Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit kanker mulut rahim atau servik adalah penyakit yang

paling ditakuti kaum wanita saat ini. Selain belum ada obatnya, kanker mulut

rahim juga bisa mengakibatkan kematian. Jenis kanker ini paling banyak

ditemukan diantara panyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi

wanita, dan menjadi penyebab kematian utama wanita di negara berkembang,

termasuk Indonesia.(http ://www. Google.com). Kanker mulut rahim (servik)

adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam mulut rahim atau cervik, yaitu

organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang

terletak diantara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). Kanker ini

biasanya menyerang pada wanita yang berumur 20 – 30 tahun, dimana umur

ini termasuk dalam usia produktif (subur). Kanker mulut rahim dapat dicegah

jika setiap wanita memiliki pengtahuan yang cukup tentang cara untuk

mencegah kanker mulut rahim (http :// google. com. 2009).

Menurut data yang didapatkan di puskesmas paneleh surabaya yang

jumlah wanita usia subur kurang lebih sekitar 30 orang, dimana jumlah

wanita di atas usia 20 – 30 tahun sejumlah kurang lebih 10 orang, sedangkan

wanita yang mengerti tentang ca cervik jumlahnya kuranr lebih 20 orang

namum kurang dari 10 orang tidak mengerti sama sekali tentang ca

cervik.(puskesmas paneleh surabaya). Hal ini menunjukan bahwa masalah

tentang ca cervikyang akan terjadi saai ini dapat ditingkatkan.

30
Dengan adanya faktor – faktor yang menjadi penyebab adalah

multifaktorial, artinya banyak faktor yang berkombinasi. Faktor tersebut

antara lain melakukan hubungan seksual di usia dini, berganti pasangan seks,

dan faktor keturunan. Tetapi belakangan ini ilmuwan menemukan bahwa

kanker yang memmatikan ini disebabkan oleh HPV (human papilloma virus).

HPV merupakan penyebab utama pada 70% kasus kangker mulut rahim di

dunia. HPV dapat menjangkit seorang wanita jika pasangan seksualnya

mengidap virus tersebut akibat gonta ganti pasangan. Selain wanita itu punya

kebiasaan merokok juga rawan terkena kanker mulut rahim. Rokok atau

tembakau mengandung zat nikotin yang mempunyai kecenderungan

mempengaruhi selaput lendir pada tubuh termasuk selaput lendir mulut

rahim, sehingga membuatnya rentang terhadap sel – sel kanker. (http : //

www.media Indonesia. com.2008).

Untuk meningkatkan pengatahuan serta penyebab dari kanker mulut

rahim, perlu di lakukan upaya untuk menambah pengetahuan pada wanita

yang berumur 20 – 30 tahun agar tingkat pengetahuannya bertambah dengan

cara memberikan penyuluhan antara lain membari informasi dan penjelasan

tentang kanker mulut rahim agar wanita pada usia ini dapat mendeteksi gejala

- gejala kanker mulut rahim denggan pengetahuan an pengetahuan yang

memadai dan dapat mencegah terjadinya kanker tersebut. Meskipun kanker ini

terjadi pada perempuan, namun laki – laki berperan dalam penyebaranyayang

memadai dan dapat mencegah terjadinya kanker tersebut. Meskipun kanker ini

terjadi pada perempuan, namun laki – laki berperan dalam penyebaranya.

Lelaki yang pernah berhubungan dengan . Lelaki yang pernah berhubungan

30
dengan penderita kanker mulut rahim bisa menulrkan penderita kanker mulut

rahim bisa menulrkan kepada perempuan lain melalui hubungan seksual. Oleh

karena itu laki – laki perlu dilibatkan dalam pencegahan kanker mulut rahim

(ca caevik). Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “

studi pengetahuan tentang pencegahan ca carvik pada wanita usia 20 – 30

tahun di puskesmas paneleh surabaya”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka rumusan yang

diuraikan diatas maka rumusan masalahsebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat pengetahuan tentang ca cervik pada wanita usia 20 –

30 tahun di puskesmas paneleh surabaya?

2. Bagaimana upaya yang dilakukan wanita usia 20 – 30 tahun dalam

mencegah ca cervik di puskesmas paneleh surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi studi pengetahuan

tentang pencegahan kanker mulur rahim pada wanita usia 20 – 30 tahun di

puskesmas paneleh surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Memgidentifikasi tingkat pengetahuan pada wanita usia 20 – 30 tahun

tentang kanker mulut rahim di puskesmas paneleh surabaya?

