DI SUSUN OLEH :
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah mikrokontroler .
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing
kami dalam menulis makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
2.3.8 Pemrograman ..................................................................................................... 17
2.3.9 Perlindungan Arus USB ..................................................................................... 17
2.3.10 Karakteristik Fisik .............................................................................................. 18
2.4 L298N Dual H Bridge Driver Modul ........................................................................ 18
2.4.1 Spesifikasi L298N driver modul ........................................................................ 19
2.4.2 Modul Pinout ..................................................................................................... 19
2.4.3 Jembatan H......................................................................................................... 20
2.5 Motor DC .................................................................................................................. 22
2.5.1 Prinsip Dasar Cara Kerja ................................................................................... 23
BAB 3 ...................................................................................................................................... 25
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................... 25
3.1 Diagram Blok ............................................................................................................ 25
3.2 Rancangan Pengendali Sistem .................................................................................. 26
1. joystick ...................................................................................................................... 26
2. Arduino UNO ............................................................................................................ 27
3. L298N H Bridge ........................................................................................................ 27
4. Motor DC .................................................................................................................. 28
3.3 Rancangan Keseluruhan / Wiring diagram ............................................................... 29
3.4 Flowchart ................................................................................................................... 30
3.5 Coding Arduino Uno ................................................................................................. 31
3.6 Desain alat ................................................................................................................. 33
BAB 4 ...................................................................................................................................... 35
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................ 35
4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 35
4.2 Saran .......................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 36
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Dimensi dasar rancangan kursi roda sesuai standar ISO 7176-5. ................................. 9
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini sering kita jumpai disekitar kita banyak penyandang disabilitas,baik
yang disebabkan oleh kecelakaan ataupun faktor lainnya. Realita yang terjadi, khususnya
bagi penyandang disabilitas fisik yang memiliki gangguan sistem motorik pada kakinya
adalah banyak dari mereka yang menggunakan kursi roda untuk mempermudah mereka
dalam beraktivitas. Sebagian dari mereka mengalami kesusahan dalam memutar roda pada
kursi roda dengan tenaga mereka sendiri sehingga mereka membutuhkan bantuan orang lain
untuk menggerakkan kursi roda tersebut.
1. Bagaimana merancang dan membuat sebuah miniatur kursi roda dengan kendali
joystick.
2. Bagaimana membuat rangkaian pengendali sistem dengan menggunakan kontroler.
3. Bagaimana merancang algoritma program untuk menjalankan sistem dengan software
Arduino IDE.
1.3 Batasan Masalah
Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian dari permasalahan yang ditentukan, maka perlu
ada pembatasan masalah penelitian.
1. Memberikan cara praktis mengendalikan sebuah kursi roda terutama bagi penyandang
disabilitas fisik.
2
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kursi roda merupakan alat bantu yang bermanfaat untuk membantu pasien maupun orang
yang cacat yang tidak mampu menggunakan kakinya untuk berjalan, dengan kata lain
kesulitan berjalan menggunakan kaki. Banyak pasien menggunakan kursi roda dikarenakan
terkena penyakit tulang, cidera akibat kecelakaan ataupun cacat sejak lahir.
Kursi roda dapat digunakan secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain yakni
dengan mendorongnya. Kursi roda mempunyai banyak sekali manfaat yakni bisa membantu
penggunanya dalam konteks ini pasien untuk bisa berpindah tempat dari satu tempat ke
tempat yang lain. Pemakaian pertama kursi roda di Inggris tercatat pada tahun 1670-an.
Yaitu merupakan kursi roda yang paling umum digunakan oleh masyarakat. Untuk
menggunakan kursi roda manual ini sangatlah mudah yaitu hanya dengan cara didorong oleh
orang lain ataupun digerakkan sendiri oleh penggunanya menggunakan tangan. Kursi roda
manual dapat digunakan untuk semua kegiatan.
