. Kedua organ tersebut sama-
sama digunakan untuk terbang tetapi struktur dasarnya berbeda.

Gambar 3.1 Memperlihatkan ilustrasi perbedaan struktur antara homologi dan


analogi.

Disamping itu di alam juga terdapat organ-organ homolog pada beberapa


hewan yang tidak jelas fungsinya. Organ seperti ini sering disebut dengan istilah
organ vestigial. Organ vestigial adalah organ yang menyusut atau hanya memiliki
sebagian fungsi dari organ homolog dari spesies lain yang berkembang baik.
Pembedahan pada beberapa Boa constrictor (sejenis ular) dan paus
mengungkapkan adanya tulang-tulang yang diduga homolog dengan tulang-tulang
pinggul vertebrata yang lainnya. Tampaknya struktur-struktur tersebut tidak
berfungsi. Jika semua spesies diciptakan secara khusus, maka hal ini merupakan
perencanaan yang kurang baik untuk memasukkan bagian-bagian organ yang
tidak berfungsi. Sebaliknya jika kita mengganggap bahwa ular dan paus
berkembang dari moyang berkaki empat maka kita dapat mengerti mengapa sisa-
sisa peninggalan evolusi mereka masih ada. Juga manusia mempunyai organ
vestigial demikian. Leburan tulang belakang yang menyusun bagian bawah tulang
belakang manusia dianggap sebagai sisa vestigial dari ekor yang dimiliki moyang
kita. Kenyataanya kadang-kadang ada bayi lahir dengan ekor pendek. Akan tetapi
ekor tersebut dapat dibuang dengan mudah dan cepat.
2. Embriologi Perbandingan
Setiap spesies hewan berasal dari satu zigot. Zigot adalah telur yang sudah
dibuahi. Namum, setiap spesies selalu melalui suatu tahapan embrio dengan ciri-
ciri yang sama. Bukti embrio menjadi penting evolusi karena perkembangan
embrio merupakan pengulangan sejarah evolusi bintang. Ontogeni adalah
perkembangan individu suatu spesies mulai dari telu sampai dewasa. Filogeni
adalah perkembangan spesies dalam proses evolusinya. Pada tahap-tahap tertentu,
embrio spesies mengulangi evolusi nenek moyangnya. Dengan kata lain, ontogeni
merupakan rekapitulasi runutan peristiwa evolusi dalam filogeni.
Sebagai contoh, adanya ekor pada tingkat awal embrio manusia
menunjukkan adanya suatu pengulangan dari nenek moyangnya. Catatan fosil
menunjukkan bahwa vertebrata air bernapas dengan insang. Bentuk kehidupan ini
sudah ada sebelum adanya bentuk kehidupan darat yang bernapas dengan paru-
paru. Berdasarkan wakti urutan kemunculan hewan, mulai dari ikan, amfibia,
reptilia, burung sampai mamalia. Amfibia mewakili fase tranisi. Hal ini ditandai
adanya perubahan struktur respirasi air menjadi respirasi darat. Persamaan bentuk
embrio terdapat juga pada manusia, babi, salamander dan ikan, yaitu pada stadium
perkembangan celah insang. Pada fase ini, tangan dan kakinya masih berupa
tonjolan dan hanya suatu organ spesifik.
3. Variabilitas Tumbuhan dan Hewan
Bukti adanya evolusi berdasarkan variabilitas tumbuhan dan hewan,
terutama dipelajari pada tumbuhan dan hewan yang dibudidayakan oleh manusia
sebagai hasil penelitian. Penelitian-penelitian ditujukan pada tumbuhan dan hewan
karena evoluis berlangsung sangat lambat sehingga sulit dilihat oleh manusia.
Contoh peristiwa ini dapat dilihat pada tumbuhan kol yang berubah menjadi
beberapa varietas.