30
2. Mengidentifikasi upaya yang dilakukan pada wanita usia 20 – 30 tahun

dalm mencegah kanker mulut rahim di puskesmas paneleh surabaya?

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi tempat penelitian,

penelitian lebih lanjut, dan bagi diri sendiri.

1.4.1 Bagi tempat penelitian

Sebagai informasi bagi tempat peneliti mengenai gambaran dari

studi pengetahuan tentang pencegahan kanker mulut rahim pada wanita usia

20 – 30 tahun

1.4.2 Bagi Peneliti Lebih Lanjut

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data masukan untuk

peneliti selanjunya dengan topik yang sama.

1.4.3 Bagi Diri Sendiri

Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang studi pengetahuan

tentang pencegahan ca carvik pada wanita usia 20 – 30 tahun.

30
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan membahas beberapa konsep yang mendukung dalam

pelaksanaan penelitian meliputi , konsep pengetahuan , Ca cerviks (kanker mulut

rahim).

2.1 Konsep Pengetahuan

2.2.1 Pengertian pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau

kognitif adalah domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (over behavior). (Notoadmojo , 2003 : 121).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Pengatahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkat yaitu : (Notoadmoj , 2003 : 122 - 124)

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajarisebelumnya termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

yang dipelajari atau rangsangan yang diterima , oleh karena itu tahu

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

30
2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan manjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan ,

menyabutkan contoh , menyimpulkan , meramalkan dan sebagainya.

3. Apliksi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai apliksi atau pengguna hukum –

hukum , metode dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi atau objek lain dalam komponen – komponen , tetapi masih dalam

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari pengunaan kata kerja , seperti

menggambarkan ,

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubangkan bagian – bagian dalam suatu keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi – formulasi yang ada.

30
6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian.

Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

2.1.3 Cara Memperoleh Penetahuan

Dapat dikelompokan menjadi dua yaitu : (Notoadmojo , 2005 : 10 - 18 )

1) Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

a. Cara Coba Salah (Trial And Error)

Cara yang paling tradisional yang pernah digunakan oleh

manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba

salah atau dengan kata lain “ trial and error “. Cara coba – coba ini

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil

dicoba kemungkinan yang lain. Itulah sebabnya cara ini disebut metode

trial (coba) dan error (gagal atau salah) atau coba – coba.

b. Cara Kekuasaan Atau Ototritas

Dalam kehidupan sehari–hari banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan - kebiasaan

ini biasanya diwariskan turun - temurun dari suatu generasi ke generasi

berikutnya. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpim

30
mayarakat baik formal atau informal , ahli agama , pemegang

pemerintah dan sebagainya.

Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoloeh berdasarkan pada

otoritas atau kekuasaan baik tradisi , otoritas pemerintahan maupun ahli

ilmu pengetahuan.

c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

“Pengalaman adalah guru yang baik“ demikian kata pepatah

yang mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber

pengetahuan atau pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran penetahuan. Semua pengalaman pribadi tersebut merupakan

sumber pengetahuan. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua

pengalaman pribadi menurut seseorang untuk menarik kesimpulan

dengan benar.

d. Melalui Jalan Pikir

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui pernyataan – penyataan

khusus kepada umum yang disebut iduksi, sedangkan pembuatan

kesimpulan dari penyataan – parnyataan umum kepada khusus disebut

deduksi.

2) Cara Moderen Dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau moderen dalam memperoleh penetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis , logis dan ilmiah. Cara ini disebut “ metode

30
penelitian ilmiah “ atau lebih populer disebut metodologi penelitian

(research methodology). Cara ini mula – mula dikembangkan oleh

fransbacon(1561 - 1626) kemudian dilanjutkan oleh Deubold Van

Dallen. Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan

dilanjutkan dengan mengadakan observasi langsung dan menbuat

pencatatan ini mencakup tiga hal pokok yaitu :

a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertantu yang muncul pada

saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala – gejala yang muncul secara bervariasi , yaitu gejala – gejala

yang berubah – ubah pada kondisi tertentu.

Prinsip – prinsip umum yang dikembangkan oleh Bacon ini kemudian

dijadikan dasar untuk mengembangkan metode penelitian yang lebih

praktis.