Gambar 2. 1 Kursi roda manual
Berbeda dengan kursi roda manual, kursi roda elektrik dilengkapi dengan sistem
pengendali elektronik untuk memudahkan mobilitas penggunanya, sehingga mereka tidak
perlu menhendalikan kursi roda secara manual dengan menggerakkan roda menggunakan
tangan. Kursi roda elektrik ini sebenarnya lebih diperuntukkan bagi pasien yang kemampuan
motoriknya tidak memadai untuk menggunakan kursi roda manual ataupun yang mengalami
masalah pada jantung/pernapasan sehingga mereka tidak mampu mendorong kursi roda
sendiri. Untuk menjalankannya, pengguna hanya cukup memanfaatkan tuas yang terletak
pada bagian tangan. Tuas dapat digunakan untuk menjalankan kursi roda(maju/mundur),
mengubah arah kursi roda(belok kiri/kanan), serta menghentikan kursi roda ketika sedang
berjalan.
4
c Kursi Roda Untuk Olahraga
Jenis kursi roda yang satu ini memiliki fitur yang unik, yaitu kemampuannya yang
dapat berdiri sehingga penggunanya dapat terangkat hingga ke posisi yang lebih tinggi. Kursi
roda jenis ini sangat bermanfaat bagi orang yang sering kali harus meraih sesuatu di tempat
yang tinggi. Namun demikian biasanya stand up wheelchair digunakan sebagai alat latihan
atau terapi berdiri. Adanya stand up wheelchair juga sebenarnya berguna untuk mencegah
efek-efek negative akibat duduk yang terlalu lama seperti iritasi kulit, otot kaku dan lemah
akibat jarang digunakan, pegal dan ngilu, serta kebas akibat sirkulasi darah tidak lancar.
5
Gambar 2. 4 Stand up wheelchair
Selain dapat memfasilitasi orang yang gemar olahraga ternyata kursi roda juga dapat
membantu orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Orang mengalami
obesitas biasanya akan lebih sulit untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari sekalipun hanya
berjalan kaki saja karena terbebani dengan berat badannya yang berlebihan tersebut. Adanya
kursi roda bariatric akan menjadi penolong mobilitas mereka. Jika kursi roda biasanya hanya
akan dapat menahan beban maksimal 125kg-150kg, maka kursi roda bariatric dapat menahan
beban hingga 500kg. Tempat duduk kursi roda bariatric ini lebih lebar, sesuai dengan
kemapuannya yang dapat menahan beban lebih besar.
6
f Kursi Roda Pediatrik
Kursi roda memang dapat memfasilitasi segala jenis penggunanya termasuk jika
penggunanya adalah anak kecil. Anak kecil yang membutuhkan kursi roda untuk membantu
mobilitasnya dapat menggunakan jenis kursi roda pediatrik. Kursi roda ini dirancang secara
khusus untuk memfasilitasi anak-anak yang mengalami disabilitas. Ukurannya memang lebih
kecil dari kursi roda biasa. Sandaran dan dudukannya dapat diatur dengan mudah sehingga
akan nyaman saat digunakan. Kursi roda pediatric ini juga dilengkapi dengan sabuk
pengaman.
Kursi roda jenis ini memang unik karena sengaja dirancang untuk membantu para
penyandang disabilitas yang gemar bepergian. Travelling wheelchair dapat digunakan oleh
siapa saja dan segala usia, mulai dari anak anak, dewasa, hingga lanjut usia serta dapat
digunakan untuk segala kegiatan baik indoor maupun outdoor. Untuk membawanya pun
sangatlah mudah karena kursi roda ini ukurannya kecil, sangat ringan, serta dapat dilipat
dengan mudah, sehingga hanya perlu dimasukkan ke dalam tas khusus untuk kursi roda.
7
Gambar 2. 7 Kursi roda travelling
Disebabkan kursi roda akan dipakai oleh manusia dalam aktifitas tertentu, maka
perancangannya harus memenuhi standar, yaitu nyaman dan sesuai dengan ukuran tubuh
pemakainya, seperti tampak pada gambar 8, perancangan kursi roda menggunakan standar
ISO 7176-5, standar ini adalah revisi dari beberapa bagian penting dalam seri ISO
7176(Ziegler). Tujuan pembuatan ISO 7176 adalah untuk menyediakan informasi yang tepat
mengenai roda baik manual, elektrik dan juga scooter. Dalam jurnal “Working Area Of
Wheelchairs, Detail About Some Dimensions That Are Specified In ISO” disebutkan kriteria
penting sebagai dasar dalam perancangan kursi roda. Kriteria tersebut antara lain adalah
dimensi kursi roda, ruang gerak minimum yang dibutuhkan, diameter yang dibutukan untuk
memutar, ruang yang dibutuhkan untuk mundur.