Gambar 3.2 Memperlihatkan perbandingan embrio pada manusia, katak dan cumi-
cumi
Perubahan ini merupakan hasil seleksi buatan manusia dengan cara pemuliaan
tanaman. Contoh lainnya adalah pada budidaya hewan, seperti kuda dan sapi.Ada
berbagai macam varietas hewan sebagai hasil seleksi buatan manusia.Akibatnya,
satu spesies dapat menghasilkan bermacam-macam varietas. Seleksi buatan ini
menunjukan tingkat perkembangan suatu jenis menuju kepada pemisahan suatu
spesies baru. Namun, seleksi buatan akan mempercepat proses alamiahnya.
4. Taksonomi pada Tumbuhan dan Hewan
Dari taksonomi dapat diketahui bahwa hewan dan tumbuhan dapat
dispesifikasikan dalam berbagi tingkatan, mulai spesies sampai kelas.
Pengelompokan didasarkan atas kesamaan karakteristik secara umum, tingkatan
hirarki dan perbedaan-perbedaan pada organ-orgen tertentu. Hal ini dapat
dilakukan sehubungan dengan adanya suatu perbedaan yang gradual. Perbedaan
itu menunjukkan keteraturan. Penggolongan ini juga dimungkinkan karena adanya
suatu mata rantai yang hilang yang disebut missing link. Hilangnya tingkatan
tertentu ini mungkin disebabkan adanya kepunahan dari spesies tersebut.
5. Distrubusi Makhluk Hidup di Muka Bumi
. Pada tahun 1876, penyelidik alam dari Inggris Alfred Wallece (yang
terpisah dari Darwin) mengemukakan bahwa daerah-daerah benua di Dunia dapat
dibagi menjadi menjadi enam wilayah terpisah dari wilayah utama berdasarkan
populasi hewannya (gambar). Keanekaragaman terbanyak dari makluk hidup
terdapat di dua wilayah tropis , yaitu Ethiopia (Afrika tropis) dan Oriental (Asia
tropis dan pulau-pulau dekat lepas pantai). Bukti fosil menunjukan bahwa
wilayah-wilayah itu kebanyakan tanaman dan vertebrata dominant telah
berevolusi., begitu pula wilayah Palearktik Eropa dan Asia Utara sedangkan
Amerika Utara ialah wilayah Nearktik. Penyebaran tumbuhan dan hewan ked an
melalaui wilayah ini sering dibatasi secara keras oleh beruknya iklim. Kedua
wilayah benua lainnya ialah Neotropis (amerika Selatan) dan Australian
(Australia, Delandia Baru dan Irian). kehidupan hewan (fauna) dan tumbuhan
(flora) yang tidak lazim di kedua wilayah ini dapat dijelaskan oleh isolasi intermin
yang dialaminya dengan daratan didekatnya. Pada waktu itu wilayah Australia
terisolasi, sedangkan wilayah Neotropos mempunyai jembatan dengan wilayah
Nearktik selama dua juta tahun terakhir.

Gambar 3.3. Penyebaran hewan di dunia menjadi enam wilayah menurut Alfred
Wallece.
Penyebaran tumbuhan dan hewan di pulau-pulau samudra menunjang
dengan kuat teori evolusi. Pulau-pulau samudra (misalnya pulau Hawai) adalah
yang tidak pernah berhubungan dengan enam wilayah penyebaran dunia. Banyak
pulau-pulau itu timbul dari lautan di waktu yang relatif baru (secara geologis).
meskipun demikian, semua pulau-pulau tersebut mempunyai kekayaan dan
keanekaragaman fauna dan flora. Jika spesies tidak bermutasi, kita akan berharap
bahwa semua makluk yang menempati pulau-pulau demikian akan merupakan
anggota spesies yang terdapat di benua.
Pada waktu berumur 26 tahun, Darwin mengunjungi sekelompok pulau
demikian yaitu pulau Galapagos yang berhadapan dengan Ekuador. Dia
menemukan bahwa burung-burung laut disana sama dengan burung-burung pulau-
pulau di Pasifik. Namun Darwin juga menemukan tiga belas spesies burung
daratan yang tidak dijumpai dimanapun di dunia ini (Gambar). Beberapa memiliki
paruh yang besar untuk memakan biji, yang lainnya mempunyai paruh yang
sesuai untuk memakan insekta. berbagai ukuran. Satu spesies memiliki paruh
seperti burung pelatuk dan menggunakannya untuk membuat lubang di kayu.
Akan tetapi, burung ini tidak memiliki lidah yang panjang sebagaimana pelatuk
yang umum dijumpai yang menggunakan lidah untuk menangkap insekta dari
kayu. Sebagai gantinya burung ini menggunakan duri kaktus yang dipegang pada
paruhnya untuk menggali insekta keluar. Dibawah keanekaragaman bentuk luar
ini ketigabelas spesies burung ini adalah burung finch. Meskipun salah satu
diantaranya lebih mirip warbler. Anatomi dalamnya memperlihatkan hubungan
kekerabatan yang sebenarnya.
Gambar 3.4 Beberapa contoh jenis burung finch yang unik dan tidak dijumpai
dibelahan bumi manapun selai kepulauan Galapagos

