Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhoNya Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit Harapan Jayakarta dapat dibuat.
Dalam memasuki era industrialisasi upaya kesehatan kerja mempunyai peran penting
dalam membangun sumber daya manusia. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan, bahwa setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan
kerja. Rumah sakit adalah tempat kerja dengan berbagai potensi bahaya yang dapat
menimbulkan dampak kesehatan terhadap karyawan, pasien, pengunjung, dan lingkungan.

Program ini disusun sebagai acuan untuk menjalankan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di Rumah Sakit Harapan Jayakarta agar dapat mengelola dengan baik dan terarah
sesuai dengan prinsip-prinsip penerapan K3 RS.

Sebagai langkah awal, program ini tentu saja masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kepada berbagai kalangan baik pengguna maupun peminat, kami harapkan berbagai saran
perbaikan untuk penyempurnaan program ini.

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pengesahan Direktur tentang Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
Harapan Jayakarta.

I. PENDAHULUAN
II. LATAR BELAKANG
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
VI. SASARAN
VII. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


RUMAH SAKIT HARAPAN JAYAKARTA

A. PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis
lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang
ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan
kerja disana perlu dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit
infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri
dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah
sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga concern keselamatan dan
hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja, program ini juga mengambil dari beberapa sumber best
practices yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for Occupational
Safety and Health (NIOSH), The Centers for Disease Control (CDC), the Occupational
Safety and Health Administration (OSHA), The US Environmental Protection Agency
(EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah petugas medis. Dari
laporan yang dibuat oleh The National Safety Council (NSC), 41% petugas medis
mengalami kemangkiran yang diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan injuri, dan
angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Survei yang
dilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa injuri
yang terbanyak adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka
dan tergores (21%).
Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang merupakan faktor
predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo merupakan
representasi dari low back injury yang banyak didapatkan dikalangan petugas rumah
sakit.
B. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi
bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan di RS Harapan Jayakarta belum terekam dengan baik.
Salah satu faktor penyebab, sering terjadi kecelakaan kerja karena kurangnya
kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak
pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman
walaupun sudah tersedia.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam bekerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor yang sangat
penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan
dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu
komponen yang dapat meminimalisir kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan
kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja.
Potensi bahaya di RS Harapan Jayakarta, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada
potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik,
dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas
anestesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas
mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RS Harapan Jayakarta, para
pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS Harapan Jayakarta.
RS Harapan Jayakarta adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
pelayanan kesehatan yang sedang bertumbuh dalam situasi persaingan global sehingga
membutuhkan upaya perbaikan termasuk dengan melakukan penilaian atau evaluasi kerja.
Selama ini RS Harapan Jayakarta belum mengukur kinerja kesehatan dan
keselamatan kerja secara rapi dan terstruktur. RS Harapan Jayakarta juga kurang
menyadari pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam meningkatkan kinerja dan
produktivitas perusahaannya, padahal faktor tenaga kerja adalah faktor yang paling
penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan. Melihat kenyataan itulah,
RS Harapan Jayakarta membutuhkan suatu pengukuran dampak kesehatan dan
keselamatan kerja sehingga memberikan sebuah hasil penilaian terhadap produktivitas
dan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
Oleh sebab itu perlu dilakukan kegiatan-kegiatan (program) yang berkaitan
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut sehingga dapat meningkatkan kinerja
dan produktifitas perusahaan.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja di Rumah Sakit Harapan Jayakarta yang aman, sehat
dan produktif untuk sumber daya rumah sakit, aman dan sehat bagi pasien,
pengunjung, masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit sehingga proses
pelayanan rumah sakit berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya kesehatan dan
keselamatan kerja rumah sakit (K3RS).
b. Meningkatkan profesionalisme dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja bagi
manajemen, pelaksana dan pendukung program.
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 disetiap unit kerja.
d. Terlindungi pekerja dan mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan
kecelakaan akibat kerja.
e. Pasien, pengantar atau pengunjung pasien, staf dan pekerja lain dilingkungan
rumah sakit merasa aman dan nyaman dilingkungan rumah sakit.
f. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh.
g. Peningkatan mutu, citra dan produktifitas rumah sakit.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
a. Memastikan semua petugas/staf RS Harapan Jayakarta memahami cara-cara
menghindari risiko bahaya di rumah sakit.
b. Melakukan penyelidikan/pengusutan segala peristiwa berbahaya atau
kecelakaan.
c. Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja di
RS Harapan Jayakarta.
d. Melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan
mencegah meluasnya bahaya tersebut.