Gambar 2. 8 Posisi tubuh pemakai kursi roda yang direkomendasikan oleh ISO 7176-5
8
Sesuai dengan ukuran tubuh(Anthropometri) orang Indonesia dan berdasarkan atas standar
ISO 7176-5, dimensi bagian utama kursi roda ditetapkan seperti Tabel 2.1
Tabel 1 Dimensi dasar rancangan kursi roda sesuai standar ISO 7176-5.
No Uraian/Deskripsi Dimensi(mm)
Dari berbagai jenis kursi roda yang ada, jenis yang paling sering digunakan oleh
penyandang disabilitas adalah jenis kursi roda manual dan kursi roda elektrik. Adapun
keunggulan dan kelemahan dari kedua jenis kursi roda tersebut diatas adalah,
9
3. Ringan dan mudah dibawa kemana-mana.
10
2.2 Joystick
2.2.1 Deskripsi
Banyak pr oyek robot membutuhkan joystick. Modul ini menawarkan solusi yang
terjangkau untuk itu. Modul Joystick mirip dengan joystick analog yang ditemukan di
gamepad. Ini dibuat dengan memasang dua potensiometer pada sudut 90 derajat.
Potensiometernya adalah terhubung ke tongkat pendek yang berpusat pada pegas. Modul ini
menghasilkan output sekitar 2.5V dari X dan Y saat masuk posisi istirahat. Memindahkan
joystick akan menyebabkan output bervariasi dari 0V ke 5V tergantung pada arahnya. Jika
Anda menghubungkan modul ini ke mikrokontroler, Anda bisa berharap untuk membaca nilai
sekitar 512 dalam posisi istirahatnya (mengharapkan variasi kecil karena ke ketidaktepatan
kecil mata air dan mekanisme) Saat Anda memindahkan joystick Anda harus melihat nilai
berubah dari 0 hingga 1023 tergantung pada posisinya.
2.2.2 Spesifikasi
11
Modul XY Joystick biaxial KY-023 menggunakan ARDUINO
Dimensi: 1,57 in x 1,02 in x 1,26 in (4,0 cm x 2,6 cm x 3,2 cm)
5 Pin
Warna: Hitam
1. GND: ground
2. + 5V: 5V DC
3. VRx: tegangan sebanding dengan posisi x
4. VRy: tegangan sebanding dengan posisi y
5. SW: aktifkan tombol tekan
2.3.1 Deskripsi
Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328. Uno memiliki 14
pin digital input / output (dimana 6 dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog,
resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol reset. Uno
dibangun berdasarkan apa yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler, sumber daya
bisa menggunakan power USB (jika terhubung ke komputer dengan kabel USB) dan juga
dengan adaptor atau baterai.
Arduino Uno berbeda dari semua papan sebelumnya dalam hal tidak menggunakan FTDI
chip driver USB-to-serial. Sebaliknya, fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai versi R2)
diprogram sebagai konverter USB-to-serial. Revisi 2 dari Uno memiliki resistor pulling 8U2
HWB yang terhubung ke tanah, sehingga lebih mudah untuk menggunakan mode DFU.
12
Gambar 2. 10 Arduino uno
Pertama adalah pinout: ada penambahan pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin
AREF dan dua pin baru lainnya ditempatkan dekat dengan pin RESET, IOREF yang
memungkinkan shield untuk beradaptasi dengan tegangan yang disediakan dari papan
/ board. Di masa depan, shield akan kompatibel dengan kedua papan yang
menggunakan AVR, yang beroperasi dengan 5V dan dengan Arduino yang beroperasi
3.3V. Kedua adalah pin tidak terhubung, yang dicadangkan untuk tujuan masa depan.
Reset sirkuit yang sangat kuat
Atmega16U2 menggantikan Atmega8U2
"Uno" dalam bahasa Italia berarti satu, alasan diberi nama tersebut adalah untuk menandai
peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi dari Arduino, dan
akan terus berkembang.
13
2.3.2 Ringkasan Spesifikasi
Mikrokontroler ATmega328
Pin Analog 6
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Catatan: referensi desain Arduino dapat menggunakan Atmega8, 168, atau 328, Model-model
terbaru menggunakan ATmega328, tetapi Atmega8 ditunjukkan dalam skema untuk
referensi. Konfigurasi pin identik untuk ketiga prosesor tersebut.