Dengan demikian kepulauan Galapagos memiliki sekelompok burung


yang tidak terdapat dimanapun di dunia. Hal ini merupakan hal yang aneh bagi
teori penciptaan. Jauh lebih masuk akal adalah pemikiran Darwin bahwa setiap
jenis burung ini adalah hasil keturunan yang mengalami perubahan evolusi dari
nenek moyang finch biasa yang secara kebetulan mencapai pulau-pulau tersebut
dari daerah asalnya di amerika Selatan. Kita telah melihat bahwa Darwin
mengumpulkan beberapa macam bukti untuk memperkuat pendiriannya bahwa
spesies dapat berubah dan merupakan hasil evolusi. Tetapi agaknya tidak ada
bukti yang lebih penting bagi logika selain burung finch tersebut.
6. Bukti dari dari biokimia perbandingan
Studi anatomi perbandingan memperlihatkan adanya homologi anatomi,
demikian pula studi biokimia dari macam-macam organisme telah
mengungkapkan homologi biokimi. Pada kenyataanya, persamaan biokimia
organisme hidup adalah salah satu ciri yang mencolok dari kehidupan.
Enzim-enzim sitokrom terdapat pada hampir setiap organisme hidup.
Salah satunya adalah sitokrom c yang terdiri darirantai polipeptida yang terdiri
atas 104 sampai 112 asam amino (tergantung jenis organisme). Pada tahun-tahun
belakangan ini telah ditentukan urutan asam amino yang pasti pada sitokrom c
dari bergam organisme seperti manusia, kelinci, pinguin raja, ular gerincing, ikan
tuna, ngengat dan neurospora. Meskipun terdapat banyak variasi dalam urutan
terutama bagi organisme yang diduga berkerabat jauh, ternyata ada juga sejumlah
besar persamaanya. Urutan asam amino pada manusia berbeda dengan urutan
pada monyet rhesus hanya pada satu tempat dalam rantai. Sitokrom c dari
tanaman gandum berbeda dari manusia dalam 35 asam amino. Akan tetapi, 35
asam amino lainnya dalam rantai terbukti sama pada setiap spesies yang diuji. Hal
ini termasuk satu bagian yang terdiri atas 11 asam amaino yang beruntun (No. 70-
80) yang terdapat pada semua organisme yang kita kenal. Kita mengetahui
bagaimana urutan nukleotida dalam molekul DNA yang mengkode urutan asam
amino dalam protein. Terdapatnya gen untuk sitokrom c yang begitu banyak
mengandung informasi genetik yang sama pada begitu banyak jenis organisme
tidak dapat dijelaskan tanpa menggunakan teori evolusi. Jelaslah fenomena ini
berti bahwa kita semua mewarisi gen itu dari nenek moyang yang sama, sekalipun
dengan akumulasi mutasi.
Alasan yang sama dapat diterapkan pada persamaan biokimia lain diantara
organisme-organisme. studi mengenai urutan asam amino pada hemoglobin
mamalia memperlihatkan persamaan yang dekat, terutama pada organisme yang
diduga berkerabat dekat. DNA dan RNA terdapat setiap organisme hidup dan
sepanjang pengetahuan kita mengandung mekanisme pengkodean hereditas yang
sama. Selanjutnya sebagaian besar vertebrata mempunyai hormon-hormon yang
sama atau mirip. Prolaktin misalnya terdapat pada berbagai vertebrata seperti
ikan, burung dan mamalia, meskipun fungsinya pada masing-masing berbeda.