2. Rincian Kegiatan
a. Disaster Program
1) Membuat Peraturan tentang pencegahan dan penanggulangan bencana.
2) Melakukan pelatihan Disaster Program (Jadwal pelatihan, peserta,
pelaporan) yang melibatkan semua unsur di Rumah Sakit.
3) Mengusulkan penyediaan fasilitas: rambu – rambu penunjuk arah lokasi
pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu
emergensi, denah dan gambar arah evakuasi di setiap gedung.
b. Pencegahan, Pengendalian Kebakaran
1) Penambahan APAR yang mencukupi kualitas dan kuantitasnya, terutama
di ruang khusus.
2) Mengusulkan sistem alarm di Rumah Sakit.
3) Mengusulkan alat deteksi asap atau api pada tempat – tempat yang rawan
kebakaran, misalnya laboratorium, Unit Gizi, Radiologi dan tempat
perawatan Intensif.
4) Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan
gempa.
5) Membentuk tim di masing-masing ruangan untuk pencegahan
pengendalian kebakaran.
6) Melakukan pelatihan penanganan kebakaran
c. Keamanan Pasien, Pengunjung dan Petugas
1) Melakukan koordinasi pembuatan prosedur kerja di seluruh unit kerja
yang berkaitan dengan K3.
2) Melakukan sosialisasi pedoman K3 dan distribusikan ke seluruh ruangan.
3) Membuat denah rumah sakit tentang tempat-tempat berisiko.
4) Memberi tanda pada tempat yang berisiko.
5) Melakukan sosialisasi tempat-tempat berisiko.
6) Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien (misal :
pegangan di setiap tangga dan dinding termasuk kamar mandi, tempat
tidur dengan penahan pada tepinya dll ).
7) Melengkapi sumber listrik dengan penutup.
8) Memantau berfungsinya genset sebagai pengganti cadangan listrik.
9) Memantau ketersediaan air bagi pasien, pengunjung dan petugas.
10) Melakukan pengecekan jalur evakuasi dan jalur emergensi.
11) Melakukan pengecekan APAR secara berkala setiap 3 bulan sekali.
d. Keselamatan dan Kesehatan Pegawai
1) Membuat rancangan laporan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
sehingga didapatkan data mengenai hasil pemeriksaan kesehatan pegawai.
2) Melakukan koordinasi mengenai pelaksanaan pemeriksaan pegawai,
terutama di bagian-bagian yang rawan (misal : Laboratorium, Radiologi,
unit perawatan dll ).
3) Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus kepada semua
pegawai rumah sakit serta pemeriksaan kesehatan bagi calon pegawai
rumah sakit.
4) Melakukan pemasangan gambar larangan merokok di masing-masing
ruangan dan melakukan evaluasi kepatuhan pegawai tentang larangan
merokok.
5) Melakukan monitoring kepatuhan pemakaian APD dan evaluasinya pada
masing – masing unit kerja.
6) Penyuluhan K3 dengan melihat kemungkinan bencana apa yang terjadi
disana terutama di tempat-tempat yang rawan, misalnya Laboratorium,
Radiologi, Gizi, ruang Intensif dll.
e. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
1) Melakukan koordinasi dengan panitia pengadaan jasa dan barang
berbahaya dalam pelaksanaan pengadaan barang yang mengacu pada