14
2.3.4 Sumber Daya / Power
Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal.
Sumber daya dipilih secara otomatis. Untuk sumber daya Eksternal (non-USB) dapat berasal
baik dari adaptor AC-DC atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan memasukkan
2.1mm jack DC ke colokan listrik board. Baterai dapat dimasukkan pada pin header Gnd dan
Vin dari konektor DAYA.
Board dapat beroperasi pada pasokan eksternal dari 6 sampai 20 volt. Jika Anda
menggunakan tegangan kurang dari 6 volt mungkin tidak akan stabil. Jika menggunakan
lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan merusak papan. Rentang yang dianjurkan
adalah 7 sampai 12 volt.
VIN. Input tegangan ke board Arduino ketika menggunakan sumber daya eksternal.
Anda dapat menyediakan tegangan melalui pin ini, atau, jika Anda ingin memasok
tegangan melalui colokan listrik, gunakan pin ini.
5V. Pin ini merupakan output 5V yang telah diatur oleh regulator papan Arduino.
Board dapat diaktifkan dengan daya, baik dari colokan listrik DC (7 - 12V), konektor
USB (5V), atau pin VIN board (7-12V). Jika Anda memasukan tegangan melalui pin
5V atau 3.3V secara langsung (tanpa melewati regulator) dapat merusak papan
Arduino. Penulis tidak menyarankan itu.
Tegangan pada pin 3V3. 3.3Volt dihasilkan oleh regulator on-board. Menyediakan
arus maksimum 50 mA.
GND. Pin Ground.
IOREF. Pin ini di papan Arduino memberikan tegangan referensi ketika
mikrokontroler beroperasi. Sebuah shield yang dikonfigurasi dengan benar dapat
membaca pin tegangan IOREF sehingga dapat memilih sumber daya yang tepat agar
dapat bekerja dengan 5V atau 3.3V.
15
2.3.5 Memori
Masing-masing dari 14 pin digital Uno dapat digunakan sebagai input atau output,
menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Mereka beroperasi pada
tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan
memiliki resistor pull-up internal (terputus secara default) dari 20-50 kOhms. Selain itu,
beberapa pin memiliki fungsi spesial:
Serial: pin 0 (RX) dan 1 (TX) Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan
(TX) data serial TTL. Pin ini terhubung dengan pin ATmega8U2 USB-to-Serial TTL.
Eksternal Interupsi: Pin 2 dan 3 dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt pada nilai
yang rendah (low value), rising atau falling edge, atau perubahan nilai. Lihat fungsi
attachInterrupt() untuk rinciannya.
PWM: Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 Menyediakan 8-bit PWM dengan fungsi
analogWrite()
SPI: pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK) mendukung komunikasi SPI
dengan menggunakan perpustakaan SPI
LED: pin 13. Built-in LED terhubung ke pin digital 13. LED akan menyala ketika
diberi nilai HIGH
Arduino Uno memiliki 6 input analog, berlabel A0 sampai A5, yang masing-masing
menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara default mereka
mengukur dari ground sampai 5 volt, perubahan tegangan maksimal menggunakan pin AREF
dan fungsi analogReference(). Selain itu, beberapa pin tersebut memiliki spesialisasi fungsi,
yaitu TWI: pin A4 atau SDA dan A5 atau SCL mendukung komunikasi TWI menggunakan
16
perpustakaan Wire.
Ada beberapa pin lainnya yang tertulis di board:
AREF. Tegangan referensi untuk input analog. Dapat digunakan dengan fungsi
analogReference().
Reset. Gunakan LOW untuk me-reset mikrokontroler. Biasanya digunakan untuk
menambahkan tombol reset.
2.3.7 Komunikasi
2.3.8 Pemrograman
Arduino Uno dapat diprogram dengan software Arduino
17
2.3.10 Karakteristik Fisik
Panjang maksimum dan lebar PCB Uno masing-masing adalah 2,7 dan 2,1 inci,
dengan konektor USB dan colokan listrik yang melampaui dimensi tersebut. Empat lubang
sekrup memungkinkan board harus terpasang ke permukaan. Perhatikan bahwa jarak antara
pin digital 7 dan 8 adalah 0,16", tidak seperti pin lainnya.