Hormon diwariskan dari moyang yang sama tetapi dengan fungsi yang berubah
sesuai dengan cara kehidupan setiap hewan.
Keseragaman yang mencolok dari susunan biokomia yang mendasari
keanekaragaman yang luar biasa dari makluk hidup sulit untuk dijelaskan dengan
cara lain kecuali dengan teori evolusi. Diduga molekul-molekul ini terbentuk
sangat awal dalam sejarah kehidupan dan hampir semua bentuk kehidupan
sekarang mewarisi kemampuan membuat dan menggunakannya.
Jika seseorang menyuntikkan protein serum manusia pada kelinci (kelinci
hanya merupakan hewan yang mudah digunakan, hewan apapun juga dapat
digunakan), kelinci akan membuat berbagai molekul antibodi yang sangat
bervariasi terhadap semua determinan antigen yang asaing baginya. Bila serum
darah kelinci yang mengandung antibodi anti human ini dicampur dengan serum
manusia dalam tabung reaksi, terbentuklah kompleks antigen-antibodi yang
berbentuk endapan. Jumlah endapan yang terbentuk dapat diukur dengan mudah.
Apa yang membuat reaksi ini menarik sehubungan dengan apa yang kita uraikan
ini ialah antibodi antihimun ini juga akan bereaksi dengan serum darah mamalia
tertentu, akan tetapi tidak begitu hebat yaitu jumlah endapan yang terbentuk
sedikit. Antibpodi antihimun yang dicampur dengan serum manusia, kera, monyet
Dunia Lama, monyet Dunia Baru dan babi (masing-masing dalam 5 tabung reaksi
yang terpisah) menghasilkan endapan dalam setiap tabung. Akan tetapi,
banyaknya endapan yang terbentuk berkurang dari manusia ke babi (Tabel 2).
Seperti yang kita lihat dalam Bab 40, hal ini ewrat hubungannya dengan pendapat
yang sekarang kita terima mengenai hubungan kekerabatan derajat kita dengan
mamalia lain.
Metode ini (disebut serologi perbandingan) tidak saja membenarkan
beberapa hubungan evolusi yang telah disetujui, tetapi juga membantu
memastikan hubungan, karena bukti –bukti anatomi gagal untuk memberikan
jawaban dengan jelas. Misalnya kelinci memperlihatkan beberapa persamaan
struktur dengan hewan pengerat, tetapi walaupun demikian mereka diletakkan
dalam ordo tersendiri, ialah ordo Lagomorpha. Satu alasan penting untuk ini ialah
bahwa uji serologi memperlihatkan sedikit afinitas antara kelinci dengan hewan
mengerat, malahan kelinci tampaknya berkerabat lebih dekat dengan ungulata
berkuku genap seperti babi. Demikian puls iksn paus, secara serologi
memperlihatkan hubungan yang lebih dekat dengan ungulata berkuku genap
daripada dengan ordo mamalia lainnya. Bahkan protein tumbuhan telah digunakan
sebagai antigen dan beberapa teka-teki evolusi dengan teknik ini telah menjadi
jelas.
Tabel. 1 Jumlah perbedaan asam amino antara rantai beta hemoglobin manusia
dengan berbagai spesies (Kimbal,2005)
Spesies Jumlah perbedaan asam amino
Manusia 0
Gorila 1
Gibbon 2
Monyrt Rhesus 8
Anjing 15
Kuda, Sapi 25
Tikus 27
Kangguru Kelabu 38
Ayam 45
Kodok 67
Lamprey 125
Siput Lautan(moluska) 127
Kedelai (leghemoglobin) 124