Selanjutnya diadakan penggabungan antara proses berpikir , deduktif ,

inuktif , verivikatif , seperti yang dilakukan oleh Newton dan Galileo.

Akirnya lahir satu cara melakukan penelitian yang dewasa ini yang kita

kenal dengan metode penelitian ilmiah (scientik research method).

30
2.1.4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Pendidkan

Pendidkan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu.

Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi

sehingga makin banyak pula perkembangan sikap seseorang terhadap

nilai – nilai yang baru di perkenalkan. (Nursalam , 2001 : 132 ).

2. Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu

merupakan cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

(Notoadmojo , 2001 : 13).

3. Informasi

Informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan kabar

atau berita tentang keseluruhan makna yang menunjang amanat. (Kamus

Besar Bahasa Indonesia 1996 : 331). Semakin banyak informasi yang di

terima oleh seseorang baik melalui media massa, media elektronik ,

wawancara dan nara sumber maka semakin tinggi tingkat pengetahuan

(Nursalam , 2001 : 163).

4. Kebudayaan

Kebudayaan adalah suluruh unsur keluaran dari hasil kelakuan

manusia yang harus didapatkan dengan kehidupan masyarakat seperti

mata pencahariaan system.

30
5. Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai saat berulang tahun. Semakin bertambah usia, seseorang akan

mampu mempertimbangkan semua kemungkinan dalam memecahkan

masallah dan mampu manalar atas dasar hipotesis dan dalil. Akibatnya

mereka mampu meninjau masallah dalam segala segi pandangan dan

dapat mempertimbangkan berbagai faktor saat memecahkan masalah ,

dari sejumlah sumber yang berbeda (Nursalam , 2001 : 134)

2.1.5 Dampak Dari Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2003 : 121 - 122) dampak dari pengetahuan

menyebabkan terjadinya perubahan meliputi :

1. Kognitif

Merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

perilaku seseorang sebelum orang menghadapi perilaku baru didalam

diri orang lain terjadi proses yang berurutan, yaitu :

a) Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap objek (stimulus).

b) Merasa tertarik (interest), dimana seseorang mulai tertarik kepada

stimulus atau objek tertentu.

c) Mengevaluasi (evaluation), menimbang – nimbang terhadap baik

dan tidaknya bagi dirinya.

d) Sesuatu sesuai apa yang di kehendaki oleh stimulus.

30
e) Mengadopsi (adoption), dimana subjek telah berperilaku baru

sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap

stimulus.

2. Sikap

Merupakan reaksi atau respon masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek. Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :

a) Menerima (receiving) diartikan bahwa orang atau subjek mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b) Merespon (responding) memberikan jawaban apabila ditanya ,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c) Menghargai (valuing) mengajar orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah

d) Bertanggung jawab (responsible) adalh bertanggung jawab segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

3. Praktek Atau Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan

(over behavior) untuk mewujudkan sikap agar menjadi perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung yaitu fasilitas dan support. Tingkat –

tingkat praktek :

a) Persepsi (preception) mengenal dan memilih berbagai objek

sehubungan dengan tindakan yang diambil.

b) Respon terpimpin (quided respon) dapat melakukan sesuatu dengan

urutan yang sesuai contoh.

30
c) Mekanisme (mechanisme) apabila seseorang setelah dapat

melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu

sudah merupakan kebiasaan.

d) Adaptasi (adaption) adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik, artinya tindakan sudah di modifikasi

tanpa mengurai kebenaran tindakan tersebut.

2.1.6 Cara Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menyatakan isi materi yang dapat diukur subjek penelitian atau

responden (Notoadmojo , 2003 : 124).

1. Wawancara

Merupakan metode dalam pengumpulan data dengan melakukan

wawancara secara langsung dari responden yang diteliti. Metode ini

memberikan secara langsung dan dapat dilakukan apabila ingin tahu hal

– hal dari responden serta jumlah responden sedikit.

2. Kuesioner

Merupakan alat ukur dengan subjek diberikan angket atau

kuesioner dengan beberapa pertanyaankepada responden, alat ukur ini

digunakan bila responden jumlahnya besar dan dapat membaca dengan

baik yang dapat mengungkapkan hal – hal yang bersifat rahasia oleh

peneliti terhadap peneliti yang akan dilakukan

30
2.2 Konsep Kanker Mulut Rahim

2.2.1 Pengertian Ca Cerviks

Kanker mulut rahim atau Ca cerviks adalah tumor ganas atau

kosinoma yang tumbuh didalam mulut rahim atau servik , yaitu suatu organ

reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim , yang terletak

antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). (http : // www. Google

.com. 2009).