Modul driver ini didasarkan pada jembatan H L298N, dual full bridge driver yang
berarus tinggi, bertegangan tinggi, dan diproduksi oleh perusahaan ST Company. Modul
L298N dapat mengontrol 2 motor DC masing-masing 2A. Modul ini juga dapat
menggerakkan motor stepper dan 2 solenoida. Modul driver ini dapat mengontrol RPM motor
dan arah rotasi motor. RPM dikontrol menggunakan input PWM ke pin ENA atau ENB,
sementara rotasi arah dikendalikan dengan memasok sinyal high dan low ke EN1-EN2 untuk
motor pertama atau EN3-EN4 untuk motor kedua. Driver Dual H-Bridge ini mampu bekerja
hingga tegangan 46V. Untuk gambar modul driver L298N dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
18
2.4.1 Spesifikasi L298N driver modul
1. Adapun Spesifikasi dari L298N dual H bridge driver modul adalah sebagai berikut,
2. Dual H bridge drive (dapat menggerakkan 2 motor DC)
3. Chip : L298N
4. Logical Voltage : 5V
5. Drive Voltage : 5V-35V
6. Logic Current : 0mA-36mA
7. Drive Current : 2A (Untuk setiap motor DC))
8. Berat : 30g
9. Ukuran : 43 * 43 * 27mm
Berikut ini adalah pinout dari L298N dual H bridge driver modul,
Adapun keterangan dari setiap pin yang ada pada modul diatas,
1. Motor DC 1 "+" atau motor stepper A +
2. Motor DC 1 "-" atau motor stepper A-
3. Jumper 12V - biarkan ini jika menggunakan tegangan suplai lebih besar dari 12V DC.
Ini memungkinkan daya ke pengatur 5V onboard
19
4. Hubungkan tegangan suplai motor di sini, maksimum 35V DC. Hapus jumper 12V
jika> 12V DC
5. GND
6. 5V output jika jumper 12V di gunakan, bisa digunakan untuk menyalakan Arduino
(dll)
7. Motor DC 1 enable jumper. biarkan ini saat menggunakan motor stepper. Hubungkan
ke output PWM untuk kontrol kecepatan motor DC.
8. IN1, sebagai kendali perputaran motor yang dihubungkan ke mikrokontroler
9. IN2, sebagai kendali perputaran motor yang dihubungkan ke mikrokontroler
10. IN3, sebagai kendali perputaran motor yang dihubungkan ke mikrokontroler
11. IN4, sebagai kendali perputaran motor yang dihubungkan ke mikrokontroler
12. Motor DC 2 enable jumper. biarkan ini saat menggunakan motor stepper. Hubungkan
ke output PWM untuk kontrol kecepatan motor DC.
13. Motor DC 2 "+" atau motor stepper B +
14. Motor DC 2 "" atau motor stepper B
2.4.3 Jembatan H
20
Gambar 2. 13 Rangkaian Sederhana Jembatan H
Berdasarkan rangkaian sederhana jembatan H diatas dapat dijabarkan mengenai prinsip kerja
suatu rangkaian jembatan H. dimana terdapat dua buah input yaitu A dan B, dengan kondisi
input tersebut dapat diberi nilai logika high atau low, maka terdapat empat kondisi yang
dimungkinkan dalam rangkaian tersebut yaitu:
Kondisi A dan B bernilai Low
Ketika input A dan B bernilai Low, maka kedua transistor Q1 dan Q2 tidak akan
mendapat trigger pada base sehingga bersifat cut-off akibatnya motor tidak akan
berputar.
Kondisi A High dan B Low
Pada saat input A High dan B Low maka Q1 akan mengalami saturasi sedangkan Q2
cut-off, Q4 juga akan menjadi saturasi karena mendapat trigger dari Q1. Akibatnya
motor akan berputar berlawan arah jarum jam (Counterclockwise).
Kondisi A Low dan B High
Pada saat input A Low dan B High maka Q2 akan mengalami saturasi sedangkan Q1
cut-off, Q3 juga akan menjadi saturasi karena mendapat trigger dari Q2. Akibatnya
motor akan berputar searah jarum jam (Clockwise).
Kondisi A High dan B High
Jika kedua input bernilai High secara bersamaan maka akan mengakibatkan timbulnya
panas yang berlebihan pada semua transistot sehingga dapat menyebabkan kerusakan.
Oleh karena itu hal ini harus dihindari.