7. Bukti Dari Domestikasi


Domestikasi adalah pembudidayaan tumbuhan dan hewan dengan sengaja
oleh manusia selama ribuan tahun. Dua abad belakangan ini manusia telah
mengembangkan varietas atau jenis tanaman dan hewan yang menghasilkan
makanan yang lebih memenuhi kebutuhan. Melalui proses domestikasi manusia
telah menciptakan bentuk-bentuk spesies yang berbeda dari moyangnya.
Tabel 2. Reaksi antara antibodi antihuman (berasal dari kelinci) dan serum dari
berbagai mamalia, dengan serum manusia dinilai 100% (Kimbal,2005)
Spesies Reaksi antibodi antihuman
Manusia 100%
Simpanse 97%
Gorila 92%
Gibbon 79%
Babaon 75%
Monyet laba-laba* 58%
Lemur 37%
Landak kecil (insektivora) 17%
Babi 8%
* spesies dunia baru
Sebagai contoh adalah keanekaragaman anjing yang luar biasa dari mulai
Chihuahua sampai Saint Bernard menunjukan kemampuan kita mengubah spesies
dengan cara perkawinan selektif. Tanaman jagung (Zea mays) juga telah
mengalami perubahan begitu besar sehingga tidak dapat hidup tanpa bantuan
manusia. Jenis-jenis kuda, sapi, kambing, domba, ayam dan kelinci yang kita liat
sekarang adalah bukti dari variabilitas dan menunjukan kemampuan kita
menciptakan perubahan evolusi yang menguntungkan.
Gambar 3.5. Beberapa varietas anjing yang telah berkembang akibat domestikasi
yang dilakukan manusia
Standar yang dalam menilai suatu teori adalah kemampunya menjelaskan
sebanyak mungkin fakta dengan cara paling sederhana sehingga memungkinkan
meramal fakta-fakta baru, demikian juga teori evolusi ini. Perubahan evolusi yang
lambat telah menghambat penjelasan terkait ramalan fakta-fakta baru. Namun
teori evolusi mampu memberikan penjelasan sederhana yang luas tentang fakta
kehidupa sehingga sangat penting dalam biologi. Setiap aspek dari dunia
kehidupan yang dipelajari manusia dari biokimia, sitologi, antropologi dan sejarah
telah dihidupkan dan diperluas oleh teori ini.
Penyebaran hewan berdasarkan geografis telah memberikan Darwin bukti
yang paling kuat bahwa evolusi telah terjadi, maka penelitiannya tentang proses
domestifikasi memberikan kunci bagaimana evolusi itu terjadi. Inilah teori tentang
mekanisme perubahan evolusi yang benar-benar membuat The Origin of Spesies
menjadi karya bersejarah.
8. Bukti dari struktur kromosom
Perbedaan-perbedaan yang memisahkan satu spesies dari spesies lainnya
adalah dalam analisis terakhir yaitu genetika, yaitu terkait gen-gen dalam
kromosom. Lalu jika kita percaya bahwa semua semua spesies pada suatu saat
mempunyai suatu moyang yang sama, dapatkah kita menemukan homologi dalam
struktur kromosom seperti yang kita temukan pada struktur kerangka dan protein?
Semakin dekat hubungan dua spesies,berdasarkan kriteria-kriteria sperti
organ-organ homolog, semakin mirip kariotipenya. Kariotipe simpanse dan
kariotipe orang utan praktis tak dapat dibedakan, kecuali jumlah kromosomnya
yang 48 berbeda dengan kromosom manusia yang berjumlah 46, sangat mirip
dengan kariotipe manusia.

B. Bukti-bukti Berdasarkan Fosil Hewan yang Sudah Mati


Bukti evolusi yang lain adalah fosil. Kita dapat mendefinisikan fosil
sebagai setiap macam sisa organisme yang hidup dalam zaman geologi yang
lampau. Usia fosil dapat diperkirakan berdasarkan usia berbagai usia berbagai
lapisan tanah atau batuan yang menyusun bumi. Fosil satu jenis hewan mungkin
dapat ditemukan di beberapa lapisan pemukaan bumi. Dari fosil-fosil yang berasal
dari berbagai lapisan bumi, ilmuwan dapat menurut proses perubahan yang terjadi
pada spesies tersebut. Terdapat pula fosil berupa jejak sehingga bentuk binatang
dapat direkonstruksi secara umum atau untuk mengetahui bagaimana binatang
bergerak. Selain fosil jejak, noda-noda pada tulang tempat menempel otot dan
ukuran serta bentu otot, memungkingkan rekontruksi keseluruhan bentuk
binatang. Paleontologi adalah ilmu yang khusus mempelajari mengenai fosil.

Gambar 3.6 Memperlihatkan bekas jejak kaki dinosaurus yang 120 juta tahun
yang lalu ketika hewan ini berjlan di dasar sungai dikawasan Arizona, Amerika
Serikat.

Dalam keadaan khusus, seluruh tubuh suatu organisme setelah mati dapat
diawetkan. Anak dinosaurus yang ditemukan secara utuh menjadi fosil pada batu
ambar di selatan Italia dapat dipelajari dengan mudah seakan-akan baru mati.
Bangkai (karkas) mammoth yang beku, suatu kerabat gajah yang telah punah,
kadang-kadang ditemukan di Seberia. Meskipun telah membeku selama
40.000tahun, dagingnya masih cukup baik untuk digunakan dalam studi biokimia

Gambar 3.7 Memperlihatkan fosil anak dinosaurus yag terawetkan secara utuh.