MSDS (Material Safety Data Sheet).
2) Menentukan dan membuat denah mengenai tempat-tempat yang banyak
terdapat bahan berbahaya dan beracun.
3) Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan barang berbahaya ke
ruangan-ruangan.
4) Melakukan sosialisasi mengenai cara penanganan kontaminasi B3.
5) Membuat rencana pelatihan penanganan apabila terjadi kontaminasi B3.
6) Melakukan pengawasan kepatuhan penggunaan tempat penyimpanan
bahan berbahaya.
7) Melaksanakan dokumentasi, evaluasi dan tindak lanjut pelatihan
mengenai kontaminasi B3.
f. Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
1) Membuat jadwal pemantauan
2) Melaksanakan pemantauan
3) Merekap hasil pemantauan dan laporan berkala.
4) Mendokumentasikan bukti pelaksanaan kegiatan, evaluasi dan tindak
lanjut dari program penyehatan lingkungan.
5) Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan Gedung
di Rumah Sakit.
g. Sanitasi Rumah Sakit
1) Melengkapi fasilitas sanitasi.
2) Melakukan koordinasi dalam pembuatan program pemeliha-raan fasilitas
sanitasi, baik dalam pembuangan limbah padat, cair dan gas.
3) Melakukan koordinasi dengan pihak sanitasi dalam upaya pengendalian
serangga dan tikus.
4) Melakukan monitoring dan evaluasi mengenai program yang dikerjakan
dalam rangka sanitasi Rumah Sakit.
h. Pengelolaan, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana.
1) Melakukan koordinasi dalam penyusunan program pemeliharaan
2) Melakukan koordinasi dalam pembuatan jadwal pemeliharaan dan
sertifikasi kelaikan peralatan.
3) Melakukan upaya adanya izin mengenai sarana prasarana yang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (misal ijin penggunaan Diesel, izin
Penangkal petir, izin Tempat Penyimpanan Sampah B3, dll ).
4) Melakukan monitor dan evaluasi terhadap sarana dan prasarana.
5) Mengupayakan adanya sistem komunikasi yang sesuai kebutuhan.
6) Membuat dan mensosialisasikan prosedur cara penggunaan sarana
komunikasi.
7) Mengupayakan adanya daftar nomor telpon internal maupun eksternal
yang terkait dengan K3.
8) Adanya ketentuan tertulis mengenai kewenangan penggunaan sarana
komunikasi.
i. Pengelolaan Limbah Padat, Cair dan Gas.
1) Melakukan koordinasi dengan Sanitasi dalam hal menyusun program
pemeliharaan terhadap fasilitas penanganan limbah padat, cair dan gas.
2) Melakukan koordinasi dalam hal monitoring dan evaluasi berkala
penanganan limbah.
j. Pelatihan dan Pendidikan K3
1) Menyusun program tertulis mengenai pendidikan dan pelatihan pegawai
untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang K3.
2) Menyusun kebutuhan tenaga untuk K3.
3) Mengupayakan tersedianya tenaga untuk K3.
4) Menyusun jadwal pelaksanaan pelatihan.
5) Mengirim staf K3 atau tenaga pendukung di unit kerja dalam pelatihan
K3.
6) Mendokumentasikan kegiatan pelatihan, evaluasi dan tindak lanjut.
7) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan.