21
2.5 Motor DC
Catu tegangan dc dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh komutator, dua
segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar di atas
22
disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk komponen yang berputar di
antara medan magnet.
Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor. Arah
medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.
Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan
magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari energi listrik
menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui medan magnet,
dengan demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan
23
energi, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan energi, daerah tersebut
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
24
25
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Alat ini dirancang dan dikerjakan berdasarkan diagram blok. Adapun diagram blok
rancang bangun simulasi pengendali kursi roda dengan menggunakan control joystick
berbasis arduino uno adalah sebagai berikut.
MOTOR
DC 1
MOTOR
DC 2
Diagram blok sistem yang disajikan pada gambar diatas memperlihatkan bagian-
bagian utama sistem serta input output. Input sistem adalah Joystick yang nantinya di gerakan
oleh pengguna.
Bagian yang memproses data dari joystick yang di gerakan adalah Arduino. Data hasil
olahan kemudian dikirim ke L298N / jembatan H yang akan menggerakkan motor sesuai
dengan data yang diberikan.
3.2 Rancangan Pengendali Sistem
1. joystick
Dalam rancangan, Joystick digunakan sebagai input dimana data akan dikirimkan ke
arduino sesuai dengan tombol yang di gerakan (X,Y).
26
2. Arduino UNO
Arduino UNO digunakan sebagai prosesor data yang berasal dari Joystick. Setelah data
selesai diproses arduino akan mengirimkan data hasil olahan tersebut ke modul L298N dan
menggerakan Motor DC.
3. L298N H Bridge
Modul driver ini didasarkan pada jembatan H L298N, dual full bridge driver yang
berarus tinggi, bertegangan tinggi, dan diproduksi oleh perusahaan ST Company. Modul
L298N dapat mengontrol 2 motor DC masing-masing 2A. H Bridge digunakan sebagai motor
driver sesuai dengan data yang diberikan oleh mikrokontroler.
27
Gambar 2. 21 Rancangan L298N terhadap Arduino
4. Motor DC
28
3.3 Rancangan Keseluruhan / Wiring diagram
Berdasarkan uraian-uraian yang telah diterangkan pada bagian sebelumnya, maka dibuat
rangkaian lengkap dari peralatan. Adapun rangkaian lengkap dari perancangan sistem ini
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
29
3.4 Flowchart
START
INISIASI /
NILAI AWAL
CEK INPUT
KENDALI
APAKAH
ADA INPUT
KENDALI
30
3.5 Coding Arduino Uno
#define enA 9
#define in1 4
#define in2 5
#define enB 10
#define in3 6
#define in4 7
int motorSpeedA = 0;
int motorSpeedB = 0;
void setup() {
pinMode(enA, OUTPUT);
pinMode(enB, OUTPUT);
pinMode(in1, OUTPUT);
pinMode(in2, OUTPUT);
pinMode(in3, OUTPUT);
pinMode(in4, OUTPUT);
}
void loop() {
int xAxis = analogRead(A0); // Read Joysticks X-axis
int yAxis = analogRead(A1); // Read Joysticks Y-axis
31
}
// If joystick stays in middle the motors are not moving
32
3.6 Desain alat
33
Gambar 2. 26 Dari depan
34
35
BAB 4
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, rumusan dan batasan masalah hingga hasil dari pengujian dan
pembahasan system serta pengujian yang dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dari pengujian kursi roda yang telah dilakukan, gerakan kursi roda masih kurang
mulus, dikarenakan tidak adanya pengendalian kecepatan pada motor penggerak kursi
roda.
2. Dari pengujian yang telah dilakukan, joystick diarahkan maju kursi roda juga
bergerak maju, joystick diarahkan mundur kursi roda juga bergerak mundur, joystick
diarahkan kiri kursi roda juga bergerak kekiri, joystick diarahkan kanan kursi roda
juga bergerak kanan. Tapi dari hasil pengujian diatas ketika kursi roda bergerak. Kursi
roda bergerak kurang halus, masih kasar banget dari segi bergeraknnya.
4.2 Saran
Setelah dilakukan pengujian pada alat maka ada beberapa hal/saran yang diperoleh penulis
untuk pengembangannya:
Andrea, Bonci, L. Sauro, M. Andrea, dan V. Massimo. 2004. “Navigation system for a smart
wheelchair”.
36