Gambar 3.8 Fosil Mammoth


Akan tetapi, pengawetan total organisme secara utuh jarang terjadi.
Biasanya setelah mati, bagian-bagian lunak tubuh dengan cepat dirusak oleh
pemakan bangkai atau busuk karena bakteri. Bagian keras seperti tulang atau
cangkang lebih tahan terhadap pengrusakan, karena itu kemungkinannya lebih
besar untuk menjadi fosil. jika dikelilingi oleh sedimen tanah liat atau pasir,
bagian tersebut dapat menjadi fosil yang dengan mudah dapat dikenali ratusan juta
kemudian, lama setelah sedimen yang membungkusnya berubah menjadi batuan
seperti serpihan atau batu pasir (Gambar 1.4). Fosil-fosil ini malahan dpat
mengandung sisa bahan organik untuk jangka waktu yang sangat lama. dari
beberapa fosil yang berumur lebih dari 300 juta tahun telah ditemukan asam
amino dan peptida.
Gambar 3.9 Jejak kaki dinasaurus yang memfosil akibat dikelilingi sedimen tanah
liat atau pasir.

Kita tahu bahwa fosil bahwa fosil telah menimbulkan keingintahuan


manusia paling tidak sejak zaman Yunani kuno. Sering ditemukan fosil yang
bentuknya tidak ada pada organisme yang hidup di bumi sekarang ini. Lalu
bagaimana kita dapat menjelaskan adanya organisme tersebut? Sebagai penjelasan
kadang-kadang diktakan adanya serangkaian penciptaan khusus yang diikuti
bencana alam yang memusnahkan organisme diseluruh dunia. Tetapi teori evolusi
memberikan jawaban yang lebih memuaskan. Ada gagasan yang menyatakan
bahwa semua organisme yang hidup sekarang ini pada suatu periode dalam
sejarahnya mempunyai moyang yang sama. Secara tidak langsung hal ini
menyatakan bahwa pada waktu yang lampau terdapat lebih sedikit jenis makluk
hidup dan keadaanya lebih sederhana. Hal ini sesuai dengan bukti-bukti fosil yang
ditemukan. Jika kita menuruni Grand Canyon di Amerika Serikat, kita akan
melihat secara jelas lapisan demi lapisan batu batuan sedimen, lapisan terdalam
adalah ialah lapisan yang tertua. Makin dalam kita menuruni lembah tersebut
makin berkurang jumlah jenis fosil. Selanjutnya juga terdapat fakta, sifat
organisme yang terdapat di lapisan yang lebih dalam itu kurang kompleks bila
dibandingkan dengan yang terdapat di lapisan atasnya. Fosil reptilia terdapat
dilapisan tanah yang secara geologi lebih muda, sedangkan fosil cacing terdapat
dalam lapisan yang lebih tua.
Gambar 3.10 Grand Canyon di Amerika Serikat
Perlu diperhatikan bahwa dalam satu lokasi kita tidak akan pernah
menemukan sejarah fosil yang tidak terputus. Pergolakan geologi tanah selalu
diikuti erosi. Oleh karena itu sebagian dari sejarah catatan fosil akan lenyap
(missing link).
Sebagian besar kecaman terhadap Darwin datang terkait kegagalan para
paleontologi untuk menemukan missing link, merupakan kelemahan besar bagi
gagasan bahwa organisme yang sekarang ini berkembang dari organisme yang
ditemukan sebagai fosil. Tetapi seiiring dengan waktu, ahli paleontologi telah
banyak menemukan missing link. Fosil Archeopteryx adalah salah satunya,
berbentuk peralihan antara burung dan reptilia yang diduga menjadi moyangnya.
Kesenjangan pada data fosil masih sangat mencolok pada hewan bertubuh lunak
dan pada manusia. Hal ini tidak mengherankan bila kita ingat bahwa peluang
kedua tipe organisme dan hewan darat lainnya (terutama primata yang cerdas)
mati ditempat dimana dia akan tertutup dengan cepat oleh sedimen adalah kecil.
Kemudian, juga harus diingat bahwa jangan berharap untuk menemukan
informasi secara lengkap selain bagian-bagian catatan fosil. Sebagian besar fosil
yang pernah terbentuk masih ada di pegunungan, dalam tanah dan lautan,
mungkin juga telah rusak oleh gejolak geologi berikutnya Rintangan terbesar
menemukan missing link ialah evolusi spesies baru dari tumbuhan atau hewan
umumnya terjadi dalam populasi kecil pada organisme yang kurang mengalami
spesialisasi.