k. Pengumpulan, Pengolahan dan Pelaporan Data


1) Menyusun ketentuan tentang sistem pencatatan dan pelaporan K3.
2) Mengupayakan koordinasi antar unit kerja dalam pengelolaan data tentang
K3.
3) Menyusun prosedur tentang pelaksanaan evaluasi K3.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Advokasi ke pimpinan rumah sakit, sosialisasi dan pembudayaan K3RS;
2. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Program K3RS
3. Melakukan Internal Audit Program K3RS dengan menggunakan instrumen
penilaian sendiri (self assessment) akreditasi Rumah Sakit yang berlaku;

Bentuk pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan, pelayanan kesehatan


kerja yang perlu dilakukan sebagai berikut :
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi SDM Rumah Sakit:
a. Pemeriksaan fisik lengkap;
b. Kesegaran jasmani;
c. Rontgen paru-paru (bilamana mungkin);
d. Laboratorium rutin;
e. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu;
f. Pemeriksaan yang sesuai kebutuhan guna mencegah bahaya yang diperkirakan
timbul, khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.
g. Jika 3 (tiga) bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh
dokter (pemeriksaan berkala), tidak ada keragu-raguan maka tidak perlu
dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM Rumah Sakit :
a. Pemeriksaan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani,
rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta
pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dianggap perlu;
b. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM Rumah Sakit sekurang-kurangnya 1
tahun.
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada :
a. SDM Rumah Sakit yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang
memerlukan perawatan yang lebih dari 2 (dua) minggu;
b. SDM Rumah Sakit yang berusia di atas 40 (empat puluh) tahun atau SDM
Rumah Sakit yang wanita dan SDM Rumah Sakit yang cacat serta SDM
Rumah Sakit yang berusia muda yang mana melakukan pekerjaan tertentu;
c. SDM Rumah Sakit yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan-
gangguan kesehatan perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan
kebutuhan
d. Pemeriksaan kesehatan khusus diadakan pula apabila terdapat keluhan-keluhan
diantara SDM Rumah Sakit, atau atas pengamatan dari Organisasi Pelaksana
K3RS.
4. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan
memberikan bantuan kepada SDM Rumah Sakit dalam penyesuaian diri baik fisik
maupun mental. Yang diperlukan antara lain:
a. Informasi umum Rumah Sakit dan fasilitas atau sarana yang terkait dengan
K3;
b. Informasi tentang risiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya;
c. SPO kerja, SPO peralatan, SPO penggunaan alat pelindung diri dan
kewajibannya;
d. Orientasi K3 di tempat kerja;
e. Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun promosi/penyuluhan kesehatan
kerja secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka
menciptakan budaya K3.
5. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik
SDM Rumah Sakit:
a. Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi untuk SDM
Rumah Sakit yang dinas malam, petugas radiologi, petugas laboratorium,
petugas kesling dll;
b. Pemberian imunisasi bagi SDM Rumah Sakit;
c. Olah raga, senam kesehatan dan rekreasi;
d. Pembinaan mental/rohani.
6. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM Rumah Sakit
yang menderita sakit:
a. Memberikan pengobatan dasar secara gratis kepada seluruh SDM Rumah
Sakit;
b. Memberikan pengobatan dan menanggung biaya pengobatan untuk SDM
Rumah Sakit yang terkena Penyakit Akibat Kerja (PAK);
c. Menindak lanjuti hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan
kesehatan khusus;
d. Melakukan upaya rehabilitasi sesuai penyakit terkait.
7. Melakukan koordinasi dengan Tim / Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
mengenai penularan infeksi terhadap SDM Rumah Sakit dan pasien:
a. Pertemuan koordinasi;
b. Pembahasan kasus;
c. Penanggulangan kejadian infeksi nosokomial.
8. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja :
a. Melakukan pemetaan (mapping) tempat kerja untuk mengidentifikasi jenis
bahaya dan besarnya risiko;
b. Melakukan identifikasi SDM Rumah Sakit berdasarkan jenis pekerjaannya,
lama pajanan dan dosis pajanan;
c. Melakukan analisa hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus;
d. Melakukan tindak lanjut analisa pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus.
(dirujuk ke spesialis terkait, rotasi kerja, merekomendasikan pemberian
istirahat kerja);
e. Melakukan pemantauan perkembangan kesehatan SDM Rumah Sakit.
9. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan dengan
kesehatan kerja (Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi,
psikososial dan ergonomi).
10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan K3RS yang disampaikan
kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah Sakit.