2.2.2 Penyebab Kanker Mulut Rahim

Penyebab kanker mulut rahim atau servik sampai kini belum jelas

diketahui. menurut baid (1991) seperti yang dikutip Bertiani E. Sukaca

(2009 : 37 - 49) terdapat beberapa factor predisposisi ca cervik , yaitu faktor

individu , faktor resiko , faktor pasangan.

1. Faktor Resiko

a. Makanan

Ada beberapa peneliti yang menyimpulkan bahwa defisiensi

asam folat dapat mengakibatkan resiko terjadinya dysplasia ringan

dan sedang. Makanan yang mungkin juga meningkatkan resiko

terjadinya kanker servik pada wanita adalah makanan yang rendah

betakarotin , vitamin A (retinol) , vitamin C , vitamin E.

b. Gangguan sistem kekebalan tubuh

Wanita yang terkena gangguan kekebalan tubuh atau kondisi

imunosupresi (penurunan kekebalan tubuh) dapat terjadi

peningkatan terjadinya kanker mulut rahim.

30
c. Terlalu sering membersihkan vagina

Terlalu sering menggunakan anti septik untuk mencuci

vagina dapat memicu kanker servik. Iritasi ini akan merangsang

terjadinya perubahan sel yang akirnya berubah menjadi kanker.

2. Faktor individu

a. HPV (human papilloma virus)

Penelitian baru – baru ini memperlihatkan bahwa infeksi HPV dapat

menyebabkan Ca cervik. HPV mempunyai diameter 5,5 mikrometer

dan virus ini ditularkan melalui hubungan seksual. Dalam

hubungannya dengan kanker cervik terdapat tiga golongan tipe HPV

yaitu :

 HPV resiko rendah yaitu HPV tipe 6 dan 11,46 yang jarang

ditemukan pada karsinoma infasif.

 HPV resiko sedang , yaitu HPV 33, 35 , 40 , 43 , 51 , 56 , dan 58.

 HPV resiko tinggi yaitu HPV tipe 16 , 18 , 31

Ketiga jenis HPV ini dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang

abnormal namun hanya tipe 2 dan 3 menyebabkan kanker. Virus

ini menginfeksi mulut rahim kemudian menyebabkan mutasi sel

didaerah tersebut. Sel yang bermutasi kemudian berkembang

menjadi sel kanker, menimbulkan kerusakan dan menyebar ke

organ lain.

b. Merokok

Wanita perokok beresiko terserang kanker servik karena kandungan

nikotin yang ada dalam rokok bisa mengakibatkan kanker servik.

30
Nikotin mempermudah semua selaput lendir sel – sel tubuh bereaksi

atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru – paru

juga servik. Nikotin yang dibawah aliran darah hingga masuk

kedalam servik dapat mempermudah virus masuk kedaerah mulut

rahim.

3. Faktor pasangan

a. Hubungan seks pada usia muda.

Semakin mudah seorang wanita melakukan hubungan seks, semakin

besar resikonya untuk terkena kanker servik. Berdasarkan penelitian

para ahli, perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia

kurang dari 17 tahun dan mempunyai resiko 3 kali lebih besar dari

pada yang menikah pada usia lebih dari 20 tahun.

b. Pasangan seksual lebih dari satu (multipatner seks)

Bila berhubungan seks hanya dengan pasangannya dan pasanganya

pun tidak melakukan hubungan seks dengan orang lain maka, tidak

akan mengakibatkan kanker servik, bila bergonta – ganti pasangan,

hal ini terkait dengan kemungkinan tertularnya penyakit kelamin

salah satunya HPV. Virus ini akan mengubah sel – sel di permukaan

mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak. Bila terlalu banyak

dan tidak sesuai dengan kebutuhan akan menjadi kanker.

Anjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap – smear :

 Setiap 6 – 12 bulan untuk wanita yang berusia mudah sudah

menikah atau belum namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.

30
 Setiap 6 – 12 bulan wanita yang berganti – ganti pasangan seksual

atau pernah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin.

 Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB

 Hindari rokok

Wanita sebaiknya tidak merokok , karena dapat merangsang

timbulnya sel kanker melauli nikotin yang dikandung dalam

darah. Nikotin memberikan efek toksin pada sel epithel, sehingga

memudahkan masuknya mutagen virus.\

 Jangan mencuci vagina terlalu sering

Mencuci vagina terlalu sering dengan menggunakan antiseptic

atau deodorant dapat menimbulkan iritasi berlebihan. Dengan

begitu maka akan merangsang terjadinya perubahan sel. Pada

akirnya dapat menyebabkan berubah menjadi kanker.

 Hindari hubungan seks terlalu dini.

 Jangan berganti – ganti pasangan seksual

 Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita penyakit

kelamin.

 Makanlah makanan yang mengandung vitamin C, betakaroten dan

asam folat.vitamin C, betakarotin dan asam folat dapat

memperbaiki dan memperkuat mukosa servik. Betakarotin

banyak terdapat dalam wortel, vitamin C terdapat dalam buah –

buahan oranye, sedangkan asam folat terdapat dalam makanan

hasil laut.

30
 Melakukan Vaksinasi HPV

Saat ini telah dikembangkan vaksinasi untuk mencegah infeksi

HPV. Nama dagangnya adalah gardisir. Vaksin ini diberikan

mulai usia 11 – 12 tahun. Karena penularan bisa terjadi pada usia

15 tahun. Selain itu vaksin ini dapat diberikan pada wanita usia 13

– 26 tahun.

2.2.3 Pengobatan Kanker Mulut Rahim

Terapi untuk kanker mulut rahim berbeda untuk setiap stadium

kanker. Pada stadium awal dilakukan pembedahan terhadap jaringan yang

mengandung sel kanker. Pada

stadium selanjutnya terapi dilakukan dengan radioterapi, kemoterapi,

maupun kemoradioterpi. Janis terapi ini dapat berpengaruh pada sel

normal.(La russo, 2004 ).

2.2.4 Gejala Klinis Kanker Mulut Rahim (Ca Cervik)

Pada stadium awal, perubahan prekanker pada cervik biasanya tidak

meminimalkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita

tersebut manjalani pemeriksaan panggul dan pap – smear. Gejala biasanya

baru muncul ketika sel cervik yang abnormal berubah menjadi keganasan

dan masuk kejaringan disekitarnya. Pada saat ini akan timbul gajala : (http :

// www.Pikiran Rakyat.com.2009).

1. Pandarahan vagina yang abnormal, hal ini dapat ditandai dengan

pendarahan diantara periode menstruasi yang regular. Periode menstrasi

30
yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, pendarahan setelah

melakukan hubungan seksual atau pemeriksaan panggul.

2. Rasa sakit saat berhubungan seks.

3. Timbulnya pendarahan saat menopause.

4. Keputihan yang sulit sembuh dan berbau busuk, dengan cairan encer

berwarna pink coklat mengandung darah atau berwrna hitam.

5. Jika kanker berkembang lebih lanjut maka akan timbil gejala- gejala

seperti berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan

nyeri panggul, punggung dan tungkai, odema kaki, timbul iritasi

kandung kencing dan poros usus bagian bawah.

2.2.5 Pencegahan Kanker Cervik

Cara menghindari kanker cervik memeng tidak semudah membalikan

telapak tangan. Namun apasalahnya kalau kita mencoba. Menghindari dapat

juga mencegah terjadinya kanker cervik atau kanker mulut rahim. Beberapa

hal yang perlu dilakukuan untuk menghindari wanita dari kemungkunan

terkena kangker mulut rahim. (Bertiani. 2009, hal. 117 - 120).

2. Pemeriksaan pap – smear

Pencegahan paling efektif adalah melalui pendeteksian dini

dengan pap – smear, yang bisa mendeteksi pertumbuhan sel – sel yang

akan menjadi sel kanker. Semakin tinggi sel – sel abnormal terdeteksi,

semakin rendah resiko seseorang menderita kanker cervik. Pap – smear

adalah suatu pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan – kelainan sel –

sel di mulut rahim dengan cara memeriksa sel – sel yang diambil dari

30
cairan mulut rahimdan kemudian diperiksa dengan mikroskopuntuk

melihat perubahan yang terjadi pada hal tersebut.

Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap – smear

biasanya mereka yang tinggi aktivitas seksualnya. Namun tidak manjadi

kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami aktivitas seksualnya

juga memeriksakan diri. Jika perubahan awal sel mulut rahim telah

diketahui pengobatan yang umum diberiken adalah dengan (http:// situs

kesehatan.info.htm.2007):

a. Pemasangan diathermy atau dengan sinar laser

b. Cone biopsy, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel – sel

mulut rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini

memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan

adanya sel – sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat

dilakukan oleh ahli kandungan (anonim, 2007). Jika perjalanan

kanker sudah sampai pada tahap pre- kanker, dan kanker mulut

rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan beberapa

hal yang perlu dilakukan adalah :

 Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker,

biasanya uterus beserta mulut rahimnya.

 Radioterapi, yaitu dengan menggunakan sinar x berkekuatan

tinggi, yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal

(tyagi, 2000).

30
2.3 Kerangka Konsep dan Hipotesis Penelitian

2.3.1. Kerangka Konsep

Wanita usia 20 – 30
tahun (subur)

Faktor – faktor yang Pengetahuan Pencegahan kanker cervik :


mempengaruhi tentang ca cervik :
- Pemeriksaan pap- smear
pengetahuan :
- Pengertian - Hindari merokok
1. Pendidikan - Penyebab - Jangan mencuci vagina terlalu
2. Pengalaman - Gejala sering
3. Informasi - Pengobatan - Hindari hubungan seks terlalu
4. Kebudayaan - Pencegahan dini
5. umur - Jangan melakukan hubungan
seks dengan penderita penyakit
kelamin
Baik - Makanlah makanan yang
banyak mengandung vitamin C,
bekabornat,dan asam folat.
- Malakukan vaksinasi HPV

Cukup

Kurang

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka konsep studi pengetahuan tentang pencegahan Ca cerviks


pada wanita usia 20 – 30 tahun di Puskesmas Peneleh Surabaya

30
2.3.2. Hipotesis penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitiannya disusun dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada

fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga

dapat dinyatakan sebagai jawaban terorites terhadap rumusan masalah

penelitian.

H1 = Pengetahuan wanita usia 20 – 30 tahun tentang pencegahan ca cervik

adalah baik

30
BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan desain penelitian, populasi, sampel dan

sampling, kerangka penelitian, defenisi operasional, pengumpulan data dan

analisa data serta masalah etik.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian sesuatu yang sangat penting dalam penelitian yang

memungkinkan pemaksimalan control beberapa faktor yang bisa

mempengaruhi akurasi suatu hasil. (Nursalam, 2008 : 77).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasi desain penelitian

yang cross rectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu

penukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu

kali pada saat itu. (Nursalam, 2008 : 83).

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu

Penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 2011

3.2.2 Tempat

Penelitian akan dilaksanakan di Puskesmas Peneleh.

30
3.3 Kerangka Penelitian

Populasi :
Wanita usia 20 – 30 tahun di
Puskesmas Peneleh.

Sampel :
n: 30

Teknik Sampling :
Dilakukan dengan pengambilan
sampling jenuh.

Fariabel :
Pengetahuan tentang Ca cervik pada
wanita usia 20 – 30 tahun

Teknik pengumpulan data kuesioner

Analisa data : tabulasi

Penyajian Hasil

Kesimpulan

Gambar 3.2 Kerangka Penelitian Studi Pengetahuan Tentang Pencegahan


Ca Cervik pada Wanita Usia 20 – 30 Tahun di Puskesmas Peneleh Surabaya.

30
3.4. Sampling Desain

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek dan objek dengan karateristik

tertentu yang akan diteliti. (Soekidjo Notoadmojo.2005 :79). Populasi pada

penelitian ini adalah semua wanita usia 20 – 30 tahun di puskesmas

peneleh.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karateristik yang dimiliki oleh populasi.(A. Alimul, 2008 : 60)

Besar sampel adalah banyaknya anggota responden yang akan dijadikan

sampel digunakan rumus sebagai berikut :

𝑁
𝑛= 1 +𝑁(𝑑)2

Keterangan : n : besar sampel

N : besar populasi

d : tingkat kepercayaan atau kecepatan yang diinginkan

(0,05)

30
3.4.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian populasi yang ada. (A. Alimul , 2008 : 72 )

Sampling yan di gunakan pada peneliti adalah non probality, sampling

mengunakan sampling jenuh yaitu dengan mengambil semua agngota

populasi menjadi sampel (Alimul Azis, 2007 : 34)

3.5 Identifikasi Variabel

Variabel adalah sesuatu yang di gunakan sebagai ciri , sifat dan

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan peneliti tentang suatu

konsep pengertian tertentu (soekidjo Notoadmojo, 2002 : 70). Variabelnya

pengetahuan wanita usia 20 – 30 tentang Ca cervik.

3.6 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah defenisi berdasarkan karateristik yang

diamati dari suatu yang didefenisikan tersebut karateristik yang dapat

diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci defenisi operasional

(Nursalam, 2003 : 106).

30
Tabel 3.1 Definisi operasional pengetahuan ca cervik pada wanita usia

20 – 30 tahun.

Vareibel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor

operasional

Pengetahuan Segala - pengertian Kuesioner ordinal Kriteria :

tentang ca sesuatu - Penyebab Ya : 1

cerviks pada yang - Gejala klinis Tidak : 0

wanita usia diketahui - Pencegahan Pengetahuan:

20 – 30 dan - Pengobatan Baik: 76-100%

tahun dipahami Cukup: 56-75%

oleh wanita Kurang : < 56%

usia 20 –

30 tahun

tentang ca

cervik

3.7. Pengumpulan Data Dan Analisa Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat – alat yang digunakan untuk pengumpulan data

(Notoadmojo, 2002 : 48).

2. Pengumpulan Data

Dalam penelitian pengumpualan data dengan cara memberikan kuesioner

kepada responden dan dijelaskan prosedur pengisian kuesioner.

30
3. Analisa Data

Analisa data adalah kegiatan dalam penelitian dengan melakukan

analisa data yang meliputi persiapan tabulasi dan aplikasi data (A. Alimul,

2003 : 40). Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk

mencapai tujuan penelitian adalah menjawab pertanyaan – pertanyaan

dalam mengungkapkan venomena (Nursalam, 2003 : 21).

Dalam penelitian ini strategi penelitian data dilakukan dengan alat

kuesioner, setelah data terkumpul kemudian ditabulasi (diolah) dalam tabel

sesuai variabel yang diukur.

Hasil pertanyaan diberikan penyekoran yaitu jawaban “ya “ diberi

skor “ 1 “ dan jawaban “tidak “ diberi skor “0”. Jawaban masing – masing

pertanyaan dijumlahkan, dibandingkan dengan jawaban yang diharapkan

kemudian dikaitkan 100% hasilnya baru presentase, dengan rumus :

𝑛
𝑃 = × 100%
𝑁

Keterangan :

P : prosentase

N : skor yang diperoleh responden

N : total skor maksimal

Dan hasil skoring masing – masing dijumlahkan yang akan

didapatkan skor atau hasil akir. Dari hasil akir tersebut menunjukan nilai

yang kuantitatif tentang pengetahuan wanita baik, cukup, kurang dari skor

yang didapatkan dengan penelitian.

30
Pengetahuan wanita baik : 76 % - 100%
Pengetahuan wanita cukup : 56 -75%
Pengetahuan wanita kurang : < 56%

3.8 Etika Penelitian

1. Surat Persetujuan (Informet Consent)

lembar persetujuan akan diberikan Sebelum melaksanakan penelitian,

kepada seluruh responden yang akan diteliti. Tujuannya agar responden

memahami maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia

menandatangangani lembar persetujuan, jika responden tidak bersedia

peneliti menghormati hak – haknya.

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Nama responden tidak perlu dicatat pada lembar pengumpulan data,

untuk mengetahui keikutsetraanya cukup memberi kode tertentu.

3. Kerahasiaan (Confidentially)

Kerahasian informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

30
DAFTAR PUSTAKA

Alimul , aziz. 2003.Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan. Jakarta: Salemba

medika.

Notoadmojo, Soekidjo.2003.Metododologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:PT

Rineka Cipta

Nursalam.2003.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Setiani,Eni.2009.Waspadai 4 Kanker GanasPembunuh Wanita.Jogjakarta: ANDI

Sukaca, Bertiani.2009.Cara cerdas Menghadapi Kanker Rahim. Jogjakarta:

Genius Printika

Anonim,2003.Deteksi Dini Kanker

Rahim,Http://www.PikiranRakyat.com/cetek/indeks/html,diakses juli

2009.

30

Anda mungkin juga menyukai