Gambar 3.11 Fosil Archeopteryx


Meskipun kita mungkin tidak akan pernah mampu merunut evolusi semua makluk
hidup melalui fosil moyangnya, tetapi adanya fosil dan penyebarannya yang telah
ditemukan memberikan pada kita beberapa bukti nyata dari evolusi.

Gambar 3. 12 Fosil kuda adalah fosil yang paling lengkap bisa ditemukan disetiap
zaman perkembangan vertebrata

9. Bukti evolusi manusia purba


Fosil merupakan bukti adanya kehidupan pada masa lampau, demikian
pendapat Leonardo Da Vinci ilmuwan italia, pada tahun 1452 – 1519. Fosil
berasal dari kata fodere yang berarti menggali. Fosil adalah sisa – sisa hewan atau
tumbuhan dari zaman purba yang telah membatu (jejak – jejak yang tersimpan
dalam bebatuan). Penemuan fosil hanya secara kebetulan saja dan jarang sekali di
temukan fosil yang utuh secara keseluruhan , hal ini dapat dipahami karena
banyak factor yang menyebabkan hancurnya tubuh organism yang telah mati,
misalnya karena berikut ini: Ø Proses lipatan batuan bumi. Ø Pengaruh air Ø Air
Ø Bakteri pengurai Ø Hewan pemakan bangkai. Ilmu yang mempelajajri tentang
fosil adalah palaentologi (palaes = tua) Dari berbagai lapisan batuan tersebut
secara kebetulan ditemukan adanya fosil yang menunjukkan adanya perubahan
struktur tubuh secara berangsur – angsur.
Evolusi Fosil Manusia Ordo primata memiliki 2 subkelompok yaitu
prosimian dan anthropoid. Prosimian adalah kelompok primata sebelum kera
misalnya lemur, loris, tarsius. Antropoid adalah kelompok primate termasuk kera
dan monyet , aves, dan manusia yang rata – rata memiliki otak yang lebih besar.
Cirri – cirri prosimian adalah ibu jari dapat digerakkan kesegala arah, jari
memiliki kuku, dan mata mengarah kedepan. Prosmian mulai punah pada zaman
eosin. Evolusi hominid ( cikal bakal manusia ) dimuali diafrika. Hominid awal
termasuk genus Australopithecus, diperkirakan muncul 3,8 juta tahun lalu.
Sejarah penemuan fosil hominid dapat diterangkan sebagai berikut:
1) Australophitecus afarensis (Lucy)
Ditemukan di Euthopia pada tahun 1974 leh johanson merupakan hominid
berukuran kecil , cirri – cirinya sebagai berikut:
a. Tingi kira – kira 3 kaki (1,5 m)
b. Wajahnya mengarah kemuka, tulang tengkorak seperti kera, dan
volume otak kecil yaitu , 450 – 500 cc.
c. Gigi masih primitif dan memiliki 2 gigi taring yang panjang.
Diperkirakan A. afarensis ini belum bisa bicara, belum bisa membuat
peralatan dan belum menggunakan api.
2) Australophitecus africanus
Ditemukan di afrika selatan pada tahun 1829 oleh Raymond Dart.
Ciri – cirinya sebagai berikut:
a. Ukuran tubuh agak kecil
b. Berjalan tegak
c. Tangan dan susunan gigi berbeda dengan manusia
d. Memakan tumbuhan dan hewan
3) Homo Habilis
Ditemukan disejumlah daerah diafrika. Homo habilisdiperkirakan muncul
kira – kira 1,9 juta dan bertahan lebih dari setengah juta tahun.
Cirri – cirinya sebagai berikut:
1.Volume otak rata – rata 650 cc.
2.Sudah dapat membuat peralatan dari batu untuk memotong dan
menumbuk.
3.Dilihat dari cirri – cirri fisiknya , dikatakan bahwa H. Habilis berasal
dari A. Africanus.
4. Homo Erectus
Ditemukan di Afrika, Asia dan Eropa, namun sebenarnya H. Erectus ini
berasal dari afrika yang kemudian ada yang bermigrasi ke eropa dan asia. Hal
ini disebabkan oleh suatu bukti ditemukannya fosil A.Erectus di afrika yang
tertua yang berusia 1,5 dan 1,6 juta tahun. Sedangkan fosil A.Erectus yang
ditemukan di asia dan eropa berusia 200.000 tahun lalu.
Ciri – ciri H. Erectus adalah sebagai berikut:
a. Volume otak 850 – 1200 cm3.Ukuran tubuh lebih tinggi dari H. Habilis
b. Berjalan dengan 2 kaki (bipedal)
c. Berdiri tegak
d. Lubang mata dalam dan muka menonjo keluar
e. Sudah dapat membuat peralatan dari batu yang lebih maju
f. Sudah memakai baju, membuat api, dan membuat pondok ataupun
hidup digua – gua .
5) Homo Sapiens
Ditemukan dilembah Neander jerman. Fosil H. Sapiens tersebut disebut
manusia Neanderthal. Manusia Neanderthal termasuk slah satu kelompok H.
sapiens yang tertua. Kelompok ini juga menyebar keseluruh Eurasia.
Ciri – cirinya sebagai berikut:
1. Bentuk tubuh pendek dan kuat
2. Volume otak sedikit lebih besar dari pada H. Sapiens
3.Wajahnya menonjol Manusia neandethal ini sudah mampu membuat
peralatan dengan lebih sempurna disbanding H.Erectus. cara mencari
makan adalah dengan berburu. Mereka sudah memiliki hubungan social
yang tinggi dan melakukan upacara ritual atau kepercayaan. Punahnya
manusia neandethal masih menjadi misteri. Ada ilmuwan yang
menduga bahwa mereka punah karena gagal berkompetisi atau karena
gagal menghadapi perubahan iklim pada zaman pleistosen.
6) Homo Sapiens Modern
Homo sapiens dengan bentuk tubuh modern muncul kira – kira 40.000
tahun lalu dan mungkin juga lebih awal. Homo sapiens modern diduga pernah
hidup di prancis dan spanyol, dan disebut manusia Cro-Magnon. Senjata dan
peralatan manusia Cro-Magnon lebih rumit dan kadang dibuat dari bahan
selain batu, misalnya tulang, gading dan kayu. Mereka juga mulai
mengembangkan seni terbukti dengan ditemukannya lukisan – lukisan di gua,
seni patung dan seni pahat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah ada beberapa bukti-bukti evolusi dari
beberapa bukti tersebut hanya sebagian yang berhasil diperoleh bukti otentiknya
yaitu seperti fosil, Anatomi perbandingan, biogeografi, domestikasi dan
Variasi Antar Individu Dalam Suatu Keturunan
B. Saran
Saran untuk kedepannya agar makalah ini dapat dikembangkan dan dapat
dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran berikutnya
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Evolusi Manusia. Wikipedia. Alamat website : http :


//in.wikipedia.org/wiki/evolusi manusia/ [diakses 23 Mei 2009].
APA Style: human evolution. ( 2009). Encyclopædia Britannica. Ultimate
Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica
Campbell, Neil A. 2000. Biologi Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Database Riptek, Situs: www.dbriptek.lipi.go.id. Diakses 22 April 2009
LIPI. Peran Ilmu Stratigrafi dan Paleontologi dalam Penerapan Ilmu Kebumian:
Pemahaman Peran Biostratigrafi dalam Proses Penentuan Umur Batuan.
Situs : www.penerbit.lipi.go.id. Diakses 22 April 2009
Microsoft ® Encarta ® 2008. © 1993-2007 Microsoft Corporation. All rights
reserved.
MLA Style: "human evolution." Encyclopædia Britannica. Ultimate Reference
Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica, 2009
Wijana, Nyoman. 2004. Buku Ajar Evolusi. Singaraja : Institut Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Singaraja
Zaim, yahdi. Studi Stratigrafi Endapan Fosil Vertebrata di Jawa Tengah. Situs :
www.worldcat.org. Diakses 22 April 2009

Anda mungkin juga menyukai