Standar Pelayanan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit


Pada prinsipnya pelayanan keselamatan kerja berkaitan erat dengan sarana, prasarana,
dan peralatan kerja. Bentuk pelayanan keselamatan kerja yang dilakukan :
1. Pembinaan dan pengawasan kesehatan dan keselamatan sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan :
2. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja terhadap SDM
Rumah Sakit :
a. Melakukan identifikasi dan penilaian risiko ergonomic terhadap peralatan
kerja dan SDM Rumah Sakit;
b. Membuat program pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi dan mengendalikan
risiko ergonomi.
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja :
a. Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan lingkungan kerja yang
memenuhi syarat fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial;
b. Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan
psikososial secara rutin dan berkala;
c. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan
lingkungan kerja.
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitarian :
Manajemen harus menyediakan, memelihara, mengawasi sarana dan prasarana
sanitarian yang memenuhi syarat, meliputi :
a. Penyehatan makanan dan minuman;
b. Penyehatan air;
c. Penyehatan tempat pencucian;
d. Penanganan sampah dan limbah;
e. Pengendalian serangga dan tikus;
f. Sterilisasi/desinfeksi;
g. Perlindungan radiasi;
h. Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan.
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja :
a. Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-tanda keselamatan;
b. Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan Alat Pelindung Diri (APD);
c. Membuat SPO peralatan keselamatan kerja dan APD;
d. Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap kepatuhan penggunaan
peralatan keselamatan dan APD.
6. Pelatihan dan promosi/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua SDM Rumah
Sakit :
a. Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja bagi seluruh SDM Rumah Sakit;
b. Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi K3 Rumah Sakit kepada petugas K3
Rumah Sakit.
7. Memberi rekomendasi/masukan mengenai perencanaan, desain/lay out pembuatan
tempat kerja dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait keselamatan dan
keamanan :
a. Melibatkan petugas K3 Rumah Sakit di dalam perencanaan, desain/lay out
pembuatan tempat kerja dan pemilihan serta pengadaan sarana, prasarana dan
peralatan keselamatan kerja;
b. Mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi sarana, prasarana dan
peralatan keselamatan kerja dan membuat rekomendasi sesuai dengan
persyaratan yang berlaku dan standar keamanan dan keselamatan.
8. Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya.
a. Membuat alur pelaporan kejadian nyaris celaka dan celaka.
b. Membuat SPO pelaporan, penanganan dan tindak lanjut kejadian nyaris celaka
(near miss) dan celaka.
9. Pembinaan dan pengawasan terhadap Manajemen Sistem Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran (MSPK).
a. Manajemen menyediakan sarana dan prasarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran;
b. Membentuk tim penanggulangan kebakaran;
c. Membuat SPO;
d. Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan dan penanggulangan
kebakaran;
e. Melakukan audit internal terhadap sistem pencegahan dan penggulangan
kebakaran.
10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan keselamatan kerja
yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah
kerja Rumah Sakit.

F. SASARAN
1. Pengelola rumah sakit
a. Komitmen yang kuat demi terwujudnya kesehatan dan keselamatan kerja rumah
sakit.
b. Kebijakan yang mendukung program.

2. SDM rumah sakit


a. Paham dan mengerti tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk keselamatan dan
keamanan.
c. Terlatih dan dapat menerapkan prosedur emergency bila terjadi bencana.
d. Pekerja sehat, aman, nyaman dan terlindungi.
3. Pasien, pengunjung atau pengantar pasien
a. Aman, nyaman berada dilingkungan rumah sakit.
b. Mutu layanan.
4. Rekanan usaha dalam lingkungan rumah sakit
a. Aman, nyaman berada dilingkungan rumah sakit.
b. Terlatih dan dapat menerapkan prosedur emergency bila terjadi bencana.

G. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN


Terlampir

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
a. Evaluasi akan dilaksanakan terhadap pelaksanaan kegiatan keamanan pasien,
pengunjung dan petugas dilakukan oleh ketua dan Tim.
b. Sebagian sarana dan prasarana alat keamanan pasien yang belum ada akan
diupayakan secara terus menerus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Memprogramkan kembali sosialisasi tentang ketentuan / prosedur / denah dan
lain lain yang dilakukan terus menerus.
2. Pelaporan
a. Setiap 3 Bulan Panitia K3 mencatat kejadian K3 yang terjadi di rumah sakit
dengan menggunakan form khusus yang sudah ada (Formulir laporan bulanan
kesehatan SDM Rumah Sakit dan Pekerja Luar Rumah Sakit)
b. Setiap 6 Bulan Panitia K3 Membuat Rekapitulasi kejadian K3 yang terjadi di
rumah sakit dengan menggunakan form khusus yang sudah ada (Formulir
laporan rekapitulasi semester (6 bulan) kesehatan kerja – Form LS4 Untuk
Rumah Sakit)
c. Setiap 1 Bulan Panitia K3 melaporkan kegiatan yang dilakukan oleh Panitia
K3 di Rumah Sakit Harapan Jayakarta kepada Direktur RS Harapan Jayakarta.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Laporan Bulanan, sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja
Panitia K3 yang dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit
2. Laporan Semester, sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil
kerja Panitia K3yang dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit
3. Laporan Tahunan, sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja
Panitia K3 yang dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai